Air Terjun Dong Paso, Wisata Alam yang Memukau

Jepara, salah satu kota yang terletak di pantai utara pulau Jawa memiliki daerah yang sebagian berada di pegunungan Muria. Banyaknya obyek wisata yang bernuansa bahari, ternyata tak menyurutkan masyarakat daerah pegunungan untuk mengeksplore daerahnya sendiri. Tak jarang sekarang sudah di buka hutan wisata, wisata air terjun, dan gardu pandang yang berada di sebagian daerah yang berada di pegunungan Muria.

Bulan lalu, saya dan keluarga saya mencoba mengeksplore wilayah kecamatan Batealit yang salah satu desanya berada di pegunungan Muria. Desa tersebut bernama desa Sumosari. Awalnya kami berniat untuk mencari air terjun yang bernama air terjun Dong Paso. Sebelumnya kami mengetahui nama Dong Paso berada di desa Batealit, ternyata yang berada di desa Batealit hanyalah sebuah sungai besar yang biasanya dipakai untuk mandi wisatawan.

Sebelum berangkat menuju air terjun Dong Paso, kami mencari referensi apakah akses jalannya mudah dan aman mengajak balita. Berdasarkan referensi memang akses menuju air terjun lumayan jauh. Tapi, hal tersebut tak menyurutkan niat kami untuk mengunjungi air terjun Dong Paso. Kami hanya diberikan akses menuju air terjun Dong Paso ini dari perempatan Mayong lurus sampai tak menemukan jalan. Dan di saat jalan sudah sampai ujung. Kami dibingungkan oleh dua jalur, yang pertama ke arah Batealit dan yang kedua ke arah desa Sumosari. Kami ingatnya desa Sumosari berada di selatan desa Batealit. Dan kami melanjutkan perjalanan ke arah Batealit. Karena jalan yang kami lewati semakin menurun, kami curiga akan salah jalan. Kemudian kami balik ke tempat semula dan bertanya kepada warga sekitar. Ternyata jalan menuju air terjun Dong Paso belok kanan, bukan belok kiri menuju arah Batealit.

Kami melanjutkan perjalanan ke arah air terjun Dong Paso. Tampak banyak truk yang melewati jalanan ini, sehingga akses jalan yang kami lewati termasuk jalan dengan kondisi yang rusak. Truk yang sering lalu-lalang di jalan ini membawa sejumlah material batu dan tanah yang di tambang di wilayah tersebut. Setelah melewati jalan yang agak rusak tersebut, kami melewati hutan dan saya kaget di tengah-tengah hutan tersebut, hanya ada satu rumah. Kami memantapkan diri untuk terus memacu sepeda motor kami dengan jalan yang menajak. Hingga tibalah kami di desa Sumosari, yang kami tahu desa ini pernah kami lewati saat kami berkunjung ke air terjun Setatah. Betapa luasnya desa ini, hingga setiap ada gapura dari bambu, kami kira sudah melewati desa tersebut, ternyata gapura tersebut hanyalah pembatas antar dusun.

Sampai di sebuah dusun, ada jalan yang cukup menanjak. Dan di situ ada spanduk bertuliskan, "selamat datang di wisata desa Sumosari". Dan banyak rumah yang menyediakan jasa parkir. Di sana kami menanyakan apakah bisa mengendarai sepeda motor sampai ke dekat air terjun. Ternyata dari penuturan masyarakat harus dititipkan dan berjalan kaki dengan jarak tempuh 2 km. Karena sudah terlanjur sampai di tempat, kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Dan ternyata banyak juga wisatawan yang berkunjung ke sini, terutama kalangan muda-mudi.

Menuju air terjun Dong Paso kami disuguhkan pemandangan yang indah khas pegunungan, dengan akses jalan yang lebar dengan air sungai kecil yang mengalir di sisi kanan menciptakan harmoni suara yang menenangkan. Sedangkan di sisi lain berupa ladang milik masyarakat desa. Hingga tak jarang kami sering berpapasan dengan warga desa yang mengambil hasil ladang ataupun mengambil kayu. Sampai di sini, perjalanan masih bisa ditembus menggunakan sepeda motor. Hingga jalan mulai menanjak dan menurun. Dan ada sebuah jembatan bambu yang melewati sungai. Kawasan ini lumayan ramai dan cukup padat saat banyak wisatawan karena termasuk spot yang instagramable. Dan di tempat ini ada seperti air terjun mini, yang sayangnya tidak saya abadikan karena saat mencapai tempat ini tenaga sudah terkuras karena menggendong anak yang sudah kelelahan.

Jembatan Bambu


Sampai di spot ini, apakah jalan semakin bersahabat buat kami?
Ternyata jembatan ini seperti salah satu pembatas antara jalan yang ramah dilewati dengan jalan yang menantang untuk dilewati.
Kami harus menaiki sebuah dataran tinggi yang cukup menguras saya yang menggendong anak. Hingga saya pun harus berganti menggendong anak dengan suami karena beratnya medan. Hingga menuju jarak yang cukup dekat, ada sebuah oase untuk para wisatawan, adanya warung yang menjual minuman, makanan ringan, dan mie instan. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, pop mie ukuran besar hanya dijual 6 ribu rupiah dan tinggal santap. Sungguh, sebuah oase untuk mengembalikan tenaga menuju air terjun Dong Paso ini.

Hingga dalam jarak yang cukup dekat. Sudah tidak ada akses jalan, hanya ada sungai dengan batu-batu besar yang bisa digunakan untuk menapak. Bagi yang memakai kaos kaki, tak perlu khawatir kaos kakinya basah.

Sungai menuju air terjun

Kondisi air terjun Dong Paso ini seperti dikelilingi oleh bukit yang sangat hijau. Dengan air yang jatuh dan kolam di bawah yang bisa dipakai untuk berenang. Dan di air terjun ini bisa dipakai untuk yang suka terjun ke air.

Kondisi air terjun Dong Paso

Kondisi alam yang cantik, mirip seperti yang sering ditayangkan di acara "My Trip, My Adventure"

Karena ada perjuangan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan

Kesimpulan yang saya ambil setelah berkunjung ke air terjun Dong Paso:
1. Jarak tempuh dengan berjalan kaki lumayan jauh sekitar 2 km, ditambah jalan yang menanjak. Butuh bawa bekal yang cukup selama perjalanan.
2. Untuk yang mengajak anak, terutama balita harus ekstra kerja keras karena semakin ke dalam, jalan tidak lagi ramah dan aman untuk balita.
3. Warung yang buka sebelum sampai di air terjun kemungkinan hanya buka saat hari libur. Untuk yang ingin berwisata saat weekday, harap membawa bekal yang cukup.
4. Tempat yang ditawarkan sangat indah. Dari beberapa air terjun yang ada di Jepara, air terjun Dong Paso, saya beri peringkat 1 untuk air terjun terindah.


SALAM MBOLANG...

#onedayonepost
#nonfiksi
#reviewtempatwisata

11 komentar

  1. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan memang butuh perjuangan ya mbak. Salut nih sama mbak Kiky yang kuat jalan sambil gendong anak.
    Air terjunnya baguss banget ^^

    BalasHapus
  2. Masyaallah kekayaan alam Indonesia yang masih terjaga keperawanannya. Bener kan? Hehe

    BalasHapus
  3. Waah, jadi pengen ke sana. Melihat air terjun adalah salah satu kegemaran saya. Ngak tahu kenapa, selalu ada kedamaian melihat air mengalir dari tempat yang tinggi.

    BalasHapus
  4. Suka banget nih dengan tempat2 seperti ini. Berwisata menyelami alam selalu memberikan atmosfir berbeda.
    Wah mbak kikiy strong woman nih.... semangat terus mbak

    BalasHapus
  5. Saya suka bgt wisata alam bgni. Lbh adem ketimbang ngemall. Tapi asli ini kayaknya tempatanya asik bgt. Jadi pngen ksna

    BalasHapus
  6. ketika kita berada ditempat itu sepertinya beban hidup menjadi hilang entah kemana, :) di daerah saya ada kok air terjun seperti itu, kalau kesana wahhh,,, asyikkk sekali. :)

    BalasHapus