Fitrah Seksualitas Melawan LGBT

Fitrah seksualitas anak merupakan hal yang esensial dalam kehidupan anak. Pasalnya, di zaman yang serba modern ini, anak dengan mudah mengakses konten dewasa dan lebih mudah terpapar dengan lingkungan sosialnya.

Salah satu permasalahan gender yang makin marak di negeri kita adalah LGBT.



Mendekatkan Anak pada Orang Tua
a. Menjadi teman yang menyenangkan bagi anak-anak
b. Memahami fitrah anak, kemampuan anak, serta dapat bersama anak-anak kapanpun dan dimanapun
c. Jadi contoh bagi anak. Karena anak merupakan peniru yang ulung. Libatkan dan beri mereka kepercayaan
d. Menjadi orangtua yang kompak dan bahagia

Virus Merah Jambu di Usia Dini
Virus merah jambu di usia dini atau bisa dikatakan ketertarikan dengan lawan jenis sebelum memasuki usia pubertas merupakan sebuah alarm bagi kita orangtuanya. Fenomena tersebut patut kita waspadai agar anak kita dapat terhindar.

#day2
#futrahseksualitas
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip

Fitrah Seksualitas Anak

Berada di level 11 ini, tantangan menjadi semakin memuncak. Ibarat pohon, semakin tinggi terpaan angin akan semakin kuat. Di level 11 ini, materi semakin menantang kami dalam mendidik anak-anak kami mengenai fitrah seksualitas.

Berbeda dengan tantangan sebelumnya, meski di tantangan kali ini tetap saja harus menyelesaikan 10 hari tantangan. Tapi ada satu tantangan menariknya, yaitu adanya presentasi kelompok. Selain bikin tambah pengetahuan dan pengalaman dari temen-temen yang rasanya sudah seperti SIRUP, berwarna-warni dan manis rasanya. Adanya tantangan ini mungkin juga ada clue setelah kelas bunsay ini. 😁



Langsung saja....

Di awal Ramadhan ini, presentasi dari kelompok 5 sangat seru. Kali ini tentang fitrah seksualitas anak. 

Jika Fase Fitrah Anak Terlewati

Dari tahapan yang sudah dijelaskan oleh ust Harry Santosa sudah sangat jelas. Jika salah satu fase hilang ataupun terlewati, maka tentunya akan menjadi tak lengkap. Layaknya kehidupan sebuah tanaman yang harus melewati semua proses tanaman itu tumbuh. Mulai dari biji ditanam, disemai, tumbuh tunas, dan bertumbuh menjadi sebuah pohon.

Jika ada tahapan yang tidak sesuai, maka akan timbul bias gender dalam kehidupan anak. Jika sudah terlanjur, bisa meminta bantuan psikiater atau tokoh agama. Akan tetapi, peran orangtua di sini sangat penting sekali untuk menyemangati dan memberikan kekuatan anak terhadap gender yang sudah ada padanya.

Khitan dan Haid

Khitan merupakan salah satu sunnah Rasul yang sangat dianjurkan bagi kaum laki-laki. Selain untuk menjaga kesehatan organ reproduksi, dengan khitan maka saat seorang laki-laki beribadah kulup penisnya sudah bisa bersih dari najis.

Bukan tak berarti, khitan anak harus ada paksaan dari orangtua. Khitan pada anak justru karena anak sudah menginginkannya dan disertai alasan yang syar'i.

Begitu pula dengan haid, saat anak menanyakan haid mengapa terjadi. Kita pub harus menjelaskan kepada anak dengan jelas. Sama saat kita menjelaskan apa itu penis. Bukan bernama tit**t, bur**ng, ataupun nama kiasan lainnya.


Fitrah yang Tercederai

Fitrah seseorang tercederai jika seseorang mengalami apa yang dinamakan dengan fitrah yang berkebalikan. Dimana seorang laki-laki yang harusnya seperti dan berperilaku layaknya laki-laki, tetapi bertolak belakang dengan fitrah yang sudah melekat pada dirinya.

#day1
#fitrahseksualitas
#tantangan10hari
#level11
#kuliahbunsayiip

Tulisan ini sekaligus menjadi Ramadhan Writing Challenge ODOP 2018 dengan tema pertama di hari ini adalah SIRUP. Sudah ketemu kan kata sirup 😁

#RWCODOP2018
#onedayonepost

Sejarah Kesehatan Masyarakat

Tantangan terberat bagi hidup saya adalah ketika saya harus membaca buku/jurnal berbahasa Inggris. Lebih lumayan sih memang baca buku nonfiksi, ketimbang buku fiksi yang terkadang banyak kosakata baru dan susah dimengerti kecuali harus membuka kamus. Tapi tetap saja membaca bahasa nasional sendiri lebih menyenangkan dibanding bahasa asing. ✌

Dan kali ini sedikit ringkasan dari Sejarah Kesehatan Masyarakat yang diterbitkan oleh Johns Hopkins University. Buku ini ditulis oleh seorang professor dari Universitas Columbia dan Editor American Journal of Public Health yang bernama George Rosen, M.D., PH.D., M.P.H


Buku versi Asli


Ada 8 bab topik di buku ini yang diulas secara rinci dan menariknya semua bagian ilmu kesehatan masyarakat tersaji lengkap di buku ini. Tentu saja jika dibanding dengan buku Indonesia yang membahas tentang Public Health.

Dalam buku ini menggambarkan tentang bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat di zaman kekaisaran Roma, Yunani Kuno, Eropa, Amerika. Tak hanya menggambarkan perkembangan kesehatan di berbagai tempat.

Dalam buku ini, penulis juga menceritakan beberapa tokoh yang turut andil dalam perkembangan kesehatan masyarakat. Tak hanya menemukan ilmu baru melalui percobaan langsung, beberapa tokoh juga melakukan penelitian epidemiologi untuk menyelesaikan beberapa masalah kesehatan.

Rosen membagi beberapa masalah kesehatan yang masuk ke ranah masyarakat. Antara lain, penyakit menular, suplay air dan pembuangan kotoran (kesehatan lingkungan), kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan dan keselamatan kerja. Sehingga dapat dikelompokkan di berbagai ilmu yang kini menjadi bagian (departemen/peminatan) yang ada di jurusan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Dalam buku ini, Rosen juga menceritakan bahwa penanggulangan masalah penyakit menular dapat segera teratasi. Meski tidak dapat 100% dunia bebas dari penyakit menular. Kembali ke prinsip kesehatan masyarakat bahwa mencegah dan mengendalikan penyakit kronis dan penyakit menular


Membentuk Kebiasaan Baik pada Anak

Siapa yang tak menginginkan memiliki anak dengan keimanan yang lurus, ibadah yang baik, dan akhlak mulia?



Sebelum mendidik anak, tentunya kita harus mendidik diri kita dahulu. Dan sekarang sedang banyak-banyak sekolah pra nikah (para jomblo wajib ikut ini nih).

Persiapan mendidik anak dimulai sejak seseorang hendak memilih pasangan. Kalau dalam agama islam, harus sekufu. Dimana saat memilih pasangan, kita kudu tahu dulu visi-misi pasangan dalam berumah tangga. Jadi, saat menikah kelak tinggal menyelaraskan visi-misinya.

Setelah menikah, impian pasangan yang berumah tangga adalah memiliki keturunan. Anak merupakan amanah terbesar dariNya. Dan kita harus menjaga amanah tersebut sebaik-baiknya.

Membentuk Kebiasaan Baik pada Anak

Kebiasaan baik pada anak bisa dibentuk sejak dalam kandungan. Ibu bisa mendekatkan diri pada anak dengan melantunkan ayat suci, bercerita, ataupun mengobrol dengan anak. Dengan begitu, kelekatan antara anak dan ibu sudah tercipta, yang akan mempermudah step selanjutnya.

1. Menyusui Anak
Menyusui anak hingga berumur 2 tahun bukan hanya perintah dari Allah. Menyusui anak secara langsung terbukti banyak sekali manfaatnya. Salah satunya adalah menanamkan fitrah keimanan dan fitrah seksualitas anak sejak dini.

Melalui menyusui, fitrah keimanan akan timbul dan fitrah seksualitas akan memacu kenikmatan anak akan hak seksualitasnya.

2. Menanamkan Adab pada Anak
Menanamkan adab pada anak bisa dilakukan dengan berbagai cara. Berikan anak pemahaman yang baik tentang adab sehingga menjadi kebiasaan di kehidupannya sehari-hari.

Bisa dengan mendongeng kisah para nabi, membacakan buku-buku adab sehari-hari, hingga membantu berdoa setiap akan dan selesai beraktivitas.

3. Teladan
Bahwa orangtua yang harusnya memberikan teladan baik kepada anak. Di masa golden age, anak menyerap semua informasi melalui semua panca indera. Terutama melalui indera penglihatan dan indera pendengaran. Jadi, orang tua harus berperilaku dan berbicara baik dimanapun.


I'm a Moslem, I'm not a Terrorist

Mendengar berita pengeboman di Surabaya pasti sangatlah miris. Banyak nyawa yang teregang tak mengerti apa-apa, kerusakan materiil dan kerusakan non materiil.



Entah mengapa, tak hanya di Indonesia saja, di negera lain pun kaum muslim juga merasakan. Bahwa pelaku pengeboman a.ka. seseorang yang beragama islam dianggap sebagai teroris yang membahayakan.

Padahal sebenarnya, islam adalah agama perdamaian. Dengan orang yang paham islam secara benar akan membawanya kepada toleransi antar umat beragama.

Hampir sama seperti yang dilakukan Rasulullah. Rasulullah selalu mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik kepada semua orang. Bahkan kepada orang yang menghina Rasulullah, Rasulullah tetap berbuat baik kepadanya.

Saat orang mengaku ingin melalukan jihad dengan mengebom apakah sudah dibenarkan? 

Tentu saja, tindakan seperti ini bukanlah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim. Kita tidak hidup di wilayah yang sedang terjadi peperangan, seperti di Palestina. Seharusnya kita tetap menjunjung tinggi islam sebagai agama perdamaian dan semangat persatuan untuk menghargai umat beragama lain.

Islam merupakan agama keselamatan. Agama yang akan membawa seseorang selamat di dunia dan di akhirat. Saat seseorang mengaku muslim. Maka, harus tetap meneladani sifat Rasulullah. Bukan bertindak radikal ataupun melalukan pengrusakan pada tempat ibadah agama lain.

Mengajarkan kepada Anak Arti Islam secara Sempurna

Perilaku anak, merupakan cerminan dari pendidikan orangtua kepada anak. Rumah menjadi pendidikan pertama kepada anak sebelum anak menerima pendidikan di luar rumah.

Jadi, pondasi utama yang harus diajarkan kepada anak adalah tentang aqidah anak. Anak ditumbuhkan fitrah keimanannya, sehingga kecintaan anak dan semangat anak terhadap keimanannya dapat terus dipupuk. 

Fitrah keimanan anak harus dipupuk saat usia 0-7 tahun. Di awal kehidupannya, menyusui merupakan cara menumbuhkan fitrah keimanan anak pertama di dalam hidupnya. 

Pengenalan terhadap Allah sebagai Tuhannya menjadi kunci bahwa anak paham aqidah yang lurus, sehingga saat waktunya anak wajib melalukan ibadah, tidak ada lagi paksaan dari dalam dirinya. Ibadah yang anak laksanakan bukan karena untuk sekedar menggugurkan kewajiban ataupun malah karena takut dimarahi oleh orangtua.

Hingga saat berusia aqil baligh (sekitar 15 tahun), anak sudah matang fitrah keimanannya. Dan sudah tidak terjadi kegalauan dari dalam dirinya untuk meyakini agama yang dianut.

Bahkan saat usia aqil baligh ini, anak sudah benar-benar paham yang baik dan yang buruk. Sehingga, tak ada lagi yang namanya anak muda ikut-ikutan dalam kegiatan radikal.

Muslim, bukanlah Seorang Teroris

Saat saya membaca beberapa karya fiksi  ataupun menonton film (sebut saja film 'Khan') yang bercerita tentang kehidupan muslim di negara yang minoritas. Saya terenyuh saat banyaknya masyarakat di luar sana yang masih menganggap orang islam merupakan orang yang berbahaya. 

Seseorang yang mengaku islam tetapi masih bertindak radikal, menurut saya bukanlah seorang muslim. Seorang muslim yang paham dengan agama yang dianut, akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan menjunjung tinggi Rasulullah sebagai panutannya.

#odopbicaraterorisme
#onedayonepost
#islambukanteroris
#terorisbukanislam
#odoperbicara

Challenge Project Diri

Tiga bulan ke depan, saya yang akan menchallenge project diri saya untuk menghasilkan sebuah karya. Meski waktunya singkat. Bismillah, saya akan memulainya dari hari ini. 

Seperti pada isi blog saya sebelumnya, saya akan menambah jam terbang saya untuk mencapai kapasitas saya sebagai penulis.
Baca juga : Project Diri

Meski kelihatan konyol, karena sebenarnya dulu saya orang yang anti menulis. Saya bertekad menulis dalam rangka mengembangkan kapasitas diri saya.

Baca juga: Potensi Diri

Yang pertama, saya akan merealisasikan dalam bentuk tulisan-tulisan saya di blog ini. Meski tidak rutin one day one post, saya akan mengikhtiarkan akan berbagi seputar parenting dan lifestyle dengan minimal 3x post dalam seminggu. Dengan batasan minimal 500 kata dalam setiap tulisan di blog saya ini.


Menambah bacaan akan selalu menjadi prioritas utama saya saat menjalani project ini. Dengan harapan, dari sini saya berlatih untuk membuat sebuah buku tentang parenting tentunya.

Saya percaya dengan latihan menulis setiap hari akan menambah rasa percaya diri dalam diri saya untuk menulis. Bukan hal yang mudah memang dan kadang perlu dipaksa. Bahkan di setiap catatan ide saya belum saya eksekusi sampai sekarang.

Di buku catatan ide inilah, saat ide muncul tapi terhalang belum bisa menulis saya tulis pokoknya di sana. Dan buku ini juga akan saya jadikan coretan saya saat saya hendak menuliskan buku solo. 

Langkah selanjutnya, selain membaca buku saya pun harus sering blogwalking. Selain untuk silaturahim, dengan blogwalking bisa menjadi pencerah ide saya saat menulis.


Saya dan keluarga mempunyai satu kesamaan, yaitu suka mbolang. Tapi, untuk mbolang di tempat-tempat sekitar Jepara, kami agak kesulitan untuk mencari referensi akses dan fasilitas menuju tempat yang saya tuju. Hingga kemudian ketika kami mbolang, tercetuslah ini untuk mendokumentasikannya di blog ini.

#RuangBerkaryaIbu
#IbuProfesional
#MandiriBerkaryaPercayaDiriTercipta
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu
#Proyek2RBI
#Day1

Menumbuhkan Kecintaan Anak pada Buku

Di tanggal 5 Mei kemarin, ada sebuah Gerakan Nasional Membacakan Buku (GERNAS BAKU). Sebuah gerakan di lingkup nasional dengan tujuan meningkatkan minat baca anak dengan peran aktif keluarga.



Gerakan ini mendorong upaya aktif orangtua sebagai pendidik utama anak. Meski anak sudah bersekolah, proses mendidik anak di dalam rumah tetaplah yang utama. Karena, rumahku adalah sekolah pertamaku.

Menumbuhkan minat baca anak bukan berarti menunggu hingga anak sudah lancar membaca. Menumbuhkan minat baca anak ini harus dimulai sejak dini, yaitu dimulai saat anak masih berada dalam kandungan.

Membuat anak bisa membaca lebih mudah dibanding membuat anak suka buku

Salah satu tantangan untuk meningkatkan minat baca anak adalah dengan membuat anak suka dulu dengan buku. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menstimulasinya sejak dini.

Stimulasi membuat anak suka buku bisa dimulai sejak anak masih ada di dalam kandungan. Saat dalam kandungan, anak sudah bisa mendengar suara yang berada di luar lingkungannya. Selain itu, anak sudah bisa merespon apa yang didengarnya. Bisa dengan sikutan lengan ataupun tendangan kaki.

Setelah anak lahir, anak pun masih harus distimulasi dengan dibacakan buku sesuai dengan usianya. Untuk anak usia 0-3 bulan bisa dibacakan dengan buku highcontrast, yang hanya berwarna hitam putih dengan gambar lebih dominan dibanding tulisan.

Semakin bertambahnya umur anak, anak akan semakin aktif mendengarkan sekaligus mengeksplorasi buku. Di usia kurang dari satu tahun ini anak bisa diberikan buku berjenis:

1. Boardbook
Buku jenis ini bisa terbuat dari duplex ataupun ivory yang tak mudah sobek, sehingga aman saat anak bereksplorasi dengan buku ini. Selain itu, biasanya buku berjenis ini ujungnya tumpul, berwarna-warni, dan lebih dominan gambar dibanding tulisan.

Baca juga: Puppet Book

2. Buku Busa
Buku jenis ini termasuk buku yang ringan meski bukunya agak tebal tiap halaman. Meskipun begitu, buku berjenis buku busa aman digunakan untuk anak.



3. Buku Bantal
Hampir sama dengan buku busa. Hanya beda dibahan. Buku bantal terbuat dari kain dan cemderung lebih tipis dibanding dengan buku busa.



Usia yang semakin meningkat, anak sudah bisa mengeksplorasi lebih banyak jenis buku, seperti:

1. Soundbook
Buku dengan suara yang akan membuat anak lebih mencintai buku. Ada suara binatang, kendaraan, lagu-lagu, bahkan isi dari buku tersebut. Anak jadi bisa mengeksplorasi bunyi-bunyian dari buku tersebut.



2. Flip Flap Book
Untuk menambah rasa penasaran anak dengan isi buku, bisa memberikan flip flap book atau buku buka tutup.



3. Pop up Book
Tak hanya anak yang menyukai buku jenis ini, orangtua pun menyukai jenis buku seperti ini.



Buku-buku tersebut biasanya lebih dominan gambar dibanding tulisan. Selain anak akan tertarik dengan isinya, orangtua yang membacakan buku tak hanya terpaku pada isi buku saja. Tapi bisa mengeksplorasi gambar yang ada dalam buku.

Setelah anak cukup umur untuk belajar membaca dan mulai lancar membaca. Buku yang dibaca tak hanya sekedar untuk menggugurkan kewajibannya saat sekolah.