Ketika Cinta dalam Kemustahilan


Judul Buku    : Pelangi Musim Semi
Penulis           : Rizki Affiat
Penerbit         : Bunyan (PT Bentang Pustaka)
Tahun Terbit: 2013
Tebal Buku    : vi + 378 hlm
ISBN                : 978-602-7888-69-2

Omar Khaled, begitu panggilannya saat ia tengah menyelesaikan studi program masternya di Universitas Harvard, USA. Memilih fokus ke masalah politik di timur tengah mengantarkannya bertemu pujaan hatinya, Anais. Seorang katolik yang mempunyai passion di bidang agama islam.  Sayang, keyakinan mereka berdua berbeda. Sehingga, hanya ada cinta dalam diam.

Dalam pertemuannya dengan Anais, Omar mendapatkan motivasi dan catatan tentang Palestina. Lewat Anais, Omar menjadi semakin larut dalam cintanya bersama Anais. Hingga Omar pun teringat akan suatu wasiat dari neneknya tentang perjodohannya bersama wanita yang sempurna.

Omar lulus dari Universitas Harvard dan kembali ke Indonesia. Melanjutkan perjalanan kariernya dan menikah dengan Rana, wanita yang menjadi wasiat neneknya. Tak adanya cinta kepada Rana membuat Omar bersungguh-sungguh belajar mencintai Rana dan melupakan Anais. Hingga suatu hari saat Omar diundang ke Amerika Serikat mereka bertemu kembali.

Buku ini ditulis dengan setting tempat yang memukau, dimana saat setting tempat berada di Boston saya merasa benar-benar sedang menikmati suasananya dan bahkan saat penggambaran di musim dingin membuat pembava ikut merasakan dinginnya salju di Boston. Pun ketika setting tempat berada di atas kapal Navy Marmara ataupun saat berada di tanah Palestina membuat darah berdesir dan merinding, seakan-akan pembacaa pun ikut merasakan kekejaman orang Israel.

Selain itu, adegan yang ditonjolkan dalam novel sangat apik. Seperti saat penembakan Omar saat berada di Amerika Serikat, dimana ia harus berjuang sendiri menghadapi kematian. Ataupun saat pertemuan antara Anais dan Omar.

Cerita yang disajikan begitu mengena pembaca, gaya tulisannya yang detail menampilkan setting tempat dan penokohan yang kuat seakan-akan memberikan imajinasi yang tinggi bagi siapa saja yang membaca. Sebagian besar alur cerita dibuat alur maju. Hanya sesekali menampilkan alur mundur. Sehingga pembaca akan terus berimajinasi liar tentang apa yang akan terjadi pada bab selanjutnya.

Untuk pembaca novel pemula mungkin awal cerita dari novel ini agak sedikit  membosankan. Setting tempat yang berada di luar negeri disertai dengan bahasa-bahasa novel yang sedikit berbau politik mungkin agak terasa berbeda dengan karakteristik novel bertema romance yang lainnya.

Konflik yang disajikan kurang begitu greget. Hanya konflik seperti orang kebanyakan. Akan tetapi konflik yang kurang begitu menarik imajinasi pembaca tertutup oleh adegan lain yang memacu imajinasi pembaca agar semakin membuatnya bertambah liar.

Tetapi hati Omar tak berhenti memanggil Anais, 
Sebagaimana hatinya tak berhenti memanggil Palestina


Novel yang menceritakan tentang kehidupan asmara yang penuh lika-liku antara sang tokoh akan membuat pembaca selalu penasaran akan akhir ceritanya. Ditambah dengan suasana Palestina yang membuat kita seakan-akan ikut berjuang bersama rakyat Palestina.

Gaya bahasa yang mudah dicerna membuat novel ini bisa dinikmati oleh para remaja. Tak adanya adegan yang kurang pantas bisa menjadikan novel ini sebagai rekomendasi pembaca agar terus belajar dan menggapai cita-cita setinggi mungkin. Tentu kalau dalam bahasa remaja, bumbu asmara tak akan memudarkan langkah semangat mengapai asa hingga terbang tinggi.

Menetapkan tujuan dari kehidupan dan merencanakannya sebaik mungkin untuk hasil yang maksimal tidak akan terlaksana jika itu semua bertentangan dengan jalan dari Sang Pencipta. Terus belajar dan jadilah pribadi dengan ciri khas yang akan membedakanmu di saat kau berada di negeri seberang

#onedayonepost
#nonfiksi
#resensifiksi

Semua Anak Adalah Bintang

Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At-Tin 4)

Sejatinya Allah sudah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya dengan segala kelebihan-kelebihan yang Allah berikan. Dan kelebihan dari semua manusia yang diciptakan Allah itu tak sama.

Anak adalah amanah yang Allah berikan kepada kita, orang tuanya. Sebagaimana amanah lain di muka bumi, anak pun wajib kita jaga dan kita didik sesuai dengan fitrahnya. Menjaganya berarti kita melaksanakan kewajiban kita sebagai orang tua.

Allah Tidak Pernah Membuat Produk Gagal


Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS Al-Mukminun 14)

Allah merupakan sebaik-baiknya pencipta. Bahkan manusia pun tak bisa membuat lalat dengan bentuk yang sangat sederhana melebihi ciptaan Allah.



Lalu, mengapa ada anak bodoh dan pintar di dunia ini? Bukankah Allah menciptakan manusia dengan sempurna?
Tidak ada anak yang bodoh. Sejatinya semua anak itu pintar. Kata 'bodoh' hanyalah labelling saja kepada sang anak. Labelling, suatu tindakan memberi cap atau label kepada seseorang. Anak dengan otak yang masih terus berkembang akan mudah mengingat apa yang pernah didengarnya. Kata 'bodoh' ataupun kata negatif lainnya akan terus diingat oleh sang anak dan akan menjadi satu dengan dirinya bahwa dirinya adalah seseorang yang 'bodoh'.

Menjadi orang tua, tentu kita harus berusaha semaksimal mungkin mendidik anak. Menjadikan anak sebagai bintang kejora kita. Bukan hanya anak kita yang terus belajar menjadi bintang kejora bagi orang tuanya. Kita, sebagai orang tua pun harus terus menuntut ilmu. Mengamati gaya belajar anak dan menstimulasi anak sesuai dengan gaya belajar yang anak miliki.

Setiap anak memiliki ciri khas, tugas orang tua hanya mendampingi dan menemukan ciri khas anak

Bandingkan Anak Kita dengan Dirinya Sendiri, Bukan dengan Orang Lain
Sebagai orang tua terkadang merasa 'baper' saat anak orang lain sudah memiliki kemampuan melebihi anak sendiri. Memperlakukan mereka layaknya anak yang serba bisa tanpa memperhatikan kelebihan yang anak miliki. Bukan lagi menyalahkan anak karena kemampuannya yang lebih rendah dibandingkan anak lain. Tapi kita sebagai orang tua mengevaluasi dan menanyakan apakah anak sudah memiliki perubahan dibanding dengan masa lalu.

Membuat Gunung, bukan Meratakan Lembah
Menjadikan anak si jago semuanya, mungkin banyak dilakukan orang tua. Mulai dari mengikutkan les ini dan les itu untuk si anak demi menunjang prestasi akademik anak atau malah sebatas menghilangkan gengsi orang tua.
Menjadikan anak maestro baru, dengan orang tua tahu apa yang disukai dan anak terampil di dalamnya, membebaskan anak untuk menyelami dunianya. Maka kita akan melahirkan sang maestro baru. Dimana kita akan membuat gunung. Bukan meratakannya menjadi lembah.

Enjoy, Easy, Excellent, Earn (4E)
Inilah yang dinamakan bakat. Dimana anak yang melakukan sesuatu tanpa enjoy dinamakan kompeten/hebat/terampil. Dan anak yang melakukan sesuatu dengan enjoy, easy, dan excellent dinamakan hobi.

Ya, karena bakat adalah fitrah manusia dari Sang Pencipta. Dan tugas orang tua dan anak adalag menggali kemampuan dan menemukan bakat. Karena dengan bakat inilah kita menemukan misi hidup kita sebagai khalifah di muka bumi.

Bakat merupakan sesuatu yang dibawa dari lahir dan bakat ini tidak bisa dipengaruhi orang lain. Maka dari itu, kenali bakat anak, dukung, dan tingkatkan agar anak mampu memahami misi hidupnya.

Sumber:
Materi ke tujuh, Kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional

Atasi Kerontokan dengan Sri Ratu Herbal Hair Serum Revitalizing Gingseng

Rambut merupakan salah satu mahkota wanita. Salah satu anggota badan yang wajib dirawat dengan baik. Nggak pengen kan punya rambut yang banyak masalahnya?

Masalah rambut pada wanita, kurang lebih adalah rambut rusak, patah, rontok, lepek, dan berketombe. Tak jarang banyak wanita yang rambutnya indah berkilau menjadi rontok. Terutama untuk wanita berhijab. Rambut rontok menjadi masalah besar.

 Semenjak menyusui, rambutku menjadi rontok parah. Terlebih karena saya berhijab, rambut rontok seakan-akan menjadi hal biasa.
Bisa dibilang, kerontokan rambutku disebabkan oleh:
1. Faktor hormon
2. Kurangnya udara saat berhijab. Terutama saat rambut basah dan langsung pakai hijab. Membuat rambut menjadi semakin rontok

Alhamdulillah, di penghujung tahun kemarin aku mendapatkan produk Sri Ratu Herbal Hair Serum Revitalizing Gingseng dari yukcoba.in

So, thank you very much yukcoba.in



Sri Ratu Herbal Hair Serum Revitalizing Gingseng ini terbuat dari ekstrak gingseng yang membantu meremajakan rambut dan melindungi dari kekusutan. Membantu menguatkan kualitas rambut agar senantiasa berkilau alami. Rambut senantiasa lebih lembut dan halus.

Kemasan
Kemasan dari Sri Ratu Herbal  Hair Serum Revitalizing Gingseng ini terdiri dari kemasan yang terbuat dari mika transparan, sehingga isi produk yang ada di dalam terlihat. Dan yang kedua adalah botol berbentuk lidah buaya  berwarna coklat. Agak bertolak belakang dengan gingseng yang diklain sebagai bahan herbalnya.



Kemasan berbentuk seperti lidah buaya ini tidak bisa berdiri tegak. Sehingga butuh dimasukkan di kemasan mika agar bisa berdiri tegak.

Ingredient
Dalam kemasan diklaim sebagai serum rambut tradisional (herbal) tapi setelah dilihat di ingredientsnya terlalu banyak bahan kimia.

Ingrediens: Cyclopentasiloxane, Phenyl Trimethicone, Dimethiconol, C12-15 Alkyl Benzoate, Dimethicone Crosspolymer, Octydodecanol, Isopropyl Myristate, Ethylhexyl Pamitate, Panax Gingseng (Gingseng) Extract, Fragrance (Parfum)

Cara Pakai
Setelah keramas dan memakai conditioner, ambil secukupnya ke tangan dan oleskan pada rambut yang dikeringkan dengan handuk. Penataan seperti biasa

Menurutku, serum rambut ini sangat hemat. Konsistensinya yang cair tetapi pekat membuat serum rambut ini irit pemakaian. Hanya saja saat dipakai aroma yang keluar agak menusuk.



Hasil
Dari pemakaian pertama, rambut yang semula rontok hebat lama kelamaan agak berkurang. Setelah pemakaian ke empat, rambut hanya rontok beberapa. Hanya sayangnya, saat pemakaian pertama rambut terasa lebih kering dan kaku. Tapi untuk selanjutnya, lumayan lebih halus dan tahan hingga 2 hari.

Pros:
1. Hemat. Cukup pemakaian 4-5 tetes cukup untuk rambut dengan panjang sedada
2. Cukup mengurangi kerontokan rambut

Cons:
1. Bau agak menyengat
2. Pemakaian pertama membuat rambut kering dan kaku

#onedayonepost
#nonfiksi

Puppet Book, Stimulasi Awal Anak Suka Membaca

Membaca menjadi salah satu kegiatan dalam rangka mencari ilmu pengetahuan ataupun sekedar untuk refreshing. Aktivitas membaca ini bisa dilakukan sejak dini, mulai membiasakan saat dalam kandungan. Pun setelah anak lahir sudah bisa distimulasi dengan membaca nyaring.

Jenis buku yang diberikan kepada anak mulai usia 0 bulan pun berbeda dengan anak yang sudah terampil membaca. Masih berkembangnya motorik kasar anak dan adanya fase oral pada anak di bawah usia 6 bulan, jenis buku yang diberikan haruslah buku yang aman dan awet. Salah satunya yang berjenis boardbook. Selain itu, pilihlah boardbook dengan ujung yang tumpul agar tidak mencederai anak. Buku yang berjenis boardbook biasanya aman dari tumpahan air ataupun gerakan motorik kasar anak. Karena buku dengan jenis ini biasanya lebih tebal dan terbuat dari duplek.

Berbicara cara menstimulasi membaca anak sejak dini, sekarang sudah hadir terobosan baru buku anak. PUPPET BOOK, buku sekaligus boneka yang jadi satu.

Puppet book merupakan buku yang dikombinasikan dengan boneka. Boneka berbentuk binatang seperti kisah dalam Al Quran. Buku yang ada di dalam boneka pun menceritakan tentang binatang. Puppet book merupakan suatu kombinasi, sehingga anak bisa melihat, meraba, dan mendengarkan cerita dalam satu waktu sekaligus.



Puppet book menjadikan anak bisa bermain boneka, membaca buku, dan mendengarkan kisah dalam buku dalam satu waktu. Sehingga aktivitas ini bisa langsung menstimulasi panca indera anak sekali waktu.

Puppet book sendiri terdiri dari boneka dan buku yang bisa dipisahkan. Buku seukuran genggaman tangan yang ergonomis saat dipegang dan tentunya aman karena ujungnya tumpul dikombinasikan dengan jenis boardbook, sehingga membuat buku ini awet karena tak akan sobek dan basah. Bonekanya sendiri sangat halus, terdapat tombol untuk menyalakan/mematikan dan tombol untuk memperbesar/memperkecil volume. Dan untuk bisa mendengarkan kisah dalam Al Quran di boneka puppet book ini hanya menggunakan baterai berjenis AAA sebanyak tiga buah.

Puppet book, mengenalkan anak kepada kegiatan melihat, meraba, dan mendengarkan. Kegiatan melihat ini dengan melihat kisah dalam buku. Kegiatan ini bisa juga dijadikan bonding antara anak dan orang tua melalui kegiatan membaca nyaring. Sembari orang tua membacakan kisah yang terdapat dalam buku, anak bisa melihat gambar yang terdapat dalam buku. Sehingga stimulasi penglihatan anak bisa optimal, karena bebas dari dampak screen yang bisa  merusak penglihatan anak. Kegiatan meraba bertujuan menstimulasi sensori anak. Anak distimulasi dengan memberikan boneka dengan bulu yang halus, selain itu juga untuk memperkenalkan bagian-bagian tubuh hewan secara langsung. Mendengarkan menjadi salah satu stimulasi pendengaran anak. Meski suara orang tua menjadi stimulasi yang lebih baik untuk anak. Tetap tidak ada salahnya memperkenalkan suara-suara lain dalam puppet book ini.



Audio yang terdapat dalam puppet book ini tidak hanya sekedar audio yang membacakan cerita kisah yang sama dengan yang ada di bukunya. Tetapi juga audio yang berisi theme song sesuai dengan jenis binatangnya. Serta suara binatang, sehingga anak mengetahui suara binatang secara tidak langsung dalam puppet book ini.

Puppet book terdapat dua set, yaitu puppet book berwarna biru dan puppet book berwarna merah. Dalam satu set puppet book terdapat tiga jenis buku boneka berbentuk binatang.

Puppet book berwarna biru terdiri dari :
1. Paus, bercerita seekor paus yang menelan Nabi Yunus AS

2. Unta, menceritakan unta di zaman Nabi Sholeh AS

3. Sapi, bercerita sapi dalam surah Al Baqarah


Puppet book berwarna merah, terdiri dari:
1. Keledai

2. Gajah

3. Domba


Setiap pembelian dua set langsung mendapatkan bonus buku berjudul "Aku Sayang Ibu"



Untuk informasi lebih lanjut silahkan chit-chat di nomor 085826834552 (Kiki/book advisor)

#onedayonepost
#nonfiksi

Mencegah Korupsi Sejak Dini

Korupsi menjadi satu kata yang paling populer di Indonesia. Saat ini indeks persepsi korupsi di Indonesia mendapat peringkat ketiga se-ASEAN. Tentu hal ini membuat para penegak hukum berusaha lebih keras dalam menanggulangi budaya korupsi yang ada di Indonesia.

Banyaknya pejabat daerah dan pejabat negara yang tersangkut kasus korupsi menjadi salah satu indikator ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Pemimpin yang jujur dan amanah menjadi idaman masyarakat Indonesia. Tentu dalam pemilihan umum nanti, masyarakat tidak hanya menagih janji-janji para calon wakil rakyat dan pemimpin daerahnya. Yang diinginkan hanyalah aksi nyata, bukan sekedar aksi kampanye.

Meskipun sudah ada lembaga pemerintah bernama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang bertugas memberantas tindak pidana korupsi, mengadakan penyelidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi. Lembaga ini pun bertugas melakukan tindakan pencegahan tindak pidana korupsi. Dan kesemua fungsi KPK ini harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya lembaga pemerintah yang terkait dengan hukum, masyarakat sipil pun bertugas dalam memberantas tindak korupsi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pendidikan karakter sejak dini.



Mendidik anak tidak hanya tugas dari seorang pendidik di suatu lembaga pendidikan di Indonesia. Mendidik anak utamanya dilakukan di rumah, dimana rumah adalah sebagai sekolah pertama dan ibu sebagai pendidik pertama dalam pendidikan anak. Tentu, dalam mendidik anak bukan hanya diutamakan dalam kognitifnya saja, sehingga intelligence quotient atau yang lebih dikenal dengan IQ. Pengembangan EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) haruslah seimbang.

Karena pintar saja tak cukup, harus juga disertai dengan cerdas emosi dan cerdas spiritual

IQ yang lebih ditonjolkan dari segi kepintaran seseorang membuat banyak orang berpikiran bahwa untuk mencapai kesuksesan harus disertai dengan skor IQ yang tinggi. Orang yang dianggap mempunyai kepintaran, akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar.

Mencegah lebih baik daripada menanggulangi korupsi

Selain pengembangan IQ pada anak, sejak usia dini anak pun harus dididik agar memiliki karakter yang baik. Salah satunya dengan pengembangan EQ dan SQ sejak dini.  EQ, yang lebih dikenal dengan kecerdasan emosi tidak hanya berupa kemampuan untuk mengenali dan mengendalikan emosi diri sendiri tetapi juga kemampuan mengenali dan mengendalikan emosi orang sekitar dan kelompok. Pengembangan EQ sangat berguna di saat emosi akan memiliki barang yang diinginkan meningkat sedangkan hal untuk mengaksesnya tidak mencukupi.

Sedangkan untuk SQ atau kecerdasan spiritual merupakan kemampuan yang ada hubungannya dengan Sang Pencipta. Dimana seseorang wajib melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Mendidik anak untuk meningkatkan SQ merupakan pendidikan yang tak kenal waktu dan ruang. Karena cakupan pendidikannya sangatlah luas. Mulai dari mengenal Tuhan, hingga menjadi insan individu yang taat dan taqwa akan perintahNya.

Mengkolaborasikan ketiga item di atas merupakan kunci melahirkan generasi yang lebih baik. Menjadikan generasi penerus bangsa ini yang religius, amanah, dan memiliki karakter yang baik. Bukan hanya orang tua saja yang berperan dalam pendidikan anak. Lingkungan tempat anak bersosialisasi merupakan pengaruh terbesar dalam pengembangan karakter anak. Menciptakan lingkungan yang kondusif dan ramah anak, akan melahirkan generasi dengan tingkat kematangan usia dan mental yang sesuai dengan perkembangan anak.

Meski korupsi sudah mendarah daging di kehidupan sehari-hari, tugas kita sebagai orang tua adalah memangkasnya hingga sudah tak ada lagi korupsi yang mengakar pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia

#onedayonepost
#nonfiksi
#tantanganartikel

Me Time dengan Membaca

Buku adalah jendela dunia

Sebuah ungkapan yang menunjukkan bahwa dari buku kita bisa tahu segala apa yang ada di dunia. Membaca, menjadi salah satu cara kita untuk memperoleh jendel dunia itu.

Membaca yang dulunya menjadi habit. Sehari satu buku. Menjadi kebiasaanku saat menjalani masa putih abu-abu. Tentu komitmen ini aku laksanakan saat tidak ada ujian ataupun ada ulangan harian. Karena aku harus fokus belajar. Sehingga, saat aku memaksakan diri untuk membaca buku-buku fiksi, akupun tak menikmatinya.

Akhir-akhir ini, aku sering mengabaikan minat membaca yang dulunya aku sering menghabiskan buku hingga larut malam. Karena sudah ada anak, membaca hanya sekadarnya saja. Hanya untuk mencari pengetahuan tentang perkembangan anak ataupun untuk mencari bahan presentasi saat mengajar.

Membaca adalah sebuah kenikmatan. Itulah yang aku rasakan. Belajar dari para penulis yang kemampuannya sudah tak diragukan lagi. Hingga terkadang gaya penulisan saya pun berubah.

Membaca buku-buku fiksi bagiku adalah sebuah me time. Dimana saat membaca cerita fiksi, aku ikut terbawa hanyut dalam cerita. Merasakan bagaimana  apa yang dirasakan tokoh dalam cerita. Sungguh, saya selalu berpikir para penulis dengan apik menuliskan apa yang ada di kepalanya hingga aku pun selalu hanyut dalam semua sudut tulisannya.

Bagiku, membaca santai adalah suatu me time tersendiri. Hingga aku menemukan me time dengan buku "Pelangi Musim Semi". Ini novel pertama sejak aku memutuskan lama tak baca novel. Tujuh tahun, selama tujuh tahun aku tak lagi menyentuh novel. Terlalu banyak aktivitas dan membaca bacaan non fiksi yang terkadang membuatku pening. Aku mencoba mengurangi membaca novel. Hingga saat ada event Big Bad Wolf (BBW) di Surabaya tahun ini, aku memcoba membeli novel.





Pertama kali membaca novel ini, aku tak merasa tertarik untuk melanjutkan. Seperti belum mendapat feel dari novel yang aku baca. Perlahan sambil mengatur waktu agar tak diributi anak. Aku mendapat feel membaca yang aku rindukan dulu. Me time dengan membaca. Menjadi hal yang paling menyenangkan, setelah seharian sibuk dengan aktivitas rumah tangga yang terkadang pun harus ke kampus saat ada panggilan membuat pikiranku agak keruh. Membaca novel ini serasa me time tersendiri bagiku.

Membaca novel ini, serasa makan permen nano-nano. Ada banyak rasa yang aku rasakan selama membaca novel ini. Ikut merasakan menjadi muslim di negara dengan kaum muslim minoritas. Merasakan pula bagaimana saat berada di tanah Palestina. Seakan-akan aku pun berada di Palestina yang selalu dalam kondisi waspada. Dan yang menjadi fell saya selanjutnya adalah saat menjadi istri dari suamiku, suami yang selalu berada dekat denganku. Membaca novel ini, aku merasa harus siap dengan keadaan suami apapun kondisinya, menerima setiap keputusannya. Karena bagaimanapun saat sudah berumah tangga bukan lagi berbicara kau dan aku. Tapi KITA.

Memang bukan novel pertama yang bisa menyentuhku. Novel karya Mira W. pun sangat menyentuh. Hanya saja di novel "Pelangi Musim Semi" ini, aku merasa tersentuh dengan nasib saudara muslim di Palestina, negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali. Tapi, justru mereka sedang berusaha melepaskan jerat keserakahan Israel. Membacanya serasa pedih, penganiayaan yang dialami tokoh. Bahkan saat terakhir nafasnya berhembus sangat memilukan. Dengan sukses, berhasil membuatku merinding dan merasa tubuh ini pun ikut sakit.

Semoga saudara muslim di Palestina segera mendapatkan kebebasannya.

#onedayonepost
#nonfiksi
#tantangan

Spot Foto Ciamik di Wana Wisata Sreni



Kata 'wana' dalam bahasa Jawa berarti hutan. Ya, hutan wisata Sreni. Terletak di jalan Sreni Indah desa Bategede kecamatan Nalumsari kabupaten Jepara. Berada di lereng gunung Muria, wana wisata Sreni merupakan tempat yang sejuk dan nyaman untuk berekreasi.

Wana Wisata Sreni, merupakan hutan lindung yang didominasi oleh pohon pinus yang usianya cukup tua. Terlihat saat angin berhembus, pohon akan ikut bergoyang. Dan wisatawan diharapkan untuk berwaspada karena dimungkinkan adanya pohon yang runtuh.

Akses menuju Sreni sangatlah mudah. Bisa melewati Perempatan Mayong menuju desa Datar-desa Bandung-desa Bategede. Melewati jalur ini sangatnya nyaman, jalan sudah beraspal dengan baik. Dan panorama yang disajikan sangatlah indah. Sebagian besar di kedua sisi jalan merupakan rumah warga, yang kemudian ada ladang dan pepohonan, sehingga tampak sedang berada di suatu bukit.



 Yang kedua adalah melewati perempatan Nalumsari, tinggal mengikuti papan penunjuk jalan sampailah di Sreni. Untuk jalur ini pun sudah beraspal dengan baik. Hanya saja untuk menikmati panorama bukit dan pegunungan kurang didapatkan saat melewati jalur ini.

Memasuki gerbang wana wisata Sreni dikenakan retribusi sebesar lima ribu rupiah. Menurut saya, cukup mahal dibanding wisata alam pegunungan lain yang berada di Jepara yang hanya dibandrol per motor 3-5 ribu rupiah. Ini kali kedua saya berwisata ke Sreni dalam setahun ini, berbeda dengan yang kali pertama tidak dikenakan retribusi.

Retribusi dikenakan karena tempat wisata ini sudah diperbaiki, ada beberapa rumah pohon dan beberapa spot foto yang instagramable. Selain itu, di sini kita bisa berkemah, ada pemandian  Sendang Joyo Kusumo dan ada tempat berziarah ke makam Mbah Surgi Wali. Sayangnya, kali ini saya tidak sampai ke Sendang Joyo Kusumo karena jalan licin dan lumayan jauh.

Beberapa spot foto yang di Wana Wisata Sreni:

1. Bukit Cinta

Spot ini ada di sebelah kiri saat memasuki gerbang masuk. Spot foto yang instagramable dan bisa digunakan untuk foto keluarga.


2. Rumah Pohon
Ada beberapa rumah pohon di sini. Sekitar 5 rumah pohon yang tangga menuju ke atas cukup tinggi menurut saya. Untuk yang membawa anak pun harus ekstra hati-hati karena sebagian tidak ada pegangan tangan. Dan di rumah pohon harus ekstra waspada untuk yang mengajak anak ke atas, karena penghalang hanya di atasnya saja dan tidak bisa digunakan bersandar untuk anak. Kesemua rumah pohon ini ada batas maksimal yang diperbolehkan naik, yaitu untuk tiga orang saja.



3. Gardu Cinta


Spot ini yang paling banyak dicari. Bertuliskan I (heart) U merupakan spot foto paling menarik, apalagi di belakangnya nampak sebuah bukit dan lereng yang pemandangannya TOP.




4. Tulisan di pohon
Berada di gerbang masuk, banyak tulisan kayu yang ditempel di pohon-pohon pinus yang isinya tentang anak muda masa kini. Bisa digunakan untuk berfoto, tulisannya terlihat jelas dan colorful.

#onedayonepost
#nonfiksi