Air Terjun Dong Paso, Wisata Alam yang Memukau

Jepara, salah satu kota yang terletak di pantai utara pulau Jawa memiliki daerah yang sebagian berada di pegunungan Muria. Banyaknya obyek wisata yang bernuansa bahari, ternyata tak menyurutkan masyarakat daerah pegunungan untuk mengeksplore daerahnya sendiri. Tak jarang sekarang sudah di buka hutan wisata, wisata air terjun, dan gardu pandang yang berada di sebagian daerah yang berada di pegunungan Muria.

Bulan lalu, saya dan keluarga saya mencoba mengeksplore wilayah kecamatan Batealit yang salah satu desanya berada di pegunungan Muria. Desa tersebut bernama desa Sumosari. Awalnya kami berniat untuk mencari air terjun yang bernama air terjun Dong Paso. Sebelumnya kami mengetahui nama Dong Paso berada di desa Batealit, ternyata yang berada di desa Batealit hanyalah sebuah sungai besar yang biasanya dipakai untuk mandi wisatawan.

Sebelum berangkat menuju air terjun Dong Paso, kami mencari referensi apakah akses jalannya mudah dan aman mengajak balita. Berdasarkan referensi memang akses menuju air terjun lumayan jauh. Tapi, hal tersebut tak menyurutkan niat kami untuk mengunjungi air terjun Dong Paso. Kami hanya diberikan akses menuju air terjun Dong Paso ini dari perempatan Mayong lurus sampai tak menemukan jalan. Dan di saat jalan sudah sampai ujung. Kami dibingungkan oleh dua jalur, yang pertama ke arah Batealit dan yang kedua ke arah desa Sumosari. Kami ingatnya desa Sumosari berada di selatan desa Batealit. Dan kami melanjutkan perjalanan ke arah Batealit. Karena jalan yang kami lewati semakin menurun, kami curiga akan salah jalan. Kemudian kami balik ke tempat semula dan bertanya kepada warga sekitar. Ternyata jalan menuju air terjun Dong Paso belok kanan, bukan belok kiri menuju arah Batealit.

Kami melanjutkan perjalanan ke arah air terjun Dong Paso. Tampak banyak truk yang melewati jalanan ini, sehingga akses jalan yang kami lewati termasuk jalan dengan kondisi yang rusak. Truk yang sering lalu-lalang di jalan ini membawa sejumlah material batu dan tanah yang di tambang di wilayah tersebut. Setelah melewati jalan yang agak rusak tersebut, kami melewati hutan dan saya kaget di tengah-tengah hutan tersebut, hanya ada satu rumah. Kami memantapkan diri untuk terus memacu sepeda motor kami dengan jalan yang menajak. Hingga tibalah kami di desa Sumosari, yang kami tahu desa ini pernah kami lewati saat kami berkunjung ke air terjun Setatah. Betapa luasnya desa ini, hingga setiap ada gapura dari bambu, kami kira sudah melewati desa tersebut, ternyata gapura tersebut hanyalah pembatas antar dusun.

Sampai di sebuah dusun, ada jalan yang cukup menanjak. Dan di situ ada spanduk bertuliskan, "selamat datang di wisata desa Sumosari". Dan banyak rumah yang menyediakan jasa parkir. Di sana kami menanyakan apakah bisa mengendarai sepeda motor sampai ke dekat air terjun. Ternyata dari penuturan masyarakat harus dititipkan dan berjalan kaki dengan jarak tempuh 2 km. Karena sudah terlanjur sampai di tempat, kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Dan ternyata banyak juga wisatawan yang berkunjung ke sini, terutama kalangan muda-mudi.

Menuju air terjun Dong Paso kami disuguhkan pemandangan yang indah khas pegunungan, dengan akses jalan yang lebar dengan air sungai kecil yang mengalir di sisi kanan menciptakan harmoni suara yang menenangkan. Sedangkan di sisi lain berupa ladang milik masyarakat desa. Hingga tak jarang kami sering berpapasan dengan warga desa yang mengambil hasil ladang ataupun mengambil kayu. Sampai di sini, perjalanan masih bisa ditembus menggunakan sepeda motor. Hingga jalan mulai menanjak dan menurun. Dan ada sebuah jembatan bambu yang melewati sungai. Kawasan ini lumayan ramai dan cukup padat saat banyak wisatawan karena termasuk spot yang instagramable. Dan di tempat ini ada seperti air terjun mini, yang sayangnya tidak saya abadikan karena saat mencapai tempat ini tenaga sudah terkuras karena menggendong anak yang sudah kelelahan.

Jembatan Bambu


Sampai di spot ini, apakah jalan semakin bersahabat buat kami?
Ternyata jembatan ini seperti salah satu pembatas antara jalan yang ramah dilewati dengan jalan yang menantang untuk dilewati.
Kami harus menaiki sebuah dataran tinggi yang cukup menguras saya yang menggendong anak. Hingga saya pun harus berganti menggendong anak dengan suami karena beratnya medan. Hingga menuju jarak yang cukup dekat, ada sebuah oase untuk para wisatawan, adanya warung yang menjual minuman, makanan ringan, dan mie instan. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, pop mie ukuran besar hanya dijual 6 ribu rupiah dan tinggal santap. Sungguh, sebuah oase untuk mengembalikan tenaga menuju air terjun Dong Paso ini.

Hingga dalam jarak yang cukup dekat. Sudah tidak ada akses jalan, hanya ada sungai dengan batu-batu besar yang bisa digunakan untuk menapak. Bagi yang memakai kaos kaki, tak perlu khawatir kaos kakinya basah.

Sungai menuju air terjun

Kondisi air terjun Dong Paso ini seperti dikelilingi oleh bukit yang sangat hijau. Dengan air yang jatuh dan kolam di bawah yang bisa dipakai untuk berenang. Dan di air terjun ini bisa dipakai untuk yang suka terjun ke air.

Kondisi air terjun Dong Paso

Kondisi alam yang cantik, mirip seperti yang sering ditayangkan di acara "My Trip, My Adventure"

Karena ada perjuangan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan

Kesimpulan yang saya ambil setelah berkunjung ke air terjun Dong Paso:
1. Jarak tempuh dengan berjalan kaki lumayan jauh sekitar 2 km, ditambah jalan yang menanjak. Butuh bawa bekal yang cukup selama perjalanan.
2. Untuk yang mengajak anak, terutama balita harus ekstra kerja keras karena semakin ke dalam, jalan tidak lagi ramah dan aman untuk balita.
3. Warung yang buka sebelum sampai di air terjun kemungkinan hanya buka saat hari libur. Untuk yang ingin berwisata saat weekday, harap membawa bekal yang cukup.
4. Tempat yang ditawarkan sangat indah. Dari beberapa air terjun yang ada di Jepara, air terjun Dong Paso, saya beri peringkat 1 untuk air terjun terindah.


SALAM MBOLANG...

#onedayonepost
#nonfiksi
#reviewtempatwisata

Pendidikan Anak Usia Dini

Sekarang ini sudah banyak ilmu parenting dan ilmu mendidik anak melalui homeschooling. Bukan berarti hal yang dilakukan sendiri berdampak lebih baik dibandingkan dengan mendelegasikan kepada orang lain. Setiap orang punya kemampuan dan keterbatasan masing-masing. Dan hal tersebut tidak perlu menjadi perdebatan.

Source: radarcirebon.com


Karena sedang marak-maraknya pendidikan homeschooling di Indonesia, saya tertarik untuk menerapkan metode homeschooling sendiri untuk anak saya. Alhasil ternyata metode ini tak berhasil di anak saya. Alhamdulillahnya anak saya memiliki kecerdasan interpersonal, dimana anak yang memiliki tipe kecerdasan interpersonal ini mempunyai ciri:
a. Mempunyai banyak teman
b. Banyak bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan rumah
c. Terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah
d. Berperan sebagai penengah keluarga ketika terjadi pertikaian
e. Menikmati permainan kelompok
f. Tampak sangat mengenal lingkungannya dan berempati besar terhadap perasaan orang lain
g. Menikmati mengajari orang lain
h. Selalu mempunyai bahan obrolan dengan orang baru dan terbuka

Saya mengamati dan menganalisis potensi, minat, dan bakat anak sejak dini. Karena ini berguna untuk pendidikan yang akan ditempuh di masa depannya.

Setelah saya terombang-ambing dengan metode pendidikan anak mana yang tepat untuk anak saya. Saya memilih untuk menyekolahkannya di PAUD yang ada di dekat tempat tinggal, yang sebenarnya belum seharusnya anak saya menempuh kurikulum yang ada di sekolah tersebut. Karena syarat awal masuk ke sekolah tersebut minimal 3 tahun karena kurikulum yang digunakan adalah kurikulum TK.

Alasan mengapa saya lebih memilih menyekolahkan dini anak:
1. Anak saya meminta untuk bersekolah
Ada kalanya tidak setiap keinginan anak dipenuhi. Tapi karena keterbatasan saya dalam mengatur pola belajar anak dan keinginan anak untuk ikut berangkat kerja ayahnya, saya lebih memilih untuk menyekolahkan anak saya.
2. Menjaga kewarasan saya
Setidaknya selama kurang lebih 2 jam beban emosi saya sedikit terkurangi karena aktivitas anak.
3. Mengurangi beban ayahnya yang selama ini bolak-balik dari sekolah menuju rumah, hanya karena akan mengajar dan memulangkan anak.

Homeschooling ataukah pendidikan anak usia dini?
Tentunya ini diserahkan kepada masing-masing keluarga. Setiap keluarga mempunyai value dalam mengatur pendidikan anggota keluarga. Dan tak lupa, ketahui potensi, bakat, dan minat anak juga dalam memilih pendidikan mana yang seharusnya dipilih anak.
Homeschooling merupakan pendidikan berbasis keluarga, dimana keluarga bertanggungjawab penuh terhadap pendidikan anak. Sedangkan untuk pendidikan anak berbasis sekolah, guru sebagai penanggungjawab pendidikan anak. Dengan kata lain, orang tua menitipkan pendidikan anak kepada lembaga sekolah. Dan meskipun begitu, orang tua merupakan kendali terbesar bagi pendidikan anak. Karena rumah adalah pendidikan pertama bagi anak.
Untuk orang tua yang lebih memilih sekolah sebagai sarana pendidikan anak tergantung kepada kesiapan anak untuk sekolah.
Untuk anak usia pra sekolah:
a. Anak sudah lepas dari orang tua minimal 1 jam
b. Anak sudah siap bermain dengan teman sebaya
c. Anak sudah siap menerima pelajaran di sekolah

Bagaimana pun, mendidik anak adalah tanggung jawab orang tua. Meskipun orang tua menyerahkan pendidikan anak ke lembaga pendidikan, bukan berarti orang tua menjadi lepas kendali dalam mendidik anak.

Sumber:
Wening. Menjadi Orang Tua yang Asyik. 2017. Tinta Medina. Solo
Kuliah whatsapp bersama Fauzia Chafitsa

Merajut Mimpi

Impian menjadi salah satu rencana jangka panjang seseorang.

Source: hillsidechurch.org


Setiap orang pasti menginginkan kehidupan yang lebih baik di hari esoknya. Mempunyai mimpi-mimpi yang baik menjadi salah satu hal yang ingin dicita-citakan. Tak harus yang membuat orang tercengang dengan mimpi-mimpinya. Bahkan untuk seorang ibu yang memiliki anak balita menginginkan bahwa anak balitanya bisa mandiri, sekedar bisa makan sendiri.

Seperti Firman Allah SWT
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18).

Dan juga dalam sebuah hadist
"Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”

Memiliki mimpi memang banyak sekali cara yang ditempuh, salah satunya adalah dengan berusaha dan tak lupa berdoa kepada Allah. Beberapa cara yang akan mengantarkan saya pada mimpi-mimpi saya:
1. Menulis mimpi walaupun mimpinya termasuk hal yang kecil, saya membuktikan saat kuliah. Saya menuliskan ingin mendapat beasiswa unggulan. Alhamdulillah Allah mengabulkan. Meski pada saat itu saya ingin setelah lulus langsung bekerja.
2. Berikhtiar, berusaha semaksimal mungkin dalam menggapai mimpi
3. Berdoa kepada Allah SWT

Memiliki banyak mimpi adalah hak setiap orang. Saya selalu bermimpi agar kehidupan saya menjadi lebih baik. Tentunya harus dibarengi dengan kemampuan diri agar hasil tak terlalu mengecewakan buat diri.

Di tahun 2018 ke depan, saya ingin merajut mimpi dengan dukungan keluarga kecil saya.

1. Menjadi ibu kebanggaan keluarga
Salah satu tagline Institut Ibu Profesional ini selalu saya genggam. Meski saya hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga saya harus menjadi kebanggaan keluarga. Mulai mengikuti perkuliahan di Ibu Profesional yang sekarang ini sudah melewati setengah dari kuliah bunda sayang. Menerapkan ilmunya untuk selanjutnya saya aplikasikan di kehidupan sehari-hari saya.
Selain itu juga saya menerapkan ilmu berumah tangga ala Rasulullah, bahwa

"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya." (HR. Abu Dawud)

2. Berkontribusi dalam sebuah buku antologi
Saya masih pemula di bidang kepenulisan. Mulai belajar menulis dari 'nol' saat pertama kali masuk di One Day One Post. Mulai belajar konsistensi menulis hingga sekarang mulai belajar peningkatan kualitas menulis.
Memang untuk sekarang saya masih berusaha meningkatkan kualitas menulis dan belum bergabung di komunitas menulis lain. Masih berusaha ingin masuk ke dalam odopfor99days dari Institut Ibu Profesional yang telah melahirkan buku-buku antologi. Berusaha semaksimal mungkin dalam peningkatan kualitas menulis, mulai dari EYD dan mengurangi bahasa gaul yang sering saya gunakan saat menulis di media sosial.

3. Memberikan kebermanfaatan
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Memberikan kebermanfaatan bagi orang lain menjadi salah satu impian saya di tahun mendatang. Ilmu yang saya peroleh tidak akan saya lepaskan sia-sia. Menjadi dosen tamu di sebuah stikes di kabupaten Kudus menjadi salah satu hal yang paling saya tunggu-tunggu. Dimana saya bisa melepaskan diri dari kepenatan rumah, juga sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri saya. Mulai mentransfer ilmu yang saya peroleh ke adik-adik mahasiswa menjadi poin kunci saya. Sederhana, dan hanya itu yang bisa saya lakukan.

4. Belajar Bahasa Inggris
Bahasa Inggris menjadi sesuatu yang saya takutkan setiap saya mengapply beasiswa. Kemampuan berbahasa Inggris saya yang pas-pasan menjadi alasan maju mundur saya setiap ada kesempatan mendaftar beasiswa. Mulai belajar bahasa Inggris from zero to hero di Sekolah Inggris yang diadakan secara online. Meski butuh waktu saya optimis 2-3 tahun lagi skor IELTS saya bisa mencapai batas minimum  seperti yang dipersyaratkan oleh lembaga penyedia beasiswa. Bukan hal yang muluk-muluk, saya hanya ingin meneruskan pendidikan doktor saya di dalam negeri, karena alasan klise masih bisa dekat dengan suami.

Mengakhiri di tahun ini dengan sebuah renungan dan mengawali di tahun depan dengan sebuah mimpi dan bacaan basmallah.

#resolusi2018
#nonfiksi
#onedayonepost

Versiku: Gaya Hidup di Tahun 2018

Gaya hidup seseorang menjadi salah satu cara menilik kepribadian dan karakter seseorang. Bukan berarti gaya hidup seseorang yang buruk, maka orang tersebut merupakan orang yang jahat. Tetapi gaya hidup ini mencerminkan karakter dan sifat seseorang, misalnya orang yang hidupnya bermewah-mewahan sering dianggap orang tersebut boros.

Di tahun depan, ada banyak sekali resolusi saya dalam bergaya hidup:
1. Gaya Hidup Sehat
Meskipun sudah saya paparkan dalam resolusi kesehatan di tahun depan. Gaya hidup sehat ini paling penting bagi saya. Usia saya yang sudah 26 tahun, bukan usia yang muda lagi. Keinginan untuk selalu leyeh-leyeh membuat aktivitas dan kebiasaan berolahraga saya menjadi berkurang. Untuk metabolisme pun, saya merasa metabolisme tubuh saya semakin melambat. Sehingga usia saat ini saya rentan mengalami berat badan berlebih. Selain itu, pola makan yang kurang seimbang membuat badan kurang fit.



Untuk itu, saya butuh aktivitas yang membuat badan semakin sehat dan bugar
a. Makan dengan gizi seimbang
b. Minum air putih min 2 liter sehari
c. Mengurangi makan gorengan
d. Mengurangi konsumsi snack yang tidak membuat perut kenyang tetapi tinggi kalori
e. Berolahraga secara teratur.

2. Mempunyai kulit yang sehat
Semenjak hamil hingga menyusui, saya kurang telaten dalam merawat kulit. Alhasil kulit saya menjadi kusam, terutama untuk kulit wajah. Banyak masalah yang terjadi pada kulit wajah saya, mulai dari komedo menumpuk, jerawat, kusam, dan mulai muncul tanda penuaan. Sedangkan untuk kulit badan saya mulai kusam dan kasar. Sebagai wanita pasti ingin memiliki kulit yang sehat dan bersih. Untuk kulit wajah pasti ingin memiliki kulit yang glowing dan awet muda seperti artis-artis Korea.

Mulai merutinkan lagi memakai skincare, selain untuk merawat wajah juga untuk menyenangkan hati suami. Karena menyenangkan hati suami besar pahalanya.

“Sebaik-baik isteri adalah yang menyenangkan jika engkau melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi.” (HR Ath Thabrani).

3. Berhemat
Berbelanja menjadi salah satu godaan wanita, apalagi saat barang yang diinginkannya sedang mendapat diskon. Berbelanja sesuai keinginan menjadi tidak realistis, apalagi barang yang diinginkan bukanlah barang yang sebenarnya dibutuhkan.



Entah, bagian ini sangat susah saya kendalikan. Apalagi saat ada diskon besar-besaran ataupun saat harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) tiap ada penawaran dan jaminan ongkos kirim gratis selalu menggiurkan naluri berbelanja saya. Uang yang semestinya untuk keperluan yang lain, habis terkuras saat berbelanja online. Memang untuk berbelanja offline saya masih bisa mngerem, apalagi untuk makan sehari-hari, yang penting menu gizi seimbang sudah ada di meja makan.

Pengeluaran kedua yang harus saya kendalikan adalah masalah jajan. Karena saya tidak kreatif dalam menyajikan camilan untuk keluarga, kami lebih sering jajan camilan. Entah siomay ataupun cilok. Memang tidak setiap hari kami jajan camilan, tetapi yang paling menguras adalah tiap kami jajan untuk camilan ataupun untuk suguhan tamu yang berkunjung. Rasanya uang yang bisa untuk beli cilok segerobak langsung ludes hari itu juga.
Pencatatan keuangan harus lebih rapi lagi di tahun depan. Setiap pengeluaran yang dikeluarkan harus lebih sedikit dibanding jumlah yang masuk. Sisa pemasukan bisa digunakan untuk tabungan kendaraan, karena kendaraan yang kami punya hanya sebuah sepeda motor dan sebuah sepeda kayuh.
Yang akan saya lakukan untuk berhemat sesuai kebutuhan:
1. Membuat pos-pos pengeluaran. Seperti pos untuk makan sehari-hari, tabungan, dan yang lebih penting lagi sedekah.
2. Mencatat setiap pengeluaran yang keluar
3. Tidak berbelanja apa yang diinginkan, tetapi berbelanja apa yang dibutuhkan

Resolusi ini dibuat karena masalah di atas termasuk masalah penting dalam kehidupan rumah tangga saya. Sekaligus cara untuk menjaga kewarasan saya di rumah.

#resolusi2018
#nonfiksi
#onedayonepost

Matematika itu Mudah (Aliran Rasa Game Level #6)

Matematika, menjadi salah satu mata pelajaran yang banyak orang tidak menyukainya. Deretan angka dan rumus menjadi momok menakutkan bagi sebagian murid. Orangtua pun tak kalah paniknya, saat sang orangtua sudah tak mampu lagi mengikuti kurikulum sekarang, sebagian dari mereka memilih bimbingan belajar sebagai teman belajar anak. Apakah salah? Tentu saja tidak. Bahwa tidak semua pekerjaan rumah termasuk mendidik anak hanya dilakukan oleh orangtua. Jika orangtua tak mampu, jalan alternatifnya adalah mendelegasikan pendidikan anak kepada yang lebih kompeten.

Kecerdasan matematis logis menjadi salah satu dari dua kecerdasan dasar yang bisa memicu kecerdasan yang lain. Kecerdasan matematis logis tak hanya berhubungan dengan angka saja.
Ciri anak yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah:
1. Gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya, seperti menjelajah setiap sudut
2. Mengamati benda-benda unik
3. Hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba
4. Sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari setiap pertanyaan
5. Suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis, serta gemar berhitung.

Bagaimana cara menstimulasi anak suka matematika?
Menstimulasi anak suka matematika bisa dilakukan sejak dini. Mengenal angka, warna, ukuran (besar-kecil, panjang-pendek, tinggi-rendah ), dan bentuk bisa dikenalkan setelah anak mengusai kemampuan berbahasanya.
Saat usia dini, anak sudah mempunyai kemampuan mengenal angka sebelum usia sekolah. Tentu banyak cara yang bisa dilakukan, bisa dengan permainan edukatif, permainan tradisional, main pasar-pasaran, ataupun saat memasak bersama. Saat anak usia dini anak lebih banyak dan mudah menyerap informasi dari lingkungan, maka sebagai orangtua harus distimulasi sebaik mungkin berdasarkan pada indikator perkembangan anak.

Pada materi "menstimulus matematika logis pada anak" Alhamdulillah kami mampu melewati 17 hari dari tantangan 10 hari di kelas bunda sayang institut ibu profesional. Banyak sekali suka duka yang kami alami pada game level 6 ini.
1. Anak ogah bermain sambil belajar
2. Kurangnya sarana yang mendukung untuk stimulasi kecerdasan matematis anak

Kedua hambatan ini saya jadikan tantangan untuk menstimulasi anak belajar matematika. Terutama dalam belajar bentuk dan warna. Anak masih kurang terasah meski sudah distimulasi lebih dari setengah tahun. Membuat permainan yang ramah di kantong dan bisa menggunakan bahan yang berada di rumah menjadi salah satu cara kami menjawab tantangan ini. Meski terkadang kami pun harus mengeluarkan kocek untuk membeli mainan yang ada.
Beberapa aktivitas untuk menstimulasi kecerdasan matematis logis anak terkadang memang tidak kami rencanakan, seperti:
1. Membedakan besar-kecil menggunakan batu kerikil yang ada di halaman rumah
Aktivitas ini tergolong manjur untuk anak saya. Di samping bisa membedakan ukuran, anak pun bisa mensortir batu kerikil dan dikumpulkan menjadi satu. Dan aktivitas ini menjadi aktivitas favorit anak di hari-hari berikutnya.



2. Menanam tanaman tomat dan cabai
Memindahkan tanaman tomat dan cabai setelah kami semai menjadi aktivitas seru yang dilakukan anak saya. Di kegiatan ini anak belajar estimasi dalam menambahkan tanah ke dalam wadah/pot.



3. Bermain peran
Biasa kami lakukan saat anak sibuk dengan alat-alat bermainnya. Bermain peran sebagai pembeli dan penjual bisa menstimulasi anak dalam mengenal harga dan uang. Dan kegiatan ini akan sangat berguna saat anak berbelanja/membeli barang di luar tanpa orangtua.



Badge yang kami peroleh dalam tantangan kali ini:
1. I Love Math, Math Around Us
Badge ini diperoleh karena sudah menyelesaikan tantangan 10 hari selama game level 6.


2. You're Excellent
Badge yang diberikan pada peserta yang sudah melewati hari ke-10 tanpa rapel dan konsisten setiap hari.

3. Outstanding Performance
Badge yang diberikan pada peserta yang sudah menyelesaikan sampai hari ke 15 atau ke 17.



Bahwa menstimulus kecerdasan matematis logis anak bukanlah hal yang sulit. Mengenali karakter anak dan  tipe belajar anak yang disesuaikan dengan indikator perkembangan anak sesuai dengan usia menjadi hal dasar dalam menstimulasi anak suka matematika.

Sumber:
Materi ke-6 Kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional

#aliranrasa
#gamelevel6
#kuliahbunsayiip
#MathAroundUs
#ILoveMath

Sehat dan Bugar di Tahun 2018

Tahun ini saya berniat akan menyapih anak saya karena usianya di tahun ini sudah menginjak 2 tahun. Apa daya, karena saya kurang siap untuk menjalani weaning with love hingga akhir tahun ini saya belum berhasil menyapih anak saya dengan cinta. Sudah hampir 5 bulan dari usianya yang tepat 2 tahun, rasa tidak siap dari diri saya membuat proses ini masih terus berlanjut. Hingga mimpi saya untuk bersiap melakukan perbaikan gizi guna persiapan program hamil pun harus tertunda.

Selama menyusui, saya agak kurang menjaga asupan nutrisi bagi diri saya sendiri. Alhasil di awal tahun ini, saya sering mengalami sariawan. Makan bagi saya hanya sekedar menghilangkan rasa lapar selepas menyusui. Karena nutrisi yang ada dalam tubuh saya sudah tergerus oleh produksi ASI, membuat badan saya lemas, sering sariawan, dan kulit saya kusam. Keadaan paling berat bagi saya adalah setelah saya haid, anemia mulai menyerang.

Menjadi ibu rumah tangga menjadikan saya harus mempunyai energi ekstra dan fisik yang kuat. Kondisi kurang fit sedikit saya membuat rumah berantakan dan anak suami kurang terurus. Apalagi untuk melakukan program hamil, sungguh tantangan terberat saya saat ini. Karena memiliki kesehatan fisik dan mental sangat penting bagi saya dan kelangsungan hidup keluarga kecil saya.



Resolusi saya di tahun 2018 tidak muluk-muluk. Sudah ada program pemerintah bernama GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Germas merupakan suatu upaya preventif dan promotif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan memasyarakatkan paradigma sehat. Seperti yang kita tahu bahwa tantangan bidang kesehatan di negeri ini sudah bukan lagi double burden disease, tapi sudah berkembang menjadi triple burden disease. Dimana penyakit infeksi dan penyakit non infeksi masih merajalela, ditambah dengan adanya penyakit yang sudah teratasi tetapi muncul kembali.



Dalam program Germas ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu: melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Di tahap awal ini, ada tiga kegiatan yang menjadi fokus utama dalam program ini dan ini merupakan salah satu resolusi saya di tahun 2018:

1. Melakukan Aktivitas Fisik Minimal 30 menit per Hari
Aktivitas fisik bagi saya bukan hanya berbicara tentang kegiatan olahraga. Tapi lebih saya tekankan pada pengeluaran kalori. Meski kalori yang keluar dalam tubuh tidak sebanyak saat berolahraga. Tapi setidaknya setiap hari saya mengeluarkan kalori yang cukup tidak membuat tubuh saya kelebihan berat badan. Aktivitas fisik ini saya bagi menjadi lima, aktivitas berat, aktivitas ringan, kebiasaan berjalan kaki, perilaku sedentary, dan kebiasaan berolahraga.
 Aktivitas berat merupakan aktivitas yang mengeluarkan energi besar, seperti berjalan cepat, berlari, menyetrika. Sedangkan aktivitas ringan contohnya seperti menyapu, mencuci pakaian, dan menyiram tanaman. Untuk perilaku sedentary tidak mungkin saya hilangkan, karena ini salah satu cara saya melakukan me time dan menghilangkan kepenatan saya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Perilaku sedentary yang masih saya lakukan adalah menonton video di youtube dan membaca buku. Dengan mengurangi menonton tv untuk acara yang memakan waktu cukup lama. Sedang untuk kebiasaan berjalan kaki akan semakin rutin saya lakukan saat mengantar anak sekolah. Hanya saya untuk kebiasaan berolahraga tidak setiap hari saya lakukan. Saya mentargetkan seminggu 3x, jogging dan bermain bulu tangkis.

2. Mengkonsumsi Sayur dan Buah
Saya memfokuskan untuk konsumsi sayur dan buah yang banyak mengandung asam folat karena rencana saya di tahun depan sudah lulus weaning with love dan bersiap melakukan program hamil. Tentunya program hamil ini saya rancang sendiri sedemikian rupa demi menghemat kantong pengeluaran kami. Rencana memperbanyak konsumsi asam folat seperti saat program hamil anak pertama bagi saya cukup manjur. Beberapa sayur yang akan sering saya konsumsi adalah sayur bayam, brokoli, dan jagung. Sedangkan tauge yang banyak mengandung vitamin E pun akan menjadi daftar makanan yang harus saya konsumsi di tahun depan. Untuk buah, saya tidak memilih buah apa saja yang harus dimakan, yang penting tiap hari makan buah. Tapi untuk fokus saya, saya memilih buah pisang, jeruk, alpukat, pepaya, strawberry, dan melon.

3. Memeriksakan Kesehatan secara Rutin
Ini menjadi salah satu penghambat saya. Meski sekarang sudah banyak apotek yang membuka layanan cek kesehatan, saya masih tak sempat periksa. Yang menjadi fokus saya di tahun depan adalah menimbang badan secara teratur (membeli timbangan digital, agar anak bisa ikut nimbang), mengecek kadar gula darah dan kolesterol sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit tidak menular.

Sekian resolusi kesehatan saya di tahun depan. 

Kesehatan merupakan salah satu modal membangun negeri ini

#onedayonepost
#nonfiksi
#resolusi2018

Menuju Air Terjun Jurang Nganten, Wisata Alam Pegunungan Asri di Jepara

Jepara sebagai kota yang dikenal wisata baharinya yang eksotis, kini menyimpan banyak wisata alam pegunungan yang tak kalah indahnya. Meski hanya wisata bahari yang secara langsung dikelola pemerintah daerah dan munculnya desa-desa wisata di pesisir pantai utara Jawa ini  tak lantas membuat daerah yang berada di pegunungan Muria kehilangan pesona wisatanya.

Seperti biasanya, saya dan keluarga kecil saya mencoba untuk mengeksplore keindahan Jepara di sisi wisata alam pegunungan. Kemarin (10 Desember 2017), pilihan kami jatuh ke sebuah desa di kecamatan Pakis Aji yang bernama desa Tanjung. Memang bukan termasuk salah satu desa wisata seperti desa Tempur di kecamatan Keling. Tapi di desa Tanjung ini ada sebuah air terjun yang masih sangat asri, bernama air terjun Jurang Nganten.

Menuju air terjun Jurang Nganten ini, banyak akses yang bisa dipilih. Saya sendiri memilih akses melalui rute alternatif menuju kecamatan Bangsri. Bisa juga dengan menuju kota dan belok dari taman Kerang (SMIK) menuju desa Lebak. Akses jalan menuju desa Tanjung ini tergolong sudah baik, tidak ada jalan berlubang. Dari rute jalur alternatif ini sudah ada papan penunjuk jalan menuju arah desa Tanjung. Sekitar 3km dari rute jalur alternatif ini (lebih dikenal dengan pertigaan desa Bringin), kami dapat menikmati asrinya desa Tanjung. Mungkin karena bukan jalur masuk utama, tidak ada plang pembatas desa.

Desa Tanjung ini berbeda dengan desa-desa lain yang ada di kabupaten Jepara. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari hutan dan perkebunan. Rumah warga pun bukan rumah yang saling berdekatan dan sebagian masih bertembok kayu. Akses jalan di desa ini pun bukan terbilang akses jalan yang mulus. Sebagian sudah diaspal dan sebagian besar jalan yang lain masih berupa bebatuan dan tanah.

Menuju air terjun Jurang Nganten ini kami sempat tersesat karena tidak adanya papan penunjuk jalan. Berbekal insting, kami mencari jalan yang sekiranya menuju puncak bukit dan mencari warga untuk bertanya arah menuju air terjun. Jalan yang tergolong sepi dan rumah warga yang jarang menjadi kesulitan kami untuk menemukan sang primadona di desa ini.



Melewati jalan berbatu, kami menemukan sebuah rumah dan menanyakan arah menuju air terjun. Cukup mudah arahnya, hanya saja untuk mencapai air terjun dibutuhkan usaha ekstra karena jalan yang dilewati seperti jalan yang baru saja dibuka oleh warga. Perjalanan berlanjut menuju pintu masuk air terjun, kami disuguhkan pemandangan yang cantik. Di bawah terlihat sebuah desa dan yang paling menakjubkan buat kami adalah hutan di sini sangatlah lebat, tak ada yang gundul ataupun bekas dibakar warga untuk membuka lahan baru. Jalan berbatu dan lumayan licin saat musim penghujan ini membuat kami harus tetap waspada. Apalagi jalanan tergolong jalan sepi yang jarang sekali warga yang lewat.

Suasana di desa Tanjung


Di pintu masuk menuju air terjun Jurang Nganten ini, kami disambut oleh bapak-bapak yang umurnya sudah tidak lagi muda. Kami menanyakan apakah bisa melewati jalanan dengan menggunakan sepeda motor apakah harus parkir di sini. Kata bapaknya bisa memakai sepeda motor. Dengan membayar tiket sebesar tiga ribu rupiah saja untuk kami bertiga sangatlah terjangkau, apalagi sepeda motor bisa masuk ke dalam menuju air terjun yang lebih dekat. Serasa mendapat air sejuk karena kami tidak perlu repot-repot berjalan kaki ditambah kalau anak sudah capek harus menggendongnya.

Perjalanan sekitar 1 kilometer dari pintu masuk menuju air terjun. Jalan yang berasal dari tanah plus licin karena hujan membuat kami harus ekstra hati-hati. Ditambah jalan yang sempit yang disampingnya hanya ada tebing dan jurang membuat perjalanan harus waspada, apalagi kalau ada sepeda motor lain yang papasan. Bagi saya yang membonceng, perjalanan seperti ini cukup membuat adrenalin saya berpacu cukup kencang. Di tengah hutan yang tidak berpenghuni dan tidak ditemukannya pengunjung lain di tempat ini membuat kami selalu waspada terhadap ular. Meski panorama yang disajikan sangatlah indah. Sayangnya, saya tidak mengabadikan moment ini karena kewaspadaan kami.

Perjalanan kami terhenti karena sudah tidak ada lagi jalan yang harus kami tempuh. Hanya ada jalan berbatu menanjak menuju air terjun Jurang Nganten. Sekitar 100 meter jalan yang ditempuh. Cukup ringan untuk bisa mencapai air terjun yang lokasinya menurut kami sangatlah tersembunyi.

Air terjun Jurang Nganten

Air terjun Jurang Nganten ini seperti air terjun bertingkat, kita bisa berfoto di tengah-tengah air terjun ini. Aliran airnya tidak terlalu deras dan dibagian dasarnya bisa dipakai untuk bermain air ataupun berenang. Ada juga spot untuk selfie ataupun wefie yang terbuat dari kayu dan akar tanaman.

Salam mbolang dari keluarga kecil kami

Yang dapat kami simpulkan dari perjalanan menuju air terjun Jurang Nganten:
1. Rekomen bagi keluarga yang ingin mengajak batitanya. Tak perlu jalan jauh dan tak perlu gendong menggendong
2. Jalan lumayan sempit dan licin saat musim penghujan. Bagi yang ingin membawa sepeda motor harap hati-hati
3. Salah satu wisata yang tak banyak mengeluarkan uang dan hasil yang didapatkan so beautiful

#onedayonepost
#nonfiksi