Belajar Parenting dari Gen Halilintar

Siapa yang tak kenal dengan gen halilintar? Sebuah keluarga yang beranggotakan 13 orang dan terdiri dari ayah (Halilintar Anofial Asmid/ Pak Hali), ibu (Lenggogeni Faruk/ Bu Gen) dan 11 anak (Atta, Sohwa, Sajidah, Thoriq, Abqariyyah, Saaih, Fatim, Fateh, Muntaz, Saleha, dan Qahtan).

Sumber : Instagram @genhalilintar


Meskipun memiliki 11 anak dengan jarak usia 1,5 tahun, tak membuat kedua orangtua ini mengabaikan pengasuhan anak-anaknya. Bahkan ibu Gen tidak memiliki asisten rumah tangga ataupun pengasuh anak untuk membantu aktivitas sehari-harinya.

Sumber : Instagram @genhalilintar


Nah, ternyata ada tips khusus pengasuhan anak ala Pak Hali dan Bu Gen yang membuat seluruh anaknya sukses dan mampu menghasilkan uang sendiri di usia yang masih muda. Hal ini bisa dilihat dari 13 channel YouTube yang dimiliki oleh masing-masing personal, kecuali Bu Gen dan Pak Hali yang memiliki channel bersama (Halilintar Lenggogeni) dan satu channel keluarga yang bernama Gen Halilintar. 

Banyak keluarga Indonesia yang menginspirasi kita untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang produktif dan berakhlak. Salah satunya adalah keluarga Gen Halilintar.

Ayah Adalah Pusat Keluarga

Dalam pengasuhan gen halilintar yang memiliki 11 anak ini memiliki sebuah rahasia sukses dalam mendidik anak-anaknya. Salah satu rahasia terbesar adalah seorang ayah harus menjadi pusat sebuah keluarga, sosok idola bagi anak, dan berperan besar dalam seluruh aspek perkembangan anak.

My Family My Team

Bisa dibayangkan dengan 11 anak dengan rentang usia yang tak jauh beda pastinya akan membuat kegaduhan setiap hari. Tetapi apakah hal ini dialami oleh keluarga yang satu ini? Pastinya iya dong, dengan banyak kepala dan banyak keinginan yang ada tak membuat keluarga ini terpecah, justru menjadikan gen halilintar menjadi sebuah tim yang solid. Keluarga ini memiliki jargon bahwa my family my team.

Meskipun tanpa asisten rumah tangga, setiap anggota gen halilintar memiliki tanggung jawab masing-masing pada setiap aktivitas yang dikerjakan. Menariknya setiap jobdesk yang diberikan kepada setiap anak merupakan passion anak. Sehingga anak tidak merasa terbebankan dengan tanggung jawab yang diembannya dan justru menjadi salah satu cara untuk mengembangkan passionnya tersebut. Jadi jangan heran, jika isi channel YouTube antar anak berbeda dengan yang lain karena didasarkan pada passion anak sendiri.

Hal ini tak hanya berlaku saat di rumah, ketika travelling pun keluarga ini tetapi memiliki tanggung jawab seperti halnya di rumah. Jadi meskipun travelling sambil membuat konten, keluarga ini tidak merasa terbebani.

Dalam proses pembuatan buku pun, seluruh pembuatan buku dikerjakan bersama. Ketika Bu Gen selesai menulis, maka anak-anak akan memilih file foto,design, hingga menerbitkan tulisan di sebuah perusahaan percetakan keluarga.

Metode Home Schooling

Meskipun beberapa anak pernah merasakan bangku sekolah formal, tetapi dalam pendidikan yang sesungguhnya keluarga ini menggunakan metode home schooling. Jadi sudah ada jadwal yang didasarkan pada passion anak. Sehingga anak lebih dikembangkan bakatnya dibanding dengan melatih baca tulis.

Dalam hal berbahasa pun, ibu Gen juga memberikan pengajaran tentang bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Tak hanya diterapkan saat anak sudah memahami bahasa ibu, bahkan saat mengandung salah satu anaknya pun ibu Gen sudah mengajarkannya bahasa Inggris, sehingga ketika sudah tumbuh besar anak sudah lancar berbahasa Inggris dan sekarang baru belajar untuk berbicara dengan bahasa Indonesia.

Keluarga High Technology

Berkembangnya teknologi yang cukup pesat inilah yang tidak menutup keluarga ini untuk menjauhkan anak dari yang namanya gadget. Gadget tetap dipakai oleh seluruh anggota keluarga dengan fasilitas internet super cepat yang ada di rumah. 

Meski begitu, penggunaan gadget tetap diarahkan ke hal yang bermanfaat (channel YouTube pribadi). Sehingga anak terus berinovasi dan berpikir kreatif tentang konten yang akan dibuat dan diunggah ke akun YouTube masing-masing. Dan menariknya, setiap anak juga sudah dibekali dengan kemampuan editing video, sehingga dari proses ide konten, pembuatan, editing, hingga proses penggunggahan mahir dilakukan oleh setiap anak. 

Orang tua hanya bertugas sebagai penasehat terhadap ide konten yang akan dibuat anak, dan jika konten yang sudah terlanjur diunggah dan terdapat ketidaksesuaian dengan visi misi keluarga, video akan diminta untuk didelete jika belum mencapai 100 ribu penonton.

Penguatan Pondasi Agama

Agama menjadi hal terpenting dalam kehidupan. Sehingga penanaman konsep agama yang lurus menjadi pilar utama dalam proses pengasuhan anak. Dengan memahami agama secara benar akan menjadi benteng yang kokoh bagi anak sekaligus filter bagi anak.


4 komentar

  1. Aku belum baca buku keluarga Gen.
    Hanya kagum dengan Atha yang kreatif dan benar jadi panutan adik-adiknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pun penasaran sama buku-buku gen halilintar mbak 🤭

      Hapus
  2. Aku juga kagum banget sama kluarga ini. Solid. Keren tanpa asisten wuih.

    BalasHapus