Bijak Kelola Sampah Rumah Tangga



Sampah menjadi salah satu masalah terbesar dalam lingkungan kita. Terlebih setiap harinya, sampah terus menumpuk dan memberikan dampak negatif untuk bumi dan kesehatan manusia.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jika di tahun 2020 total produksi sampah nasional mencapai 67,8 juta ton. Hal ini berarti setiap hari penduduk Indonesia dengan jumlah 270 juta jiwa menghasilkan sampah sekitar 185.753 ton sampah.

Dampak Sampah Terhadap Lingkungan

Di lingkungan saya sendiri dalam pengelolaan sampah di tiap rumah berbeda. Pihak desa memang menyediakan layanan jemput sampah dengan biaya Rp2.000 setiap pengangkutan sampah. Hanya saja, tidak semua warga bisa menikmati layanan ini, terutama yang memiliki letak rumah yang tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.

Karena tidak adanya akses untuk pembuangan sampah inilah kemudian warga mengelola sampahnya secara individu. Beberapa ada yang dibakar hingga membuangnya di sekitar aliran sungai.

Kondisi ini tentunya sangatlah mengkhawatirkan. Terlebih tidak hanya berbahaya untuk kesehatan manusia sendiri, tetapi juga bisa berpotensi merusak lingkungan.

1.      Bahaya pembakaran sampah

Membakar sampah menjadi salah satu cara masyarakat untuk mengurangi sampah rumah tangga sejak zaman dahulu. Hanya saja, kebiasaan membakar sampah ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat di sekitar kita.

Sampah yang dibakar bisa menjadi boomerang untuk diri sendiri. Selain bisa mencemari lingkungan sekitar, juga bisa mengganggu pernapasan manusia.

Udara yang sudah tercemar karena proses pembakaran sampah, selain bisa dihirup manusia dan hewan juga bisa menimbulka residu yang bisa mencemari air dan tanah. Bahkan residu dari hasil pembakaran sampah bisa memasuki rantai makanan melalui hewan dan tumbuhan. Hal ini bisa dikarenakan adanya zat kimia berbahaya dari pembakaran sampah yang bisa terakumulasi pada lemak hewan yang akan dikonsumsi manusia.

Selain itu, pembakaran sampah juga berdampak pada benda-benda di sekitar, seperti bau pada baju hingga menyebabkan korosi pada logam dan bisa merusak zat bangunan. Meskipun terlihat sepele, pembakaran sampah juga bisa meningkatkan risiko infeksi paru-paru, bronkiolitis, hingga pneumonia.

Parahnya, pembakaran sampah menyebabkan lepasnya karbondioksida ke udara. Inilah mengapa yang membuat pemanasan global menjadi semakin parah. Selain itu, gas chlor hasil pembakaran sampah juga dapat merusak atmosfer yang menimbulkan banyak dampak, seperti efek rumah kaca, karena adanya emisi gas metan.

2.      Efek adanya sampah plastik

Plastik menjadi salah satu benda yang cukup banyak ada di sekitar. Penggunaannya yang lebih banyak hanya sekali pakai, praktis digunakan sehari-hari. Hanya saja, dampak dari penggunaan plastik ternyata memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

Plastik termasuk benda yang sulit terurai dalam tanah. Butuh waktu bertahun-tahun agar plastik bisa terurai dan inilah yang bisa menurunkan kualitas tanah. Selain itu, kebiasaan membuang sampah plastik sembarang juga berdampak buruk untuk lingkungan.

Meskipun banyak klaim plastik sekali pakai bisa terurai dengan mudah. Faktanya, plastik hanya bisa hancur menjadi bagian yang kecil saja atau dinamakan dengan mikroplastik yang sulit terurai dalam tanah.

Pencemaran sampah plastik juga banyak terjadi di laut. Sampah yang hanyut pada aliran sungai menuju laut bisa mengakibatkan ekosistem laut menjadi terganggu. Banyak makhluk hidup yang hidup di laut mengira plastik merupakan mangsanya dan membuatnya memakan plastik. Hingga kemudian, banyak ditemukan kasus hewan laut mati karena memakan sampah plastik.

3.      Mengganggu kesehatan manusia

Sampah menjadi salah satu permasalahan yang banyak dialami manusia. Pengelolaan yang kurang tepat bisa menimbulkan masalah yang mengganggu kesehatan manusia.

Penggunaan plastik bisa lebih mudah masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi. Faktanya, plastik mengandung senyawa kimia yang tidak mudah pecah. Jika masuk ke dalam tubuh, tentunya akan menimbulkan dampak yang serius.

Cara Menjaga Kelestarian Lingkungan

Sebagai #mudamudibumi, tentunya kita harus turut andil dalam upaya pelestarian lingkungan. Nah, ternyata banyak cara bisa dilakukan secara sederhana untuk membantu bumi tetap terjaga.

1.      Batasi penggunaan plastik

Plastik menjadi salah bahan pembungkus yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain mudah ditemukan, plastik juga memiliki harga yang relatif lebih terjangkau.

Hanya saja, efek dari penggunaan plastik tidak ramah lingkungan. Untuk itu, perlu membatasi penggunaan plastik demi turut andil menjaga kelestarian lingkungan. Beragam cara bisa dilakukan dengan membatasi penggunaan plastik, seperti berikut.

-         Menggunakan tas belanja

-         Mengganti sedotan plastik dengan sedotan stainless atau bamboo straw.

-         Membawa botol minuman setiap bepergian

-         Akan lebih baik makan di tempat dibanding harus membungkusnya.

2.      Ganti pembalut dan popok sekali pakai

Pembalut dan popok sekali pakai menjadi salah satu kebutuhan harian yang banyak digunakan. Penggunaannya tentu akan menambah sampah rumah tangga setiap harinya. Agar penambahan sampah karena penggunaan pembalut dan popok sekali pakai tidak semakin menumpuk, bisa dengan cara menggunakan pembalut kain ataupun menstrual cup dan mengganti popok sekali pakai dengan clodi.

3.      Pisah sampah organik dan anorganik

Hal sederhana lain yang bisa dilakukan #UntukmuBumiku adalah dengan memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Hal ini dapat membantu kita untuk bisa memanfaatkan sampah tersebut.

Misalnya saja dengan membuat kompos sendiri dari sampah organik. Selain itu, ternyata sampah organik juga bisa dimanfaatkan sebagai biogas dan listrik. Sedangkan untuk sampah anorganik bisa dimanfaatkan sebagai media tanam, bahan kerajinan, hingga bisa untuk digunakan kembali.

Memanfaatkan Sampah Rumah Tangga Menjadi Hal yang Bermanfaat

 Untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari, saya sendiri lebih sering memanfaatkan sampah anorganik untuk bisa digunakan kembali menjadi hal yang bermanfaat. Terlebih karena tanah di tempat tinggal berbatu dan sulit untuk menanam tumbuhan langsung di pohon, penggunaan pot menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan.

Salah satunya adalah dengan menjadikan pouch bekas minyak goreng, kaleng biskuit, ember pecah, ataupun wadah bekas cat sebagai media tanam. Selain bisa ditanam menggunakan tanah, wadah bekas cat juga bisa digunakan sebagai media hidroponik.



Meskipun sederhana, cara ini bisa menjadi salah satu upaya #TimeforActionIndonesia. Selain menghemat biaya untuk membeli pot, cara ini juga bisa mengurangi sampah rumah tangga yang sulit untuk terurai.

Aku berjanji untuk selalu memanfaatkan barang bekas yang ada untuk menjadi sesuatu yang berguna

Selain dijadikan media tanam, sampah plastik juga bisa menghasilkan cuan jika diolah sendiri. Saya dan suami sendiri memiliki usaha penggolahan sampah plastik untuk digiling menjadi bagian yang lebih kecil. Hasil gilingan plastik ini sendiri kemudian dijemur dan bisa dijual untuk diolah menjadi plastik kembali.



Agar kelestarian lingkungan bisa terjaga, para generasi muda perlu lebih bijak dalam mengelola sampah rumah tangga. Selain bisa membuat bumi menjadi lebih lestari, juga bisa bermanfaat untuk menjaga kesehatan.

Tidak ada komentar