Berkomunikasi, bukan Menasehati



Komunikasi menjadi salah satu bentuk cara menyampaikan pesan. Tentu saja dalam menyampaikan pesan harus ada komponen komunikasi yang harus dipenuhi. Sehingga pesan yang tersampaikan tidak sekedar masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.

Berkomunikasi dengan anak tentu saja harus dengan cara yang santun. Karena bagaimana pun anak adalah amanah dariNya yang harus kita jaga. Tak ada yang namanya, orang tua selalu benar. Karena orang tua juga manusia yang tak luput dari segala dosa. 

Berkomunikasi dengan anak harus dengan cara yang lembut. Karena kelembutan akan menghancurkan kekerasan hati. Seperti air yang mampu melubangi sebuah batu. Karena bagaimana pun anak memiliki hati yang bisa merasakan berbagai macam emosi, termasuk sakit hati, kecewa, dan marah.

Jadi jangan salahkah anak ketika anak dewasa kelak, anak memiliki tabiat seperti orang tuanya. Secara tak sadar anak mengakui kalau tindakannya tak benar, tapi diluar kendali,  anak tak sanggup mengontrolnya.

Komunikasi menjadi kunci orang tua untuk kesuksesan anak. Dengan komunikasi yang efektif, pesan yang ingin disampaikan orang tua ke anak akan masuk dalam pikiran dan anak. Bukan hanya sekedar menjugde ataupun menasehati dengan menganggap diri orang tua itu benar. 

Kenali diri anak, berkomunikasi dengan emosi akan menambah masalah bagi anak. Tahan emosi barulah menarik nafas dan mulai berbicara.

Komunikasi juga harus disertai dengan empati yang tinggi, sehingga secara tak sadar otak anak akan merespon positif setiap apa yang diucapkan orang tua.

*sedang tahap self healing inner child 😢

1 komentar

  1. harus belajar lembut nih wkwkwk kadang suka terbawa emosi kalau anaknya suka ngeyel..

    BalasHapus