TOILET TRAINING KAMU PASTI BERHASIL NAK

Masih dalam rangka perjalanan toilet training si anak. entah dari kemarin siang tiap anak tidur pasti ngompol, berlanjut hingga kemarin malam. alhasil, sprei yang baru saja diganti harus diganti kembali.

Kembali pagi tadi saya pun bercerita dan berbicara kepadanya tentang toilet training. kapan harus bilang pipis, dan apa yang harus dilakukan anak sebelum tidur. ada saatnya memang anak lupa atau saya yang lupa menanyakan "adek, pengen pipis?". dan saat ini pun yang saya pikirkan bukan mengapa anak mengompol, tapi bagaimana anak tidak mengompol dan itu konsisten.

Pembicaraan dengan anak memang harus dilakukan dari hati ke hati, tidak bisa dengan emosi negatif, harus dengan memahami perasaannya, dan pastinya harus menggunakan suara yang ramah.

Berbicara dengan emosi yang meledak-ledak justru akan memancing emosi anak. Anak menjadi susah diatur dan kurang bisa dikendalikan tingkah lakunya.

Alhamdulillah, cara tersebut berhasil untuk anak saya dalam seharian ini. Anak tidak mengompol dan sebelum BAK sudah bilang pengen pipis, sebelum BAB bilang pengen eek.

#day7
#level1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

MAMAH CERITAIN YA NAK

Masih sering anak tantrum saat ayahnya berangkat kerja. Pengennya si anak dia ikut ke sekolah ayahnya, bermain di sana dan dekat dengan ayahnya,

Biasanya saat tidak ada UKK seperti saat ini, ayahnya bolak-balik sekolah-rumah

Berhubung dengan adanya UKK, ayahnya harus standby ngawasi UKK sampai jam UKK selesai

Alhasil,
Si anak tantrum. Menangis dan menjerit minta diantarkan ke sekolah ayah.

****

Dan kemudian, karna saya di rumah pun hanya seorang diri. Saya pun teringat saat zaman dulu. Saya pun pernah merasakan apa yang anak saya rasakan saat ini

Ingin bertemu dengan ibu yang berangkat kerja. Tidak mau ditinggal di rumah. Pokoknya harus deket terus sama ibu

Pengalaman seperti ini pun saya ceritakan ke anak. Anak nampak antusias mendengarkan cerita

Saya pun bercerita bahwa dulu saya pun sering nangis saat ibu berangkat kerja. Pengennya ikut terus. Saya jelaskan ke anak bahwa ada kalanya saat orangtua bekerja, kita tidak diperkenankan untuk ikut. Kalau ada waktu senggang kita boleh ikut, dengan catatan tak boleh nangis dan rewel saat itu

****

Alhamdulillah,
Setelah diceritain beginian si anak agak tenang, tak nangis lagi. Bahkan sabar sekali menanti ayahnya pulang

#day6
#level1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kendalikan Intonasi Suaramu bu

Seharian ini mencoba toilet training untuk anak saya dengan 2 metode
1. Pagi hari setelah bangun tidur, mencoba menerapkan metode komunikasi produktif dengan mengendalikan intonasi suara dan menggunakan suara ramah. Hasilnya memang anak jadi lebih gampang untuk menjalani toilet training. Bahkan saat BAB kurang tuntas, si anak meminta lagi untuk ditatur
Intonasi ramah ini pun saya gunakan lagi siang sampai sore hari. Alhamdulillah, hasilnya pun sesuai harapan, anak menjalani toilet training dengan sukses

2. Perjalanan toilet training anak saya memang tak selalu berjalan mulus. Dalam seminggu pun terkadang masih ngompol di malam hari. Ataupun ngompol di pagi hari
Untuk membuktikan apakah hasil komunikasi berpengaruh dengan proses toilet training anak, saya mencoba di pagi hari berlagak agak galak. Hehe
Bener-bener hasil di luar ekspektasi saya. Anak saya mengompol 2x

****

Sungguh, bahwa komunikasi adalah gerbang awal mendidik anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya.
Fitrah dimana dia sudah mulai bisa mengontrol keinginan BAK saya lanjutkan dengan proses toilet training ke anak.
Dimana tidak ada lagi diapers lagi untuk sekedar tidak ingin lagi mencuci bekas ompol anak.

Dimana intonasi suara yang ramah secara tidak langsung masuk ke dalam bawah sadar anak. Sehingga anak lebih mudah memahami dan melaksanakan sesuai apa yang kita inginkan.

Adakalanya intonasi suara kita meninggi membuat anak takut sehingga dia tidak berani melakukan apa yang seharusnya bisa dia lakukan.

Dan ibumu ini masih terus belajar dan belajar untuk mengendalikan intonasi suara dan tetap menggunakan suara ramah di saat setumpuk pekerjaan rumah tangga telah membuat ibumu tak `waras'

#day5
#level1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

KATAKAN APA YANG DIINGINKAN

Sore tadi, saat Aan bermain dengan sepupunya terdengar suara adzan ashar.

Aan aku sounding untuk nanti setelah ashar ikut TPQ di mushola dekat tempat tinggal.

"Adek mangke nderek ngaji ten pondok nggih"
(Adek, nanti ikut ngaji di mushola ya)

Setelah shalat jamaah ashar selesai Aan saya beritahu bahwa TPQ akan segera dimulai

Dan ternyata, dia sudah berlari menuju mushola
Alhamdulillah..

****

Malam ini, malam kedua shalat tarawih bareng anak di mushola dekat rumah. Karna sebelum-sebelumnya Aan sudah terlelap dulu saat adzan isya berkumandang

Sebelumnya Aan main ke tempat tetangga. Berhubung dia masih punya kekuatan ekstra, aku sounding dia
"Adek mangke nderek terawih bareng mamah yok"
(Adek nanti ikut terawih bareng mamah ya)

Alhamdulillah
Untuk kedua kalinya, Aan masih kuat untuk terawih di mushola, meski gak sampe full. Tapi di sana dia mempunyai pengalaman menakjubkan bagi kami, orangtuanya

Aan berani bilang ke mbak-mbak yang tidak ikut terawih
"Sholat, sholat. Kene, kene (sambil menunjuk sajadah)"

****

Mengatakan yang sebenarnya kita inginkan secara tidak langsung akan dibawa ke bawah alam sadar anak. Sehingga kata positif yang telah didengar oleh si anak dengan gampang dan tanpa paksaan akan dilaksanakan anak. Dengan begitu anak akan terangsang dalam bawah sadarnya secara tidak langsung.

#day4
#level1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

KELOLA EMOSI YUK

Emosi yang merupakan kumpulan perasaan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Dimana emosi ini terkadang berkonotasi ke arah yang lebih negatif

Dimana dalam mendidik anak pun kita harus pandai-pandai mengelola emosi. Mengelola pikiran dan perasaan kita agar saat terjadi pemicu, tingkah laku kita menjadi semakin adaptif.

****

Seharian ini berusaha menerapkan tahapan komunikasi produktif dengan pengelolaan emosi.

Berusaha legowo saat si anak bertindak tidak sesuai dengan harapan.

Apalagi di saat Ramadhan seperti ini, mengelola emosi dengan baik akan menjadi salah satu diterimanya amal ibadah puasa kita, jika kita bisa mengelola kemarahan kita.

Adakalanya suara kita meninggi, pukulan ke arah anak kita melayang, ataupun sikap kasar kita kepada anak. Benar-benar harus dikelola dengan baik

Saat emosi sudah terkelola dengan baik. Tak jarang banyak keuntungan yang dapat kita petik dari kesabaran kita dalam mengelola emosi.

Memang praktik pengelolaan emosi yang bisa menghasilkan komunikasi produktif dengan anak tidak bisa dilakukan dengan instan.



Saya memulainya dari kemarin. Alhamdulillah banyak sekali buah dari praktik pengelolaan emosi yang bisa saya petik hari.

1. Proses toilet training anak berjalan semakin lancar
Yang semula anak selalu bermain air saat ditatur menjadi lebih konsen dengan proses taturnya.
Tak butuh waktu lama untuk mentatur. Dan alhamdulillah tak lagi kecolongan lagi seharian ini.

2. Anak menjadi semakin lengket
Dimana saat emosi terkelola dengan baik, anak tidak takut untuk melakukan sesuatu. Apalagi saat dia melakukan sesuatu tidak ada bayangan anak akan dimarahi. Anak menjadi bebas mengeksplor lingkungannya. Hingga proses bermain kami seharian ini pun menjadi semakin menyenangkan

3. Nafsu makan anak menjadi semakin baik
Terkadang ada perasaan marah, sebel saat anak tidak makan dengan lahap. Dengan emosi yang terkelola dengan baik, anak menjadi makan lahap, adab makan anak menjadi semakin baik. Tak ada lagi acara kejar-kejaran saat waktu makan tiba. Anak menjadi anteng saat disuapin.

4. Dan yang paling WOW dari proses mengelola emosi adalah tidak ada lagi tantrum yang melandamu nak

#day3
#level1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

AYO BANTU MAMAH NAK

Salah satu indikator perkembangan anak usia 1-2 tahun adalah melaksanakan beberapa perintah sederhana

****

Pagi ini Aan sarapan sendiri setelah beberapa suap harus dibantu

"Wewe, wewe" (sendiri, sendiri) begitu katanya

Meski ada nasi dan lauk yang tumpah. Itu tak apa untuk melatih kemandiriannya

Kemudian saya pun mensiasatinya dengan meminta bantuannya

"Adek, disapu nggih, kotor"
Kemudian mengambil sapu dan disapulah itu lantai yang terkena ceceran nasi

"Dek, ana eek cicak iki, disapu nggih"

"Endi?" (mana) jawabnya

Sambil ditunjukkan kotoran cicak dan kemudian di sapu

Done, urusan sapu menyapu selesai

Tinggal botol minumnya yang gelundung

"Dek, botole pundhut nggih"

Dan kemudian botol minumnya pun diambil



****

Setelah adek bangun tidur pagi

Saya bersiap menyiapkan snack camilan pagi ini. Mulai menggoreng, dan Aan minta minum. Saya ambilkan susu UHT di gelasnya. Gelas diletakkan di lantai tepat di dekat saya.

Tak sengaja saya menumpahkan isinya

"Adek, tulung mamah dipundhutke lap niku nggih"
(Adek, mamah minta tolong diambilke lap)

Si anak pun berlalu sambil mengambil lap pel di depan

"Adek dipel nggih, lah mboten dirubung semut"
(Adek dipel ya biar gak dikerubuti semut)

Dan yes, si anak pun menglap lantai yang terkena ceceran susu UHT

****

Ya, tiga pekerjaan untuk si anak lanang terselesaikan dengan baik hari ini.

Menggunakan kata sederhana yang mudah dipahami dengan intonasi yang jelas dan tidak menunjukkan kemarahan menjadi poin utama komunikasi efektif untuk anak

Memerintah, menyalahkan anak karna berbuat yang tidak sesuai dengan kehendak kita malah akan membuat anak tidak percaya dengan emosi dan perasaannya sendiri.

#day2
#level1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

APA PILIHANMU NAK?



Boleh jadi saat ada keinginan anak tak tersampaikan, sehingga saat muncul menjadi meledak-ledak

Tantrum..
Saat dimana seorang ibu diminta lebih bersabar dalam menghadapi anaknya
Saat dimana seorang ibu dituntut tidak terpancing emosinya

****

Seperti kemarin (31/5), saat dimana sang ayah hendak berangkat bekerja. Saat itupula Aan (22m) meraung-raung ingin ikut ayahnya. Mungkin jika saat itu ayah tak sedang mengawasi ujian semester, aku akan mengijinkannya untuk ikut bersama ayahnya.

 Karna ayah tak mungkin mengajaknya ke sekolah. Aku mendiamkannya hingga tangisannya mereda. Saat seperti inilah kesabaran seorang ibu diuji, tak boleh kepancing emosi 🙅

Setelah lumayan mereda, aku ajak ngobrol. Aku beri pilihan, mau makan apa mau liat ikan. Jawabnya, "lok iwak" (liat ikan)

Ok, aku turuti kemauan si anak, sambil iseng juga menyuapinya (sambil menyelam minum air) 🙈

Ternyata makanan yang dimakan cuma sedikit, di situ saya merasa sedih 😢

Aku tanya lagi, "adek pengen pakpung?" (adek mau mandi?)
Jawabnya, "nggih" (sambil berlalu menuju kamar mandi)

Mandi seperti biasanya, pakai sabun, sampo, sikat gigi, belajar membilas sendiri. Sampai akhirnya dia lupa, dan setelah ganti baju pun minta nenen dan tertidur

Ah, di situ lega. Satu urusan selesai

Di saat si anak terbangun, bermain, makan camilan. Lalu, teringat lagi dengan ayahnya, sambil berlari memanggil ayahnya dan bilang, "ayah, nderek" (ayah, ikut). Menyusuri jalanan seperti yang dilalui ayahnya. Aku pun mengikutinya dan menggendongnya kembali ke rumah

Sambil menangis, aku kasih pilihan, "adek pengen dr nelfon ayah nopo maem jajan?"
Anak menjawab, "bel ayah"

Sambil menelfon ayah dan video call ayahnya si anak nampak lega



Kembali selepas maghrib, sebelum isya

Si anak sudah berada di kamar tidur, memintaku untuk menemaninya sambil nenen. Si ayah yang berada di sampingnya aku kode untuk memasukkan sepeda motornya ke rumah.

Mendengar si ayah buka pintu, si anak langsung memanggil, "ayah nderek"

Ayah yang sedang memasukkan motor terpaksa mengajak anak memasukkan motor bersama

Tapi ternyata, si anak malah nangis, meraung-raung. Meminta agar motornya dikeluarkan dan sang ayah mengajaknya jalan-jalan

Di situ aku merasa tertantang kembali. Mengendalikan emosi yang terkadang meledak-ledak saat anak meraung-raung

Si anak aku ajak ke luar rumah, menikmati malam hanya berdua. Bercerita tentang bintang dan memberikannya pilihan maunya apa.

Rada alot memang, dan ternyata saat itu anak sedang capek, pengen nenen, pengen tidur.

Ok, ayo kita bobo nang

Di kamar ada ayahnya juga, sambil berbaring dia memintaku untuk mengelus-elus punggungnya dan meminta ayahnya untuk mengipasinya

Hanya 5 menit dan si anak pun tertidur

****

Tak hanya saat dia sadar, saat berada dalam tidurnya pun si anak kembali mengigau, "ayah nderek" begitu terus

****

Hingga keesokan paginya (1/6) si anak ikut bangun saat si ayah menonton acara Hafiz Indonesia dan hendak sahur. Si anak berkata, "ngaji, ngaji". Sambil keluar menuju ayahnya

Ingatannya masih saja kuat. Dalam dinginnya dan gelapnya waktu fajar. Si anak minta keluar untuk jalan-jalan. Akhirnya aku beri alternatif, mau jalan-jalan apa mau bantu mamah njemur baju?
Lah, ternyata si anak milih njemur baju. Alhamdulillah ☺

****

Karna untuk berkomunikasi dengan anak butuh konsisten.

Aturan yang jelas dari orangtua tidak akan membuat anak bingung.

Batasi apa yang dibolehkan dan apa yang tidak dibolehkan.

Dan yang terpenting selalu komunikasikan dengan anggota keluarga yang lain.

#day1
#level1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip