Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

Pentingnya Menstimulasi Motorik Anak

 


Tak hanya perkembangan kognitif anak yang perlu distimulasi, tetapi perkembangan motorik anak juga perlu untuk distimulasi ya Moms? Hal ini dikarenakan perkembangan motorik anak akan membuat anak lebih mudah dalam bergerak dan beraktivitas. 

Pada dasarnya, ada 2 jenis aspek motorik yang perlu distimulasi. Pertama, aspek motorik kasar, yang merupakan kemampuan kemampuan gerak anak yang melibatkan kinerja dari otot besar yang ada di tangan, kaki, dan seluruh bagian tubuh anak. Contohnya, berjalan, berlari, ataupun melempar bola. Kedua, aspek motorik halus, yang merupakan kemampuan gerak anak yang melibatkan gerak otot kecil, seperti jari. Contohnya, menggunting, meremas, dan mengaduk. 

Secara alamiah, anak akan mengalami kemajuan motorik sesuai tahapan usianya. Hanya saja, sebagai orangtua tentunya harus tetap menstimulasi perkembangan motorik anak, agar tidak terjadi keterlambatan perkembangan motorik. Hal ini dikarenakan, kurangnya kemampuan motorik anak (terutama motorik halus) akan mempengaruhi perkembangan bahasa dan sosial anak. 

Tahapan Perkembangan Motorik Anak dan Cara Menstimulasinya 

Seiring bertambahnya usia anak, perkembangan motorik anak juga terus berkembang. Berikut perkembangan motorik anak sesuai dengan usianya yang perlu Moms ketahui. 

1. Usia 0-3 bulan

Di usia anak yang memasuki 3 bulan, anak akan belajar untuk mengangkat kepalanya. Selain itu, anak juga masih menggenggam erat jarinya. 

Di usia ini, Moms bisa menstimulasi anak dengan memberikan mainan yang bisa dipegang anak. Pastikan pula mainan tersebut berbahan yang lembut ya Moms. 

Selain itu, Moms juga bisa memberikan jari Moms untuk dipegang anak ataupun menstimulasi tangan anak dengan cara menyilangkannya. Cara ini akan memperkuat motorik halus anak. 

2. Usia 4-6 bulan

Saat anak berusia 4-6 bulan, anak sudah bisa memiringkan badan ke kanan maupun ke kiri. Selain itu, anak juga sudah bisa tengkurap maupun berguling. Otot tangan anak juga sudah mulai kuat, sehingga anak sudah bisa menggunakan tangannya untuk menyangga tubuh saat duduk. 

Di usia ini Moms bisa memberikan mainan untuk digenggam anak. Moms juga bisa memberikan mainan yang digantung, agar anak bisa berusaha untuk meraihnya. 

Mainan kerincingan bisa Moms berikan ke anak. Mainan jenis ini akan membantu stimulasi penglihatan dan pendengaran anak. Anak bisa mengeksplorasi tangannya dan mendengar suara mainan tersebut. Mainan kerincingan juga menstimulasi perkembangan kognitif anak. Anak akan mengamati, ketika mainan dimainkan, maka akan timbul bunyi. Secara tidak langsung, anak akan belajar konsep sebab-akibat. 

3. Usia 7-9 tahun

Otot tangan anak sudah mulai kuat di usia ini. Anak sudah bisa meraih mainannya sendiri tanpa jatuh. Selain itu, anak juga sudah bisa merangkak dan duduk tanpa bantuan. 

Moms bisa menstimulasi dengan cara meletakkan mainan di depan anak, agar anak mau meraihnya. Selain itu, Moms juga bisa menstimulasi motorik halus anak dengan memberikan benda kecil, seperti biji-bijian untuk dijimpit menggunakan jari-jari anak. 

4. Usia 10-12 bulan

Perkembangan motorik kasar dan halus anak sangat berkembangan di usia ini. Anak sudah mampu untuk berdiri dan mulai belajar untuk berjalan. Selain itu, anak juga sudah mampu duduk tanpa harus menyangga tubuhnya menggunakan tangan. 

Di usia ini, Moms bisa menstimulasi anak dengan mengajarinya bertepuk tangan. Moms juga bisa mengajari anak untuk melempar bola, agar otot tangannya menjadi semakin kuat. 

5. Usia 1-2 tahun

Anak sudah mulai berjalan dan berlari. Kemampuan motorik halus anak juga berkembang lebih pesat. Anak sudah mampu menyusun balok, mencoret kertas, maupun meremas kertas. 

Moms bisa memberikan mainan edukatif untuk melatih motorik halus anak sekaligus kognitifnya. Bisa memberikan ring donat, agar anak mampu menyusun ring, sekaligus untuk belajar warna dan ukuran. 

6. Usia 2-3 tahun

Anak sudah mampu menaiki tangga, berlari, hingga menendang bola. Motorik halus anak juga semakin berkembang. Anak sudah mampu makan sendiri menggunakan sendok dan mulai bisa menulis menggunakan pola. 

Moms bisa menstimulasi anak dengan memberikan kertas dan pensil ataupun belajar mewarnai. Selain itu, Moms juga bisa mengajarkan anak untuk menggunting kertas. 

7. Usia 3-4 tahun

Di usia ini, anak sudah mampu melompat dengan 2 kaki, mengikuti gerakan, berdiri dengan 1 kaki, dan memanjat. Perkembangan motorik halus anak juga berkembang, anak sudah mampu menulis mengikuti pola, menuang benda cair, meronce, dan menyusun puzzle. 

Stimulasi motorik anak di usia ini sangat diperlukan. Moms bisa memberikan puzzle untuk disusun anak. 

Manfaat Menstimulasi Perkembangan Motorik Anak. 

Menstimulasi motorik anak sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Moms perlu memperhatikan setiap perkembangan anak, apakah sudah sesuai dengan tahapan usianya ataupun justru malah mengalami keterlambatan. 

Keterlambatan perkembangan motorik anak inilah yang perlu dicegah. Selain dengan memberikan asupan nutrisi, menstimulasi perkembangan anak sesuai dengan usianya juga harus Moms berikan. Pasalnya, perkembangan motorik anak juga erat kaitannya dengan perkembangan kognitif anak. Kedua hal ini tentunya sangat penting dan perlu diperhatikan. 

Untuk itulah, penting dalam menstimulasi perkembangan anak dan jika terjadi keterlambatan perkembangan, ada baiknya Moms segera berkonsultasi dengan dokter anak. 





Serunya Berpetualang ke Planet Mochi Bersama Mungilmu

 Memiliki anak laki-laki cenderung mempunyai impian yang cukup imajinatif dan sedikit ekstrem. Kalau tidak ingin terbang, impian untuk menjelajah ke luar angkasa menjadi pilihannya.

Anak saya termasuk yang memiliki imajinasi yang cukup liar tentang alam semesta, terlebih dirinya lebih menyukai belajar di alam dibanding jika harus berada di dalam ruangan. Sayangnya, di masa pandemi seperti ini saya agak kesusahan untuk memfasilitasi anak untuk belajar di alam langsung. Beruntung, saya menemukan event ‘Liburan ke Planet Mochi: Main ke Planet Uranus Bareng Mungilmu & Nana Mirdad’ yang diselenggarakan oleh Paddle Pop.


Persiapan Menuju Planet Mochi

Didampingi oleh ibu guru dari Mungilmu, kami mendapatkan undangan yang dikirim oleh Singa Paddle Pop untuk berkunjung ke Planet Mochi. Sayangnya, kami belum mengetahui dimana letak pasti dari Planet Mochi.

Nah, agar bisa sampai ke Planet Mochi tanpa tersesat, tentunya harus ada clue untuk menuju Planet Mochi. Dalam undangan dari Singa Paddle Pop sudah ada clue yang harus dipecahkan untuk bisa sampai ke Planet Mochi.

Untuk bisa berkelana di luar angkasa, tentunya butuh transportasi menuju Planet Mochi. Nah, di sini kami diminta untuk membuat roket agar bisa meluncur dari bumi. Sedangkan agar tidak tersesat saat menuju Planet Mochi, tentunya kami membutuhkan peta tata surya.

Membuat DIY Tata Surya

Mengenal tata surya bisa dilakukan dengan cara yang lebih menyenangkan. Jika menggunakan buku menjadi cara biasa untuk mengenalkan tata surya ke anak, membuat DIY tata surya akan lebih mengasah kemampuan anak, selain anak juga mengetahui planet susunan dari tata surya.

Untuk membuat DIY tata surya, tentunya harus ada bahan yang disiapkan. Nah, untuk bahan-bahannya memerlukan karton, lem, gunting, dan printable planet. Tentunya, bahan ini mudah didapatkan dan pastinya bisa dilakukan kapan saja di rumah bersama anak.

Hanya saja, perlu diperhatikan dalam membuat DIY tata surya untuk selalu memberikan arahan dan edukasi mengenai planet di tata surya. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih mengerti mengenai planet tata surya dan menjadi kenangan tersendiri untuk anak.



Manfaat Membuat DIY Tata Surya

Ternyata banyak manfaat yang bisa didapat dari membuat DIY tata surya sendiri bersama anak. Dengan membuat DIY tata surya ada beberapa hal yang bisa didapatkan.

1.      Melatih motorik anak

Membuat DIY tata surya berarti anak perlu melakukan aktivitas menggunting hingga menempel. Aktivitas inilah yang akan membuat anak terlatih motorik halusnya. Aktivitas memotong bisa menjadi latihan untuk anak agar bahan yang dipotong menjadi lebih presisi dan saat bahan ditempel akurat pada tempat yang dituju.



2.      Merangsang kognitif anak

Tentunya ketika memuat DIY tata surya, anak menjadi lebih terangsang pengetahuan mengenai planet penyusun tata surya dan benda langit yang ada di dalamnya. Anak bisa mengetahui lrtak planet tempat dirinya tinggal dan planet lainnya. Selain itu, anak juga bisa mengeskplor apa saja benda langit yang ada di tata surya dan bentuknya.

3.      Melatih komunikasi produktif

Dalam membuat DIY tata surya ini tentunya peran orang tua sangatlah penting. Sebagai orang tuaa, tentunya perlu memberikan arahan dimana letak planet dalam tata surya. Inilah yang akan melatih komunikasi produktif antara orang tua dan anak.

4.      Membangun bonding anak dengan orang tua

Kerjasama dalam membuat DIY tata surya sangatlah penting. Hal ini agar DIY bisa jadi dengan baik. Adanya kerjasama dalam membuat DIY inilah yang akan membangun bonding anak dengan orang tua menjadi lebih dekat.

Anak saya sendiri cukup excited dalam membuat DIY tata surya ini. Terlebih hal ini menjadi impiannya untuk bisa menjelajah luar angkasa dengan menjadi astronot.



 

GTM dan Kebutuhan Nutrisi Anak, Bagaimana Solusinya?


Pernah terpikirkan jika anak sudah mulai MPASI, saya tidak terlalu mengkhawatirkan nutrisi yang dikonsumsinya. Ternyata hal tersebut salah besar. Justru saat anak mulai MPASI, masalah tentang kecukupan nutrisi justru semakin besar.

Salah satu masalah yang sering saya khawatirkan di masa MPASI anak adalah ketika anak mogok makan yang kemudian sering disebut dengan GTM atau gerakan tutup mulut. Tentunya hal ini membuat saya bingung, apalagi jika kondisi ini berlangsung terus menerus.

Pentingnya MPASI untuk Anak

MPASI merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan sejak anak berusia 6 bulan. Tentunya, ketika MPASI yang diberikan kepada anak tepat, maka tumbuh kembang anak juga optimal. Selain itu, nutrisi yang anak konsumsi sejak MPASI ini juga berpengaruh pada kehidupan anak kelak saat dewasa.

Agar MPASI yang diberikan kepada anak tepat, tentunya ada beberapa strategi yang perlu dilakukan.

1. Tepat waktu, memberikan MPASI di usia 6 bulan karena ASI saja tidak cukup memenuhi kebutuhan nutrisi anak

2. Adekuat, MPASI yang diberikan harus memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

3. Aman dan higienis, proses pemberian MPASI harus menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman dan higienis

4. Diberikan secara responsif, MPASI diberikan sesuai dengan sinyal lapar anak.

Agar kebutuhan nutrisi MPASI anak tentunya saat memberikan MPASI perlu mengetahui komposisi nutrisi yang sesuai. Terlebih nutrisi yang diterima dari ASI sudah tidak mencukupi. Pada anak usia 6 bulan ke atas, setidaknya membutuhkan nutrisi dari ASI dan MPASI yang mengandung karbohidrat, protein (utamanya protein hewani), buah dan sayur, serta lemak.

Sebagai panduannya, setidaknya dalam satu porsi MPASI harus mengandung 40-60% karbohidrat, 10-20% protein, dan 30-40% lemak. Tapi jangan sampai lupa untuk memberikan sayur dalam jumlah sedikit untuk memperkenalkan kepada anak.

Selain itu, mikronutrien yang dibutuhkan anak juga harus diperhatikan. Seperti zat besi untuk mencegah anemia pada bayi yang akan mengganggu tumbuh kembangnya ataupun omega 3 yang sangat bagus untuk perkembangan otak anak.

Anak GTM, Bikin Pusing Orang Tua

Ketika anak sudah masuk masa untuk mendapatkan MPASI bukan berarti sebagai orang tua merasa lebih terbantu dalam mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Ada saat dimana anak tidak mau makan atau menutup mulutnya.

Kondisi ini wajar dialami oleh anak. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa kondisi GTM pada anak tidak bisa dianggap sepele. Apalagi jika kondisi tersebut terus menerus dialami oleh anak.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi anak melalui MPASI, tentunya mengetahui penyebab anak GTM menjadi jawaban yang tepat. Dengan mengetahui penyebab anak GTM, orang tua menjadi lebih mudah mengetahui cara mengatasi GTM pada anak.

Penyebab GTM Pada Anak

Orang tua biasanya akan cemas jika anak sedang mengalami GTM. Apalagi jika anak tidak mau makan dalam jangka waktu yang lama. Kecemasan inilah yang kemudian menjadi beban tersendiri bagi orang tua.

Jika anak sedang mengalami GTM, cara jitu mengatasi GTM adalah dengan mengetahui penyebabnya. Berikut beberapa penyebab GTM pada anak yang perlu orang tua ketahui.

1. Kondisi anak yang tidak enak badan

Ketika anak merasa tidak enak badan atau sakit akan mempengaruhi nafsu makannya. Ada baiknya juga untuk mengobservasi kondisi anak, apakah ada sariawan atau anak sedang tumbuh gigi. Selain itu, beberapa kondiai seperti mual, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan nyeri perut juga membuat nafsu makan anak turun.

2. Jadwal makan

Bisa jadi anak yang tidak mau makan karena perut anak masih kenyang. Mungkin karena sebelumnya diberikan camilan atau minum ASI/susu sesaat sebelum waktu makan anak.

Yang perlu orang tua ketahui bahwa kebiasaan mengempeng pada anak akan menimbulkan rasa kenyang pada anak. Hal ini dikarenakan gerakan menghisap memproduksi hormon cholecystokin bisa membuat anak kekenyangan hingga merasa mengantuk.

3. Tekstur makanan tidak disukai anak

Seiring bertambahnya usia anak, makanan pendamping ASI yang anak konsumsi akan berubah semakin padat. Hal ini tentunya perlu orang tua ketahui, karena bisa jadi anak tidak menyukai tekstur makanan yang orang tua berikan.

4. Suhu makanan 

Orang cenderung lebih menyukai makanan yang masih hangat dibandingkan makanan yang sudah dingin. Makanan yang hangat biasanya akan membuat nafsu makan menjadi lebih bertambah.

5. Makanan tidak bervariasi

Tentunya makanan yang selalu sama dikonsumsi setiap jam makan akan membuat anak bosan. Inilah yang kemudian harus diperhatikan orang tua untuk lebih memberikan variasi makanan lain untuk diberikan kepada anak.

6. Rasa makanan

Sama seperti orang dewasa, bayi juga akan memilih makanan yang mengandung banyak rasa. Ketika rasa makanan hampar pastinya akan membuat selera makan berkurang bukan?

7. Lingkungan rumah

Makan juga menjadi aktivitas yang perlu konsentrasi dan tentunya dengan hati yang senang. Ketika mood anak tidak baik dengan lingkungan yang kurang mendukung untuk si anak makan tentunya akan berpengaruh pada aktivitas makan anak.

8. Respon Pengasuh

Pengasuh atau orang yang menyuapi anak juga akan berpengaruh pada proses makan anak. Jika pengasuh dalam kondisi yang bahagia tentunya anak juga akan lebih lahap makannya.

9.Permasalahan sensori

Biasanya dikarena adanya permasalahan pada otot rahang. Ada baiknya untuk memeriksakan ke dokter.

Cara Mengatasi Anak yang Mengalami GTM

Setelah mengetahui penyebab GTM pada anak, tentunya akan lebih mudah bagi orang tua untuk mengatasi GTM pada anak. Beberapa tips yang bisa dilakukan adalah seperti berikut.

1. Terapkan aturan makan pada anak

Ketika anak akan memulai aktivitas makannya, maka terapkan rasa disiplin pada anak. Beberapa diantaranya adalah makan harus duduk dan tidak digendong, tidak sambil nonton tv atau main, dan sikap pengasuh yang hanya fokus menemani anak makan tanpa melakukan aktivitas apapun.

Dokumen Pribadi


2. Lebih berkreasi dalam menyajikan menu

Agar anak tidak bosan dengan menu yang dibuat, ada baiknya untuk lebih berkreasi menyajikan menu anak. Bisa dengan mengolah menu dewasa tetapi tekstur untuk anak.

Selain itu, untuk menambah nafsu makan anak bisa menambahkan kaldu agar rasa makanan lebih umami. Pastinya semua orang akan lebih senang jika rasa masakan lebih gurih bukan?

Untuk lebih mudahnya saat menyajikan masakan anak bisa dengan menggunakan kaldu dari crystalofthesea. Selain membuat rasa makanan menjadi lebih sedap, kaldu ini juga diperkaya dengan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Cara mengonsumsinya pun cukup mudah, bisa dimasukkan saat proses pemasakan ataupun dengan menaburkannya langsung di atas makanan.

3. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan saat makan

Tak dapat dipungkiri jika mood anak dan pengasuh juga diperlukan ketika waktu makan tiba. Hentikan semua aktivitas ketika jam makan anak dan fokus pada aktivitas makan anak.

4. Tidak memberikan apapun selama 2 jam sebelum waktu makan

Agar nafsu makan anak meningkat, ada baiknya untuk membuat anak lapar sebelum jam makan tiba. Hindari memberikan susu/ASI, makanan manis, ataupun camilan kepada anak. Rasa lapar akan membuat anak lebih lahap dan tentunya nutrisi yang diperlukan anak bisa terserap maksimal oleh tubuh.

Nah, mudah bukan mengatasi GTM pada anak. Kuncinya hanyalah sabar dan tidak terburu-buru ketika anak mengalami susah makan.

#crystalofthesea

Facebook crystalofthesea

Instagram crystalofthesea 


Sumber :

Webinar "Cara Cerdas Mengatasi Anak yang Susah Makan" tanggal 23 Maret 2021


Upaya Mengenal Diri Sendiri, Merdeka Belajar


Setengah tahun ini adakah yang merasa kebingungan harus mengajar anak sendiri di rumah?

Meski saat pandemi covid-19 ini sistem pembelajaran diganti menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tetapi, beberapa orang tua banyak yang mengeluhkan bingung dan stres menghadapi tugas sekolah anak, terutama untuk orang tua yang memiliki anak usia SD.

Pada dasarnya sendiri, sistem pembelajaran di sekolah lebih banyak menguntungkan bagi anak dengan gaya belajar visual maupun auditori. Berbeda dengan anak yang cenderung memiliki gaya belajar kinestetik, ruangan kelas menjadi batas yang mengekang proses belajarnya.

Adanya pembelajaran jarak jauh seharusnya menjadi kesempatan bagi orang tua untuk menggali lagi diri anak mengenai gaya belajar hingga kecenderungan minat bakatnya. Terlebih bagi anak usia SD, momen ini agar dimaksimalkan karena menjadi masa emas untuk fitrah bakatnya.

Dengan belajar di rumah, sejatinya menjadi momen untuk merdeka belajar. Dalam artian, anak bebas menentukan metode belajar yang diinginkan hingga mengeksplorasi beragam kegiatan yang sesuai dengan minatnya.

Hanya saja, bagi anak yang masih mengikuti sekolah di lembaga formal harus mengikuti kurikulum dan materi yang diberikan oleh gurunya. Meski begitu, anak bebas menentukan bagaimana caranya belajar dengan tetap memperhatikan capaian belajar yang sudah ditentukan sekolah.

Berbeda bagi anak yang menjalani homeschooling, meski adanya libur sekolah karena pandemi covid-19 tidak akan menjadi hambatan. Sistem pembelajaran yang diterapkan masih sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan sendiri dengan tetap memperkaya aktivitas untuk anak.

Bagi orang tua siswa yang ingin memerdekakan belajar anak meski harus menjalani sistem pembelajaran jarak jauh di sekolah, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.

  • Eksplorasi materi yang diberikan

Saat PJJ biasanya anak tetap mendapatkan materi pembelajaran dari guru. Meski begitu, biasanya materi yang diberikan hanya sekilas dan anak harus belajar secara mandiri.

Kondisi ini yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu konsep dari merdeka belajar. Anak bisa mengeksplorasi materi yang diberikan sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

Misalnya, saat belajar konsep gravitasi bumi. Jika anak bergaya belajar visual bisa diperlihatkan video mengenai gravitasi bumi yang ada di YouTube. Untuk anak bergaya belajar auditori bisa didongengkan. Sedangkan untuk anak yang cenderung kinestetik bisa diajak praktik melempar bola ke atas.

  • Tidak terpacu dengan diktat materi

Untuk mengembangkan kreativitas anak, ada baiknya untuk mengembangkan materi yang harus dicapai. Dengan melihat standar kompetensi yang diberikan, mengembangkan materi bisa dilakukan bagi anak yang benar-benar minatnya ada di mata pelajaran tersebut.

Pengembangan materi ini bisa saja dengan melatih secara lebih mendalam dengan soal-soal pengayaan. Selain itu, juga bisa meningkatkan materi yang diberikan satu tingkat di atasnya.

  • Menjadikan belajar serasa bermain

Belajar di rumah selayaknya anak juga harus belajar dengan cara yang menyenangkan. Meskipun pelajaran yang sedang dipelajari anak merupakan pelajaran yang serius. Misalnya saja, eksakta. Orang tua bisa berdiskusi ataupun bermain perumpamaan. Seperti bermain monopoli untuk melatih logika matematika anak.

Dengan belajar seperti halnya bermain akan membuat anak memiliki kesan mendalam terhadap proses belajar anak. Selain itu, kegiatan bermain sekaligus belajar ini juga lebih cepat diserap anak dibanding jika anak harus belajar dengan buku setiap harinya.

  • Memperbanyak aktivitas yang disukai anak

Meskipun anak harus tetap mengikuti kurikulum sekolah dan harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, waktu yang banyak dihabiskan anak di rumah ini bisa dimanfaatkan untuk mengasah bakat dan minat anak.

Hal ini tentunya harus dengan pendampingan oleh orang tua. Dan sebaiknya orang tua juga berdialog dengan anak mengenai kegiatan apa yang ingin dilakukannya.

  • Mendampingi anak saat belajar

Meskipun anak belajar mandiri di rumah, tetap harus ada pendampingan dari orang tua. Dengan adanya pendampingan dari orang tua, bonding anak menjadi lebih kuat. Selain itu, orang tua juga bisa mengetahui potensi anak dan keinginan belajar oleh anak.

Dengan memerdekakan cara belajar anak, secara tidak langsung kita sebagai orang tua juga menuntun anak untuk lebih mengenali dirinya sendiri. Selain itu, dengan tumbuhnya fitrah bakat anak, di saat dewasa kelak anak akan lebih mudah untuk menentukan jenis pekerjaan yang diinginkan. Bahkan ketika harus menjalani career break jika menjadi pilihannya.


Artikel ini diikut sertakan minggu tema komunitas Indonesian Content Creator.

Bingkisan 1 - TBM Amanah PKBM Generasi Juara

Pekan 1 kali ini kakak cukup antusias dengan materi yang diberikan. Selain karena sudah terbiasa, juga aktivitas motoriknya membuat tenaganya tersalurkan. Maklum, karena anaknya cenderung kinestetik.

Nah, repotnya jika harus live dan kakak sedang full energinya. Jika umumnya anak bisa diajak duduk sejenak, kakak harus sambil beraktivitas. Jadi, saya sambungkan audionya ke speaker bluetooth agar kakak juga bisa mendengarkan. 

Untuk bingkisannya sendiri, kakak cukup antusias karena berhubungan dengan dapur. Di daerah sini memang masih tabu jika laki-laki harus memasak di dapur. Tapi saya sudah biasakan anak untuk berada di dapur. Meski sekedar ngobrol bareng. 

Biasanya kakak paling antusias untuk kegiatan mengulek. Salah satu favorit kegiatannya adalah mengulek ketumbar.



Pada bingkisan pertama kali ini adalah untuk memotong sayuran. Kakak sendiri sering memotong frozen food sejak usia 3 tahun. Saya sengaja membuat pisau agak tumpul agar tidak melukai kakak saat memotong makanannya. 




Untuk sayurannya sendiri, kebetulan sayurannya agak keras. Jadi, kakak agak kesulitan untuk memotong, karena pisaunya juga gak begitu tajam. Nah, jadilah kemudian memotong terong yang sudah saya kupas kulitnya terlebih dahulu. Meski begitu, untuk memotong sosis kakak sudah cukup 'fabolous, fabolous', seperti yang dikatakan Jarjit.



Lanjut untuk memetik sayuran juga cukup ahli si kakak. Biasanya saya sering mengajak kakak untuk memetik kangkung dan disimpan di kulkas. Tapi kali ini yang dipetik adalah bayam dan semuanya diselesaikan kakak dengan baik. Meski bisa memetik sayur satu per satu, kakak memiliki cara alternatif untuk bisa memisahkan daun dan batangnya dengan cepat. Katanya sih biar gak terlalu lama, apalagi jika sayurannya cukup banyak untum dipetik.



Memang, untuk aktivitas di dapur harus dengan pengawasan orangtua. Meski begitu, banyak hal yang bisa dipelajari anak saat membantu orangtuanya di dapur.

Tak hanya untuk melatik motorik halus anak. Di dapur, anak juga bisa belajar mengenai matematika hingga belajar bentuk dan warna.

Yang terpenting, anak dalam keadaan yang aman. Sehingga anak bisa terhindar dari kecelakaan yang bisa terjadi di dapur.

Madsaz, Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi



Bagi seorang bayi, menangis menjadi cara berkomunikasi yang bisa dilakukannya. Tetapi ternyata anggapan masyarakat yang mengatakan bahwa saat bayi menangis,  bayi dianggap sedang lapar dan perlu disusui.

Pada kenyataannya, bayi yang menangis tidak hanya karena rasa lapar. Ada beberapa hal lain yang menjadi penyebab bayi menangis.

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat banyak terobosan yang memudahkan kehidupan seseorang. Salah satunya adalah adanya pendeteksi tangisan bayi

Aplikasi Madsaz




Aplikasi Madsaz menjadi sebuah terobosan bayi ibu yang ingin mengetahui arti dari tangisan sang bayi. Aplikasi ini dikembangkan oleh Medhanita yang sudah melakukan riset mulai dari skripsi hingga jenjang magisternya.

Untuk mengujinya, mbak Medha mencoba kepada keponakan dan beberapa teman yang memiliki bayi.

Dalam aplikasi ini terdapat 5 jenis tangisan bayi:

1.  Neh berarti lapar
2. Owh berarti bayi mengantuk
3. Eh berarti bayi ingin bersendawa
4. Eairh berarti perut bayi kembung
5. Heh berarti bayi sedang tidak nyaman (udara panas, popok basah).

Dulunya aplikasi ini mulai dikembangkan tahun 2013 dengan versi dekstop. Hingga kemudian di bulan Oktober 2018, aplikasi ini sudah ada versi Android yang kini sudah diunduh oleh beberapa penggunanya di dunia.

Untuk mempermudah penggunanya, aplikasi ini sudah memiliki fitur bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. selain itu, hanya ada 1 fitur yang berfungsi untuk merekam tangisan bayi beserta analisisnya.



Dari hasil penggunaan aplikasi Madsaz selama kurang lebih 3 bulan ini, saya cukup puas dengan analisanya. Saya sendiri sambil mempelajari arti dari tangisan bayi menggunakan aplikasi ini. Dan ternyata cukup mudah jika mengerti kunci dari tangisan bayi.

Secara penggunaannya, aplikasi Madsaz ini cukup simpel. Hanya tinggal membuka aplikasi dan tekan tombol REKAM. Tak perlu waktu lama, maka arti dari tangisan bayi akan keluar.

Dengan sistem kerja yang cukup sederhana ini saya tidak perlu repot saat bayi menangis dan ingin mengetahui arti tangisannya.

Hanya saja, aplikasi ini hanya bisa digunakan sampai usia bayi 3 bulan saja. Tetapi, cukup membantu bukan bagi ibu baru? 

Tips dan Kiat Mengasuh Anak untuk Ibu Pekerja


Sumber Gambar : Pixabay

Bunda kebingungan untuk mengatur waktu antara bekerja dan anak? Ternyata, meski Bunda harus bekerja di luar rumah, Bunda bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk lebih maksimal dalam mengasuh anak. Nah, berikut ini tips dan kiat mengasuh anak untuk ibu pekerja.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua wanita akan fokus mengurus rumah tangganya. Ada sebagian wanita yang memilih untuk bekerja dengan alasan yang beraneka ragam. Jika Bunda memilih bekerja di saat sudah memiliki anak, Bunda tetap bisa mengasuh anak dengan maksimal agar anak semakin dekat dengan Bunda.

Tips Mengasuh Anak Bagi Ibu Pekerja


Meski Bunda bekerja, bukan berarti Bunda tidak bisa dekat dengan anak karena kurangnya waktu bersama anak. Bunda tetap bisa mengasuh anak dan dekat dengan anak saat berada di rumah. Agar lebih optimal dalam mengasuh anak, Bunda bisa melakukan cara berikut ini yang akan membuat ikatan Bunda dan anak semakin kuat.

1. Luangkan Waktu 


Agar bonding Bunda dan anak tetap kuat, ada baiknya Bunda banyak meluangkan waktu untuk anak. Memang setelah bekerja Bunda merasa capek. Hal tersebut jangan jadikan alasan Bunda untuk tidak menemani anak.

Meskipun setelah bekerja badan terasa lelah, melihat anak bisa membangkitkan semangat Bunda untuk menemani aktivitas anak. Bunda bisa membacakan buku ataupun menemani belajar anak sebelum beristirahat.

2. Optimalkan Waktu Saat di Rumah


Ketika Bunda berada di rumah karena sedang libur, hindari untuk bermalas-malasan dan menghindar dari anak. Melakukan aktivitas bersama bisa Bunda lakukan bersama anak, misalnya bersih-bersih rumah ataupun memasak bersama. 

Saat pulang kerja pun, meskipun Bunda memiliki waktu yang tak banyak dengan anak, Bunda bisa mengoptimalkan waktu dengan beraktivitas maupun bercerita. Meski sepele, hal ini akan menjadi kenangan tersendiri di benak anak.

3. Ajak Anak Berlibur


Berlibur bisa menjadi penghilang stres untuk Bunda dan anak-anak. Memanfaatkan waktu liburan kerja bisa menjadi waktu yang tepat untuk keluarga Bunda berlibur. Tak perlu jauh-jauh untuk pergi liburan bersama anak. Meski hanya bermain di taman bisa menjadi penghilang stres yang ampuh dan memperkuat bonding tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

4. Berikan Kasih Sayang


Hal terpenting yang harus Bunda berikan kepada anak adalah kasih sayang. Agar kasih sayang yang Bunda berikan tepat, ada baiknya Bunda memahami bahasa cinta anak terlebih dahulu.

Tips di atas hanya sekilas ya Bunda. Jika Bunda punya tips lain, bisa memberikan tips lain di kolom komentar.

Penting Bagi Orang Tua Mengajarkan Kegagalan pada Anak



Kegagalan merupakan hal yang lumrah terjadi pada setiap fase kehidupan. Tak terkecuali para anak-anak yang tak luput dari kegagalan atas apa yang dialaminya. Agar anak tak putus asa dan tetap percaya diri terhadap kegagalan yang dialaminya, penting bagi orang tua mengajarkan kegagalan pada anak.

Meski pada dasarnya mendidik anak harus diberikan kasih sayang, bukan berarti Anda harus terus-menerus memberikan pujian kepada anak. Ada baiknya pula Anda juga memberikan pengertian tentang arti kegagalan kepada anak.

Pentingnya Mengajarkan Kegagalan pada Anak

Kegagalan bukanlah hal yang menakutkan bagi anak. Anda bisa mengajarkan arti kegagalan pada anak karena dapat bermanfaat bagi kehidupan anak. Selain berguna untuk kehidupan anak sekarang, jika anak mampu menerima kegagalan yang dialaminya akan menjadi prinsip hidup yang akan bermanfaat untuk kehidupannya di masa mendatang. 

Proses untuk mengajarkan kegagalan memang bukanlah hal yang instan. Tetapi, ketika Anda mampu dan anak bisa menerima kegagalan, tentu saja akan memberi pengaruh besar pada kehidupan anak. Berikut ini manfaat mengajarkan kedisiplinan pada anak:

1. Anak Tak Mudah Putus Asa

Ketika anak mampu menerima kekalahan, anak tidak akan berputus asa terhadap kegagalan yang diterimanya. Anak akan terus berjuang dengan gigih terhadap apa yang ingin dicapainya. Anda bisa mengajak anak mencari penyebab kegagalan tersebut dengan harapan anak mampu belajar dari sebab kegagalan yang dialaminya.

2.Anak Tetap Optimis

Saat anak mengalami kegagalan, anak akan belajar lebih banyak untuk menganalisis penyebab dari kegagalan tersebut. Dengan mengetahui kesalahan yang telah dilakukannya tersebut, anak akan belajar mengenai pemecahan masalah. Hasil belajar inilah yang akan membuat anak lebih optimis. Ada baiknya Anda tetap mendampingi anak hingga berhasil dengan apa yang diinginkannya tersebut, sehingga penting bagi orang tua mengajarkan kegagalan pada anak.

3. Anak Menjadi Lebih Percaya Diri

Dengan mengetahui kekurangan yang menyebabkan dirinya gagal, anak akan introspeksi diri. Anak tidak akan lagi mengulang kesalahan yang sama. Anak akan belajar lebih banyak tentang bagaimana usahanya untuk meraih keberhasilan. Hal inilah yang akan membuat anak lebih percaya diri terhadap apa yang dilakukannya, karena anak sudah mengetahui kesalahan yang membuatnya gagal.

Anda bisa memberikan solusi kepada anak. Solusi yang Anda berikan bisa menjadi masukan untuk menjadi usaha untuk memperbaiki kesalahan atas kegagalannya.

Tips Mengajarkan Kegagalan pada Anak

Agar anak bisa menerima kegagalan, Anda harus berperan aktif dalam mengajarkan nilai-nilai positif agar anak tidak terus-menerus meratapi kegagalan. Nah, berikut ini tips yang bisa Anda berikan kepada anak agar anak mau menerima setiap kegagalan dari usahanya tersebut.

1. Memberikan Teladan

Sebagai orang tua, Anda harus memberikan teladan yang baik untuk anak. Hal ini dikarenakan anak akan meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Anda bisa menunjukkan sikap seorang ksatria saat Anda mengalami kegagalan. Hindari menunjukkan rasa stres saat Anda mengalami kegagalan.

Anda bisa menunjukkan usaha Anda untuk memperbaiki kesalahan. Dengan melihat usaha yang Anda lakukan akan membuat anak mengerti sikap yang harus dilakukan ketika anak mengalami kegagalan.

2. Amati Sikap Anak

Saat anak mengalami kegagalan, Anda bisa mengamati apa yang anak lakukan. Jika anak merasa kecewa, hal tersebut normal terjadi. Tetapi jika sikap anak membuat anak menjadi stres, Anda perlu memotivasi anak untuk menerima kegagalan dan berusaha memperbaiki kesalahannya.

Anda bisa berbicara kepada anak tentang perasaan anak saat mengetahui kegagalannya. Sebelum Anda berbicara kepada anak, ada baiknya Anda memberikan waktu kepada anak untuk berdiam diri agar anak mampu menerima kegagalan.

3. Beri Waktu dan Ruang Anak Bereksplorasi

Saat anak mengalami kegagalan, Anda bisa memberikan ruang untuk anak mencari tahu penyebab dari kegagalan. Anda bisa mendampingi jika anak menginginkan masukan dari orangtuanya. Hindari memberikan pengarahan kepada anak agar anak lebih percaya diri terhadap apa yang dilakukannya.

Kegagalan merupakan proses belajar anak dalam meraih kesuksesan. Selain bermanfaat bagi perkembangan anak, anak akan menjadi pribadi yang lebih positif dalam menghadapi sebuah masalah dalam kehidupannya. Untuk itulah penting bagi orang tua mengajarkan kegagalan pada anak agar anak menjadi lebih tangguh dan gigih.

Agar si Kakak tidak Cemburu pada Adik



Siblings rivalry menjadi salah satu momok bagi para orang tua yang sedang memiliki anggota keluarga baru. Terlebih jika usia snag kakak tidak terpaut jauh dengan usia adik yang baru lahir. Meski banyak orang tua yang mengeluhkan kondisi seperti ini, ternyata ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan agar kondisi ini tidak berlarut-larut, bahkan hingga dewasa.

Melibatkan Sang Kakak dalam Perencaan Kehamilan

Untuk mengetahui apakah kakak sudah siap memiliki seorang adik adalah dengan melibatkannya dalam perencanaan kehamilan. Orang tua bisa menanyakan kesiapan sang kakak untuk menerima anggota keluarga yang baru.

Melibatkan Kakak dalam Memeriksakan Kandungan

Setelah ibu dinyatakan positif hamil, ibu bisa mengajak kakak untuk bersama-sama memeriksakan kandungan. Beri pengertian kepada kakak bahwa di perut ibu sekarang ada adik bayi yang nantinya akan menjadi anggota keluarga baru di rumah. 

Melibatkan Kakak dalam Membeli Perlengkapan Bayi

Belanja menjadi salah satu kegiatan yang mengasyikkan. Selain itu, ternyata belanja bersama kakak bisa menjadi bondong tersendiri bersama sebelum si adik lahir. 

Apa Beda Sistem Montessori di Indonesia dan Luar Negeri?

Siapa yang tak mengenal metode montessori? Metode pembelajaran untuk anak usia dini inilah yang dulunya diterapkan oleh Maria Montessori, seorang dokter wanita pertama di Prancis yang berhasil mendidik anak-anak normal hingga berkebutuhan khusus. Tak hanya di negaranya saja metode ini bisa berkembang. Bahkan di seluruh dunia kini banyak yang mengadopsi sistem ini untuk dikembangkan di dunia pendidikan anak usia dini.

Meskipun metode pendidikan ini sudah lama berkembang di negara-negara lain. Di Indonesia justru metode ini baru booming di abad ke-21. Memang cenderung agak telat dibandingkan dengan negara lain. Tetapi ternyata beberapa sekolah anak usia dini sudah menerapkan sistem ini. Bahkan di Indonesia sendiri sudah banyak ahli Montessori yang siap mengembangkan metode ini ke seluruh wilayah Indonesia.



Meskipun untuk menempuh pendidikan montessori ini memerlukan biaya yang tak sedikit. Ternyata banyak ibu-ibu di Indonesia yang sudah mengikuti pendidikan dan lulus. Meskipun beberapa bulan tenaga pendidik anak usia dini di lembaga pendidikan, ilmunya sudah ditularkan dan dipraktikkan sendiri kepada sang buah hatinya.

Karena mahalnya pelatihan metode montessori mengakibatkan sekolah yang menggunakan sistem ini memungut biaya yang cukup besar. Bahkan untuk bisa bersekolah di lembaga yang menerapkan sistem montessori, orangtua harus merogoh kocek yang besarnya melebihi jika sang anak harus menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Meski mahalnya pendidikan montessori di Indonesia, ternyata metode ini mampu memberikan dampak kepada anak. Misalnya, anak menjadi lebih mandiri, kreatif, dan orang tua juga mampu melihat potensi anak sejak dini.

Selain mahalnya pendidikan montessori, aparatus yang digunakan dalam sistem ini juga harus memenuhi standar. Hal ini juga yang membuat mahalnya biaya pendidikan montessori karena aparatus yang digunakan pun memiliki harga selangit.

Meskipun begitu, metode ini bisa dianggap sebagai metode yang paling ramah anak dan bisa digunakan untuk seluruh anak dunia, tak terkecuali untuk anak berkebutuhan khusus.

Mengembangkan Kemampuan Literasi Anak Sejak Dini



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis. Hanya saja makna literasi ini bukan hanya sekadar seseorang memiliki kemampuan melafalkan alfabet dan menuliskan huruf demi huruf menjadi sebuah kata. Tetapi kemampuan literasi seseorang juga mengenai bagaimana kecintaan seseorang terhadap dunia literasi yang membuatnya tak merasa bosan dan terbebani ketika diminta untuk membaca buku ataupun menuliskan sebuah ide.

Bermula dari Keluarga


Koleksi Buku Anak
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Kecintaan literasi sebaiknya ditumbuhkan mulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga. Dari sinilah, karakter seseorang terbentuk. Jika sejak dini, seseorang sudah dikenalkan dengan dunia literasi, maka untuk menumbuhkan kecintaan terhadap dunia literasi di masa mendatang bukan menjadi sebuah tren saja.

Anak, menjadi salah satu individu yang harus ditumbuhkan kecintaan terhadap dunia literasi sejak dini. Selain dapat bermanfaat untuk kehidupannya kelak, anak yang sudah mulai mencintai literasi sejak dini dapat membantu mengembangkan sel-sel otak yang sedang berkembang.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa membacakan nyaring pada anak bisa dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Selain bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasinya kelak saat sudah dilahirkan, membacakan nyaring sejak dalam kandungan dapat meningkatkan bonding anak kepada orang tuanya.

Hal ini tentu saja harus dilakukan ketika anak sudah dilahirkan. Meskipun di usia balita anak belum mampu membaca sendiri, orang tua bisa memfasilitasinya dengan membacakan nyaring kepada anak. Manfaat membacakan nyaring untuk anak tentu saja akan sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kecintaan anak pada dunia literasi.

Bukan Hanya Sekadar Bisa Membaca

Pada dasarnya ketrampilan berbahasa anak bisa didapatkan secara bertahap. Hal pertama yang perlu dibangun adalah ketrampilan mendengarkan (listening skill). Ketrampilan mendengarkan ini bisa dimulai saat anak berada di dalam kandungan. Hal ini dikarenakan ketika anak berada dalam kandungan, sel-sel syaraf pendengaran anak mulai terbentuk. Anak sudah bisa mendengarkan dunia luar melalui perantara air ketuban. Dengan mengembangkan ketrampilan mendengarkan saat anak dalam kandungan menjadi tahap pertama ketrampilan berbahasa anak.

Tahap kedua adalah ketrampilan berbicara. (speaking skill). Ketika anak sudah banyak distimulasi pendengarannya, maka kosa kata yang diperoleh anak menjadi lebih banyak dibandingkan dengan anak yang diasuh tanpa diajak berkomunikasi. Ketrampilan berbicara anak yang sudah distimulasi sejak dini inilah yang juga menghindarkan anak dari risiko keterlambatan berbicara anak.

Tahap ketiga adalah ketrampilan membaca (reading skill). Ketrampilan membaca anak bisa dilatihkan ketika kemampuan kognitif anak untuk mengenal huruf sudah terbentuk. Salah satu indikator anak yang sudah bisa dilatih membaca adalah anak mampu membedakan ukuran, warna, maupun bentuk. Memang tidak ada patokan usia dimulainya anak belajar membaca, tetapi ada anjuran untuk menunda melatih membaca anak ketika anak masih balita.

Tahap terakhir adalah ketrampilan menulis (writing skill). Diharapkan ketika anak sudah memiliki kemampuan membaca, anak mampu menuliskan ide-idenya. Jadi ketrampilan menulis bukan hanya anak mampu menulis kata yang diinginkan. Tetapi lebih kepada sebuah karya atau tulisan dari ide-idenya.

Mengembangkan Kecintaan Anak pada Dunia Buku

Buku menjadi salah satu sumber literasi abadi yang bisa diakses dimanapun. Beragam jenis buku pun bisa diakses, baik dalam bentuk fisik maupun digital.

Pengenalan buku kepada anak pun tidak harus menunggu anak sudah mampu mengeja kata. Mengenalkan buku kepada anak sudah bisa dimulai sejak anak dilahirkan. Hingga sekarang pun beragam jenis buku sudah diterbitkan dan disesuaikan dengan usia anak.

1. Buku High Contrast

Buku high contrast merupakan buku dengan warna hitam putih yang disesuaikan untuk bayi 0-3 bulan. Meskipun bukan buku full colour, buku jenis ini mampu menstimulasi indera penglihatan anak.

Sumber Gambar : Rabbithole.com


2. Board Book

Board Book merupakan buku dengan bahan duplek yang cukup tebal, sehingga aman dari robekan anak. Jenis buku ini bisa dikenalkan kepada anak sejak bayi hingga bisa digunakan anak ketika anak sedang belajar membaca. Selain bahannya yang tebal, jenis buku ini memiliki dominasi gambar yang lebih dibanding dengan tulisan. Sehingga anak tidak hanya distimulasi kecintaannya pada buku saja, tetapi juga untuk melatih daya imajinasi melalui gambar yang tersedia.


Sumber Gambar : Dokumen Pribadi


3. Buku Bantal

Buku bantal atau buku kain merupakan jenis soft book yang biasanya berisi pengenalan sebuah obyek. Jenis buku ini aman dipakai untuk bayi hingga batita yang sedang belajar berkomunikasi.


Sumber Gambar : tokopedia


4. Buku Busa

Jenis buku ini terbuat dari eva atau busa dengan dominasi gambar daripada tulisan. Selain ringan, jenis buku busa aman digunakan untuk bayi karena ujungnya yang tumpul dan tak berbahaya.


Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

5. Buku Pop Up

Buku Pop up menjadi jenis buku buku 3D yang banyak digemari oleh anak hingga dewasa. Bentuknya yang menarik karena menggambarkan jenis obyek tertentu bisa membuat daya imajinasi anak bertambah. Hanya saja jenis buku ini tidak cocok untuk bayi karena rawan sobek.


Sumber Gambar : Dokumen Pribadi


6. Lift and Flap Book

Bagi anak yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, jenis buku ini cocok diberikan kepada anak. Biasanya buku jenis ini bisa berupa board Book ataupun buku referensi yang bisa dibaca hingga dewasa.


Sumber Gambar : Dokumen Pribadi


7. Sound Book

Sound Book menjadi jenis buku interaktif yang menarik untuk anak. Biasanya jenis buku ini memiliki jenis suara binatang ataupun jenis lagu anak dengan baterai sebagai sumber energinya.

Sumber Gambar : Dokumen Pribadi



8. Buku Augmented Reality

Buku jenis ini menggabungkan dengan teknologi masa kini yang membuat anak bisa melihat ilustrasi dalam bentuk 4D. Buku jenis ini bisa diberikan kepada anak yang kecanduan gadget dengan harapan anak menjadi lebih cinta pada buku dibanding dengan gadget.


Sumber Gambar : Travel Kompas


Ragam Kegiatan Stimulasi Mengembangkan Rasa Cinta Anak pada Dunia Literasi

Untuk membuat anak bisa membaca, buatlah anak cinta terlebih kepada buku

Agar anak tidak merasa bosan dalam membaca buku, ada baiknya orangtua memfasilitasi ragam buku yang mudah diakses oleh anak. Selain membuat kemampuan dan mengembangkan kognitif anak, dengan membuat anak cinta pada buku, maka saat dewasa kelak anak tidak merasa bosan ketika harus membaca buku dengan halaman yang tebal.

Memang langkah seperti ini membutuhkan proses yang tak instan. Tetapi, orangtua bisa melatihkannya sejak dini. Nah, berikut ini beberapa stimulasi yang saya terapkan kepada anak:

1. Membacakan Nyaring

Membacakan nyaring kepada anak bisa dilakukan sejak anak masih dalam kandungan hingga dewasa. Dengan membacakan buku kepada anak dapat menambah kemampuan literasi anak sejak dini. Ada baiknya ketika membacakan buku kepada anak, orangtua sambil memberikan makna yang tersirat dalam buku, sehingga anak tidak hanya mengetahui isi bacaan buku, tetapi juga anak mampu mengambil Ibroh dari kisah yang sudah dibacakan.


Sumber Gambar : Dokumen Pribadi


2. Mengajak ke Perpustakaan

Perpustakaan merupakan sumber ilmu yang bisa diakses secara gratis oleh masyarakat. Dengan mengajak anak ke perpustakaan akan menambah wawasan anak mengenai beragam jenis buku yang tersedia.

3.  Mengajak Anak ke Bazar Buku


Sumber Gambar : Dokumen Pribadi


Dengan mengajak anak ke bazar buku, orangtua menjadi semakin tahu buku yang anak inginkan. Selain itu, anak bisa berpetualang mencari jenis buku yang disukainya.

Meskipun anak kami masih berusia 4 tahun, banyak manfaat mengenalkan dunia literasi pada anak. Meskipun anak kami belum bisa membaca dan menulis, tetapi ketrampilan membaca dan memiliki adab dalam memperlakukan buku.

Mengenalkan anak pada dunia literasi memang membutuhkan proses yang panjang. Terlebih harus ada kerjasama dengan pasangan maupun anggota keluarga lain untuk saling mensukseskannya.

#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga

Cek Kesiapan Anak Mulai Sekolah



Hingga saat ini, sekolah masih menjadi primadona orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik anaknya. Meskipun sudah ada aturan resmi pemerintah mengenai usia anak masuk sekolah, ada juga beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan orang tua sebelum memasukkan anak ke lembaga pendidikan.

Usia Anak

Usia menjadi salah satu patokan yang paling jelas sebelum memasukkan anak sekolah. Usia yang sudah dijadikan patokan pemerintah bisa dijadikan rujukan agar anak tidak mengalami stres di tahun berikutnya. Selain itu, usia matang anak saat sekolah juga akan membantu perkembangan anak dalam mengambil ilmu di sekolah.

Status Kesehatan 

Selain usia anak, terkadang beberapa sekolah juga mensyaratkan status imunisasi lengkap anak saat balita. Status imunisasi yang lengkap akan membantu menjaga anak dari beberapa penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Selain itu, perhatikan kesehatan dan daya tahan tubuh anak. Semakin bertambah usia anak, daya tahan tubuh pun semakin kuat.

Kemampuan Anak

Sekolah bukanlah tempat untuk bersaing. Sebelum masuk sekolah, ada baiknya memastikan kemampuan anak dalam belajar di sekolah. Kemampuan calistung menjadi salah satu kunci anak, terlebih di dalam kurikulum 2013 yang mengharuskan anak lancar calistung. Selain itu, perhatikan pula kemampuan konsentrasi anak.

Karena bagaimanapun, pendidikan menjadi salah satu faktor penting bagi anak.

Kemandirian Anak



Kemandirian anak menjadi salah satu hal terpenting agar anak mampu melakukan aktivitas tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memang hal ini terlihat sepele dan banyak diabaikan oleh orang tua, tetapi jika tidak diajarkan sejak dini akibatnya anak akan cenderung menjadi lebih manja dan susah untuk diajak kerjasama dengan orang lain.

Melatih kemandirian anak bisa dilakukan ketika anak sudah terstimulasi motoriknya. Misalnya, ketika anak sudah mulai MPASI dan orang tua lebih memilih finger food. Di sinilah awal latihan kemandirian anak dimulai. Memang terkadang akan menjadi hal yang menyusahkan bagi orang tua, terutama ketika makanan berceceran dan harus ada energi lebih untuk membersihkannya. Tetapi dengan melatih kemandirian anak sejak dini akan sangat berpengaruh pada kehidupan anak kelak saat dewasa.

Bagi orang tua yang ingin melatih kemandirian anak bisa disesuaikan dengan perkembangan anak. Hal ini akan sangat membantu orang tua dan anak serta tak akan membuat anak menjadi stres.

Semangat melatih kemandirian untuk anak 

Kapan Anak Diajarkan Calistung?



Calistung atau Baca, Tulis, Hitung kini menjadi sebuah kurikulum wajib bagi lembaga pendidikan anak usia dini yang sebenarnya tidak boleh diajarkan oleh menteri pendidikan. Nyatanya, meski dilarang oleh menteri pendidikan, banyak lembaga TK yang sudah memasukkan kurikulum calistung untuk mempersiapkan anak mengikuti seleksi masuk SD.

Meskipun banyak lembaga pendidikan yang sudah memasukkan calistung dalam kurikulumnya, ada baiknya kita sebagai orang tua mulai memikirkan kembali apakah anak sudah memerlukan pengajaran calistung di saat mulai duduk di bangku TK.

Pada dasarnya, pendidikan anak usia dini hanya digunakan untuk pengembangan ketrampilan agama, kognitif, sosial, motorik, dan emosional. Meskipun terdapat aspek kognitif, pengajaran mengenai calistung tidak termasuk dalam perkembangan anak usia dini.

Berdasarkan tingkat kematangan otak anak, ada baiknya untuk mengajarkan calistung ketika anak sudah memasuki usia 6 tahun. Akan tetapi, jika anak sudah meminta untuk diajarkan calistung sebelum usia 6 tahun, orang tua bisa memberikan pengajaran calistung dengan cara yang menyenangkan.

Manfaat Membacakan Nyaring untuk Anak



Membacakan nyaring (read aloud) merupakan salah satu cara mengembangkan literasi. Membacakan nyaring kepada anak akan menstimulasi anak dalam membangun kecakapan lisan, kecakapan menyimak, dan kecakapan membaca. Sehingga penting bagi orang tua untuk mengenalkan literasi sejak dini kepada anak. Adapun manfaat membacakan nyaring untuk anak diantaranya:


Membantu Perkembangan Otak
Otak anak tersusun dari jutaan neuron yang tersambung. Agar semakin banyak neuron yang tersambung diperlukan stimulasi dari orang tua, salah satunya adalah dengan membacakan nyaring.

Melatih Kemampuan Dengar Anak
Anak sudah mampu mendengar sejak dalam kandungan. Dianjurkan untuk membacakan nyaring saat anak belum lahir karena saat dalam kandungan anak sudah mulai mengenali suara dari luar.

Menambah Kosakata
Anak mengerti kosakata dari apa yang didengarnya. Semakin banyak kosakata yang didengar, maka perbendaharaan katanya akan semakin banyak.

Melatih Rentang Perhatian
Semakin sering anak dibacakan cerita, semakin baik rentang perhatiannya.

Mengajarkan Arti Kata
Selain membacakan apa yang ada dalam tulisan, orang tua bisa mengajak diskusi anak. Sehingga dapat mengajarkan arti kata anak dan persepsi cerita.

Mengenalkan Konsep Media Cetak
Dengan membacakan nyaring, maka anak juga dikenalkan pada konsep buku yang dibaca. 

Mengenalkan Konsep Gambar
Ada baiknya saat memilih buku untuk dibacakan nyaring pada anak adalah buku dengan gambar lebih dominan. Selain mengenalkan kosakata pada anak, anak juga dikenalkan beragam gambar melalui buku.

Merangsang Imajinasi
Saat anak dibacakan nyaring, anak akan berimajinasi terhadap apa yang didengarnya

Memperkenalkan Konsep Buku
Mengenalkan buku melalui membaca nyaring akan menstimulasi anak suka buku sejak dini.

Mendekatkan Orang Tua dengan Anak
Membacakan nyaring merupakan salah satu aktivitas yang dapat mempererat bonding orang tua kepada anak.

Menjadi Teladan Membaca
Orang tua yang sering membacakan nyaring akan menjadi teladan bagi anak. Sehingga anak akan lebih menyukai kegiatan membaca dibanding dengan aktivitas bermain lainnya.