Ramadhanku Saat Kecil



Ngomongin tentang Ramadhan saat masa kecil, Ramadhanku dulu sebenarnya tak ada yang istimewa. Seingatku dulu saat SD, Ramadhan full sekolah libur dan tugasnya diminta belajar kelompok keliling. Ya, zaman dulu Ramadhan masih di musim penghujan, tepatnya di bulan Januari yang tiap hari pasti hujan. So pastinya tiap mau belajar kelompok harus bawa payung.

Hari-hari pun berjalan seperti biasa. Puasa dan tarawih. Dan senangnya aku dulu, dapat jajan setelah tarawih. Jadi setelah tarawih bisa dimakan dulu jajannya karena perut sudah keroncongan. Selepas buka puasa pun yang paling aku suka banyak orang jualan jajan yang lewat depan rumah. Dan salah satu jajan favoritku adalah es tung-tung, sejenis es krim tradisional dengan rasa kelapa yang bikin nagih. Dan es krim yang dijual bebas dari pemanis buatan, jadi aman dimakan tiap habis buka.

Selain itu, ada sebuah tradisi premanan atau pasar Ramadhan yang digelar di desa tetangga. Zaman dulu sepanjang jalan tersebut ramai dipakai orang berjualan. Ada yang jualan baju, tas, sepatu, mainan, makanan, boneka, dan lain sebagainya. Ada juga pasar malam yang banyak sekali wahananya. Dan tiap dari sana pasti belinya arum manis.

Dan sekarang tradisi tersebut masih ada. Hanya saja lebih banyak penjual makanan jadi, takjil, Snack dibanding dengan perlengkapan lain. Pasar malam kayak bianglala sekarang pun tak ada. Ini karena adanya kebijakan dari desa yang tak memperbolehkan tim bianglala tersebut tampil. Mungkin karena perawatan setelah adanya bianglala selama sebulan itu lebih banyak dibandingkan dengan uang sewanya kali ya. Karena tak hanya sampah yang bertebaran, rumput lapangan pun menjadi rusak dan tak lagi berwarna hijau.

Salah satu hal yang paling kuingat adalah berjalan bareng-bareng setelah tarawih ke tempat premanan. Meskipun biasanya jam 9 malam tempat tersebut sudah sepi, tapi jika ada premanan bisa sampai tengah malam, bahkan saat malam lebaran biasanya full buka sampai pagi dan setelah itu selesai. Dan sekarang tak ada lagi anak yang berjalan menyusuri jalanan tersebut. Jika dulunya jalanan tersebut penuh dengan orang tanpa boleh membawa kendaraan, kini sudah tak ada lagi pejalan kaki dan berganti dengan kendaraan ringan. Sangat disayangkan juga sih. Apalagi sekarang lebih banyak pedagang makanan, kalau sering terkena asap kendaraan dan dikonsumsi pasti akan berdampak juga kan untuk kesehatan?

Nah, inilah Ramadhan masa kecilku. Kalau cerita Ramadhanmu seperti apa? Share ya

Tidak ada komentar