Belajar Kreativitas di Kelas Bunsay Jogja Jateng

Bulan ini merupakan bulan dimana kami tengah belajar tentang kreativitas. Dimana saat akan diaplikasikan untuk anak dan kehidupan sehari-hari kita, tentu saja kita harus paham apa itu kreativitas.

Sebelumnya, kami disuguhkan sebuah materi yang sangat membuat kita tercengang. Dimana saat diri kita hanya terpenjara dalam pikiran yang biasa-biasa saja atau pikiran yang lazim kita temukan di kehidupan kita. Kita lupa bahwa sebenarnya ada ruang dalam otak kita yang sebenarnya bisa membuat kita berpikir out of the box.

Jadi, kreativitas adalah kemampuan dari dalam diri untuk menciptakan sesuatu.

Dalam diskusi kami, memang fssilitator tidak secara gamblang menjelaskan apa itu kreativitas dan juga bagaimana kita menggali kreativitas tersebut. Jadi, kami diajak berpikir kreatif tentang materi kita yang sekarang ini. Bagaimana proses kita berpikir kreatif, hingga kita hanya sempat berucap, "oh, ternyata begitu ya"


Banyak dari kami yang berpikiran tulisan tersebut adalah BE CREATIVE. Padahal sebenarnya potongan tulisan tersebut merupakan tulisan


Selain itu, kami pun diberikan game lagi tentang pemecahan masalah.


Hubungkan 9 titik dengan hanya tiga garis tanpa putus. Banyak dari kami yang mencoba, hasilnya lebih banyak dari 5 garis. Padahal jika kami berpikir kreatif, maka hasilnya hanya seperti ini


Jadi, saat kita menerapkan materi ini, jangan terburu-buru membuat sebuah asumsi kepada anak kita. Seringlah bertanya pada mereka. Karena akan memancing rasa ingin tahu mereka untuk membuat mereka berpikir kreatif.


Menjadi orangtua tentu saja bukan menjadi orangtua rata-rata yang memenjarakan mereka hanya sebatas pada pengalaman dari dalam diri kita. Mereka memiliki dunia mereka sendiri, lingkungan mereka pun berbeda dengan lingkungan kita. So, jangan penjarakan pikiran mereka dengan pikiran kita. Mereka berhak untuk meningkatkan kreativitas mereka sendiri.

Hingga nanti mereka bisa menciptakan benda yang akan membuat kita kagum padanya


Karena proses kreativitas seseorang pun bertahap..


Memang proses kreativitas orang berbeda dengan yang lain:
1. Faktor lingkungan
2. Pola asuh orangtua
3. Cara pandang
4. Pengalaman

Sehingga, sebagai orangtua kita harus menyadari bahwa

Anak-anak secara fitrah sudah lahir kreatif, kitalah yang harus mengubah diri agar layak mendampingi para creator di jamannya nanti (Ratna Palupi)

Sumber:
Materi ke-8 Kelas Bunda Sayang batch 2 IIP
Diskusi materi ke-8

#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative

Mars : Aku dan Kita

Mars, sebuah planet di tata surya yang terkenal dengan sebutan planet merah. Jika dalam bendera Indonesia, merah difilosofikan dengan kata berani.

Di planet inilah, kami menjadi sebuah keluarga, yang selalu berani menerima tantangan one day one post. Yang terkadang bikin pusing karena kehabisan ide, dan kadang pula bikin rindu karena kebersamaan di sana.



Aku dan Mars

Di tahun inilah saya memberanikan diri untuk menjadi salah satu pije kelas pra odop. Sebuah tantangan, amanah, dan pelecut bagi saya agar senantiasa konsisten menulis. Saya yang masih belajar menulis tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk terus belajar. Apalagi banyak teman-teman baru yang selalu bersemangat dalam menorehkan idenya.

Memperoleh kesempatan ini memang tidak saya sia-siakan. Akan tetapi, saya merasa kurang amanah dalam menjalankan tugas pije. Mulai dari terbatasnya jam online saya, karena anak susah me'lampu kuning'kan saat saya sedang memegang gawai. Dan juga amanah di kelas lain yang tidak bisa saya tinggalkan, dan sekarang pun alhamdulillah kelasnya masih ramai juga meski sering saya tinggalkan.

Dari belajar bahasa Arab, puisi, hingga pantun

Tak hanya belajar menulis, kami di sini pun juga pernah kursus bahasa Arab bersama salah satu peserta. Meski saat itu, saya pun juga gak mudeng-mudeng amat tentang bahasa Arab, tapi setidaknya memgobati rasa kangen sewaktu di madrasah dulu. 😁

Puisi dan pantun pun tak luput dari hiasan chat whatsapp di grup mars ini. Hingga dibawalah pantun khas anak Mars menuju grup ODOP 5. Semuanya mastah-mastah puisi dan pantun, kecuali saya yang mendapat tantangan puisi pun hanya bisa menyelesaikan 1 puisi saja. 🙈

Dari anak sekolah, anak kuliahan, pencari jodoh, hingga emak-emak

Dari bagian Indonesia Timur sampai bagian Indonesia Barat, semua bertemu menjadi satu dalam keluarga mars. Dari anak sekolah dan anak kuliah yang sibuk dengan tugas-tugasnya pun bersemangat dalam menulis apa yang dipikirannya, menuangkan idenya, walau mungkin tugas seambrek di belakang sana sudah nelambai-lambai memanggilnya. Pun tak luput para pencari jodoh bersemangat menggoreskan apa yang dirasa dan dengan ikhtiarnya berusaha menjemput jodohnya. Para emak-emak yang dilanda kesibukan rutinnya ditambah yang sambi bekerja pun semangatnya luar biasa dalam menulis apa yang dilihat, dirasakan, dan dialaminya.

Semuanya berkumpul menjadi satu dalam satu keluarga Mars..

Ketika satu per satu peserta tersisihkan

Menjadi sangat berat saat harus meremove peserta yang selama seminggu tidak setor tulisannya sebanyak minimal 3x. Sedih, karena harus kehilangan anggota keluarga lagi. Sedih lagi, karena dari 27 peserta, kini tinggal 11 doang.

Bukan tentang persaingan yang ada di sini, tapi tentang kekeluargaan yang akan selalu mengikat kita seperti terikatnya ide kita melalui tulisan.

Terima kasih semuanya,
Semangat menulis kawan...

Misi Spesifik Hidup

Minggu ke delapan adalah minggu dimana kita merencanakan sebuah tujuan dari kegiatan apa yang kita suka dan kita bisa. Meski mulai sepi dengan sedikitnya pertanyaan saat diskusi materi dan NHW, tapi saya senang karena peserta mulai menemukan 'aha'nya di kelas matrikulasi ini. Apalagi jumlah yang setor NHW di materi ini lumayan banyak.

Penyegaran-penyegaran ke peserta pun mulai berdatangan, dengan adanya aliran rasa dari peserta yang tinggal 1 kali lagi materi yang tersisa hingga pada semangat dari peserta sendiri di sesi Inspiring Queen of the Day (IQOTD) , sebuah program yang digagas oleh perangkat kelas yang setiap harinya kita akan disuguhi bintang tamu dari kalangan peserta matrikulasi sendiri.

Apalagi minggu kemarin sempat ikut kuliah whatsapp dari kelasnya mbak Siwi. Alhamdulillah jadi pemantik buat kami untuk menjalankan pendidikan berbasis fitrah. Sebelumnya saya share materi dan diskusi tanya jawabnya, dan ini yang membuat salah satu peserta menunjukkan taringnya karena merupakan penggiat homeschooling, langsung tanpa ba-bi-bu, sharing tentang homeschooling pun dimulai.

Tentang Misi Spesifik Hidup

Bukan bagaimana kita harus menghasilkan uang di kehidupan kita, tapi tentang bagaimana kita menjadi ibu produktif.
Seorang ibu yang tahu apa bakat yang ia miliki, sehingga ia dapat merumuskan misi spesifik dalam hidupnya. Tak hanya akan bermanfaat bagi dirinya, keluarganya pun dapat ikut mencicipi manisnya buah dari keproduktifan sang ibu.

Menjadi profesional, maka tugas kita adalah menjemput rezeki tersebut. Bukan tentang untuk meluapkan ambisi, tapi untuk menyalurkan apa yang kita miliki. Sehingga, be professional, rezeki will follow.

Sumber:
Materi dan review NHW materi ke-8 matrikulasi IIP #5
Diskusi materi ke--8 matrikulasi IIP #5 SJS

Duo Minions : Hatrick di Awal Tahun 2018

The minions, sebutan untuk pemain bulu tangkis yang bernama Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pasangan ganda putra bulu tangkis asal Indonesia ini, kini meroket dengan menduduki peringkat pertama dunia dan di awal tahun ini sudah mencatatkan 3 kali kemenangan berturut-turut.




Marcus Fernaldi Gideon, mulanya berpasangan dengan Markis Kido, hingga kemudian di tahun 2015 dipasangankan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo yang sampai sekarang banyak menorehkan berbagai prestasi gemilang di jagad perbulutangkisan internasional.

Meski bertubuh kecil layaknya minion, sepanjang tahun 2017, pasangan ganda putra ini berhasil menjuarai 7 superseries:
1. All England (Maret 2017)
2. India Open (April 2017)
3. Malaysia Open (April 2017)
4. Jepang Open (September 2017)
5. China Open (November 2017)
6. HongKong Open (November 2017)
7. Superseries Final Dubai (Desember 2017)

Dan di awal tahun ini, mereka berhasil melantunkan lagu Indonesia Raya di tiga pertandingan:
1. Indonesia Master 2018 (Januari 2018)
2. India Open (Februari 2018)
3. All England (Maret 2018)

Indonesia Master 2018

Mengalahkan pasangan China Li Junhui - Liu Yuchen yang memaksanya bermain tiga set dengan skor akhir 11-21, 21-10, 21-16.

India Open 2018

Inilah hatrick pertama pasangan ganda putra Indonesia di ajang India Open, setelah berhasil menjuarai di tahun 2016 dan tahun 2017. Di tahun 2018, mereka mengulang kembali dengan menjuarai ganda putra di ajang India Open 2018.

Tak perlu waktu lama untuk bisa naik ke podium, hanya dengan dua set langsung melawan pasangan ganda putra Denmark,
Kim Astrup / Anders Skaarup Rasmussen dengan skor 21-14, 21-16. 

All England 2018


Menjadi title kedua pasangan ini, setelah tahun kemarin mereka berhasil mengalahkan pasangan ganda China Li Junhui- Liu Yuchen. Di tahun ini, mereka kembali mengharumkan bangsa Indonesia dengan menjuarai All England 2018. Mengalahkan pasangan nomor dua dunia asal Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan dua set langsung, 21-18, 21-17.

Ruang Bakatku

Dari tugas yang pertama untuk mengidentifikasi bakat berdasarkan 34 tema bakat dan ST30 sudah terlewati.

Baca : Mengidentifikasi Potensi Diri

Berdasarkan 7 tema bakat dominan dan 6 kekuatan saya, maka saya memetakan ruang bakat saya sebagai berikut:

1. Activator
Saya akan memberi ruang saat program Sabun Wangi yang berada dalam kegiatan online. Dimana saat tidak ada moderator dalam acara tersebut, saya akan mengambil bagian menjadi moderator.

2. Analitycal
Di bagian ini, saya akan mengambil ruang sebagai seorang peneliti. Dimana setiap tahun sudah terselenggara bantuan penelitian. Saya akan mengambil ruang untuk mencari data yang sebenar-benarnya saat mengajukan proposal penelitian.

3. Input
Guna mendukung passion saya dalam menulis non fiksi, saya membutuhkan berbagai informasi yang akan saya tulis sebagai rujukannya.

4. Focus
Saya selalu fokus dalam mengerjakan apapun. Saya akan memberikan ruangan ini pada tanggung jawab saya di kelas non fiksi komunitas one day one post, yang mana saat kelas pra odop, saya kurang fokus menjadi penanggungjawab grup kecil.

5. Connectedness
Segala sesuatu pasti ada sebabnya, dan pasti akan berkaitan satu sama yang lain. Saya akan memberikan ruang berkarya saya setelah saya mengikuti leader camp untuk lebih mandiri dan mengkaryakan ruang saya sebagai manager online komunitas ibu profesional Jepara.

6. Harmony
Saya kurang menyukai konflik. Jadi saya akan memberikan ruang ini saat saya menjalani aktivitas saya di dunia online.

7. Ideation
Memiliki ide baru harus saya kembangkan, saya akan memberikan ruang untuk memiliki ide baru di dunia menulis saya


Sedangkan, untuk 7 kekuatan saya berdasarkan ST30, saya akan memberikan ruang:

1. Arranger
Saya akan memberikan ruang ini untuk program-program yang ada di divisi online komunitas ibu profesional.

2. Communicator
Karena saya seorang dosen, saya akan memberikan ruang ini untuk mendidik mahasiswa.

3. Educator
Sama seperti di bagian communicator, saya akan memberi ruang ini saat memberikan edukasi tentang kesehatan kepada mahasiswa.

4. Creator
Selain untuk membuat proposal penelitian, saya akan memberikan ruang creator untuk berkarya dalam tulisan.

5. Journalist
Saya suka mencari informasi yang akan berguna dalam saya membuat sebuah tulisan.

6. Selector
Dalam divisi online komunitas ibu profesional, saya akan mencoba memberikan ruang dalam memilih member untuk berpartisipasi dalam program-program online.

Mungkin seperti itu, bagian bakat dan ruangnya yang akan saya jadikan panduan dalam mengelola ruang bakatku.

#RuangBerkaryaIbu
#Proyek2
#TugasMateriDua
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu

Rahtawu - Desa di Lereng Muria

Menikmati udara sejuk dan bebas polusi merupakan salah satu cara untuk menjadi diri dari penuaan dan salah satu tips agar awet muda. Udara yang sejuk pun bisa menjadi cara kita untuk menghilangkan kepenatan setelah melakukan aktivitas rutin sehari-hari.

Salah satu desa di kabupaten Kudus, tepatnya di kecamatan Gebog, kita disuguhkan oleh sebuah desa wisata yang bernama desa Rahtawu. Berada sekitar 7 km dari pusat kecamatan Rahtawu atau sekitar 17 km dari pusat kota, kita akan menikmati sejuknya udara di desa yang terletak di lereng gunung Muria ini. Akses jalan yang lumayan bagus, meski saat memasuki desa Rahtawu kita harus sedikit bersabar karena jalanan mulai berlubang dapat tergantikan dengan pemandangan yang serba hijau.



Dan saat memasuki desa Rahtawu ini, sebaiknya kita berhati-hati, terutama bagi yang memakai kendaraan roda empat, karena akses jalan yang lumayan tidak lebar dengan tebing dan jurang sebagai pemisahnya. Meski jalan berkelok-kelok, jangan khawatir karena ada cermin pengintai di setiap belokannya.

Di desa Rahtawu yang dinobatkan sebagai desa wisata di kabupaten Kudus tidak hanya wisata alam yang menjadi primadonanya, ada wisata religi yang biasanya ramai saat bulan Suro (bulan Muharram). Banyak petilasan dan pertapaan para sesepuh desa ini, mungkin tak seramai para wali, tapi banyak masyarakat yang menghormatinya.



Sedangkan untuk wisata alamnya, sungai di Rahtawu ini sangat menggoda mata, airnya yang jernih dan derasnya aliran sungai sangat memanjakan mata, apalagi saat terlihat di atas bukit. Meski berbahaya bagi siapa saja yang ingin mandi, ada beberapa spot sungai yang bisa kita gunakan untuk mandi dan bermain air. Selain sungai, kita pun bisa mendaki gunung Muria dengan mengakses jalur pendakian puncak 29. Dan juga ada air terjun yang membuat kita selalu bertafakur kepada Allah di air terjun Kalibanteng dan air terjun Pentung.

Pecel Pakis, menjadi kuliner khas yang harus dicicipi setiap kita bertualang di sekitar gunung Muria. Selain rasanya yang lezat, harganya pun ramah di kantong. Tak hanya pecel pakis, kita pun bisa menikmati ayam goreng bahkan gorengan yang rasa dan suasananya membuat kita tak berhenti memakannya.

Hanya saja, saat musim kemarau, desa Rahtawu mengalami kekeringan sehingga semua aliran sungai pun ikut mengering dan air terjun tidak dapat menampakkan keindahannya

Menyusuri Pantai di Kawasan Undip Teluk Awur

Universitas Diponegoro yang biasa kita kenal memang berada di wilayah kota Semarang, tapi sebagian kampus, terutama kampus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) berada di daerah Jepara.

Teluk Awur, sebuah desa di kabupaten Jepara, tepatnya di kecamatan Tahunan merupakan sebuah desa di pesisir selatan kota Jepara. Di desa inilah sebagian kampus FPIK Undip terletak.


Sebagian kampus Undip ini memang langsung berbatasan dengan Laut Jawa. Dan di sebuah gerbang Undip, kita dapat mengakses pantai sekaligus tempat masyarakat desa menghabiskan waktunya untuk mencari ikan di laut.

Akses menuju pantai ini pun terbilang cukup mudah, jalan yang cukup bagus dan suasana yang rindang meski dekat dengan pantai. Hanya dengan menempuh jarak kurang dari 15 menit kita akan sampai di pantai Undip Teluk Awur ini.


Meski terbilang sepi pengunjung, lokasi pantai ini cukup rindang karena banyaknya pepohonan di sekitar pantai. Tak perlu mengeluarkan biaya untuk masuk dan parkir, berwisata ke pantai ini cocok bagi pengunjung yang ingin rekreasi dengan dana minim.

Meski tak ada wahana permainan, kita bisa duduk santai di sekitar pantai. Dan saat perut kosong jangan khawatir karena banyak warung yang buka di sepanjang pantai.

Untuk menikmati laut sambil berendam di air laut mungkin kita harus hati-hati karena banyak karang yang berada di pantai. Meski begitu, di pantai ini kita bisa mengenalkan anak pada profesi nelayan. Karena banyak nelayan yang mencari ikan, baik dengan menggunakan perahu ataupun langsung terjun ke laut dengan memakai kail (beranjang).

Di musim penghujan seperti ini, menurut saya pantai ini cukup bersih dari sampah ataupun kayu-kayu di sepanjang pantai dibandingkan dengan pantai-pantai di sekitarnya.