Aku dan Ibu Profesional (part matrikulasi)

Bermula dari sebuah postingan seorang teman di salah satu media sosial yang paling sering saya akses. Beliau sering mengupload tugas dan terakhir mengupload sertifikat tanda lulus di kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP).

Seperti oase, karena saat itu saya sudah menyelesaikan tesis saya dan saya tidak mempunyai kegiatan apapun selain mengabdikan diri di rumah. Ada kekosongan hati dan pikiran saat tidak ada yang saya kerjakan lagi selain aktivitas rumah tangga.

Tepat di awal tahun 2017, ketika ada pengumuman pembukaan kelas matrikulasi IIP batch #3, tanpa berpikir panjang dan tanpa diskusi alot kepada suami, saya memutuskan untuk mendaftar matrikulasi IIP. Dan saat mendaftar pun, saya tidak tahu ternyata di kota saya sudah ada komunitas ibu profesional, Jepara.



Dengan tekad dan niat untuk menuntut ilmu, saya masuk ke kelas matrikulasi batch #3 SSJP (Semarang, Salatiga, Jepara, dan Pekalongan). Pertama yang saya rasakan pastinya deg-degan, apalagi ada tugas yang bernama nice homework yang harus diselesaikan tiap minggunya. Berbekal keyakinan diri akan mengerjakan tugas tepat waktu dan lulus, saya meminjam hp suami untuk keperluan mengerjakan tugas.

Karena tak ada yang tak mungkin,
Semua tergantung niat dan usaha

Banyak pelajaran yang saya ambil dari kelas matrikulasi ini:

1. Meluangkan waktu untuk hadir saat materi diberikan
Saat kelas matrikulasi dimulai memang saya tidak sesibuk yang sekarang, sehingga waktu yang saya miliki saya curahkan setiap ada materi ataupun diskusi dengan fasilitator.

2. Berperan aktif dalam kegiatan diskusi terjadwal ataupun diskusi santai dengan peserta lain
Menjadi seorang silent reader mungkin lebih cocok untuk saya, karena saya bertipe introvert yang agak kurang terasah kecerdasan interpersonalnya.
Karena dari awal sudah dijelaskan tentang adab menuntut ilmu, sedikit demi sedikit saya mencoba membuka diri, bersosialisasi, dan sekarang berperan aktif di kegiatan Ibu Profesional Jepara.

3. Publikasi bermartabaat
Materi yang diberikan di kelas matrikulasi sangatlah aplikatif, sangat bagus jika dishare kepada orang lain. Tapi karena saya sudah mempelajari adab menuntut ilmu terlebih dahulu, saya menjadi tahu batasan share artikel dan bagaimana mengolah tulisan yang tidak sepenuhnya mengutip ataupun mengcopy.

4. Apapun peranmu, kembalikan fitrahmu saat berada di rumah
Inilah yang sekarang saya rasakan. Merasakan menjadi working mom, yang kemudian saat di rumah harus memakai jabatan tertinggi sebagai kepala ibu rumah tangga membuat saya harus menyiapkan energi ekstra saat berada di dalam rumah.

#day6
#30harimenulis
#onedayonepost

Tidak ada komentar