Mars : Aku dan Kita

Mars, sebuah planet di tata surya yang terkenal dengan sebutan planet merah. Jika dalam bendera Indonesia, merah difilosofikan dengan kata berani.

Di planet inilah, kami menjadi sebuah keluarga, yang selalu berani menerima tantangan one day one post. Yang terkadang bikin pusing karena kehabisan ide, dan kadang pula bikin rindu karena kebersamaan di sana.



Aku dan Mars

Di tahun inilah saya memberanikan diri untuk menjadi salah satu pije kelas pra odop. Sebuah tantangan, amanah, dan pelecut bagi saya agar senantiasa konsisten menulis. Saya yang masih belajar menulis tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk terus belajar. Apalagi banyak teman-teman baru yang selalu bersemangat dalam menorehkan idenya.

Memperoleh kesempatan ini memang tidak saya sia-siakan. Akan tetapi, saya merasa kurang amanah dalam menjalankan tugas pije. Mulai dari terbatasnya jam online saya, karena anak susah me'lampu kuning'kan saat saya sedang memegang gawai. Dan juga amanah di kelas lain yang tidak bisa saya tinggalkan, dan sekarang pun alhamdulillah kelasnya masih ramai juga meski sering saya tinggalkan.

Dari belajar bahasa Arab, puisi, hingga pantun

Tak hanya belajar menulis, kami di sini pun juga pernah kursus bahasa Arab bersama salah satu peserta. Meski saat itu, saya pun juga gak mudeng-mudeng amat tentang bahasa Arab, tapi setidaknya memgobati rasa kangen sewaktu di madrasah dulu. 😁

Puisi dan pantun pun tak luput dari hiasan chat whatsapp di grup mars ini. Hingga dibawalah pantun khas anak Mars menuju grup ODOP 5. Semuanya mastah-mastah puisi dan pantun, kecuali saya yang mendapat tantangan puisi pun hanya bisa menyelesaikan 1 puisi saja. 🙈

Dari anak sekolah, anak kuliahan, pencari jodoh, hingga emak-emak

Dari bagian Indonesia Timur sampai bagian Indonesia Barat, semua bertemu menjadi satu dalam keluarga mars. Dari anak sekolah dan anak kuliah yang sibuk dengan tugas-tugasnya pun bersemangat dalam menulis apa yang dipikirannya, menuangkan idenya, walau mungkin tugas seambrek di belakang sana sudah nelambai-lambai memanggilnya. Pun tak luput para pencari jodoh bersemangat menggoreskan apa yang dirasa dan dengan ikhtiarnya berusaha menjemput jodohnya. Para emak-emak yang dilanda kesibukan rutinnya ditambah yang sambi bekerja pun semangatnya luar biasa dalam menulis apa yang dilihat, dirasakan, dan dialaminya.

Semuanya berkumpul menjadi satu dalam satu keluarga Mars..

Ketika satu per satu peserta tersisihkan

Menjadi sangat berat saat harus meremove peserta yang selama seminggu tidak setor tulisannya sebanyak minimal 3x. Sedih, karena harus kehilangan anggota keluarga lagi. Sedih lagi, karena dari 27 peserta, kini tinggal 11 doang.

Bukan tentang persaingan yang ada di sini, tapi tentang kekeluargaan yang akan selalu mengikat kita seperti terikatnya ide kita melalui tulisan.

Terima kasih semuanya,
Semangat menulis kawan...

2 komentar

  1. Terima kasih yang tak terhingga untukmu pije kami tercinta, sungguh sesuatu yang luar biasa dapat bersua dengan pribadi yang juga sangat luar biasa lewat dunia literasi ini.
    Terimakasih ^_^ #maafkanatassegalakhilafyambak

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus