Perang Obor, Tradisi Tolak Balak Jepara

 

Sumber gambar : Diskominfo Jepara

Setiap daerah tentunya memiliki keunikan tersendiri dari tradisi yang ada. Pun juga dengan Jepara yang terkenal sebagai kawasan pesisir pantai utara Jawa. Tak hanya terkenal dengan tradisi lomban sebagai tradisi sedekah bumi di bulan Syawal, ada juga tradisi perang obor yang menjadi salah satu upacara tradisional di Jepara.

Perang Obor

Perang obor atau obor-oboran menjadi salah satu upacara tradisional Jepara yang sangat dinantikan oleh seluruh masyarakat Jepara. Tradisi ini diselenggarakan di Desa Tegal Sambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Biasanya perang obor rutin diselenggarakan setiap tahun, yaitu pada Senin Pahing atau malam Selasa Pon di bulan Dzulhijjah.

Sejarah Perang Obor

Sejarah perang obor didasarkan pada legenda Ki Gemblong. Dulunya Ki Gemblong mendapatkan amanah dari Kyai Babadan untuk merawat ternaknya. Hanya saja Ki Gemblong justru terlalu asyik untuk mencari ikan di sungai dan lalai dengan amanah yang diberikan.

Efeknya, ternak yang dipeliharanya menjadi sakit-sakitan karena tidak terurus. Mengetahui hal tersebut Kyai Babadan marah dan memukul Ki Gemblong dengan pelepah kelapa yang dijadikannya obor. Untuk membela diri, Ki Gemblong pun melakukan hal yang sama.

Adanya percikan api dari obor tersebut, maka terbakarlah kandang ternak milik Kyai Babadan. Bukannya mati, ternak yang ada di dalam kandang justru sembuh dan sehat.

Hal ini yang kemudian menjadi kepercayaan masyarakat bahwa perang obor bisa menjadi salah satu ritual tolak balak yang ada di masyarakat sekitar.

Bukan Magis

Dari cerita tersebut kemudian tradisi budaya ini menjadi acara wajib yang diselenggarakan setiap tahunnya. Acara perang obor ini dimulai pada malam hari yang juga menjadi prosesi wajib sedekah bumi warga Tegal Sambi.

Prosesi ini dimulai dengan disulutnya pelepah kelapa dan pisang di perempatan jalan Tegal Sambi. Kemudian peserta saling memukulkan obor ke peserta yang lain. Hal ini memicu keriuhan masyarakat yang menonton untuk memberikan semangat pada peserta.

Dalam perang obor ini biasanya obor terbuat dari 2 atau 3 pelepah pisang dimana di dalamnya diisi dengan daun pisang yang kering. Dalam satu kali tradisi perang obor ini biasanya menghabiskan setidaknya 200 obor.

Meskipun terlihat menakutkan, antusiasme warga untuk mengikuti dan menyaksikan tradisi ini tak pernah surut. Bahkan biasanya terdapat warga yang mengalami luka karena menyaksikan tradisi ini. Untuk mencegah luka biasanya aparat desa sudah menyediakan ramuan tradisional sebagai P3Knya.

Tak hanya semarak dengan tradisi perang obornya, biasanya juga terdapat makanan tradisional yang disajikan hanya saat perang obor dilaksanakan. Makanan tradisional tersebut dinamakan dengan kintelan.

Kintelan adalah makanan khas Jepara yang hanya disajikan saat ada perang obor. Makanan ini juga sering dinamakan dengan klepon Jepara yang terbuat dari tepung ketan yang didalamnya terdapat parutan kelapa manis. Saat disajikan juga disiram dengan kuah santan yang membuat rasa kintelan gurih, manis, dan pastinya membuat ketagihan.


Tidak ada komentar