“PUASA”, GAYA HIDUP SEHAT UNTUK MENJAGA KEBUGARAN JASMANI


Seringkali olahraga dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Dengan olahraga, maka aktivitas fisik manusia akan meningkat. Hal inilah yang dapat meningkatkan status kekebalan tubuh seseorang yang berakibat pada meningkatnya kebugaran jasmani seseorang. Sehingga, produktivitas kerjanya pun akan meningkat. Aktivitas fisik seseorang yang meningkat ini disebabkan karena VO2 maks (kemampuan aerobik) seseorang meningkat.
Kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh terhadap kebugaran jasmani. Ibaratnya, kekebalan tubuh kita itu bekerja seperti polisi. Saat kita diam, kekebalan tubuh pun ikut diam di posnya yaitu di jaringan limpa. Dalam hitungan menit kita memulai olahraga, dan beberapa jam setelahnya, tim kekebalan tubuh ini akan meninggalkan posnya dan berpatroli dalam tubuh. Dalam suatu survey didapatkan dari 150 orang yang rajin melakukan olah raga jalan selama 12 minggu, mereka jarang yang terkena flu dan radang tenggorokan dibanding mereka yang tidak olahraga.
Namun demikian, perlu diperhatikan, olahraga terlalu keras atau terlalu cepat dapat membuat tubuh lemah dan justru dapat menurunkan daya tahan tubuh dan membuat kebugaran tubuh menjadi melemah, sehingga penyakit akan mudah masuk dan berkembang di dalam tubuh. Begitu pula dengan rutinitas, semakin rutin dan teratur kita berolahraga maka akan membuat sistem kekebalan tubuh disiplin dan sigap seperti polisi di atas tadi, sehingga dapat menjaga tubuh dari berbagai penyakit dengan lebih baik.
Tidak hanya olahraga
            Hemoglobin mempunyai peranan penting dalam proses pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh. Pengangkutan oksigen ini dimaksudkan untuk menunjang proses metabolisme aerobik yang terjadi di dalam mitokondria. Energi yang terjadi inilah yang akan dipakai dalam siklus Krebs. Energi ini akan digunakan untuk kerja eksternal jantung, energy ini yang menyebabkan jantung dapat berkontraksi dan berelaksasi. Oksigen yang terdapat dalam jantung inilah yang menjadikan kerja jantung menjadi semakin kuat.
Anemia menjadi salah satu tolok ukur penurunan kebugaran jasmani seseorang. Kekurangan kadar hemoglobin dalam darah ini yang akan menghambat pengiriman oksigen ke dalam jaringan tubuh, sehingga mengganggu proses metabolik jaringan dan VO2 maks menjadi berkurang dan pada akhirnya terjadi penurunan kebugaran jasmani.
Kebiasaan hidup sehat tanpa rokok menjadi dasar peningkatan kebugaran jasmani seseorang.  Rokok yang dihisap akan meningkatkan karbonmonoksida dalam tubuh. Karbonmonoksida ini akan mengalahkan oksigen untuk mengikat hemoglobin, kemudian karbonmonoksida akan menyingkirkan hemoglobin yang digunakan untuk mengangkut oksigen ke dalam jaringan. Konsentrasi hemoglobin yang rendah dapat mengurangi angka maksimal pengiriman oksigen ke jaringan, sehingga akan mengurangi VO2 maks dan mengganggu kapasitas kebugaran jasmani seseorang.
            Alkohol pun ikut berperan aktif dalam penurunan kadar hemoglobin di dalam tubuh seseorang. Alkohol dapat mencegah hemoglobin melepaskan oksigen setelah sampai di jaringan. Hal ini disebabkan karena alkohol melumpuhkan enzim sitokrom oksidase yang fungsinya membantu melepaskan oksigen agar dapat masuk ke dalam jaringan, dan kemudian diantarkan oleh mioglobin. Dapat disimpulkan bahwa alkohol dapat merusak sistem syaraf dan membuat tubuh menjadi lelah. Sehingga dapat menurunkan tingkat kebugaran jasmani seseorang.

Status gizi juga harus ditingkatkan
Energi yang diperlukan oleh tubuh berasal dari asupan makanan yang telah dimakan. Energi tersebut didapat dari pembakaran karbohidrat, lemak, dan protein dengan oksigen. Hal ini pun ada hubungannya dengan aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang. Aktivitas fisik yang baik dapat membantu menyediakan oksigen dalam jumlah cukup. Sehingga pembakaran zat-zat gizi dapat berlangsung secara optimal. Jika seseorang kelebihan asupan gizi tetapi aktivitas fisiknya menurun, maka akan terjadi keseimbangan positif (gizi lebih). Sebaliknya, jika asupan gizinya kurang tetapi aktivitas fisiknya baik, maka akan terjadi keseimbangan negatif (gizi kurang). Kedua hal ini tentu saja tidak baik untuk kesehatan manusia. Jika ingin sehat, maka aktivitas fisik dan asupan gizi harus seimbang.
 Agar keduanya seimbang
Penyakit dalam perut adalah penyakit yang banyak diderita orang-orang dari segala jenis penyakit yang ada. Ibaratnya, perut adalah stasiun. Stasiun merupakan tempat orang yang akan berpergian dan datang melalui kereta. Jika kereta yang datang sama seperti biasanya, sedangkan penumpang yang ingin naik kereta melampaui batas, maka banyak penumpang yang tidak akan mendapatkan kereta sesuai dengan jam yang inginkan, sehingga terjadi masalah dalam stasiun. Sama seperti makanan yang kita makan. Dalam sistem pencernaan, kereta diibaratkan sebagai perut, sedangkan penumpang adalah makanan yang kita makan. Jika makanan yang dimakan terlalu banyak, maka akan menimbulkan permasalahan dalam perut kita.
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa, “Lakukanlah puasa, niscaya kamu akan memperoleh manfaatnya”. Kajian ilmiah tentang puasa telah banyak dilakukan oleh para ilmuwan. Hasilnya sungguh mengejutkan, bahwa puasa merupakan salah satu unsur gaya hidup sehat.
Gaya hidup sehat yang diperoleh dari puasa ini dapat memperpanjang umur dan memelihara daya tahan tubuh agar tetap prima. Disamping itu puasa akan menambah kebugaran jasmani maupun rohani seseorang, menunda dan menghambat munculnya berbagai penyakit degeneratif, serta meringankan berbagai penyakit terkait gizi.
Puasa sangat berbeda dengan diet. Puasa tidak akan mengurangi asupan gizi dan kalori dalam tubuh, akan tetapi hanya mengurangi kadarnya sedikit lebih rendah dari kebutuhan nutrisi yang normal. Berpuasa pun masih bisa menyantap berbagai jenis makanan. Lain halnya dengan diet yang membatasi jenis makanan tertentu saja yang dikonsumsi.
            Dengan berpuasa, maka kerja alat pencernaan pun ikut diistirahatkan. Pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan. Hal ini dimaksudkan untuk memproses makanan agar tidak berlebihan. Seperti halnya dengan fungsi kerja mesin, maka fungsi kerja alat pencernaan pun sama. Jika digunakan secara terus-menerus tanpa istirahat, maka lama-kelamaan akan rusak.
Pada dasarnya, orang berpuasa itu tidak makan dan minum selama 8 sampai 10 jam dalam 24 jam/hari. Hal ini tentu saja tidak akan membahayakan tubuh dan tidak akan menyebabkan dehidrasi hingga manusia dapat meninggal. Berpuasa juga tidak akan mengakibatkan kebugaran jasmani menjadi menurun. Malah sebaliknya, kebugaran jasmani akan semakin meningkat dan tubuh menjadi lebih sehat. Berpuasa berarti menggunakan energi dalam jumlah yang besar untuk mencerna makanan. Dengan berpuasa, tubuh akan memakai energi tersebut untuk proses penyembuhan dan regenerasi. Puasa juga dapat mencegah lebih banyak racun yang masuk ke dalam tubuh, sehingga hati dapat beristirahat dalam menawarkan dan mengolah zat racun tersebut. Selain itu, sistem kekebalan juga dapat beristirahat dalam malawan racun yang berasal dari makanan, air, dan lingkungan.
Selama hari pertama, tubuh membakar gula yang tersimpan, yang disebut dengan glycosen. Setelah itu,tubuh mulai membakar lemak sebagai bahan bakarnya. Namun otak membutuhkan gula darah untuk bekerja. Oleh karena itu, selama hari kedua puasa, beberapa jaringan otot akan pecah menjadi asam amino, yang diubah oleh hati menjadi glukosa untuk memberi asupan makanan pada otak. Selama hari kedua dan ketiga puasa, tubuh mengalami ketosis. Dalam keadaan ini, hati mengubah lemak yang tersimpan menjadi bahan kimia yang disebut sebagai ketones, yang dapat digunakan oleh otak, jantung, dan otot sebagai energi. Umumnya, selama periode waktu ini, orang sudah tidak merasakan lapar dan dapat meningkatkan energi serta kesadaran, termasuk kejernihan otak dan jiwa.
Menurut Dr Kunkun K. Wiramihardja Ms (Fakultas Kedokteran UNPAD), puasa itu menyehatkan tubuh seseorang. Dengan berpuasa, maka zat-zat kotoran serta cadangan yang berlebihan yang bersifat toksik atau racun, mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk dibuang. Melalui kegiatan puasa, seseorang makan secara teratur, sehingga dapat menurunkan kolesterol, lemak, triglisirida, asam urat dll., yang pada akhirnya dapat terhindar dari berbagai macam penyakit, antara lain penyakit jantung.  
Dr Theodor B. Van Itallie, ahli gizi dan penasehat pada Direktorat Jenderal Kesehatan Amerika Serikat , mengungkapkan hikmah puasa bulan Romadhon: Pada puasa hari pertama, seseorang akan merasa agak lemah. Ini karena tubuh memperkecil jumlah pemakaian bahan bakar, tapi juga protein yang terdapat pada otot organ vital seperti limpa dan ginjal. Pada hari-hari selanjutnya barulah tubuh orang yang  erpuasa mulai bekerja efisien. Pada hari ketiga misalnya otak –organ yang paling banyak membutuhkan enerji- mulai bisa memanfaatkan katone yaitu sisa-sisa pembakaran lemak. Setelah otak menggunakan katone, orang yang berpuasa mulai merasa terasing atau kadang merasa gembira.
Puasa mencegah penyakit degeneratif
            Berbagai macam penyakit degeneratif  banyak menyerang manusia. Mulai dari hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, bahkan kanker. Puasa dapat mencegah berbagai penyakit tersebut. Dengan berpuasa, maka sensitivitas kerja insulin dalam  menormalkan gula darah akan meningkat. Pengontrolan suhu tubuh yang baik akan mencegah seseorang terjangkit penyakit diabetes tipe II, yaitu peningkatan kadar gula dalam darah karena hormone insulin yang sudah lagi tidak sensitive dalam mengontrol gula darah.
Selain itu, dengan berpuasa, maka kadar kolesterol tubuh akan menurun. Puasa dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL ( sehat ) di 25 titik dan menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 titik. Trigliserol merupakan pembentukan kolosterol LDL ( kolesterol jahat ) yang dapat menyumbat pembuluh darah. Jika konsentrasi LDL dalam tubuh meningkat, maka pembuluh darah dalam tubuh akan tersumbat. Hal inilah yang dapat memunculkan terjadinya penyakit jantung koroner yang dapat memicu seseorang terkena kanker.
Puasa untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Puasa ternyata juga meningkatkan daya tahan tubuh. Mekanismenya antara lain, bahwa pengurangan konsumsi kalori akan berdampak pada menurunnya laju metabolisme energi. Hal itu dapat dirasakan ketika orang yang berpuasa suhu tubuhnya turun. Dan ini menunjukkan terjadinya pengurangan konsumsi oksigen. Puasa akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun ( radikal bebas okseigen). Dilaporkan sekitar tiga persen dari oksigen yang digunakan sel akan menghasilkan radikal bebas oksigen dan itu akan menambah tumpukan oksigen racun seperti anio superoksida (O2) dan hidrogen peroksida ( H2O2 ) yang secara alami selalu terjadi.
Kelebihan radikal bebas oksigen tersebut akan mengurangi aktivitas kerja enzim. Hal ini akan menyebabkan terjadinya mutasi dan kerusakan dinding-dinding sel. Dilaporkan bahwa lebih dari 50 macam penyakit degeneratif dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas. Dengan demikian, berarti puasa akan meningkatkan daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh meningkat, maka kebugaran jasmani seseorang pun akan meningkat pula.

Tidak ada komentar