Tampilkan postingan dengan label IIP. Tampilkan semua postingan

Aliran Rasa : Bunda Cekatan IIP Batch 1

Selama kurang lebih setengah tahun, saya mulai belajar di kelas Bunda Cekatan. Lega banget sih karena kelas ini tidak menggunakan kuota kelas dan dipersatukan di grup Facebook.

Meski harus online agar tidak ketinggalan materi yang diberikan, tapi cukup seru juga karena bisa menyaksikan secara langsung materi dan sesi tanya jawab yang diberikan. Apalagi materi yang diberikan langsung dari Bu Septi yang bikin uwuuuu.

Proses dari Telur Menjadi Kupu-Kupu


Dalam kelas Bunda Cekatan, terdapat 4 tahapan seperti dalam proses metamorfosis kupu-kupu. Mungkin inilah yang menjadi dasar untuk menjadi cekatan dalam hidup. Jadi, selain bisa memperoleh ilmu dari masternya, di sini saya juga belajar dari nol untuk menjadi ibu dan istri yang cekatan.

Dimulai dari membuat mindmap, di sinilah saya perlu memprioritaskan ilmu yang harus saya kuasai dan aplikasikan selama kurang lebih setahun ini. Dalam hal ini saya lebih memilih ilmu mengenai perkembangan anak yang menjadi hal penting.

Tak hanya untuk menguasai ilmu yang ingin dipelajari saja. Di kelas ini saya juga belajar bagaimana asyiknya belajar bersama. Mulai dari memberikan bingkisan dan berkenalan dengan peserta lain. Mencari buddy untuk diajak sharing bersama hingga menjadi mentor dari bidang ilmu yang sudah saya kuasai.

Tentu saja hal ini sangat menyenangkan. Apalagi sesi sharing dengan teman menjadi aplikatif saat sekarang saya harus menyediakan MPASI untuk anak.

Peran Regional


Jika biasanya dalam kelas di Institut Ibu Profesional ada fasilitator yang akan memandu proses belajar. Di New Chapter ini memungkinkan saya untuk belajar merdeka. Tentunya hal ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu dan bisa menyesuaikan yang paling sreg dengan hati.

Nah, menariknya peran Regional sangat penting dalam merangkul teman sekelasnya. Meskipun terkadang sempat ketinggalan siaran langsung di grup FB, di WAG regional masih bisa bertukar pendapat dengan siswa lain. 

Peran regional inilah yang juga membantu saya untuk tetap aktif, meski saat awal tahun harus jeda melahirkan terlebih dahulu.

Membuat Jurnal Tiap Pekan


Yang paling menarik dari kelas ini adalah adanya jurnal yang harus dibuat setiap pekannya. Nah, kalau tidak diingatkan melalui regional terkadang sering kelupaan ini.

Meski jangka seminggu sangat lama. Ternyata pengaturan waktu atau manajemen waktu sangat diperlukan agar tugas jurnal terselesaikan secara tepat waktu.


Aliran Rasa Kelas Ulat-Ulat

Masuk kelas ulat-ulat? Hmmm.. tentu saja hal yang tak mudah untuk dilewati. Terlebih karena dua bulan ke belakang saya memiliki aktivitas baru dengan dua putra.

Memang semakin jauh perjalanan di Bunda Cekatan ini, semakin banyak pembelajaran yang didapat. Terlebih lebih banyak tantangan mendapatkan teman baru yang saya alami.

Sempat menyerah? Tentu saja. Terkadang ada keinginan untuk skip tugas. Terlebih ada kelonggaran untuk tidak setor tugas jurnal maksimal 2 kali tapi tidak berturut--turut.

Tapi, agar tak keterusan, akhirnya dengan terseok-seok pun aku mampu menyelesaikannya. Yeey..

Tantangan memang tak mudah, tapi jika ada niat pasti akan berjalan lebih mudah.

Banyak ilmu yang didapat, agar tak cepat lupa tentu saja harus dipraktikkan.

Setelah ilmu dipraktikkan pun, agar lebih bermanfaat harus dibagi dengan teman yang lain.

Dan saya bersiap untuk masuk zona kepompong. Bismillah


Kelas Ulat-Ulat : Bekal untuk Buddy-ku



Ternyata minggu ini merupakan minggu terakhir kelas ulat-ulat. Setelah melihat tantangan, ada rasanya pengen skip aja kali ini. Apalagi ngepasi bayi lagi GS. Hehe

Setelah melewati masa perenungan, akhirnya aku putuskan untuk tetap lanjut dan Alhamdulillah pencarian buddy kali ini berjalan lancar.

Saya bertemu dengan mbak Anita Amalia dari IP Kalsel. Saling pedekate, meski sama-sama memiliki 2 balita dan masih belajar tentang manajemen waktu, akhirnya kami saling mengutarakan rasa selama ikut kelas Bunda Cekatan.

Jadi, dari mbak Anita Amalia inilah saya belajar banyak tentang arti perjuangan. 

Mbak Anita Amalia sendiri di Bunda Cekatan fokus ke manajemen waktu, finansial, dan emosi. Beliau ikut di grup manajemen emosi dan finansial. Sebagai camilannya, beliau ikut kelas mengemudi dan temanda.

Untuk kelas favoritnya sendiri adalah kelas mengemudi. Tinggal menambah jam terbang saja untuk bisa mahir mengemudi. Sedangkan di kelas utamanya, beliau nyicip di kelas manajemen konflik dan bisnis.

Hampir sama dengan saya, karena keterbatasan waktu buka grup WA, akhirnya ngincip. Tetapi untuk kelas bisnis, ternyata sangat aplikatif untuk diterapkan di bisnis beliau.

Karena beliau gabung di grup temanda, saya memberikan bekal berupa buku 'Islamic Montessori' sebagai bekal di Kelas Kepompong nantinya. Selain bisa dipraktekkan ke anak. Dengan buku ini semoga bisa melatih manajemen waktu dan emosi beliau.

#janganlupabahagia
#jurnalminggu8
#materi8
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Kelas Ulat-Ulat: Refleksi Ilmu



Berkelana di hutan rimba itu bikin bingung kalau tak pegang peta. Terlebih terkadang ada hal baru yang ingin dikulik. Tapi ternyata jika terlalu banyak hal baru yang kita dapatkan, seakan kita akan lupa pada tujuan awal kita masuk ke hutan.

Nah, saat berkelana ke hutan ilmu pun cukup banyak hal menarik yang ingin saya pelajari. Tapi kembali lagi ke mindmap yang sudah saya buat, jangan sampai hal tersebut malah menjadi bumerang bagi saya.

Makanan Utama yang Didapat

Saat berkelana ke hutan, ada banyak makanan yang menarik. Tetapi kembali lagi saya membuka mindmap. Beberapa makanan yang saya lahap adalah food preparation, resep masakan, tentang homeschooling, dan ragam aktivitas anak. Meski begitu, ada satu ilmu yang belum saya dapatkan yaitu ilmu tentang perawatan bayi baru lahir, utamanya tentang menggendong. Karena yang saya temukan hanya ilmu tentang ASI dan MPASI saja.

Potluck Lezat di Hutan

Meski banyak potluck lezat di hutan, setidaknya saya harus menjaga diri agar tak melahapnya semua.

Beberapa ilmu yang sempat saya cicipi adalah tentang SEO, public speaking, dan beauty.

Meski ada beberapa camilan yang saya cicipi di hutan. Bukan berarti banyak camilan yang perlu dinikmati. Tetap proporsi makanan harus lebih banyak.

Kelas Ulat-Ulat : Mari Berbagi Hadiah



Siapa sih yang tak suka diberi hadiah? Pastinya semua orang suka hadiah bukan, meski hadiah bukan bahasa cintanya? Hehe

Setelah kemarin saling berkenalan dengan peserta buncek lainnya dan mengetahui kelas favoritnya. Kini saatnya memberikan bingkisan sesuai dengan apa yang disukai teman.

Nah, ternyata saya mendapatkan banyak teman yang lebih memilih kelas manajemen waktu dan manajemen emosi. Sungguh, inilah tantangan bagi saya yang kurang menguasai materi tersebut. Ditambah saya tidak mempunyai sumber materi dari dua topik materi tersebut.

Karena masih memiliki teman yang memilih kelas lain. Akhirnya saya memilih mengirimkan hadiah ke mbak Rohmah, mbak Sri Wahyuni, dan mbak Rahma.

Nah, inilah hadiah yang saya berikan sesuai dengan kelas kesukaannya. 

Parenting di sini
Cooking di sini
Referensi bermain anak di sini

Tak hanya memberikan hadiah, ternyata ada banyak hadiah juga yang sesuai dengan mindmap. Salah satunya adalah food preparation dan referensi bermain anak.


#janganlupabahagia
#jurnalminggu6
#materi6
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Kelas Ulat-Ulat : Ayo Berkemah

Pekan kelima kami yang berada di kelas ulat-ulat diajak oleh Kak Peni untuk berkemah bersama dengan teman yang lain. Meski kemarin sudah menemukan keluarga yang satu mindmap, ternyata menemukan keluarga lain untuk diajak berkemah justru mengasyikkan.



Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menemukan teman. Saya sendiri lebih banyak mengunjungi teman lain untuk saling sapa. Bersyukur tak hanya teman yang saya kunjungi saja yang mau diajak kenalan, beberapa teman yang lewat pun Alhamdulillah bisa kenalan. Meski beberapa ada yang sudah kenal sebelumnya.

Meski begitu, dengan adanya berkemah inilah saya menjadi lebih kenal dengan teman lain yang tanpa tidak saya sadari.

Selain berkenalan, saya pun juga menanyakan kelas favorit yang diikuti oleh teman lain. Terkadang saking asyiknya saya sering lupa menanyakan asalnya hingga kelas yang menjadi favoritnya.

Nah, dari hasil kenalan itulah saya menjadi tahu tentang beberapa kelas atau grup yang ada di kelas Bunda Cekatan.

Keluarga Uluwatu atau Kelas Manajemen Waktu

Mulanya saya agak bingung dengan kata uluwatu. Ternyata Uluwatu merupakan kelas dari ilmu Manajemen Waktu yang ternyata cukup banyak menjadi favorit para emak yang ingin belajar tentang cara membagi waktu sehari-hari.

Dari hasil kemah, ada beberapa yang menjadi kelas Uluwatu menjadi kelas favoritnya:

1. Dyah Kusuma (IP Sidoarjo)
2. Rina Suhartini (IP Banyumas Raya)
3. Marfuatuz Zulfia
4. Nilawati (IP Kalsel)
5. Winda Ayu Retno (IP Banten)

Inside Out Family atau Keluarga Manajemen Emosi

Emosi menjadi salah satu hal yang perlu dipecahkan agar tidak bertambah. Nah, ternyata saya baru tahu kalau di kelas ini juga dibagi-bagi lagi menjadi kelas kecil.

1. Fatmawati Arista (IP Bekasi)
2. Rina (Malang)
3. Siti Amanatillah (IP Garut)

Temanda Family atau Kelas Bermain Anak

Ada salah satu kelas sebenarnya yang ingin saya masuki tapi khawatir malah gak fokus. Memang masih satu mindmap, tapi kelas ini saya urungkan. Alhamdulillah dapat kenalan mbak Rahmawati dari IP Bandung yang tertarik dengan kelas ini.

Kelas Literasi

Literasi menjadi salah satu hal ingin saya pelajari, tapi saya urungkan agar tak over. Nah, ternyata saya pun ketemu dengan yang suka kelas ini. Ada mbak Kholilatul Wardani dari IP Malang.

Kelas Komunikasi

Komunikasi menjadi hal yang penting untuk menjalin hubungan dengan keluarga maupun orang lain. Nah, ternyata mbak Witri Khotimah dari IP Bandung menjadikan kelas ini kelas favorit karena sesuai dengan mindmap dan komunikasi menjadi kebutuhan dasarnya.

Kelas Parenting

Mendidik anak menjadi kewajiban orang tua. Nah, dengan adanya kelas parenting jadi banyak tahu nih tentang cara mendidik anak antar keluarga. Nah, yang menjadikan kelas parenting sebagai kelas favorit ada mbak Sri Wahyuni dari IP Aceh.

Kelas Cooking / Keluarga Ratu Dapur

Siapa yang suka memasak? Saya pun sebenarnya memfavoritkan kelas ini. Meski masih pemula, saya beranikan masuk kelas ini dengan harapan akan banyak mendapatkan ilmu dari para ratu dapur.

Ternyata tak hanya saya saja yang menjadikan kelas ini sebagai kelas favorit. Ada mbak Rohmah juga dari IP Lampung yang memfavoritkan kelas cooking.

Cukup banyak hasil kenalan dari berkemah kali ini. Banyak temen yang saya dapatkan. Terlebih kebanyakan teman-teman baru dan sebelumnya bukan teman di dunia Maya menjadi satu hal yang paling berkesan di pekan kelima kelas ulat-ulat.


Belajar dengan Keluarga Ratu Dapur

Di pekan ini saya tidak beranjak dari grup Keluarga Ratu Dapur. Informasi mengenai dunia masak memasak masih sangat saya perlukan. Ternyata di grup ini banyak sekali ilmu tentang dunia memasak yang berserakan. Meski belum bisa full ikut diskusi, Alhamdulillah masih bisa memungut ilmu-ilmu tersebut yang sangat bermanfaat untuk kehidupan pribadi saya



Meskipun banyak ilmu yang dibagi di grup, mempraktikkannya langsung dapat membuat ilmu menjadi lebih bermanfaat. Selain itu, beberapa hal mengenai ilmu tersebut perlu juga didiskusikan dengan suami agar bisa menjadi ratu dapur di rumah. Hehe

Nah, dari beberapa diskusi yang sudah berlangsung, ada beberapa poin yang bisa saya ambil:

1. Mempersiapkan Menu Harian

Sekarang ini banyak ibu yang mempraktikkan belanja mingguan agar lebih hemat biaya dan waktu. Selain itu, dengan menyiapkan menu harian bisa didiskusikan dengan anggota keluarga. Hanya saja untuk anggaran biayanya tiap daerah tidak bisa dipatok dengan jumlah anggaran yang sama. 

2. Menyimpan Bahan Makanan

Menyimpan bahan makanan sangat diperlukan agar makanan tidak kehilangan nutrisinya. Selain itu, penyimpanan yang baik juga akan membuat bahan makanan menjadi lebih tahan lama.

3. Share Resep

Banyak resep masakan yang dibagikan di grup ini. Hanya saja dari resep yang dibagikan belum ada yang saya praktikkan.

Nah, itulah hasil belajar saya di pekan ini. Semoga pekan depan bisa lebih maksimal dalam belajar tentang perdapuran.

#janganlupabahagia
#jurnalminggu4
#materi4
#kelasulat
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Keluarga Ratu Dapur

Setelah menyusuri gua yang penuh dengan beragam kejutan, kini saatnya menemukan keluarga sebagai teman belajar bersama. Kali ini saya memilih urusan perdapuran sebagai makanan lezat yang ingin disantap. Perdapuran saya pilih karena cukup membuat saya kewalahan dan saya kesulitan untuk menemukan guru ataupun grup yang mendukung kegiatan perdapuran ini.

Dengan adanya WAG keluarga inilah saya cukup terbantu dengan berbagai informasi mengenai urusan perdapuran. Meski sering terlambat mengikuti pembahasan di grup, setidaknya banyak ilmu yang saya dapatkan dengan adanya pertemuan keluarga ini.


Ikon WAG Keluarga Ratu Dapur


Banyak hal yang dibahas dalam grup keluarga ratu dapur ini:

1. Ide Pembahasan Grup

Meski terlihat sepele, grup harus dibatasi pembahasannya. Selain agar tidak melenceng, dengan adanya pembahasan yang lebih intensif akan membuat banyak ilmu yang bisa digali bersama. Berdasarkan hasil brainstorming, pembahasan grup keluarga ratu dapur diantaranya:

    1. cooking termasuk masak cepat, slowcook, masakan sehat, membuat snack,  baking kue2an
    2. Menyusun menu
    3. Cara mengolah bahan makanan agar nutrisinya tidak banyak yg hilang. Variasi resepnya. 
    4. Cara menyimpan bahan makanan juga agar tidak mudah rusak dan nutrisinya tidak banyak hilang. 
    5. Food preparation
    6. Baking
    7. Frozen food
    8. Masakan yang bisa dimakan tanpa nasi, tapi aman untuk ABK (autism)
    9. Pastry & Bakery
    10. Membuat makanan yg sehat, olahan sayur dan buah, atau makanan yg nutrisinya bagus tapi kalorinya rendah 

2. Jam Online

Jam Online menjadi hal yang cukup krusial untuk dibahas. Pasalnya, dengan anggota 75 orang di WAG keluarga ratu dapur tentunya dengan adanya jam online cukup membantu untuk manajemen waktunya.

3. Diskusi Grup

Mengenai perdapuran, banyak hal yang sudah didiskusikan di grup. Mulai dari penyimpanan bahan makanan, sharing resep, ataupun mengolah makanan yang bernutrisi.

Dengan adanya grup keluarga ratu dapur ini saya cukup terbantu dengan memperoleh pengetahuan mengenai makanan dan urusan perdapuran.

Harta Karun di Gua Istimewa

Pekan kedua kelas ulat-ulat membuat saya berbinar. Setelah ada materi dari mbak Nikmah tentang Gemar Rapi, ternyata tugas pekan ini pun saya kembali mendapatkan banyak asupan. Hanya saja saya agak batasi asupan yang ada, dalam hal ini potluck yang disediakan temen-temen IP.

Nah, sebelum saya melahap potluck dari temen-temen yang lain. Saya membuat potluck tentang skincare. 



Karena waktunya sangat terbatas, jadi tidak bisa rinci dan jelas dalam membuat potluck. Selain itu, ternyata dalam hal merekam ataupun membuat video ada hal baru yang bisa dipelajari. Salah satunya adalah kepercayaan diri dan penggunaan teknologi.

Sebenarnya banyak potluck yang saya butuhkan. Terlebih banyak yang sharing tentang food preparation yang saya masih susah menemukan gurunya. 


Tetapi, untuk menjaga agar tidak gumoh ilmu, saya hanya memilih prioritas yang ingin saya dalami dalam waktu dekat ini, yaitu tentang perawatan bayi. Salah satunya adalah ilmu tentang menggendong yang potlucknya saya lahap. Potluck menggendong dari mbak Nisa (Harnum Nisa / IP Tangsel) yang kemudian saya berbinar. Terlebih beberapa postingan dari mbak Nisa memang saya ikuti banyak sharing tentang dunia gendong menggendong. 

Kelas Ulat-Ulat : Makanan Pekan 1



Minggu ini ternyata sudah masuk kelas ulat-ulat. Meskipun kelas telur-telur sudah terlewati dan pecah, kini saatnya harus lebih bersemangat untuk melahap setiap daun yang ada.

Dengan berbekal mindmap yang sudah dibuat, maka di pekan ini saya lebih fokus pada bahan perawatan bayi. Meskipun ada beberapa hal tentang perawatan bayi yang sudah saya ketahui sebelumnya karena sudah ada pengalaman. Ternyata ada beberapa hal yang kurang saya mengerti ataupun ingin saya mengerti lebih lanjut mengenai perawatan bayi baru lahir. Misalnya, tentang stimulasi bayi baru lahir maupun tentang permasalahan bayi baru lahir.

Sumber Ilmu yang Saya Dapatkan

Di awal kelas ini saya lebih fokus pada perawatan bayi baru lahir. Di pekan sebelumnya saya sudah menamatkan buku yang berjudul "A-Z Perawatan Bayi".

Dan untuk pekan ini saya lebih banyak Googling dan nonton YouTube untuk memenuhi rasa penasaran saya. Untuk website sendiri saya masih nyaman membaca artikel dari Alodokter. Sedangkan untuk YouTube saya lebih banyak nonton channel dari Tanyakan Dokter dan Alodokter. Selain itu, beberapa hal mengenai perawatan bayi baru lahir juga saya dapatkan informasinya melalui website hello sehat.

Untuk tema dari perawatan bayi baru lahir sendiri, saya mencoba mencari materi sesuai kebutuhan. Di pekan ini saya mencari bagaimana cara membedong bayi, tentang milia pada bayi, dan perkembangan penglihatan bayi.

Hal Menarik yang Didapatkan

Meskipun banyak sumber ilmu yang bisa kita dapatkan secara mudah dan gratis melalui internet, sumber yang diambil dari artikel di internet haruslah valid. Dengan melihat nama penulis serta penyunting artikel yang dibaca dapat menjadi pertimbangan apakah isi artikel sesuai dengan sumber aslinya ataukah tidak.

Sedangkan untuk video yang ada di YouTube, saya sendiri lebih mengambil referensi dengan narasumber dokter yang sudah kompeten di bidangnya.

Memutuskan Belajar dengan Sumber Tersebut

Karena keterbatasan waktu yang saya miliki, saya memutuskan belajar dengan sumber tersebut dengan memperhatikan keabsahan sumber terlebih dahulu. Selain membaca artikel di website terpercaya mudah dan tidak bertele-tele, jawaban dari segala yang ingin saya ketahui dapat dengan mudah didapatkan.

Sedangkan untuk menonton video di YouTube saya jadikan sebagai selingan. Terlebih jika sedang ingin bersantai, mendengarkan penjelasan para tenaga kesehatan membuat saya mengerti banyak terhadap topik yang sedang dibahas.

Rekomendasi untuk Teman 

Saya merekomendasikan untuk teman-teman yang ingin belajar mengenai perawatan bayi baru lahir, bisa membaca website dan menonton channel YouTube Alodokter. 

Aliran Rasa : Kelas Telur-Telur



Selama 4 minggu memikirkan tentang mind mapping dan beberapa aktivitas produktif yang akan saya lakukan ke depan bukanlah perkara yang mudah. Terkadang ada beberapa prioritas yang harus diselesaikan sebelum beralih ke prioritas yang lain. Meski begitu, tetap harus konsisten dengan apa yang harus dikerjakan.

Di kelas telur-telur, saya kembali belajar mengenai diri saya sendiri dan apa saja keperluan belajar saya. Dengan adanya prioritas yang harus saya pelajari mempermudah saya untuk tidak maruk akan ilmu. Dengan begitu, otak yang memiliki kapasitas yang terbatas ini dapat dengan mudah mencerna setiap apa yang masuk dalam diri.

Setelah 4 minggu di kelas telur-telur, akhirnya prioritas ilmu yang harus saya pelajari sudah selesai. Semoga di kelas ulat-ulat nanti saya tetap konsisten dan Istiqomah dengan daftar yang sudah saya buat.

Peta Belajarku : Happy Mom, Happy Wife



Sejatinya sebuah program perlu direncanakan agar berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya. Tujuan menjadi penting agar program yang akan dilaksanakan tidak keluar dari koridor tujuan sehingga tetap selaras dan dapat berjalan berkesinambungan dengan program lainnya.

Mengakhiri pekan terakhir di kelas telur-telur, kini saatnya membuat mind mapping agar lebih mudah dalam mengatur waktu belajar. Selain itu, dengan adanya mind mapping juga akan mengerem sejenak apa yang seharusnya kita pelajari dengan apa yang sebaiknya tidak penting dan mendesak untuk dipelajari di kemudian hari 

Sehingga, dengan adanya prioritas ilmu yang ingin kita laksanakan akan menjadikan otak terasa ringan dan tidak berat karena terlalu banyak yang harus dikerjakan dan dipelajari. 

Memang tidak mudah dalam membuat sebuah mind mapping, diperlukan proses-proses yang tidak singkat. Mulai dari mengetahui kegiatan yang disukai maupun tidak disukai, memprioritaskan kegiatan penting dan mendesak, hingga membuat cabang-cabang ilmu yang ingin dipelajari.

Kesemuanya itu harus ada tujuan yang mendasar agar ilmu yang didapatkan tidak bersimpangan dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Selain itu, untuk mempermudah belajarnya diperlukan cara belajar yang asyik agar ilmu yang diperoleh bisa lebih optimal.


Menemukan Cara Belajar

Belajar tidak hanya diperuntukkan untuk anak sekolah saja. Belajar merupakan sebuah proses untuk mencapai sebuah hasil. Dengan belajar bukan hanya untuk menambah ilmu saja, tetapi juga untuk menambah ketrampilan.

Di pekan ketiga ini, kami belajar menemukan cara belajar sebagai seorang pembelajar mandiri. Sebagaimana seorang pembelajar mandiri yang tidak bergantung pada orang lain, belajar pun bisa dilakukan dengan beragam media sesuai dengan gaya belajar.



Tujuan Belajar

Untuk tahun ini saya memfokuskan diri untuk belajar mengenai perawatan bayi, food preparation, dan pendidikan anak usia dini. Tujuan belajarnya saja sesuaikan dengan ketrampilan yang ingin saya kuasai, yaitu mengenai manajemen waktu dan manajemen konflik.

Dengan mempelajari tiga hal di atas, maka saya sekaligus belajar mengenai manajemen waktu. Dimana antara mengurus dan mendidik anak diperlukan keseimbangan dengan memasak yang sesuai dengan lidah suami tanpa harus berlama-lama menghabiskan waktu di dapur.

Manajemen konflik sendiri menurut saya tergantung dari manajemen waktu yang sudah terlaksana. Dimana saat waktu bisa terbagi dengan sempurna, ketika ada konflik di rumah, maka otak masih bisa berpikir sambil mencari jalan untuk memecahkannya.

Ilmu yang Diperlukan

Belajar mengenai tiga hal di atas kemudian saya kelompokkan kembali agar tidak terlalu over ilmu yang akan saya pelajari. Untuk itu, saya membuat peta belajar sesuai dengan apa yang ingin saya pelajari.

Perawatan Bayi

Dalam perawatan bayi, ada beberapa hal yang ingin saya pelajari. Di antaranya yang ingin dan akan saya pelajari meliputi:
- perawatan bayi baru lahir
- teknik menggendong
- MPASI 
- Manajemen ASIP

Food Preparation

Memasak memang bukan hal yang saya sukai. Tetapi ingin saya pelajari karena termasuk dalam hal penting dan cukup mendesak bagi keluarga saya. Terlebih karena ada dukungan dari suami untuk belajar memasak.
- mengelola keuangan untuk menu masakan
- membuat menu sehari-hari
- teknik menyimpan bahan masakan

Pendidikan Anak Usia Dini

Meskipun anak sudah memasuki masa usia TK, saya tidak memiliki rencana untuk memasukkan anak ke jalur pendidikan TK. Untuk itu, saya memerlukan beberapa ilmu untuk mendidik sendiri anak di rumah.
- Montessori
- calistung 
- teknik menghafal Quran untuk anak

Sumber Ilmu

Beberapa ilmu yang ingin dan akan saya pelajari dalam satu tahun ini ingin saya dapatkan dari berbagai sumber. Meskipun di awal tahun ini akan ada kehadiran anggota keluarga baru, bukan berarti saya harus berhenti untuk belajar. Dengan adanya anggota keluarga baru akan saya jadikan pelecut semangat untuk terus belajar.

Meski tidak bisa belajar secara langsung kepada ahlinya. Ada beberapa referensi sumber ilmu yang akan saya pelajari:
- buku (dengan adanya iPusnas, saya terbantu untuk beberapa ilmu yang ingin saya pelajari. Beberapa buku sudah saya buatkan reviewnya yang ada di label Review Buku)
- YouTube
- Kuliah Whatsapp untuk materi yang berkaitan dengan ilmu yang ingin saya pelajari
- bergabung di beberapa grup komunitas ilmu yang ingin saya pelajari

Cara Belajar

Karena saya memiliki gaya belajar visual. Maka saya menyiapkan catatan khusus mengenai ilmu yang ingin saya pelajari. Saya merangkum materi yang saya dapatkan baik secara audio maupun tulisan.



Sedangkan untuk ilmu yang saya dapatkan dari membaca buku ataupun menonton video di YouTube biasanya saya akan menuangkannya di dalam postingan di blog saya ini.

Dengan merangkum materi ilmu yang sudah saya dapatkan membuat saya menjadi lebih mengerti dibandingkan jika saya harus mendengar audio yang membuat saya cenderung tidak mengerti dengan apa yang saya dengarkan.

Menemukan Ketrampilan Diri

Ketrampilan sejatinya berasal dari potensi-potensi yang ada di dalam diri. Dengan mengasahnya, maka potensi yang ada di dalam diri akan terus berkembang. 

Memang tidak mudah dalam proses mengasah ketrampilan. Harus banyak belajar dan tidak cepat menyerah hingga kemudian ketemu yang 'paling gue banget'.

Merasa cepat puas, bukan menjadi jalan dalam menemukan ketrampilan yang sudah menjadi potensi diri. Menjadi banyak belajar dan tetap berusaha meski harus gagal tetap harus dilakukan.



Nah, setelah pekan kemarin berusaha untuk menemukan potensi diri. Kini, saya harus menemukan ketrampilan diri dengan membagi aktivitas harian saya ke dalam 4 kuadran aktivitas mendesak dan penting.

Mendesak dan Penting

1. Menulis untuk job
2. Mengajar
3. Mendampingi aktivitas anak
4. Melaksanakan tugas sebagai istri (tentunya ini dengan persetujuan pak suami)

Mendesak dan Tidak Penting

1. Menulis untuk blog
2. Melakukan aktivitas rumah tangga (bersih-bersih, memasak)

Tidak Penting dan Mendesak

1. Membaca buku
2. Mengurus hewan peliharaan

Tidak Penting dan Tidak Mendesak

1. Tiduran
2. Main HP


Dari kuadran 4 aktivitas tersebut, maka aktivitas yang harus menjadi ketrampilan saya adalah:

1. Menulis untuk job
2. Mengajar
3. Mendampingi aktivitas anak
4. Melaksanakan tugas sebagai istri (tentunya ini dengan persetujuan pak suami)


#janganlupabahagia
#jurnalminggu2
#materi2
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional


Melacak Kekuatan Diri

Setiap manusia pastinya diberikan potensi oleh Tuhannya untuk melaksanakan misi kehidupan. Meski memerlukan waktu untuk menggalinya, setidaknya diri sendiri tahu apa yang disukai dan apa kegiatan yang membuatnya bisa. 

Melalui kelas Bunda Cekatan Institut Ibu Profesional, saya kembali belajar mengenai mengenali potensi diri. Hampir sama memang dengan seperti yang ada di matrikulasi. Tapi apakah memang benar jalan yang saya pilih ini sesuai dengan jurusan saya? Atau apakah jalan yang saya pilih ternyata bukanlah apa yang menjadi misi kehidupan saya?



Memang pertanyaan ini selalu berkecamuk dalam diri. Tetapi, jika banyak aktivitas yang dilakukan, maka mengenali potensi akan sama mudahnya dengan menentukan ukuran baju. 

Bukan tak mungkin dengan mengenali kekuatan dalam diri bisa bermanfaat bagi orang. Toh, sekarang banyak yang dengan segala potensinya memiliki kebermanfaatan untuk orang lain.

Nah, langkah pertama yang kudu saya lakukan adalah dengan membuat kuadran aktivitas. Untuk mempermudahnya, saya akan membuatnya menjadi daftar aktivitas bisa dan suka

Bisa dan Suka

Aktivitas ini mungkin cukup susah untuk ditemukan. Tetapi jika sudah mengenali diri sendiri serta melakukan banyak aktivitas bukan tak mungkin kita menjadi tahu aktivitas ini.

1. Menulis
2. Mengajar
3. Mengelola kegiatan
4. Membuat design
5. Memelihara kucing

Bisa tapi Tidak Suka

Nah, aktivitas seperti ini yang terkadang bikin mood menghilang. Kadang pengen melakukan, tapi merasa tak puas dan malas pula 

1. Mengutak-atik mesin
2. Administrasi


Tidak Bisa Tapi Suka

Terkadang kita suka dengan berbagai kegiatan yang ada. Tetapi ternyata hal tersebut tidak ada dalam potensi diri kita 

1. Berkebun
2. Membuat laporan keuangan
3. Memasak

Tidak Bisa dan Tidak Suka

Nah, inilah yang menjadi lingkarang hitam di kehidupan. Melakukan kegiatan seperti ini pun tidak akan membuat rasa puas.

1. Menggali Tanah untuk Berkebun
2. Melipat baju

Nah, agar semakin mengenali diri sendiri tentunya kita harus mengetahui kekuatan yang bersumber dari segala potensi yang ada dalam diri. Berdasarkan kuadran aktivitas di atas. Maka kekuatan diri sendiri saya adalah: Menulis, Mengajar, dan Memelihara Kucing.

#JanganLupaBahagia
#JurnalMinggu1
#Materi1
#KelasTelur
#BundaCekatan
#BunCekBatch1
#BunCekIIP
#InstitutIbuProfesional

Jurnal Fasilitator : Keluarga Multimedia



Materi keluarga multimedia menjadi materi terakhir di kelas Bunda Sayang. Di materi ini kami belajar mengenai teknologi masa kini untuk mendukung produktivitas ibu dan mendukung dalam mendidik anak.

Beberapa mahasiswi Bunda Sayang kelas Aceh-Sumut-Batam berhasil menyelesaikan tantangan terakhir untuk mereview beberapa aplikasi. Banyak aplikasi yang menarik untuk dicoba dengan beberapa keunggulan masing-masing.

Yang menarik adalah saat mencoba menggunakan aplikasi Zoom saat penyampaian materi. Memang dibutuhkan space memori HP yang cukup untuk mengunduh aplikasi ini. Meski tak semua mahasiswi berhasil mengunduh aplikasi ini, ternyata aplikasi ini cukup membuat berbinar-binar mahasiswi yang baru mencobanya.

Mulanya rencana pemberian materi dilakukan di siang hari. Hanya saja karena hanya beberapa mahasiswi yang bisa join, di jam selanjutnya mahasiswi mencoba membuat undangan tautan join grup Zoom untuk bersapa dengan mahasiswi yang lain. Jadi, meski tak sepenuhnya tanya jawab materi dilakukan di Zoom, kami juga melakukan diskusi di grup WhatsApp bagi yang berhalangan ikut di grup Zoom.

Teknologi memang sangat memudahkan kami. Terlebih jarak yang cukup jauh untuk bertatap muka, teknologi seperti video call bersama dalam satu grup menjadi salah satu alternatif mudah untuk berbincang-bincang.

Begitu pun dengan pemanfaatan teknologi dalam keluarga. Meski sangat memudahkan bagi seluruh anggota keluarga, teknologi jangan sampai merenggangkan interaksi dengan anggota keluarga lain.

Jurnal Fasilitator : Fitrah Seksualitas



Di level 11 ini ada sistem belajar baru di kelas Bunda Sayang. Jika sebelumnya sudah disediakan materi, kali ini mahasiswi membuat beragam materi dan presentasi mengenai tema fitrah seksualitas.

Menariknya, beragam cara presentasi ditampilkan dan ini menjadi ciri khas dari masing-masing grup yang presentasi. 

Di level ini saya tidak mematok tugas mengenai apresiasi. Karena menurut saya presentasi dan persiapannya cukup menguras tenaga, terlebih jika ingin badge tambahan, mahasiswi harus mencari materi lain dalam tema yang sama 

Berbeda dengan level sebelumnya, di akhir sesi level saya memberikan beberapa apresiasi tambahan bagi mahasiswi yang aktif setiap ada presentasi dari kelompok lain.



Selain adanya apresiasi mengenai mahasiswi yang aktif diskusi. Saya pun memberikan apresiasi bagi mahasiswi yang menyajikan resume paling berbobot dan layak untuk diapresiasi karena sangat inspiratif.


Jurnal Fasilitator : Membangun Karakter Anak Lewat Dongeng



Di level 10 ini kami belajar cara mendongeng. Selain pembelajaran aktif berdiskusi bersama mahasiswi Bunda Sayang, kreativitas mahasiswi juga sangat diperlukan selain cara komunikasi dengan anak. Banyak materi sebelumnya yang saling berkaitan dengan materi kali ini.

Diskusi mulai dari diskusi materi juga sangat aktif dan mahasiswi aktif untuk membuat dongeng. Meski beberapa merasa kesulitan untuk mendongeng, ternyata jika terdapat kesungguhan, mendongeng dan menyetorkan setoran menjadi semakin mudah.

Meski beberapa menganggap mudah level ini, tetapi ada beberapa yang mahasiswi yang sudah melakukan aktivitas dongeng tetapi tidak menyetorkan setorannya. Meski begitu, setiap diskusi dilaksanakan diskusi sangat aktif dibandingkan dengan level sebelumnya.

Dan menariknya, di level 10 ada mahasiswi yang sangat kreatif dalam mendongeng, bahkan di tiap setorannya terdapat ilustrasi yang menggambarkan hasil dongeng kepada anak. Salah satu master dongeng di kelas sangat aktif di level ini, meski level sebelumnya tidak seaktif di level ini.


Jurnal Fasilitator : Memicu Kreativitas Anak



Pada level 9 ini  banyak yang bertanya-tanya bagaimana cara agar anak kreatif. Memang jika sekilas dilihat materi ini cukup susah. Tetapi jika dicermati lebih mendalam, maka banyak hal yang bisa diamati dalam kegiatan sehari-hari. 


Alhamdulillah di level ini banyak yang aktif di grup WhatsApp ataupun di Google Classroom. Meski cukup susah, Alhamdulillah tidak ada yang harus terkena CoC level ini.

Meski baru pemanasan setelah lebaran, ternyata banyak juga yang sudah menunggu materi selanjutnya, meski beberapa masih ada yang mudik. Tetapi alhamdulillah dari keaktifan level ini kemudian berlanjut di level selanjutnya.



Dengan diskusi yang interaktif ternyata banyak memicu peserta untuk terus aktif dan berpikir sendiri mengenai materi ini. Selain itu ternyata dengan adanya Jumat hangat juga mampu mengembalikan semangat peserta untuk tetap aktif dalam mengikuti kuliah Bunda Sayang.

Jurnal Fasilitator : Cerdas Finansial



Di level 8 ini sepertinya materi mengenai finansial menjadi cukup berat untuk anak. Meskipun begitu, tetaplah orang tua juga harus berlatih finansial terutama untuk membedakan keinginan dan kebutuhan.

Meskipun menjelang Ramadhan, banyak aktivitas yang sedang dilakukan untuk mempersiapkannya. Materi ini sebenarnya cocok banget dipraktekkan menjelang dan saat Ramadhan tiba. Apalagi menjelang lebaran, keinginan dan kebutuhan menjadi hal utama yang harus diperhatikan.

Meski terlihat berat, Alhamdulillah banyak peserta yang lulus di level ini.

Meski Ramadhan tiba, beberapa PG tetap aktif dan beberapa orang juga cukup aktif menyemangati teman-temannya.

Bagaimanapun, kecerdasan finansial tidak hanya dilatihkan kepada anak. Tetapi orang tua juga harus melatih dirinya agar bisa menempatkan keuangan sesuai dengan posnya.