'Dear diary', begitulah kebanyakan pembuka buku diary untuk menulis aktivitas atau perasaan anak muda zaman old. Ya, saya pun melakukan hal tersebut. Bahkan tiap bulan harus berburu buku diary unyu dan bergembok untuk mengabadikan perasaan yang kebanyakan berisi soal asmara.
Istilah 'bucin' mungkin belum ada di zaman dulu, tetapi itulah khas anak muda zaman dulu yang lebih banyak mencurahkan perasaannya melalui buku diary. Ini juga karena belum ada medsos.
Foto yang diambil dari kamera yang masih pakai film atau dulu biasa menyebutnya dengan kodak. Tapi, karena pakai kamera inilah jadi punya kenangan, meski sekarang sebagian besar fotonya sudah berjamur.
Seperti kata Kang Asep Kambali seorang sejarawan yang juga founder Komunitas Historia Indonesia bahwa foto bisa menjadi jejak sejarah jika disimpan dengan baik. Jika dulu foto bisa dicetak, kini foto yang diambil menggunakan kamera HP bisa disimpan melalui media penyimpanan awan agar bisa diakses saat diperlukan.
Adanya kenangan dalam bentuk foto ataupun tulisan menjadi bukti otentik. Kita bisa mengenang sejarah kehidupan kita, bahkan setelah kita meninggal pun masih ada jejak sejarah yang bisa ditelusuri oleh anak cucu kita. Seperti peribahasa yang berbunyi.
Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama
Tak hanya tentang bagaimana kehidupan kita di masa lalu, tetapi apa yang sudah kita lakukan selama hidup yang akan membuat kita dikenang.
Tulisan adalah bukti kita ada
Menulis menjadi aktivitas saya sekitar 3 tahun ini. Awal mulanya saya hanya ingin ada aktivitas selepas kuliah sambil momong anak. Dan menulis menjadi pilihan saya untuk terus berkarya.
Meski masih dalam tahapan belajar, aktivitas ini cenderung saya gemari karena selalu ingin menuangkan pikiran dalam tulisan. Dan saya selalu merasa ketagihan meski tulisan saya telah berakhir.
Memang belum banyak karya yang saya hasilkan. Tetapi, blog ini menjadi sejarah bagi saya untuk terus berkarya.
Blog ini memang ada sejak tahun 2012. Dulu sekitar tahun 2011, seorang dosen memberikan insight kepada kami, mahasiswanya untuk membuat posting tugas melalui blog. Selain meminimalisir penggunaan kertas, mengirim tugas melalui blog juga cukup mudah, karena hanya menggunakan link saja.
Blog ini memang bukan blog pertama yang saya buat. Ada satu blog lagi khusus untuk tugas kuliah. Sayangnya, saya lupa akun Gmail pertama saya tersebut dan alhasil saya tak bisa mengakses blog tersebut hingga sekarang.
Melalui blog juga kita bisa mengetahui ketertarikan (minat) seseorang. Ini pastinya terlihat dari tulisan yang di-posting ya. Tetapi, ada satu hal yang menggelitik saya mengenai blog, yaitu mengenai gaya bahasa seseorang.
Ya, gaya bahasa menjadi salah satu hal yang bisa saya kulik untuk media belajar. Bagaimana cara mengulas sebuah produk, menganalisis permasalahan, hingga berbagai hal lain mengenai struktur bahasa.
Menulis itu belajar sepanjang masa
Menulis itu bukan hanya belajar mengenai rangkaian alfabet saja. Menulis itu ibarat menggoreskan pikiran dan perasaan untuk banyak orang. Memang beberapa orang merahasiakan tulisannya kepada orang banyak, seperti menulis buku harian. Tetapi, menulis menjadi sarana untuk kita berbagi dengan orang lain.
Terlihat sepele memang, tapi inilah hal yang perlu kita perhatikan. Dengan memanfaatkan platform media sosial atau platform menulis lain, bisa menjadi bentuk latihan menulis kita setiap harinya.
Ya, dengan konsisten menulis menjadi kunci latihan agar kualitas tulisan menjadi semakin baik. Apalagi sebenarnya kemampuan menulis dapat berkembang tidak hanya dengan mempelajari ilmunya, tetapi yang terpenting adalah dengan mempraktikkannya.
Meski masih menjadi PR besar bagi saya, sebisa mungkin aktivitas menulis saya lakukan setiap hari. Meski hanya membuat resume yang tidak saya publikasikan.
Yang paling membuat saya senang adalah ketika banyak kelon (kelas online), seminar, maupun workshop yang diselenggarakan secara online. Meski sambil momong anak dan bayi, saya merasa bersyukur karena masih bisa produktif tanpa harus keluar rumah dengan mengajak anak untuk belajar. Selain lebih fokus, adanya kegiatan online semacam ini juga melatih saya untuk membagi waktu dan mengeluarkan effort untuk ke tempat belajar.
Bersyukur saya bisa mengikuti ISB course batch 2 yang dipandu oleh Teh Ani Berta. Sudah lama memang saya tidak ikut pelatihan menulis, apalagi untuk pelatihan blog dan media sosial saya belum pernah mengikutinya sama sekali.
Mengikuti kelas ini menjadi penghilang dahaga bagi saya yang belum mengetahui apa-apa mengenai dunia blog. Apalagi banyak pertanyaan dari teman-teman yang sangat mencerahkan saya yang baru mengenal dunia ini.
Berkarya untuk menggoreskan sejarah
Menulis berarti menggoreskan tinta sejarah bagi kehidupan kita. Tanpa sesuatu hal yang ditulis, maka akan sulit untuk mengetahui informasi tentang diri seseorang.
Terkadang saya pun iseng untuk mencari nama diri sendiri di laman pencarian Google. Sekilas memang seperti kurang kerjaan ya, tapi saya ingin mengetahui seberapa populer saya di Google.
Ada yang pernah coba?
Jika karya kita banyak terdapat di berbagai situs, semuanya otomatis akan muncul di Google. Penasaran kan? Coba saja cari nama masing-masing di Google.
Nah, blog sendiri menjadi alternatif untuk berkarya di bidang penulisan. Meski, masih sedikit prestasi, menulis di blog menjadi kesenangan sendiri bagi saya. Apalagi, saya merasa lebih puas mengeluarkan segala apa yang saya pikirkan dan rasakan di blog daripada di media sosial yang lain.
Tantangan saya sendiri saat menulis di blog adalah kurang konsisten. Terkadang timbul semangat untuk menulis, terkadang susah muncul ide untuk menulis. Pernah beberapa kali maksa buat post juga malah berantakan tulisannya. Nah, biasanya kalau kayak gini saya melakukan beberapa hal kayak gini.
- Baca buku
Agar ide menulis muncul kembali, biasanya saya akan pinjam buku di i-pusnas. Bukan sembarang buku sih. Saya cenderung memilih buku dengan topik yang saya butuhkan saat itu. Misalnya, saat saya hamil, saya cenderung memilih buku tentang kehamilan. Dari situ, saya memperoleh banyak ide konten untuk blog. Jika sampai mentok tak ada ide, biasanya resensi buku menjadi ide konten blog ini.
- Blogwalking
Blogwalking menjadi alternatif lain sih buat saya. Biasanya saya mencari ide yang out of the box dari blogwalking. Sekalian saya ingin mencari tema tulisan yang populer dibaca. Dengan blogwalking cukup efektif sih buat nambah ide tulisan blog.
- Hindari mager
Kadang santai-santai itu melenakan. Nah, inilah yang kadang bikin males bikin tulisan di blog. Alternatif lain saat sedang mager biasanya saya buka YouTube atau pencarian Instagram. Kadang ide muncul dari situ. Apalagi fitur pencarian Instagram jadi bahan ide nulis yang cukup jitu bagi saya.
- Scroll tulisan yang pernah dibuat
Biasanya cara ini saya lakukan untuk mengetahui postingan mana yang populer di blog saya. Cara ini sebagai alternatif sih biar gak loyo posting tulisan di blog. Saya akan mencari ide lain yang masih satu tema dengan postingan yang populer di blog ini.
Berkarya bisa melalui media apapun. Yang penting, ciptakan prestasi sendiri buatmu. Dengan prestasi yang sesuai dengan impian dan kemampuan akan mengukir sejarah hidupmu.
saya juga punya 2 blog mbak. blog pertama malah pake blogspot, tapi sama lupa juga email dan passwordnya.
BalasHapusNah, yang suka nulis gt saya jg sih mbak, suka gitu ngetik nama sendiri dan baca blog sendiri yg muncul di laman hihi . agak narsis tapi seneng aja
bener banget mbak kiky, alasan terberat buat blog aku pribadi sih bisa jadi warisan kebaikan buat orang lain dan anak cucu kelak. ah mau googling nenekku kaya apa hahaha. setuju mbak banyak baca biar bisa ngeluarin isi teko yaaa
BalasHapusDear, mbak Alif.
BalasHapusSepertinya kita semasa, sezaman, dan seumuran ini yak, haha.. Insan-insan yang terlahir di zaman 90an memang terkesan bahagia gitu ya. Ada aja keviralan yang di buat secara alami tanpa harus membuat sensasi, wkwk..
Aku juga suka scroll-scoll tulisan lama di blog sendiri, itu salah satu yang bikin makin semangat nulis sih, selain bisa menghasilkan juga, hihi..
Semangat menulis buat kita ya mbak :D
saya lagi ikutan nih ISB Batch#3 dalam rangka menjadi blogger yang baik dan benar, hehehe. semua emang berawal dari hobi menulis ya, gak nyangka sampai sejauh ini pencapainnya yang awalnya hanya dari curhat di diary.
BalasHapussemangat menulis ya kak
Hindari mager itu aku banget mbak. Ide sih banyak, nulisnya itu lhoh, sok banyak kerjaan hahaha. Tapi emang kita kudu nulis sih kalau memang mau abadi, biar tidak hilang dalam sejarah.
BalasHapusKalau mager diturutin kayaknya ngga akan selesai ya mba. Aku pernah seharian magerrr banget padahal ngga capek juga, besoknya nyesel dehhh kenapa seharian ngga nyicil nulis hhahaa
BalasHapusAku juga kadang malas kok kak wkakakak, dinikmati aja kadang juga rajin
BalasHapusmemang pasang surut yang penting terus menulis kita
suka mbak sama tipsnya.
BalasHapusDengan BW memang kita belajar bagaimana seseorang itu mengungkapkan ide pemikiran dan topik yang dibahas, sudut pandang apa saja, dll..
Kloter berikutnya pengen banget ikutan ini ah.
Aku juga sering malas kak wkwkwk tapi ya itu tetap dipaksakan meskipun berat
BalasHapusMakasi ya Mba tips dan insightnya. Memang kalau sudah malas mau ngga mau harus dipaksa. Dikembalikan lagi ke tujuan ya Mba hehe
BalasHapus