APA PILIHANMU NAK?



Boleh jadi saat ada keinginan anak tak tersampaikan, sehingga saat muncul menjadi meledak-ledak

Tantrum..
Saat dimana seorang ibu diminta lebih bersabar dalam menghadapi anaknya
Saat dimana seorang ibu dituntut tidak terpancing emosinya

****

Seperti kemarin (31/5), saat dimana sang ayah hendak berangkat bekerja. Saat itupula Aan (22m) meraung-raung ingin ikut ayahnya. Mungkin jika saat itu ayah tak sedang mengawasi ujian semester, aku akan mengijinkannya untuk ikut bersama ayahnya.

 Karna ayah tak mungkin mengajaknya ke sekolah. Aku mendiamkannya hingga tangisannya mereda. Saat seperti inilah kesabaran seorang ibu diuji, tak boleh kepancing emosi 🙅

Setelah lumayan mereda, aku ajak ngobrol. Aku beri pilihan, mau makan apa mau liat ikan. Jawabnya, "lok iwak" (liat ikan)

Ok, aku turuti kemauan si anak, sambil iseng juga menyuapinya (sambil menyelam minum air) 🙈

Ternyata makanan yang dimakan cuma sedikit, di situ saya merasa sedih 😢

Aku tanya lagi, "adek pengen pakpung?" (adek mau mandi?)
Jawabnya, "nggih" (sambil berlalu menuju kamar mandi)

Mandi seperti biasanya, pakai sabun, sampo, sikat gigi, belajar membilas sendiri. Sampai akhirnya dia lupa, dan setelah ganti baju pun minta nenen dan tertidur

Ah, di situ lega. Satu urusan selesai

Di saat si anak terbangun, bermain, makan camilan. Lalu, teringat lagi dengan ayahnya, sambil berlari memanggil ayahnya dan bilang, "ayah, nderek" (ayah, ikut). Menyusuri jalanan seperti yang dilalui ayahnya. Aku pun mengikutinya dan menggendongnya kembali ke rumah

Sambil menangis, aku kasih pilihan, "adek pengen dr nelfon ayah nopo maem jajan?"
Anak menjawab, "bel ayah"

Sambil menelfon ayah dan video call ayahnya si anak nampak lega



Kembali selepas maghrib, sebelum isya

Si anak sudah berada di kamar tidur, memintaku untuk menemaninya sambil nenen. Si ayah yang berada di sampingnya aku kode untuk memasukkan sepeda motornya ke rumah.

Mendengar si ayah buka pintu, si anak langsung memanggil, "ayah nderek"

Ayah yang sedang memasukkan motor terpaksa mengajak anak memasukkan motor bersama

Tapi ternyata, si anak malah nangis, meraung-raung. Meminta agar motornya dikeluarkan dan sang ayah mengajaknya jalan-jalan

Di situ aku merasa tertantang kembali. Mengendalikan emosi yang terkadang meledak-ledak saat anak meraung-raung

Si anak aku ajak ke luar rumah, menikmati malam hanya berdua. Bercerita tentang bintang dan memberikannya pilihan maunya apa.

Rada alot memang, dan ternyata saat itu anak sedang capek, pengen nenen, pengen tidur.

Ok, ayo kita bobo nang

Di kamar ada ayahnya juga, sambil berbaring dia memintaku untuk mengelus-elus punggungnya dan meminta ayahnya untuk mengipasinya

Hanya 5 menit dan si anak pun tertidur

****

Tak hanya saat dia sadar, saat berada dalam tidurnya pun si anak kembali mengigau, "ayah nderek" begitu terus

****

Hingga keesokan paginya (1/6) si anak ikut bangun saat si ayah menonton acara Hafiz Indonesia dan hendak sahur. Si anak berkata, "ngaji, ngaji". Sambil keluar menuju ayahnya

Ingatannya masih saja kuat. Dalam dinginnya dan gelapnya waktu fajar. Si anak minta keluar untuk jalan-jalan. Akhirnya aku beri alternatif, mau jalan-jalan apa mau bantu mamah njemur baju?
Lah, ternyata si anak milih njemur baju. Alhamdulillah ☺

****

Karna untuk berkomunikasi dengan anak butuh konsisten.

Aturan yang jelas dari orangtua tidak akan membuat anak bingung.

Batasi apa yang dibolehkan dan apa yang tidak dibolehkan.

Dan yang terpenting selalu komunikasikan dengan anggota keluarga yang lain.

#day1
#level1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

2 komentar

  1. mbaaaak..... i feel u .sangat2 feel u :). semangaat!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat juga mbak. mbak bagi pengalaman dan tips nya dong mbak :)

      Hapus