Ketika Cinta dalam Kemustahilan


Judul Buku    : Pelangi Musim Semi
Penulis           : Rizki Affiat
Penerbit         : Bunyan (PT Bentang Pustaka)
Tahun Terbit: 2013
Tebal Buku    : vi + 378 hlm
ISBN                : 978-602-7888-69-2

Omar Khaled, begitu panggilannya saat ia tengah menyelesaikan studi program masternya di Universitas Harvard, USA. Memilih fokus ke masalah politik di timur tengah mengantarkannya bertemu pujaan hatinya, Anais. Seorang katolik yang mempunyai passion di bidang agama islam.  Sayang, keyakinan mereka berdua berbeda. Sehingga, hanya ada cinta dalam diam.

Dalam pertemuannya dengan Anais, Omar mendapatkan motivasi dan catatan tentang Palestina. Lewat Anais, Omar menjadi semakin larut dalam cintanya bersama Anais. Hingga Omar pun teringat akan suatu wasiat dari neneknya tentang perjodohannya bersama wanita yang sempurna.

Omar lulus dari Universitas Harvard dan kembali ke Indonesia. Melanjutkan perjalanan kariernya dan menikah dengan Rana, wanita yang menjadi wasiat neneknya. Tak adanya cinta kepada Rana membuat Omar bersungguh-sungguh belajar mencintai Rana dan melupakan Anais. Hingga suatu hari saat Omar diundang ke Amerika Serikat mereka bertemu kembali.

Buku ini ditulis dengan setting tempat yang memukau, dimana saat setting tempat berada di Boston saya merasa benar-benar sedang menikmati suasananya dan bahkan saat penggambaran di musim dingin membuat pembava ikut merasakan dinginnya salju di Boston. Pun ketika setting tempat berada di atas kapal Navy Marmara ataupun saat berada di tanah Palestina membuat darah berdesir dan merinding, seakan-akan pembacaa pun ikut merasakan kekejaman orang Israel.

Selain itu, adegan yang ditonjolkan dalam novel sangat apik. Seperti saat penembakan Omar saat berada di Amerika Serikat, dimana ia harus berjuang sendiri menghadapi kematian. Ataupun saat pertemuan antara Anais dan Omar.

Cerita yang disajikan begitu mengena pembaca, gaya tulisannya yang detail menampilkan setting tempat dan penokohan yang kuat seakan-akan memberikan imajinasi yang tinggi bagi siapa saja yang membaca. Sebagian besar alur cerita dibuat alur maju. Hanya sesekali menampilkan alur mundur. Sehingga pembaca akan terus berimajinasi liar tentang apa yang akan terjadi pada bab selanjutnya.

Untuk pembaca novel pemula mungkin awal cerita dari novel ini agak sedikit  membosankan. Setting tempat yang berada di luar negeri disertai dengan bahasa-bahasa novel yang sedikit berbau politik mungkin agak terasa berbeda dengan karakteristik novel bertema romance yang lainnya.

Konflik yang disajikan kurang begitu greget. Hanya konflik seperti orang kebanyakan. Akan tetapi konflik yang kurang begitu menarik imajinasi pembaca tertutup oleh adegan lain yang memacu imajinasi pembaca agar semakin membuatnya bertambah liar.

Tetapi hati Omar tak berhenti memanggil Anais, 
Sebagaimana hatinya tak berhenti memanggil Palestina


Novel yang menceritakan tentang kehidupan asmara yang penuh lika-liku antara sang tokoh akan membuat pembaca selalu penasaran akan akhir ceritanya. Ditambah dengan suasana Palestina yang membuat kita seakan-akan ikut berjuang bersama rakyat Palestina.

Gaya bahasa yang mudah dicerna membuat novel ini bisa dinikmati oleh para remaja. Tak adanya adegan yang kurang pantas bisa menjadikan novel ini sebagai rekomendasi pembaca agar terus belajar dan menggapai cita-cita setinggi mungkin. Tentu kalau dalam bahasa remaja, bumbu asmara tak akan memudarkan langkah semangat mengapai asa hingga terbang tinggi.

Menetapkan tujuan dari kehidupan dan merencanakannya sebaik mungkin untuk hasil yang maksimal tidak akan terlaksana jika itu semua bertentangan dengan jalan dari Sang Pencipta. Terus belajar dan jadilah pribadi dengan ciri khas yang akan membedakanmu di saat kau berada di negeri seberang

#onedayonepost
#nonfiksi
#resensifiksi

3 komentar

  1. Ini kolaborasi politik dan romance ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul mbak. Cuman lebih dominan romance menurutku

      Hapus
  2. Kereen bukunya. Kisah romance dengan sudut pandang berbeda

    BalasHapus