'Tilik' dan Budaya Jawa



Bu Tedjo dalam film indie 'Tilik' kini menjadi perbincangan yang hangat di kalangan para pengguna media sosial. Menjadi trending di beberapa media sosial, tokoh Bu Tedjo menjadi ikonik bagi para emak-emak yang natural dan banyak ditemui di sekitar kita.

Alur cerita dalam film ini disuguhkan secara mengalir dengan jalan cerita yang mirip dengan aktivitas ibu-ibu sehari-hari. Tak hanya jalan ceritanya saja yang menarik, pemeran tokoh pada film ini juga benar-benar seperti nyata di kehidupan sebenarnya.

Berkisah tentang perjalanan untuk mengunjungi Bu Lurah yang tengah terbaring sakit di Rumah Sakit ini memiliki cerita yang unik. Para ibu yang berbondong-bondong mengunjungi rumah sakit ini mulai kasak-kusuk dalam perjalanannya. Meski hanya menaiki truk bak terbuka, suasana khas ibu-ibu kalau kumpul pun sangat terasa.

Hingga kemudian, Bu Tedjo memulai pembicaraannya untuk mengghibah salah satu warga desanya. Ternyata, jika hal tersebut juga ditimpali oleh ibu yang lain dan menjadi semakin panas karena beberapa ditunjukkan buktinya oleh Bu Tedjo.

Mengenai Kebiasaan Ibu-Ibu

Dalam film ini ternyata hampir sama kenyataannya dengan kondisi ibu-ibu yang sedang berkumpul bersama. Ketika sudah ada yang mengompori, ternyata banyak tanggapan beragam yang ditunjukkan. Dan ternyata hal ini juga terjadi di film 'Tilik' ini.

Meski dalam film ini hanya disajikan kurang lebih 30 menit saja, ternyata isi dalam film mencerminkan sikap sehari-hari kita. Apalagi yang namanya ibu-ibu kumpul pasti ada bumbu-bumbu yang membuat obrolan semakin panjang kali lebar.

Tak hanya urusan untuk ghibah saja yang menarik dalam film ini. Adanya solidaritas antar ibu pun cukup menarik untuk dijadikan pembelajaran. Apalagi jika ada yang sedang kesusahan, maka para ibu yang lain akan siap membantu.

Yang paling menarik dari film ini adalah saat truk yang dikendarai terkena tilang karena melanggar aturan lalu lintas. Bukan ibu-ibu jika tak ada cara yang unik untuk bisa lolos dari tilang. Nah, bisa dilihat ya filmnya? Pasti bikin ngakak.

Tentang Tilik

Tilik atau menjenguk dalam Bahasa Jawa menjadi salah satu budaya masyarakat yang masih melekat hingga sekarang. Meski beberapa orang kini lebih banyak yang menjenguk secara pribadi, budaya 'tilik' bersama-sama ini juga masih terjaga di beberapa daerah.

Salah satu hal yang menarik dalam budaya ini adalah mengenai persiapan pemberangkatan. Jika banyak yang bingung karena untuk meng-handle banyak orang sudah, budaya 'tilik' bisa dijadikan panutan.

Dalam budaya ini akan langsung terealisasi dengan cepat, karena metode 'getok tular' masih populer. Sehingga, meski direncanakan di pagi hari, maka bukan tak mungkin siangnya sudah bisa terlaksana.

Budaya ' tilik' juga menandakan masyarakat masih memiliki empati terhadap sesama. Meski kondisi kekurangan, jika ada warganya yang sakit, maka bisa langsung dijenguk tanpa harus memikirkan kondisi yang lain.

Nah, apakah budaya ini masih ada di daerahmu?

2 komentar

  1. Memang salut ya sama kekompakan buibu dikampung. Tapi memang sih orang Indo rasa empatinya tinggi. Cerita ini memang sangat dekat dengan kita.

    Sebenernya budaya tilik barengan ini nggak cuma ada dikampung. Intinya kalo kita merasa kenal dengan orang yang di jenguk, pasti kita akan berusaha hadir, silaturahmi, mendoakan orang yang di tilik agar cepat pulih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, di tempat kerja pun kadang tilik bareng ya

      Hapus