Upaya Mengenal Diri Sendiri, Merdeka Belajar


Setengah tahun ini adakah yang merasa kebingungan harus mengajar anak sendiri di rumah?

Meski saat pandemi covid-19 ini sistem pembelajaran diganti menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tetapi, beberapa orang tua banyak yang mengeluhkan bingung dan stres menghadapi tugas sekolah anak, terutama untuk orang tua yang memiliki anak usia SD.

Pada dasarnya sendiri, sistem pembelajaran di sekolah lebih banyak menguntungkan bagi anak dengan gaya belajar visual maupun auditori. Berbeda dengan anak yang cenderung memiliki gaya belajar kinestetik, ruangan kelas menjadi batas yang mengekang proses belajarnya.

Adanya pembelajaran jarak jauh seharusnya menjadi kesempatan bagi orang tua untuk menggali lagi diri anak mengenai gaya belajar hingga kecenderungan minat bakatnya. Terlebih bagi anak usia SD, momen ini agar dimaksimalkan karena menjadi masa emas untuk fitrah bakatnya.

Dengan belajar di rumah, sejatinya menjadi momen untuk merdeka belajar. Dalam artian, anak bebas menentukan metode belajar yang diinginkan hingga mengeksplorasi beragam kegiatan yang sesuai dengan minatnya.

Hanya saja, bagi anak yang masih mengikuti sekolah di lembaga formal harus mengikuti kurikulum dan materi yang diberikan oleh gurunya. Meski begitu, anak bebas menentukan bagaimana caranya belajar dengan tetap memperhatikan capaian belajar yang sudah ditentukan sekolah.

Berbeda bagi anak yang menjalani homeschooling, meski adanya libur sekolah karena pandemi covid-19 tidak akan menjadi hambatan. Sistem pembelajaran yang diterapkan masih sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan sendiri dengan tetap memperkaya aktivitas untuk anak.

Bagi orang tua siswa yang ingin memerdekakan belajar anak meski harus menjalani sistem pembelajaran jarak jauh di sekolah, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.

  • Eksplorasi materi yang diberikan

Saat PJJ biasanya anak tetap mendapatkan materi pembelajaran dari guru. Meski begitu, biasanya materi yang diberikan hanya sekilas dan anak harus belajar secara mandiri.

Kondisi ini yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu konsep dari merdeka belajar. Anak bisa mengeksplorasi materi yang diberikan sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

Misalnya, saat belajar konsep gravitasi bumi. Jika anak bergaya belajar visual bisa diperlihatkan video mengenai gravitasi bumi yang ada di YouTube. Untuk anak bergaya belajar auditori bisa didongengkan. Sedangkan untuk anak yang cenderung kinestetik bisa diajak praktik melempar bola ke atas.

  • Tidak terpacu dengan diktat materi

Untuk mengembangkan kreativitas anak, ada baiknya untuk mengembangkan materi yang harus dicapai. Dengan melihat standar kompetensi yang diberikan, mengembangkan materi bisa dilakukan bagi anak yang benar-benar minatnya ada di mata pelajaran tersebut.

Pengembangan materi ini bisa saja dengan melatih secara lebih mendalam dengan soal-soal pengayaan. Selain itu, juga bisa meningkatkan materi yang diberikan satu tingkat di atasnya.

  • Menjadikan belajar serasa bermain

Belajar di rumah selayaknya anak juga harus belajar dengan cara yang menyenangkan. Meskipun pelajaran yang sedang dipelajari anak merupakan pelajaran yang serius. Misalnya saja, eksakta. Orang tua bisa berdiskusi ataupun bermain perumpamaan. Seperti bermain monopoli untuk melatih logika matematika anak.

Dengan belajar seperti halnya bermain akan membuat anak memiliki kesan mendalam terhadap proses belajar anak. Selain itu, kegiatan bermain sekaligus belajar ini juga lebih cepat diserap anak dibanding jika anak harus belajar dengan buku setiap harinya.

  • Memperbanyak aktivitas yang disukai anak

Meskipun anak harus tetap mengikuti kurikulum sekolah dan harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, waktu yang banyak dihabiskan anak di rumah ini bisa dimanfaatkan untuk mengasah bakat dan minat anak.

Hal ini tentunya harus dengan pendampingan oleh orang tua. Dan sebaiknya orang tua juga berdialog dengan anak mengenai kegiatan apa yang ingin dilakukannya.

  • Mendampingi anak saat belajar

Meskipun anak belajar mandiri di rumah, tetap harus ada pendampingan dari orang tua. Dengan adanya pendampingan dari orang tua, bonding anak menjadi lebih kuat. Selain itu, orang tua juga bisa mengetahui potensi anak dan keinginan belajar oleh anak.

Dengan memerdekakan cara belajar anak, secara tidak langsung kita sebagai orang tua juga menuntun anak untuk lebih mengenali dirinya sendiri. Selain itu, dengan tumbuhnya fitrah bakat anak, di saat dewasa kelak anak akan lebih mudah untuk menentukan jenis pekerjaan yang diinginkan. Bahkan ketika harus menjalani career break jika menjadi pilihannya.


Artikel ini diikut sertakan minggu tema komunitas Indonesian Content Creator.

9 komentar

  1. Anak aku memang belum sekolah sih ya, tapi rasanya juga ikut rempong liat anak temen-temen yang terpaksa PJJ di rumah. Ya semua memang balik lagi ke masing-masing orangtua. Kalo mikirnya susaaah terus, bakal stres memang. Tapi kalo mikirnya santai, intinya bisa bonding sama anak :D

    BalasHapus
  2. Nggak kebayang deh aku kesibukan pjj saat pandemi gini apalagi denger cerita yg anaknya sampe 5 sekolah online semua. Waduh aku yg belom punya anak sekolah aja stress

    BalasHapus
  3. Benar juga sih, masa seperti ini sesungguhnya ada berkahnya juga dalam hal peningkatan bonding dengan anak. Yah walaupun sering juga kejadian kelepasan, sih, hahaha. Waktu anak masih masuk sekolah rasanya oke aja cenderung membebaskan anak main atau baca buku, misalnya. Sekarang dengan adanya tugas, kadang jadi spaneng juga karena kan tanggung jawab jadi lebih banyak pada orang tua, ya. Iya, sih, memang orang tua ini pendidik utama. Tapi dengan adanya batasan misalnya harus setor tugas tanggal sekian, bawaannya tuh kadang sungkan kalau jadi merepotkan guru dengan terlambat setor tugas.

    BalasHapus
  4. Kegiatan PJJ ini mengingatkan kembali pada makna belajar sesungguhnya. Karena pandemi memang saya akhirnya memilih untuk mengajar ala homeschooling.

    Ternyata belajar yang menyenangkan itu bukan disuapin melulu ttg suatu pengetahuan. Tapi belajar itu kita tahu akan suatu hal. Serunya memaknai ini akhirnya jadi bahan obrolan saya dan anak saya. Materinya didapat dari blog, youtube, majalah ataupun buku.

    Iya, saya setuju sama mbak alif, menjadi orangtua yang mendampingi anak dan menjadikan belajar seperti bermain itu ngaruuuh banget sama hasilnya.

    BalasHapus
  5. Merdeka ini kalo diartikan maka jadi sinonim kata bebas yah. Jadi bebas belajar deh heheh

    BalasHapus
  6. Anak belajar di rumah jadi alu sebagai orangtua harus berperan sebagai guru. Teman. Sekaligus ibu yang mendampingi anak-anak. Nano-nano banget rasanya.

    BalasHapus
  7. Mba Kikiii, tulisan ini buat bekal nanti nihh ketika anakku sudah sekolah. MasyaAllah. tulisannya tentang parenting selalu nyenengin dan menenangkan. Sukses terus mba Kikii

    BalasHapus
  8. Kafa pun tidak mengalami pjj karena belum preschool ataupun paud. Tapi aku lihat kakakku yang ngurus pjj rasanya masya allah... kerjaan rumah jadi double

    BalasHapus
  9. ikut kebayang sibuknya PJJ, selain anak-anak juga bosan, orangtua juga mati gaya. Tapi di sisi lain jadi mempererat bonding time ya antara ortu dan anak. Semoga keadaan membaik ya mba...

    BalasHapus