Surat Untuk Ayah

Pagi ini, kutuliskan semua apa yang aku rasakan. Berharap ayah di sana akan mengetahui isi hatiku. Meski hanya kutulis di sebuah diary usang pemberiannya. Ini semua akan menjadi kenangan indah buatku.

Kamis, 25 Januari 2018

Ayah, bolehkan aku berbicara padamu?
Sebenarnya ada banyak yang ingin aku ungkapkan, tapi entah mengapa lidah ini kelu, susah sekali mengungkapkannya.
Maaf ya yah, apabila aku hanya menuliskannya saja..

Meski kita tak dekat, tapi aku selalu merasakan engkau selalu dekat denganku yah. Apakah engkau merasakan seperti yang aku rasakan? Mungkin jawabannya, "lebih nak"

Ayah, aku ingin mengatakan kepadamu, meski engkau selalu sibuk dengan duniamu sendiri. Tapi aku rindu yah, rindu saat engkau mengajakku memancing bersama ataupun saat engkau menjadi kuda-kudaan dan aku menaiki punggungmu. Aku merindukannmu yah..

Ayah....
Aku merindukanmu
Di saat kini usiamu tak lagi muda. Putih ubanmu mulai menghiasi rambutmu.
Tapi aku ingin kau tahu yah,
Bahwa kaupun terlihat masih muda. Masih sama seperti apa saat kita melakukan aktivitas bersama..

Ayah...
Kau tak hanya sekedar ayah bagiku. Tak hanya pelindung, pendidik, dan pembawa nafkah bagiku.
Kau pun ibu bagiku
Pendidik, penyayang, dan segudang aktivitas lain yang lazim seorang ibu kerjakan..

Aku kini bukan lagi anak-anak yah,
Aku sudah tumbuh dewasa. Yang kelak akan menikah dan memberikanmu kebahagiaan baru datangnya seorang  cucu..

Aku akan selalu mendoakanmu yah..
اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا

Dari anakmu yang selalu merindukanmu


#tantanganRCO
#day9
#30harimenulis

5 komentar

  1. rindu ayah... T_T
    makasih mbak akhirnya air mata itu menetes juga...

    BalasHapus
  2. Kalo baca ini saat berjauhan dengan ayah. Air mata menetes.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah kelupaan mbak. Tantangannya kan cerpen. Bukan fiksi umum. Hehe

      Hapus