Mengembangkan Imajinasi Melalui Dongeng

Dongeng menjadi salah satu cara mengembangkan imajinasi seseorang. Dengan mendongeng, seseorang akan berpikir out of the box. Dimana segala apa yang ada di pikirannya akan tercurah ke dalam suatu cerita. Mungkin cerita yang dibawakannya aneh, tak lazim, bahkan konyol. Tapi itulah kelebihan manusia yang sudah dikaruniai akal oleh Sang Pencipta. Salah satu cara kita adalah mengapresiasi setiap pikiran seseorang yang tertuang dalam dongeng.



Mengembangkan imajinasi bisa dilakukan sejak dini. Berikut tahapan mengembangkan imajinasi dengan mendongeng kepada anak:

1. Saat Anak Masih Ada dalam Kandungan
Saat anak masih ada di dalam kandungan, ajak anak berbicara. Bisa berbicara hal yang umum, bisa juga dengan mendongeng dengan imajinasi sang ibu. Dalam kandungan, anak sudah bisa mendengar apa yang ada di dunia luarnya. Selain bisa lebih akrab dengan suara ibunya, dengan mendongeng anak sudah lebih banyak belajar tentang dunia luar.

2. Saat Batita
Saat batita, anak masih mendengarkan dongeng dari sang ibu. Sambil mendengarkan sang ibu mendongeng, anak biasanya sudah bisa berimajinasi dengan cerita yang didengarnya. Karena di masa ini merupakan masa golden age, berikan dongeng yang menceritakan tentang adab ataupun teladan.

3. Saat Usia Pra Sekolah
Di usia pra sekolah ini anak sudah bisa dianak berimajinasi dengan apa yang dilihatnya. Berikan apresiasi saat anak berhasil mengungkapkan imajinasinya, baik secara verbal ataupun melalui gambar.

4. Saat Usia Sekolah
Saat anak sudah bersekolah, anak sudah mahir mengungkapkan imajinasinya. Meskipun sudah mahir, untuk para ibu jangan sampai kendor mendongengkan anak. Hehe

Dongeng sebelum tidur
Merupakan waktu yang paling efektif. Selain karena otak anak lebih mudah mencerna apa yang didengarkannya. Mendongeng sebelum tidur bisa menjadi hal yang paling berkesan selama hidupnya.

Meskipun terkadang banyak anak juga yang lebih suka didongengkan saat melakukan aktivitas tertentu. Misalnya saat memotong kukunya, ataupun saat anak sedang dilanda GTM. Dengan mendongeng yang pasti dengan pesan mendalam yang terkandung di dalamnya, secara perlahan pesan kepada anak melalui dongeng dapat tersampaikan dengan baik.

Langkah yang mendongeng (versi saya tentunya): 

1. Menarik Perhatian Anak
Menarik perhatian anak saat hendak mendongeng adalah kunci keberhasilan tersampaikannya pesan dongeng. Menarik perhatian anak bisa dimulai dengan percakapan kepada anak.
"Adek, malam ini di langit banyak bintangnya loh"
Atau "Adek, paling suka dengan binatang apa?"
Atau kalimat pembuka lainnya. Harus dengan kreativitas ibunya ini.

2. Membuat Penasaran
Mendongeng adalah membuat penasaran anak dengan cerita yang didengarnya. Di sini ibu harus berpikir out of the box. Cerita yang membuat penasaran anak sekaligus bisa untuk melatih peningkatan rentang konsentrasi anak.
Meskipun out of the box, usahakan cerita yang disampaikan sesuai dengan realita yang terjadi. Jadi tidak ada lago cerita tentang harimau yang makan kue. Karena sejatinya harimau adalah hewan karnivora, bukan omnivora, apalagi herbivora.

3. Pesan Moral Tersampaikan
Jadi, dalam mendongeng bukan hanya sekedar untuk hiburan saja. Tapi sekaligus sarana edukasi kepada anak. Selain untuk melatih imajinasi anak dan ibunya. Dengan mendongeng, anak diharapkan bisa mencerna pesan yang tersampaikan dalam dongeng yang didengarnya. 


Badgenya keren banget. Sesuai banget dengan imajinasi ibu-ibu yang suka dengan indahnya pelangi. Seperti imajinasi kita yang akan selalu bewarnai dunia anak.


Mengembangkan imajinasi melalui dongeng sebenarnya tak terlalu susah. Karena dengan pikiran yang langsung terucap melalui lisan akan langsung menancap pada hati anak.

aku adalah ibu asyik untuk anakku. 
dengan dongeng, pikiran-pikiran liarku jadi terarah
dengan dongeng, aku bisa menungkapkan hal yang paling sulit diungkapkan melalui cara apapun
Dan dengan dongeng, aku menjadi semakin lengket dengan anakku

-Alif Kiky Listiyati-
Kelas Bunsay batch 2 -Jogja Jateng-

Perahu Kertas: Novel dan Film

Perahu kertas, sebuah novel best seller dari seorang penulis kondang bernama Dewi Lestari atau lebih akrab dengan nama pena Dee. Karya yang dahulunya lebih dahulu diterbitkan dalam bentuk digital (wap) tahun 2008. Kini terbit menjadi sebuah novel yang diterbitkan atas kerjasama Truedee Books dan Bentang Pustaka.



Bercerita tentang persahabatan sekaligus kisah asmara antara dua insan manusia yang berakhir pada pertemuan dua hati yang saling dipilih. Konflik batin antar tokoh membuat cerita ini mengalir dan dengan ending yang tak mudah ditebak.

Menjadi salah satu novel best seller, di tahun 2012 dirilislah film Perahu Kertas yang diadaptasi dari judul novel yang sama. 

Menariknya dan berbeda dari novel yang kemudian diangkat menjadi sebuah novel adalah film Perahu Kertas dibuat dua chapter, Perahu Kertas dan Perahu Kertas 2. Sebagai penikmat novel, tentunya pembaca sangat menyayangkan jika ada satu bagian yang terskip dalam film. Mungkin itu sebabnya film ini dibuat menjadi dua chapter.

Selain dibuat dua film, poster film pun dibuat semirip mungkin dengan cover novel. Hanya beda di filmnya memakai pemeran film, sedangkan di novel memakai gambar ilustrasi.


Baik novel maupun filmnya mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan. Misalnya nih, saat kita membayangkan adegan radar neptunus, pasti bingung deh kayak gimana. Ternyata setelah difilmkan, kita jadi tahu seperti apa radar neptunus itu.

Tokoh yang diperankan oleh Maudy Ayunda (Kugy), Adipati Dolken (Keenan), Rezza Rahardian (Remi), dan Elyzia Mulachela (Luhde) sesuai dengan karakter tokoh dalam novel. Meski menurutku, nama tokohnya unik, seunik ceritanya.

Dan sangat disayangkan kalau tidak baca atau menonton filmnya. Hehe. Menurut saya nih, bagi kalian yang lagi galau nentuin pilihan, terutama yang galau menentukan passion, kalian akan menemukan rahasia menemukan kegiatan mana yang akan kalian pilih sehingga membuat mata selalu berbinar-binar.

Bukan hati yang memilih, tapi hati yang dipilih.

Sebuah quote di bagian akhir kisah ini akan membuat kita menjadi semakin yakin akan apa yang sudah ditakdirkan kepada kita. Karena, sesuatu yang kita anggap baik, belum tentu baik di mata Allah. Selalu berhusnudzon kepadanya dan syukuri apa yang telah Dia berikan kepada kita.

#TugasRCO3
#Tugas2Level3
#OneDayOnePost

Big Picture Keluargaku


Menilik dan mengembangkan big picture seperti keluarga pak Dodik, memang bukan perkara yang mudah. Di masa-masa awal pernikahan yang belum genap berusia 4 tahun ini, kami masih tahap menerima sifat masing-masing dari kami.

Meskipun begitu, tidak ada yang tidak mungkin untuk kami melanjutkan visi-misi keluarga kami yang mulai kami bentuk dari sekarang. Dengan salah satu keterlambatan kami, anak kami sudah hampir berumur 3 tahun.

Lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali

Ungkapan inilah yang membuat saya harus bangkit. Ingin berubah, atau kita akan kalah.

Untuk itu, sedikit kekuatan dari suami dan anak saya adalah di kecerdasan naturalis. Karena mereka berdua memiliki dua kesamaan yang tidak saya punyai, maka kami lebih sering mengunjungi pegunungan ataupun pantai daripada main ke kota.

Untuk mencari tempat wisata yang masih belum banyak terjamah oleh orang. Kami bersusah payah tanya ke beberapa orang, karena situs layanan pencari informasi kurang memberikan informasi secara jelas. Untuk itu, setelah berkunjung ke suatu tempat, saya lebih sering mendokumentasikannya di blog ini. Dengan harapan memberikan akses kemudahan bagi siapa saja yang ingin berkunjung ke sana.

Dari keluarga kami, kami membuat project keluarga seperti ini


#RuangBerkaryaIbu
#Proyek2
#TugasMateriLima
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu

Resensi Buku : Ayat-Ayat Cinta 2


Judul Novel      : Ayat-Ayat Cinta 2 : Sebuah Novel Pembangun Jiwa
Penulis               : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit             : Republika
Tahun Terbit     : 2015

Novel ini menceritakan tentang kelanjutan kisah Fahri dalam novel 'Ayat-Ayat Cinta'. Bermula dari hilangnya Aisha (istri Fahri) di Palestina. Fahri memulai kehidupannya yang baru di sebuah kota di Britania Raya, Edinburg.

Dikisahkan, Fahri sebagai seorang cendekiawan muda, seorang dosen yang bergelar doktor, dan seorang wirausahawan sukses. Bersama paman Hulusi (asisten rumah tangga Fahri), Fahri menjalani kehidupan sehari-harinya tanpa pendamping hidup.

Untuk mendoakan Aisha, Fahri selalu membantu orang-orang yang membutuhkan. Beberapa tetangga kerap Fahri bantu tanpa mengharapkan imbalan apapun. Keira, salah satu tetangga Fahri yang amat membenci kaum muslim pun tak luput Fahri bantu hingga ia mencapai kesuksesan tertinggi sebagai seorang violinist terkenal dan mendapat juara dunia.

Suatu ketika Fahri menemukan seorang gelandangan wanita bernama Sabina, seorang pengemis yang wajahnya tak elok dan suaranya parau. Sabina ditemukan dalam kondisi pingsan. Fahri dengan sigap segera membantu Sabina  hingga pulih dan meminta Sabina untuk tinggal bersama Fahri.

Hulya, sepupu Aisha yang berasal dari Turki kemudian datang ke Inggris untuk melanjutkan studinya di sebuah universitas di Inggris. Hulya, yang wajahnya mirip dengan Aisha kembali mengingatkan Fahri kepada Aisha. Hingga kemudian Fahri menikah dengan Hulya dan dikaruniai seorang putra.

Lalu, bagaimana dengan Aisha? Apakah Aisha diketemukan? Ataukan Aisha diketemukan sudah tewas bersama rekannya seorang reporter?

Novel ini membantu kita mengingat kembali isi Al Quran. Selain itu, dalam novel juga membuat kita merasakan indahnya toleransi antar umat beragama. 

Bahasanya yang sederhana, tanpa adanya bahasa asing, membuat kita mudah mencerna isi novel.  Kata-kata yang tegas dalam setiap percakapan, tak membuat bingung pembaca karena sudah ada batas siapa yang mendialogkan percakapan tersebut.

Novel dengan jumlah halaman lebih dari 600 halaman ini terlalu panjang di bagian pendahuluannya. Sehingga mungkin sebagian pembaca baru menemukan feel novel setelah membaca seperempat atau seperlima dari isi novel ini.  Dengan novel sepanjang ini, sayangnya konflik dalam novel tak begitu terasa dan tokoh yang tersembunyi dalam novel ini mudah tertebak sejak awal.

Tokoh Fahri di dalam novel terlalu sempurna untuk karakter seorang tokoh fiktif. Meskipun untuk mencapainya, Fahri harus banyak berkorban (ada di Ayat-Ayat Cinta). Tak hanya Fahri, tokoh Hulya pun ditonjolkan sebagai tokoh yang sempurna. Meski ada tokoh Keira, yang lebih ditonjolkan sebagai gadis yang berperilaku tidak baik.

Meskipun begitu, latar tempat yang disuguhkan dalam novel ini begitu sempurna. Penggambaran sebuah lokasi begitu mudah diimajinasikan. 

Untuk sekedar membaca novel, menurut saya novel ini tak hanya sekedar sebagai hiburan saja. Lebih dari itu, novel Ayat-Ayat Cinta 2 ini juga sebagai motivasi diri kita agar semakin lebih taat kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia.

Project Diri


Berbicara tentang project diri, sungguh diri ini antara siap dan tidak siap. Saat ini, saya memang sedang menambah jam terbang terkait passion yang saya miliki. Untuk project memang saya belum kuat dan berani menapak sendiri. Masih butuh teman satu passion yang mendukung terlaksananya project diri saya.

Di akhir tahun kemarin, saya membuat resolusi untuk bisa melahirkan sebuah antologi bersama teman-teman yang lain. Saya tak muluk-muluk mentargetnya. Hanya satu antologi target di tahun ini. Tapi, alhamdulillah. Dengan adanya campur tangan dariNYA, saat tulisan ini terposting sudah 4 antologi yang hampir terbit.

Menuju project saya selanjutnya, sambil ingin mengkaryakan passion diri melalui antologi-antologi selanjutnya. Saya pun bersiap untuk membuat buku solo, meski sampai sekarang masih dalam tahap kerangka isi bukunya saja. Hehe..

Selain ingin mengkaryakan sebuah buku solo perdananya saya. Saat ini saya mencoba menambah jam terbang dengan mengisi blog saya. Hingga nantinya kualitas tulisan saya semakin meningkat dengan konsistennya saya posting tulisan di blog.

Saya mencoba memproject blog saya dengan niche utama blog saya tentang parenting dan lifestyle. Sesuai dengan apa yang saya bisa dan saya kuasai.

Hal pertama yang harus saya siapkan adalah bacaan yang sekarang bisa saya akses melalui ipusnas. Dengan membaca, maka konten blog saya akan semakin berkembang dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca blog saya.

Hal kedua, saya harus konsisten menulis. Meski kadang didera kemalasan, tapi perlahan harus saya tepis.

Mungkin seperti itu rencana project saya ke depan.


5 Area dalam Metode Montessori

Dalam metode montessori tidak dibedakan material satu dengan yang lain berdasarkan kelompok umur. Semua material merupakan satu kesatuan yang saling berkesinambungan.

Baca juga : Sekilas tentang Metode Montessori 1

Baca juga : Sekilas tentang Metode Montessori 2

Ada 5 area dalam metode montessori:

1. AREA PRAKTIK SEHARI-HARI

Menuang, menyendok, mengancing, meronce. Menjadi salah satu kegiatan montessori yang paling banyak kita tahu. Tapi, dari kegiatan inilah kita menjadi tahu bahwa kegiatan di area praktik sehari-hari merupakan kegiatan yang penting, karena:

a. Menguatkan Jari sebagai Persiapan Menulis

Kegiatan seperti menuang dan menyendok yang membutuhkan kekuatan otot jemari tangan anak dipercaya dapat menstimulasi perkembangan menulis anak. Sehingga, saat anak berusia 6 tahun, anak sudah tidak lagi malas menulis karena di usia dini sudah dipaksa untuk langsung menulis di kertas.

b. Memperpanjang Rentang Konsentrasinya

Rentang konsentrasi anak adalah (umur) dikalikan dengan 1 menit. Jadi, jika seorang anak berumur 2 tahun. Maka, rentang konsentrasinya sebesar 2 menit. Begitu seterusnya.

Lantas, bagaimana cara untuk memperpanjang rentang konsentrasi anak? Caranya adalah dengan memberikan stimulus anak. Melalui kegiatan dalam praktik sehari-hari, sehingga anak menikmati akan menstimulus dan memperpanjang rentang konsentrasi anak.

c. Melatih Kemandirian

Stimulus seperti menyendok, akan membantu anak dalam berkegiatan, seperti makan sendiri dan mandi sendiri. Sehingga dapat melatih kemandirian anak tanpa dipaksakan.


2. AREA SENSORIS

Kegiatan untuk menstimulasi dan menghidupkan seluruh kepekaan indera anak. Di area ini anak akan belajar dasar-dasar bentuk, warna, tekstur, dan ukuran. Sehingga dapat menstimulus penglihatan dan perabaan anak, yang akan mempermudah anak dalam membedakan angka dan huruf.


3. AREA BUDAYA DAN ILMU PENGETAHUAN

Kegiatan di area ini akan memperkaya wawasan anak tentang semua yang ada di alam semesta. Anak akan tahu dan oaham perannya di muka bumi, sehingga anak sadar akan perannya sebagai khalifah fil ardh.

Di area ini perkaya wawasan anak dengan cara yang menyenangkan. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mengajarkan anak seperti apa yang sudah diajarkan seorang pelajar saat duduk di bangku SMA.


4. AREA BAHASA DAN LITERASI

Pada tahap metode montessori, anak dikatakan bisa membaca adalah saat anak mampu memahami makna tulisan yang ia baca.


5. AREA MATEMATIKA

Tidak hanya sekedar mengajari dan membuat bisa anak dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sehingga, anak menjadi tak paham arti bilangan secara konkret.

Sumber:
Jatuh Hati pada Montessori, Vidya Dwina Paramita

Sekilas tentang Metode Montessori (2)

Montessori menjadi sebuah metode yang akan menstimulasi seluruh indera anak, sehingga perkembangan anak menjadi lebih optimal dan mendukung tahapan perkembangan anak selanjutnya.

Baca juga: Sekilas tentang Metode Montessori 1

Saling Menghargai

Dalam metode montessori tidak ada yang namanya berbicara dengan intensi tinggi atau memerintah dengan satu arah, sehingga menimbulkan anak tak mendengarkan perkataan kita atau justru malah berkata kasar kepada kita.

Dalam metode montessori hanya ada berbicara dan memperlakukan anak dengan sopan. Menggunakan eye contact dan mensejajarkan tubuh kita dengan tubuh anak menjadi salah satu kunci komunikasi kita kepada anak.

Penggunaan Alas Kerja

Maksud dari alas kerja di sini adalah daerah teritori anak saat bermain. Sehingga saat anak memahami alas kerjanya, meskipun anak bermain dengan bermacam-macam material, kerapian ruangan tetap terjaga.

Saat bermain di kelas dan si anak sudah mengerti tentang alas kerjanya masing-masing, anak pun harus dilatih untuk meminta ijin ataupun menolak dengan cara yang baik. Sehingga, di dalam metode montessori ini anak tak hanya belajar tentang perkembangannya, tetapi juga belajar tentang adab dan akhlak kepada teman.

Meaningful Activity - Future Learning

Semua kegiatan di montessori bertujuan untuk mempersiapkan tahapan perkembangan anak selanjutnya. Dan semua kegiatan dan aktivitas anak dirancang untuk membantu mempersiapkan anak menjalani kegiatan lain yang lebih kompleks.

Konkret - Abstrak

Menggunakan lembar kerja bukan satu-satunya cara untuk mengajarkan sesuatu kepada anak. Mengeksplorasi pengalaman secara langsung mengajarkan anak melihat dulu secara konkret, baru kemudian diajarkan secara abstrak.

Sederhana - Kompleks

Menggunakan material yang sederhana untuk merancang kegiatan montessori menuju kegiatan yang lebih kompleks. Sehingga anak harus mengeksplorasi material terlebih dahulu dan menguasainya sebelum anak menggunakan material tersebut.

Penguasaan Materi: Maju-Mundur

Perkembangan anak tak dapat disamakan dam dibandingkan dengan anak yang lain. Di montessori, tak ada istilah 'tertinggal' ataupun 'terlalu cepat'. Sehingga penting bagi anak untuk mengulang kembali material yang sudah diajarkan.

Self Correction

Salah satu kebiasaan kita adalah mengoreksi kesalahan di saat anak melakukan kesalahan. Selalu mengoreksi dan menyalahkan anak tak jarang membuat menyontek menjadi kebiasaan yang lumrah.

Dalam metode montessori, dirancang dengan konsep self correction untuk mencegah orangtua sering menginterupsi ataupun mengintimidasi anak. Cara paling efektif dalam mengoreksi anak adalah denhan memberi contoh bagaimana seharusnya yang ia lakukan.

Penggabungan Usia

Menggabungkan usia diharapkan dapat membantu anak untuk saling berinteraksi dan saling belajar. Membantu teman yang berbeda usia, memberi teladan, dan mengasah jiwa kepemimpinan dapat dilakukan anak yang lebih besar kepada adik-adiknya.

Penggunaan Istilah Work

Jangan ragu untuk menggunakan istilah belajar kepada anak-anak. Tentu saja kegiatan belajar harus kegiatan yang bermakna dan menyenangkan bagi anak.

Kolaborasi, bukan Kompetisi

Jika kebutuhan dasar anak belum dipenuhi tetapi sudah diikutkan berbagai kompetisi, maka yang ada dipikiran anak hanya memperoleh kemenangan saja.  Tugas utama adalah berkolaborasi, bukan berkompetisi. Hingga nanti pada saatnya anak sudah terjun ke dunia kerja, sudah tak ada lagi kompetisi antar pekerja.

Sumber:
Jatuh Hati pada Montessori, Vidya Dwina Paramita