Difteri, Penyakit Lama yang Muncul Kembali

Difteri, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung, bisa melalui udara maupun melalui benda yang terkontaminasi oleh bakteri C.diphtheriae.



Di penghujung tahun 2017, Indonesia sedang mengalami kejadian luar biasa dari penyakit difteri. Lebih dari separo dari total provinsi yang ada di Indonesia terserang penyakit dipteri ini. Hingga awal bulan ini, Kementerian Kesehatan mengumumkan adanya ORI (Outbreak Respon Immunization) di 12 kota/kabupaten yang mrncakup tiga provinsi.

Apa itu difteri?
Dipteri, disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Lebih sering menyerang anak-anak yang daya tahan tubuhnya masih lemah. Bakteri ini menyerang sistem pernapasan dan menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan sakit tenggorok, demam, pembengkakan di kelenjar leher, bahkan hingga menyebabkan kematian.

 Yang menjadi ciri khas dari penyakit difteri ini adalah adanya selaput berwarna putih keabu-abuan yang berada di dinding belakang tenggorokan.


Bagaimana pencegahannya?
Difteri merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) merupakan salah satu imunisasi wajib dari pemerintah. Masyarakat bisa mengakses imunisasi DPT ini dengan gratis di posyandu ataupun puskesmas.
Pemberian imunisasi ini dilakukan selama lima kali, yaitu sejak anak berusia 2 bulan.  DPT 1 hingga DPT 3 diberikan sejak anak berusia 2 bulan dan dengan tenggang waktu selama 1 bulan. Untuk DPT 4 diberikan saat anak berusia 18 bulan. Dan DPT 5 diberikan kepada anak usia 5-6 tahun.

Vaksin DPT menyebabkan demam
Imunisasi DPT merupakan salah satu imunisasi yang paling ditakutkan oleh para orangtua. Efek demam dan anak menjadi rewel pasca imunisasi membuat para orangtua enggan memberikan kekebalan tambahan untuk anak.

Vaksin DPT yang menyebabkan demam ini dikarenakan karena dalam pembuatan vaksin terdapat kandungan pertusis jenis whole sel, dimana seluruh sel kuman dimasukkan ke dalam pembuatan vaksin DPT. Sedangkan untuk pembuatan vaksin DPT tanpa demam diperoleh karena vaksin merupakan vaksin aseluler, dimana hanya sel dari kuman saja yang diambil.
Oleh karena itu, biaya yang dibutuhkan untuk mengakses vaksin DPT tanpa demam ini pun tak murah. Orangtua harus mengeluarkan uang lebih dari lima ratus ribu untuk sekali vaksin.

Mengapa bisa sampai dikategorikan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa)?
Difteri merupakan salah satu penyakit yang muncul kembali. Penyakit ini menyerang masyarakat Indonesia pada tahun 1990-an dan muncul kembali di tahun 2009. Untuk itu di tahun 2009, kementerian kesehatan menerbitkan Permenkes no 1501/ MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu, apabila ditemukan 1 kasus difteria klinis dinyatakan sebagai KLB.

KLB Difteri
Banyak faktor yang menyebabkan KLB difteri di Indonesia:
1. Orangtua enggan mengimunisasikan anaknya
Sebagian orangtua enggan melakukan imunisasi kepada anaknya, dengan dalih takut anaknya demam atau terkena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Ditambah lagi dengan adanya kelompok-kelompok anti vaksin yang selalu mengkampanyekan anti imunisasi untuk anak.

2. Cakupan Imunisasi Rendah
Salah satu penyebab cakupan imunisasi rendah adalah karena keengganan orangtua untuk mengimunisasikan anaknya. Selain itu, adanya gap antara jumlah vaksin dan jumlah target yang akan divaksin menyebabkan herd imunity atau kekebalan kelompok menjadi rendah. Jika kekebalan masyarakat rendah akan mengakibatkan penyakit mudah menyerang kelompok masyarakat tersebut. Namun jika kekebalan masyarakat tinggi, meskipun salah satu individu tidak melakukan imunisasi dengan adanya kekebalan di masyarakat akan melindunginya dari serangan penyakit.

Imunisasi tak hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi imunisasi juga melindungi masyarakat dari ancaman penyakit 


#onedayonepost
#nonfiksi
#tantanganartikel

6 komentar

  1. Sekarang pnyakit ngeri2 ya mba .semoga kluarga kita dihindari dr pnyakit yang berbahaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Penyakitnya tambah banyak dan penyakit yang lama2 masih banyak penderitanya

      Hapus
  2. Lebih baik mencegah ya mbak. Imunisasi dipteri juga bisa untuk orang dewasa ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, iya mbak. Sekarang sudah ada. Cuma harus beli sendiri. 😁

      Hapus
  3. penyakit sekarang tambah lama tambah beragam ya...semiga kita semua selalu sehat..aamiin

    BalasHapus