Pejuang Literasi dari Tuban

Menulis menjadi sebuah rutinitas yang saya jalani setahunan ini. Bukan berarti saya memiliki latar belakang pendidikan bahasa. Bahkan di saat bangku sekolah, nilai bahasaku menjadi nilai terburuk di rapor. Meskipun begitu, entah mengapa menulis menjadi semacam mood booster dan disinilah saya mulai banyak belajar mengenai dunia kepenulisan. 

Perkenalkan, saya Alif Kiky Listiyati. Banyak yang memanggilnya dengan Alif ataupun Kiki. Menulis menjadi salah satu mengisi waktu luang ketika kegiatan domestik rumah sudah terselesaikan dan jika anak mengijinkan.

Untuk memperdalam ilmu mengenai kepenulisan inilah saya mengikuti komunitas One Day One Post. Banyak orang yang menginspirasi di komunitas ini. Salah satunya adalah mbak Hiday Nur.



Sosok Inspirator 

Mbak Hiday, begitu sapaannya. Saya mengenalnya pertama kali di komunitas ODOP. Memang belum pernah bertemu secara langsung dengan mbak Hiday, tapi entah mengapa saya mengenalnya sebagai sosok intelektual sejati, berwibawa, dan selalu berorientasi pada visi misinya.

Terlebih ketika kopdar ODOP di Jogja, meski saya hanya menonton di live IG dan agak samar-samar, mbak Hiday sungguh karismatik dan apa yang dibicarakan mbak Hiday sungguh membuatku terpukau. Sosok idolaku banget ini.. 😍

Selain itu, saya tertarik dengan beberapa postingan di blog mbak Hiday yang menceritakan tentang pengalaman hidupnya yang bisa dijadikan pemacu saya untuk terus maju. Dengan beragam aktivitas sebagai seorang istri dan ibu pastinya harus diperlukan manajemen waktu yang baik untuk selalu produktif dimanapun. Dan inilah yang sebenarnya ingin aku ketahui resepnya. 😁

Sosok Pembelajar Sejati

Mengenal sosok mbak Hiday seperti tak ada lelahnya untuk belajar. Dan ini menjadi pemacu saya untuk terus menerus belajar dengan siapapun, meskipun dengan dia yang masih muda. Karena bagaimanapun ilmu bisa didapatkan dimana saja dan dari siapa saja.

Sebagai pejuang LPDP pun mbak Hiday sudah membuktikan, bahwa meski sudah menjadi seorang ibu dan istri, seorang wanita harus memiliki pendidikan yang tinggi. Karena bagaimanapun, seorang ibu merupakan madrasah pertama dari anaknya. Dan menuntut ilmu tidak dibatasi oleh umur dan menjadi sebuah kewajiban bagi para muslim-muslimah sepanjang hidupnya.


Sosok Wanita Produktif

Beragam aktivitas harian yang sudah dijalani mbak Hiday, tak membuat beliau patah arang untuk selalu produktif dimanapun. Aktif di FLP, ODOP, sudah menghasilkan banyak antologi dan buku solo menjadi sebuah coretan yang akan selalu dikenang sepanjang masa.

Selain produktif di bidang kepenulisan, mbak Hiday juga selalu memberi semangat bagi para penerus bangsa yang ingin melanjutkan pendidikan dengan beasiswa LPDP.  Pejuang beasiswa pasti pengen ya tips dan triknya untuk lolos beasiswa LPDP😁. Ini nih bukunya, "Awardee Stories".



Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Mungkin inilah ungkapan yang tepat untuk mbak Hiday. Dengan kerja keras yang sudah beliau lakukan, hasil yang diperoleh membuatku selalu terkesima. Selain memiliki banyak karya yang sudah dibukukan, mbak Hiday juga sudah diberikan hasil berkeliling dunia. Mulai dari Singapore, Malaysia, hingga Eropa. Sungguh pengalaman yang luar biasa karena di sana mbak Hiday bukan sekedar jalan-jalan ala artis ibu kota, tetapi banyak pengalaman yang beliau bagikan dan diambil dari perjalanannya tersebut.

Bermanfaat Bagi Sesama

Dengan segudang aktivitas yang dilakukan mbak Hiday secara rutin tak membuatnya cukup sampai di sini. Beberapa program yang beliau canangkan membuat saya takjub dan saya acungi 4 jempol bahwa

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Mbak Hiday sudah memiliki ilmu tak hanya untuk dirinya sendiri. Tapi beliau memiliki visi misi yang jelas untuk menularkan ilmunya diberbagai forum online, seperti NAC (Nulis Aja Community) yang sudah beliau bentuk. Ataupun Sanggar Caraka yang sebentar lagi akan di-launching di tanggal 15 Februari 2019, tetapi sudah banyak kegiatan, seperti Sinau PUEBI.



Meski baru mengenalnya di dunia maya, semoga saya bisa dipertemukan dengan mbak Hiday suatu hari nanti.

10 komentar