Keluarga Bahagia Dimulai dari Ibu Bahagia

Bahagia merupakan sebuah kata yang paling diidam-idamkan sebagian besar manusia. Bahagia diyakini menjadi kunci meraih kesuksesan dalam hidup. Ketika hidup bahagia, maka berbagai rintangan dalam mengarungi kehidupan menjadi semakin mudah.



Merubah Diri Sendiri Menjadi Lebih Baik


Ketika status mulai berganti, dari yang semula single berubah menjadi seorang istri, otomatis peran sebagai perempuan menjadi semakin bertambah. Kini, tak hanya bertanggungjawab pada diri sendiri, tetapi sudah ada imam yang wajib dipatuhi selama tak bertentangan dengan agama. Pun ketika amanah yang diberikan oleh Allah sudah dilahirkan, peran sebagai ibu juga tak kalah pentingnya.


Ketika saya mengalami semacam kebimbangan karena tak memiliki ilmu sebelum menikah, mulailah saya mencari sumber ilmu yang mudah diakses. Salah satu sumber yang saya gunakan saat itu adalah buku. Karena kurang akses dalam mendapatkan buku, selanjutnya saya pun mulai mencari beragam grup diskusi di media sosial mengenai pengembangan diri dan keluarga. Hingga kemudian saya menemukan sebuah postingan mengenai kelulusan matrikulasi Institut Ibu Profesional.




Dari sinilah dimulai saya menuntut ilmu dengan memahami diri sendiri hingga menemukan peran yang diberikan Allah kepada saya.


For things to change, I must change first


Dari sini saya mulai sadar, bahwa untuk menjadi keluarga yang bahagia harus dimulai dari diri sendiri ke arah yang lebih baik. Bukan hanya untuk kebaikan saya sendiri, tetapi untuk kebaikan keluarga kecil saya yang utama. Dengan adanya perubahan kecil semoga dapat memberikan dampak yang lebih besar.


Mungkin terlihat sepele, tetapi dalam realitanya harus dapat direalisasikan. Dengan mengerjakannya sedikit demi sedikit diharapkan saya mendapatkan fokus untuk menyelesaikan satu tahap tantangan. One bite a time akan membantu pikiran dan tenaga menjadi semakin maksimal dalam menyelesaikan satu tantangan, sehingga dapat menghindarkan dari mengerjakan yang kurang penting dan tidak dibutuhkan.

Inner Child itu Pasti Ada

Dalam mendidik anak terkadang terasa yang lalu seperti kembali pada diri ini. Secara tak langsung ada rasa ingin memperlakukan anak seperti yang saya alami dulu. Bukan tak mampu mengendalikan, tetapi harus dicegah terlebih dahulu.

Memaafkan masa lalu, memang masih menjadi PR bagi saya. Mengikhlaskan memang membutuhkan waktu dan hingga sekarang pun saya masih belajar memaafkan dan mengikhlaskan masa lalu.

Komunikasi dengan Pasangan

Dilahirkan dan dididik dari orang tua yang berbeda terkadang menimbulkan sedikit ketidakharmonisan sebuah hubungan. Karena FoE (Frame of Experience) dan FoR (Frame of Reference) kami berbeda, tentu saja komunikasi menjadi tantangan pertama setelah ijab qobul terlaksana. Bukan tak ingin menghindarinya, tetapi dengan memperbaiki komunikasi akan menjadikan hubungan menjadi semakin erat dan terhindar dari kesalahpahaman saat berkomunikasi.

Memahami Anggota Keluarga

Kesempurnaan dalam (ber) keluarga adalah PENERIMAAN atas keunikan anggotanya, yaitu pasangan dan anak-anak yang dilahirkan 
(Dodik Mariyanto)

Perbedaan yang ada bukanlah hal yang perlu dihindari. Sebaliknya, dengan menerima segala ciri khas anggota keluarga dapat menjadikan satu hal yang membuat keluarga menjadi bahagia. Bisa karena kerjasama dengan para anggota keluarga yang lain, hingga untuk menyelesaikan sebuah project keluarga.

Me Time

Terkadang ada beberapa ibu yang mengeluhkan waktu 24 jamnya kurang untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Tetapi dengan mengatur  waktu yang baik akan memaksimalkan pekerjaan yang ada. Bahkan dengan mengatur waktu akan membuat ibu mempunyai waktu untuk me time.

Secara tak langsung, me time menjadi waktu relaksasi bagi ibu secara maksimal. Tak perlu waktu yang banyak, hanya beberapa menit pun bisa menjadi me time, sehingga ketika melakukan aktivitas selanjutnya menjadi semakin berkualitas dan maksimal.

Terkadang saya pun melakukan me time cenderung keblabasan. Terlebih saya mengambil me time ketika anak dan suami sedang beristirahat. Meski ketika me time menjadi waktu paling bahagia bagi saya, tetapi harus saya perhatikan lagi waktunya, sehingga pekerjaan selanjutnya tidak terbengkalai.

Bahagia itu Harus

Kebahagiaan seorang ibu akan menular kepada anggota keluarga yang lain. Ibu merupakan jiwa bagi anggota keluarganya. Ketika ibu tidak bahagia, maka anggota keluarga lain akan terkena dampaknya. Meski secara tak langsung, emosi dalam keluarga menjadi terganggu. Efeknya akan mengacaukan seluruh aktivitas para anggota keluarga.

Dengan ibu yang selalu berbahagia, keluarga akan berbahagia dalam kehidupannya. Caranya cukup dengan mantra dasar ibu profesional:

banyak main bareng, banyak ngobrol bareng, banyak beraktivitas bareng keluarga

Terima kasih banyak Ibu Profesional yang telah mengajarkan saya bagaimana bahagia itu sebenarnya. Dengan saya yang selalu bahagia telah sedikit menularkan kebahagiaan kepada pasangan dan seorang putra kami. Semoga kebahagiaan kami akan menular ke lingkup yang lebih besar lagi.

Happy anniversary Ibu Profesional Asia, semoga semakin sukses dan menularkan kebahagiaan untuk ibu-ibu di seluruh Asia.



2 komentar

  1. Tak hanya di Asia tapi juga semoga menyebar manfaatnya di seluruh dunia.

    BalasHapus