Life Story-nya Amelia PH

Berbicara masalah blog, ada banyak alasan orang membuat blog. Bisa karena ingin berbagi, curcol, ataupun untuk meraup rupiah. Salah satu diantara banyak blog yang sudah saya kunjungi adalah setiap blog ada kemungkinan orang untuk mengungkapkan isi hatinya, bisa dengan menulisnya secara tersurat ataupun menuliskannya secara tersirat.

Pertama kali, membuat blog Mbak Amel aku kira isi blog mbak Amel seputar kehidupan mbak Amel, yang bisa dilihat di tajuk blognya 'life story'. Tapi setelah menelusurinya lebih jauh, ternyata tak hanya ku temukan mbak Amel yang sebenarnya, tapi karya fiksi yang sederhana dan enak dibaca. Ini karena saya belum kenal mbak Amel (peace mbak, kita kenalan dulu ✌). Tahu mbak Amel pun setelah mbak Amel salah masuk kamar ke kelas non fiksi ✌ dan baru sekarang bisa ngepoin blognya.

Tampilan blog khas default blogger pun paling ku suka (karena blogku pun memakai tema bawaan dari blogger). Selain tak perlu mencari-cari tema dan menghabiskan banyak waktu untuk mengganti tema, tampilan blog seperti ini sangat ramah dibuka. Warna biru pada tema blognya mbak Amel pun setidaknya bisa kita tebak seperti apa isi blognya mbak Arin. Hanya saja karena saya bukan psikolog apalagi peramal. Jadi saya hanya bisa menyimpulkan mbak Amel ini suka ketenangan seperti birunya laut. Ini terlihat dari isi blognya yang tidak banyak menimbulkan pro dan kontra saat membaca.

Dan dari blog ini, saya baru tahu kalau ternyata mbak Amel adalah seorang pelajar yang semangat juang menulisnya sangat tinggi. Dari awal tahun ini, mbak Amel tetap produktif menulis. Meski saya tahu, tugas pelajar sangatlah berat. Dan apalagi sekarang ditambah mbak Amel ikut RCO. Paket komplit rasanya.

Semoga tetap semangat menulis ya mbak Amel. Teruslah menulis hingga nanti kau bisa memperlihatkan karya-karya yang kau tulis pada anak cucumu

Merencanakan Kehamilan

Kehamilan menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu kaum hawa di seluruh dunia. Selain untuk memperpanjang keturunan, memiliki anak menjadi kegembiraan tersendiri bagi sepasang orang tua. Hingga tak jarang banyak orang tua yang merencanakan memiliki banyak anak.

Lalu, apakah merencanakan anak pertama sama dengan merencanakan anak kedua dan seterusnya?

Tentu, kalau jawaban saya pastinya berbeda. Merencanakan anak pertama cukup dengan menyusun perencanaan bersama pasangan, sedangkan merencanakan anak kedua dan seterusnya, perlu pertimbangan dari sang kakak. Selain untuk menghindari adanya sibling rivalry, pertimbangan sang kakak diperlukan untuk persiapannya saat kelahiran sang adik kelak.

Beberapa tips yang diperlukan untuk merencanakan anak kedua dan seterusnya:

1. Proses Menyapih Sang Kakak Sudah Tuntas
Saat proses menyapih sang kakak sudah tuntas, ini berarti sang kakak sudah mandiri dan tidak tergantung lagi pada ibunya.
Tak mudah memang untuk menyapih anak dengan cinta, membutuhkan proses yang tak instan seperti pakai jampi-jampi mbah dukun atau didoain orang pinter nan shalih. Menyapih anak butuh tekad orang tua, tak sekedar tega kepada anak, tapi juga untuk mengenalkan kemandirian dan kebutuhan seksual anak.

2. Nutrisi Setelah Menyapih
Saat menyusui mungkin banyak cadangan nutrisi kita yang habis keluar melalui ASI. Karena seburuk apapun makanan yang kita konsumsi tak akan berpengaruh pada ASI yang kita keluarkan. Jadi, di saat menyusui dan asupan nutrisi kita kurang. Maka produksi ASI akan tetap berjalan normal (supply on demand) dan akan mengambil cadangan nutrisi dari tubuh. Hingga tak jarang sebagian ibu menyusui akan kehilangan berat badannya ataupun terkena defisiensi vitamin dan mineral (misalnya, sering sariawan)

Untuk merencanakan kehamilan yang diinginkan tentunya kita pun harus berencana dalam menjaga asupan nutrisi kita. Selain untuk meningkatkan kesuburan, nutrisi juga diperlukan dalam pembuahan antara sel telur dan sperma. Dengan harapan saat pembuahan terjadi, sel telur sudah dalam kondisi prima untuk melanjutkan perkembangan janin hingga setelah janin keluar.

Selain itu, nutrisi yang baik sebelum kehamilan dimulai akan menentukan kondisi anak setelah dilahirkan kelak. Nutrisi yang sebaiknya kita perbanyak konsumsi adalah makanan yang banyak mengandung asam folat. Buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung asam folat bisa kita temukan dalam brokoli, jeruk, ataupun alpukat.


3. Komunikasi dengan Pasangan dan Sang Kakak
Kehamilan yang diinginkan adalah kehamilan yang bisa diterima oleh seluruh anggota keluarga. Sebelumnya, tentu saja harus ada komunikasi dengan anggota keluarga lainnya tentang kesiapan adanya anggota keluarga baru. Sehingga, saat pembuahan terjadi merupakan kehamilan yang diinginkan oleh seluruh anggota keluarga.

4. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan sangat diperlukan. Terkhusus untuk yang ingin mengetahui status kesehatannya. Selain untuk mengantisipasi bahaya kehamilan. Tes kesehatan juga bermanfaat bagi kesehatan anak. Beberapa tes yang diperlukan sebelum kehamilan, yaitu: tes gula darah, tes TORCH, hepatitis B, HIV/AIDS, dan tekanan darah.


Hada Labo : Starter Pack Shirojyun

Seringkali kita disibukkan dengan menata barang-barang yang akan kita gunakan untuk bepergian. Melipat pakaian agar hasil lipatan muat dalam tas, sampai ke peralatan mandi, skincare, dan make up. Tentu saat bepergian harus kita bawa seperlunya saja.

Yang menjadi masalah adalah saat skincare yang kita miliki adalah skincare dengan ukuran jumbo, tentu saat kita bepergian kita harus memiliki tempat kecil yang steril dan bisa kita gunakan untuk menaruh skincare yang akan kita pakai.

Karena ketidaktelatenan saya dalam mensterilkan wadah-wadah skincare, saat bepergian saya lebih suka membawa skincare dalam kemasan mini. Beruntung karena hada labo ada versi starter pack. Selain bisa untuk ajang coba-coba produk skincare baru, yang paling saya suka adalah bisa untuk dibawa bepergian karena kemasannya yang travelling friendly.

Hada Labo Starter Pack Shirojyun

Selain versi shirojyun, hada labo starter pack juga tersedia versi gokujyun dan gokujyun alpha anti aging.

Dengan 3 produk berbeda di dalam satu kemasan membuat produk ini lengkap sekali beli. Facial wash, toner, dan moisturizer sudah lengkap dalam satu produk ini.



Harga sekitar 30 ribu - 40 ribu sangat terjangkau untuk pelajar, mahasiswa, ataupun ibu-ibu rumah tangga. Berisi 20 gram facial wash, 20 ml toner, dan 20 ml moisturizer membuat produk ini lumayan terjangkau bagi yang ingin mencoba hada labo versi ini. Dan untuk mendapatkan produk ini pun sangat mudah, produk drugstore yang dulunya berasal dari Jepang, kini hadir di Indonesia di bawah naungan PT Rohto. Bisa dibeli secara online dan sekarang sudah banyak tersedia di hypermart ataupun toko-toko kosmetik.

Untuk hada labo shirojyun ini memiliki kandungan vitamin C, arbutin, dan hyaluronic acid. Dimana vitamin C dan arbutin memberikan efek mencerahkan, sedangkan hyaluronic acid membuat kulit menjadi lebih lembab.

Hada Labo ini diklaim tidak mengandung zat pewarna, zat pewangi, mineral oil, dan alkohol. Memiliki pH seimbang dan sangat rendah iritasi, sehingga dapat digunakan pada semua jenis kulit.

Hada Labo berkomitmen memberikan haial akhir yang maksimal dalam perawatan dan kecantikan kulit, dengan mengusung brand philosophy perfect x simple.

Perfect, hanya menggunakan bahan-bahan berkualitas, terbaik, dan diproduksi dengan menggunakan standar farmasi yang ketat.

Simple, hanya menggunakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kulit. Tidak menggunakan zat pewangi, pewarna, atau zat tambahan lain yang tidak dibutuhkan kulit.

Hada Labo Ultimate Whitening Facial Wash



Busa yang lembut dan tidak membuat kering membuat kulit terasa lembab setelah mencuci muka. Kandungan arbutin dan vitamin C diklaim bisa membuat kulit lebih cerah. Tentunya dengan pemakaian rangkaian produk Hada Labo Shirojyun lainnya.

Hada Labo Ultimate Whitening Lotion



Setelah menggunakan facial wash, langkah selanjutnya adalah dengan memakai toner. Meski namanya lotion, tapi sebenarnya produk ini adalah toner. Konsistensi yang kental, tinggal sekali tepuk ke muka membuat kulit wajah menjadi lembab. Jadi tak perlu menggunakan toner ini sampai 7 layer.

Hada Labo Ultimate Whitening Milk



Moisturizer yang berwarna putih susu ini lumayan ampuh untuk melembabkan wajah. Hanya saja agak terlalu lama meresapnya. Jadi saat menggunakan skincare cukup membutuhkan waktu yang lumayan panjang 

Tentunya, untuk menghasilkan kulit yang cerah dan lembab bukanlah hasil yang instan. Ada proses yang harus dijalani secara konsisten dan berkesinambungan.

Saat Motivasi dan Tujuan Hidup Bukan Hanya Sekedar Mimpi


Setiap manusia pasti menginginkan hidup yang lurus tanpa ada belokan sedikitpun. Tapi yang namanya manusia pasti ada macam-macam ujiannya.

Pun saat potensi dalam diri kita belum ditemukan. Pastinya harus segera ditemukan lah ya. Dan pastinya proses mencarinya tidak sesusah menemukan jodoh. Eh..

Dalam hidup pasti dong kita termotivasi oleh sesuatu yang membuat kita menjadi semangat dalam menjalani hidup. Apalagi saat motivasi kita membuat kita semakin enjoy dan selalu bersemangat.

Dan motivasi ini biasanya akan sejalan dengan tujuan hidup kita. Yang pastinya tidak hanya sekedar 'bahagia dunia dan akhirat'. Setiap orang pasti memiliki tujuan hidup yang berbeda. Pengalaman dan apa yang dimilikinya menjadi salah satu pembeda tujuan hidup satu orang dengan orang lain.

Dengan adanya motivasi dan tujuan dalam hidup kita ini, kita akan dapat membuat mimpi-mimpi kita menjadi nyata.

Beberapa hal yang saya lakukan untuk merealisasikan mimpi-mimpi saya adalah:

1. Menuliskan
Menjadi hal paling sederhana yang pertama kali saya lakukan adalah menuliskan segala macam mimpi-mimpi yang ingin saya raih. Setidaknya saat saya menuliskan mimpi-mimpi, saya sedang berdoa secara tidak langsung. Mengukur kemampuan diri dan refleksi diri menjadi suatu hal yang harus saya lakukan setiap saat agar menjadi lebih baik di hari kemudian.

2. Ikhtiar
Jadi tak hanya dituliskan saja tanpa berusaha. Berusaha menggapai mimpi-mimpi satu per satu. Saya percaya bahwa suatu ikhtiar meski melalui proses yang berat dan panjang akan menghasilkan sebuah karya. Tinggal diri ini saja yang harus mempersiapkan dan menjalani prosesnya. 

Karena saya yakin sebuah proses tak akan mengkhianati hasil.

3. Doa
Berdoa menjadi salah satu cara kita bermunajat kepadaNya. Menjadi suatu bentuk penghambaan kita bahwa kita tidak bisa apa-apa tanpaNya.


Aku Ingin Jadi Penulis

Dulu, aku tak yakin akan menuliskan sesuatu yang ada di dalam pikiran dan benakku. Bagiku, menulis itu rasanya seperti terjun ke laut. Menyeramkan.
Dulu, saat pelajaran bahasa Indonesia, pelajaran ini menurutku lebih sulit dari matematika. Dimana aku tak dapat menemukan jawabannya 100% benar. Bagiku lulus ujian nasional bahasa Indonesia dengan mendapatkan nilai 7 adalah sebuah kebanggaan bagiku.

Lemahnya saya di bidang linguistik membuatku tak mempunyai nyali dalam menulis. Dalam menulis jawaban ujian di bagian esay pun aku jawab dengan singkat, padat, dan tidak bertele-tele. Membuatku merasa minder jika nantinya aku mempunyai cita-cita sebagai penulis.

Tahun demi tahun terlewati, hingga saat aku masuk bangku perkuliahan. Menulis semacam menjadi ladang pencarian uang bagiku. Mencari ide melalui proposal, hingga menuliskannya dan ternyata didanai membuatku bersemangat saat itu. Hingga kemudian saat aku dibelikan laptop, aku berazzam bahwa laptopnya nanti akan aku gunakan untuk mencari uang. Namun sayang, umur laptopku tak sepanjang yang aku harapkan.

Setahun terakhir ini, aku mencoba mengikuti tes bakat di temubakat.com hingga kemudian hasilnya adalah salah satu kelebihanku di bidang journalist. Yang mana salah satu contohnya adalah penulis. 

Baca juga: Bakatku

Ya, hingga kemudian aku memutuskan untuk menulis apa yang ada dipikiran dan apa yang aku rasa di salah satu media sosial kepunyaanku. Karena kemampuan menulisku masih rendah, aku berusaha memperbaiki setiap tulisanku. Hingga kemudian aku bertemu dengan salah satu komunitas yang keren abiss. One day one post namanya. Sempat berpikiran untuk menyerah di awal. Tapi balik lagi ke niat dan komitmen awal untuk belajar, hingga akhirnya aku bisa lulus walau dengan merangkak.

Aku yang lemah pada imajinasi dan khayalan membuatku langsung memilih tanpa memikirkan lebih dalam lagi dalam memilih kelas lanjutan. Ya, saat itu aku hanya ingin belajar nonfiksi. Karena pilihan inilah yang 'aku banget'.

Selain di ODOP, akupun mulai ikut kelas-kelas menulis lainnya. Hingga kemudian lahirlah beberapa antologi, yang di dalamnya tentunya ada karyaku.


Siapa Aku?

Aku, sebuah kata yang mungkin paling sering aku ucapkan setiap hari. 
Aku, menjadi kata yang selalu menghubungkan antara bahasa persatuan Indonesia dan bahasa ibuku.
Aku, ternyata aku baru mengenalnya setelah lahir anak pertama.

Ya, karena untuk mencari siapa aku bukanlah perkara yang mudah.

 Zaman kecil yang tanpa beban, membuatku hanya mengenali rasa senang dan sedih. Saat itu aku pun tak tahu, siapa aku yang sebenarnya?

Lanjut ke masa remaja pun, aku hanya seorang perempuan alay di zamannya. Saat ngetik sms tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan mengetik suku kata 'nya' berubah menjadi 'x'. Sungguh masa muda yang sangatlah lebay.

Di masa peralihan menuju kedewasaan pun aku masih mencari jati diriku yang sebenarnya. Aku hanya tahu nama lengkapku Alif Kiky Listiyati, yang lebih sering dipanggil Kiki dan terkadang dipanggil Alif atau Alif Kiky. Dan dari namapun sampai sekarang aku belum tahu makna di balik namaku yang sekarang.

Baru setelah aku memiliki seorang putra, aku baru tahu siapa aku yang sebenarnya.

Baca juga : Potensi Diri

Di balik semua apa yang ada dalam diriku yang sebenarnya. Aku hanyalah seorang istri dan seorang ibu yang masih tercengkeram dengan inner child yang sering membuatku tersiksa. Sebuah perjuangan berat agar aku dapat melepaskannya dan tak akan menengok lagi ke belakang. Aku dengan segala kekurangan yang bukan dengan caraku menutupi, tapi aku harus mencari kelebihan diriku.

Masih teringat dengan kata-kata seorang psikiater saat aku tes kejiwaan untuk keperluan pembuatan NIDN. Saat itu beliau bilang bahwa diriku mempunyai kelebihan dan kelebihanku tertutup dengan kekurangan yang membuatku tak bisa berjalan ke depan. Disarankan untuk konseling, tapi entah mengapa aku tak menjalankan sarannya itu. Yang ada dibenakku, aku harus melakukan perubahan diri, mengenali diri, dan menyelesaikan semua yang membelenggu diri ini. 

Dan sekarang, aku hanyalah seorang wanita yang sedang memperbaiki diri. Memulai dari mengenali aku, menggali apa potensiku, menyadari kelemahanku. Karena tak ada manusia yang sempurna, yang ada hanyalah manusia yang mau memperbaiki diri dihadapanNya.

Ikut RCO (Lagi)

Membaca dulunya menjadi me time yang paling ku suka. Tentu saja sebelum punya anak. Karena zaman masih jomblo dulu mau baca buku sekaligus pun tak ada yang mengganggu. Sekarang, lagi pegang buku aja si anak sudah minta ditemeni, kadang minta dibacain juga isi bukunya. Alhasil, buku-buku di rumah kebanyakan buku parenting yang di dalamnya banyak gambar kegiatan anak atau gambar abstrak lainnya. Karena males baca buku, tahun kemarin nyaris tak membaca buku sampai tuntas. Hingga akhirnya ku temukan RCO batch #2.

Baca dulu:  Aku dan RCO 2

Program RCO yang merupakan singkatan dari Reading Challenge ODOP ini menurutku sangat membantu meningkatkan minat baca, meski awal-awal dipaksa. Tapi sih saya yakin dari suatu perilaku suka membaca ini akan menjadi kebiasaan membaca.

Untuk memulai memang terkadang berat, tapi kalau sudah challenge dan kita terlibat di dalamnya, pasti mau tak mau kita harus komitmen dengan keputusan yang sudah kita buat.

Karena di kelas RCO ini kita bersama-sama ada semacam suntikan semangat agar kita bisa menyelesaikan tantangan per periode, tentu saja agar tak dikick oleh pije. Hehe

Kenapa ikut lagi?

Semacam ketagihan ikut RCO batch 2 lalu, meski terkadang berat dengan tantangan. Tapi karena ada i-pusnas semuanya jadi mudah. Tak perlu repot mencari buku, tinggal pinjam di i-pusnas semuanya beres.

Alasan kedua, karena saya pun ingin konsisten lagi dalam membaca. Membaca paling hanya waktu libur setelah ikut RCO#2 dan dengan ikut RCO#3 ini ingin lebih konsisten lagi dalam membaca. Tentu membaca buku, bukan membaca status orang. Upps..

Alasan ketiga, karena dengan membaca akan menambah wawasan kita. Tentu saja akan menambah pengetahuan kita dalam mengembangkan tulisan. Hehe

Mungkin, cukup sekian mengapa saya harus ikut RCO lagi. Karena RCO ini program bagus bagi yang suka baca maupun yang gak suka baca.

#tantanganRCObatch3