Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Anak



Cinta tanda air merupakan sebagian dari iman. Bahwa selain harus mentaati Allah dan Rasul, seorang muslim juga harus mentaati pemerintah, selagi pemerintah tidak memerintahkan hal yang keluar dari ajaran.

Sikap nasionalisme tidak hanya ditumbuhkan oleh seorang pejuang negara saja, juga tak harus ditunjukkan oleh seorang yang sudah dewasa. Rasa nasionalisme pun harus ditunjukkan oleh anak-anak kita.

Adanya jiwa nasionalisme yang tinggi pada anak tentunya akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas anak pada anak. Anak tak sekedar tahu sejarah kemerdekaan Indonesia, tetapi anak juga memahami dan menghormati para pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Bukan tak mungkin anak kita akan menjunjung tinggi negara Indonesia. Melalui kecintaan anak terhadap negara Indonesia, anak menjadi bangga terhadap apa yang dimiliki Indonesia. Serta tidak meremehkan hal sedikit pun tentang Indonesia.

Berbagai macam cara mungkin banyak ditempuh anak melalui pendidikan formal, tetapi kecintaan anak pada tanah air haruslah ditumbuhkan saat anak masih dalam asuhan orang tua.

Keloyalan anak terhadap negara Indonesia tentunya akan berdampak pula pada lingkungan sekitarnya. Anak lebih peka terhadap kondisi yang ada di lingkungannya dan masyarakat pun dapat terpengaruh dari sikap terpuji anak.

Banyak pelajaran yang mungkin diterima anak ketika duduk di bangku sekolah. Berbagai macam teori, sejarah, dan pendidikan moral menjadi kurikulum wajib untuk meningkatkan kecintaan anak pada negara Indonesia. Jika anak hanya mengikuti pelajaran untuk mendapatkan nilai yang baik, tentu beda esensinya jika penumbuhan rasa cinta tanda air di mulai sejak dini.

Mengenalkan sejarah Indonesia bukan hanya sekedar teori yang ada. Tetapi orang tua harus lebih memberikan teladan yang baik untuk anak.  Anak dapat mencontoh perilaku yang baik dari orang tua dan anak mendapatkan esensi nilai yang baik dari perjuangan para pahlawan.

Memperdengarkan lagu-lagu kebangsaan tidak hanya membuat anak hafal, tetapi anak juga harus tahu maknanya, sehingga ketika anak menyanyikan lagu kebangsaan dinyanyikan melalui hati. Anak menjadi bisa menjiwai lagu dan anak tergugah hatinya untuk lebih mencintai negara Indonesia.

Selain anak menjiwai dan memahami makna nasionalisme, yang paling penting anak juga harus menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila. Orang tua tetap harus mengarahkan bagaimana seharusnya anak berperilaku yang terpuji. Selain harus mengamalkan nilai pancasila, pastinya jangan sampai melalaikan ketaatan kepadaNya.

Mencintai tanah air tidak hanya untuk menguntungkan diri pribadi saja. Dengan adanya rasa cinta tanah air dalam hati anak harus ditunjukkan dengan prestasi yang bisa mengharumkan nama Indonesia. Tak harus menjadi seorang pahlawan ataupun sang jawara di kancah internasional. Bermanfaat bagi orang lain merupakan salah satu cara yang bisa diajarkan orang tua kepada anak.

Mungkin terdengar sepele jika untuk mengajarkan rasa nasionalisme kepada anak. Karena sudah banyak pelajaran di sekolah.

Tetapi, jika kita melihat apa yang sudah terjadi di negeri ini sungguh miris. Banyaknya oknum yang memanfaatkan sumber daya Indonesia tega menghabisinya hanya demi nafsu sesaat.

Inilah peran orang tua yang harus ditumbuhkan anak sejak dini. Orang tua tak hanya sekedar mendidik anaknya menjadi orang yang sukses, tetapi orang tua harus mengantarkan anak kepada manusia yang beradab. Anak tidak lagi mementingkan urusan pribadinya saja, tetapi anak juga harus mementingkan kepentingan bersama demi terwujudnya kemakmuran Indonesia.

Bagaimanapun anak kita akan menjadi generasi penerus bangsa. Jika tidak kita didik sejak dini, bagaimana dengan nasib Indonesia ke depan.

2 komentar

  1. emm, sering-sering ngajak anak-anak ketempat bersejarah. dan perjuangan. dan aktif mengenalkan siapa pahlawan negeri tercinta ini melalui cerita-cerita yang ringan. dan mudah dipahami anak zaman sekarang. kayak gitu kan mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah..iya bener nih. harus ngajak anak juga. Yang penting anaknya fokus😁 terima kasih sarannya

      Hapus