Jurnal Fasilitator: Menstimulasi Anak Suka Matematika

Matematika sering menjadi momok bagi sebagian besar orang karena kerumitannya dalam mengolah angka. Tak jarang banyak orang tua yang menyerah ketika anak bertanya mengenai matematika. Alhasil, mengikutkan anak ke bimbel menjadi solusi segala permasalahan yang berhubungan dengan matematika.



Nah, di materi ke-6 ini kami semua belajar mengenai matematika. Sebuah pelajaran yang banyak ditakutkan oleh sebagian besar orang tua.

Tetapi ternyata belajar mengenai matematika logis sangatlah sederhana. Bahkan #MathAroundUs. Jadi sebenarnya matematika sering berhubungan dengan kegiatan sehari-hari kita, tetapi kebanyakan banyak yang kurang tau tentang konsep matematika yang masih sederhana. Dengan memahami konsep matematika logis, maka menjadikan anak untuk suka dan bisa menjadi semakin mudah.



Meski sedikit agak susah di level ini, Alhamdulillah banyak pula yang lolos di level kali ini. 



Meskipun peserta aktif di peer group sedikit berkurang dari yang lain. Tapi masih ada peer group yang aktif


Satu hal yang menjadi evaluasi saya adalah saat pemberian assignment apresiasi tantangan. Ternyata semakin saya cepat memberikan assignment tersebut, malah semakin sedikit yang mengapresiasi.



Mendapat Mother of The Level

Setelah di level 5 kemarin mendapat mahasiswi yang berbinar-binar dengan materinya. Kali ini di kelas ada juga mahasiswi yang berbinar-binar saat mengerjakan tantangan. Di tantangan level 6 kemarin beliau sangat excited saat mempraktikkan bersama anak. Kegiatan yang dilakukannya pun sangat bervariasi, bahkan menginspirasi teman lain untuk mengerjakan tantangan.






Posisi Sekretaris Kosong

Kondisi pertama yang kelas kami hadapi adalah kekosongan posisi sekretaris. Hal ini dikarenakan sekretaris lama sedang pemulihan diri dan fokus pada terapi anak kedua, sehingga di akhir level 5 kemarin beliau tak dapat mengikuti tantangan dengan baik (melanggar CoC Bunsay).

Hal ini tentu saja harus segera dicarikan pengganti. Tetapi ternyata mencari pengganti yang bersedia menunjuk diri itu tak mudah. Saya bersama ketua kelas membuat pengumuman di kelas maupun di peer group, tetapi ternyata sepi peminat.

Agar tak kosong di level ini, ketua kelas pun menginisiasi untuk melamar seorang mahasiswi. Kriteria yang ditunjuk adalah belum menjadi perangkat kelas dan aktif di kelas. Alhamdulillah beliau berkenan. Dan berikut profilnya.

Alhamdulillah sekretaris yang baru sangat cepat kerjanya. Meski baru memulai di akhir pekan ke-3, tetapi tugas meresume Jumat hangat sebelum beliau bertugas langsung dikerjakan.

Perpisahan Sebelum Liburan

Level 6 menjadi level terakhir di semester 1 ini. Fasil no baper menjadi hal yang saya pegang saat ini, padahal aselinya baper banget. Tapi akhirnya saya baru umumkan adanya pergantian fasil di saat HEE berlangsung, meski sebelumnya saya sudah memberi tahu ketua kelas terlebih dahulu.

Kondisi ini membuat saya baper. Apalagi di akhir level 6, saya harus mengeluarkan 2 orang lagi karena tersandung CoC. Bikin baper saya bertambah-tambah, karena dari 43 orang mahasiswi yang masuk kelas, kini hanya tinggal 27 orang (3 orang cuti dan 13 orang remidi). Beruntung pula ada observer yang selalu memberi semangat dan juga tahu kondisi peserta bunsay, jadi sedikit memberi motivasi saya untuk terus menjadi fasil.

Tidak ada komentar