Matrikulasi IIP, Tonggak Awal No Gaptek

Perkembangan teknologi yang semakin canggih terkadang membuat kita, para perempuan terlebih yang sudah mempunyai anak menjadi tertinggal. Tertinggal di sini adalah tertinggal dalam mengikuti laju perkembangan zaman karena teknologi semakin meningkat. Mulai dari yang dulunya membeli baju harus pergi ke toko atau pasar, sekarang tinggal pencet dan klik, barang sampai di rumah.

Dan sekarang metode belajar ala belajar zaman sekolah pun bisa kita dapatkan melalui aplikasi google classroom.

Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 5

Matrikulasi Institut Ibu Profesional merupakan pintu masuk menuju kelas belajar di Institut Ibu Profesional. Program ini merupakan penyetaraan ilmu sebelum melanjutkan langkah menimba ilmu di kelas selanjutnya. Kelas matrikulasi ini merupakan kelas persiapan bagi ibu dan calon ibu yang ingin bergabung di komunitas ibu profesional.

Program matrikulasi Institut Ibu Profesional dilaksanakan selama kurang lebih 10 minggu. Dengan pemberian 9 materi dan mengerjakan 9 NHW (Nice Home Work). Program ini dilaksanakan melalui pembelajaran online dan pembelajaran offline. Pembelajaran online dilaksanakan melalui whatsapp group yang sudah dibagi per wilayah komunitas ibu profesional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

Terdaftar ada 3.500 ibu dan calon ibu pembelajar di seluruh Indonesia dan liar negeri yang mengikuti kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional.

Metode pengumpulan nice home work di batch ini berbeda dengan batch-batch sebelumnya. Sebelumnya pengumpulan nice homework dikirimkan peserta melalui thread yang disediakan di grup facebook. Dan sekarang pengumpulan nice homework dilakukan di sebuah aplikasi atau layanan google yang bernama google classroom.



Google Classroom

Atau ruang kelas google. Merupakan suatu layanan dari google bidang pendidikan yang mengkombinasikan ruangan kelas di dunia maya, dengan sistem ada guru dan ada murid.

Fitur dalam google classroom:
1. Stream (aliran)
Media komunikasi antara peserta dengan fasilitator, yaitu materi, resume, tugas ada di sini plus bisa diskusi di sini juga
2. Teman sekelas
3. Tentang
Deskripsi kelas, daftar guru, daftar tugas, timeline (kalender)

Kelebihan:
1. Mempermudah dalam pengumpulan tugas
2. Tidak menyebabkan badai chat
3. Informasi yang dibutuhkan dapat dicari dengan mudah, karena adanya tread informasi
4. Bisa diakses menggunakan aplikasi smartphone ataupun melalui website
5. Terkoneksi langsung dengan gmail, gdrive, dan gdocs

Untuk saat ini, saya belum mengalami kendala dalam penggunaan google classroom.

#day4
#30harimenulis
#onedayonepost

Si Jago Masak

Beberapa kali adek terlihat agak tantrum dan sering terbangun tengah malam dan menjerit-jerit. Saya mencoba menerka, ada apa gerangan dengan si adek. Lalu saya teringat bahwa ketika adek sedang on, saya tidak boleh melakukan apa-apa selain menemaninya.

Fix, mulai dari memasak bahkan hingga akan beribadah pun saya sangat sulit. Hingga akhirnya saat saya hendak memasak. Saya ajak adek ke dapur. Ada yang bikin saya bangga dengannya adalah ketika saya melihat binar matanya yang selalu ingin tahu tentang bumbu dapur.

Awalnya mata hanya tertuju pada sebuah cobek yang saya letakkan di bawah. Otomatis adek meminta cobek dan kacang. Kacang versi adek adalah ketumbar. Padahal bentuk juga beda dengan kacang. Saya mencoba menjelaskan sambil memberi bau ketumbar pada adek. Selain itu, adek juga merasakan garam itu asin dan gula itu manis.


#day13
#level7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Kehidupan Wanita yang Penuh Kontroversi

Wanita lebih sering diidentikkan dengan orang yang lemah lembut dan penuh kesabaran. Dengan perasaan yang lebih sensitif dibandingkan dengan akal, terkadang membuat para wanita menjadi salah satu makhluk paling baper dibandingkan yang lain. (Hehehehe)

Apalagi saat si wanita tersebut sudah menjadi milik suaminya dan memiliki anak. Jiwa idealis seorang wanita tentu saja bisa bertahan bisa tidak. Bisa jadi karena kurangnya penguatan dari keluarga, terutama dari suami. Ataupun karena adanya penambahan ilmu yang telah diterima oleh seorang wanita yang berubah peran menjadi seorang ibu. Tentu saja, kondisi tiap wanita itu berbeda dan kewarasan seorang wanita sangatlah penting, karena wanita merupakan jantungnya rumah tangga.

1. Periksa Kehamilan di Bidan vs di Dokter Kandungan

Momen bahagia seorang wanita adalah ketika dirinya mendapatkan tanda garis dua dari sebuah testpack. Dimana akan ada makhluk mungil nan lucu tengah tumbuh bersama di rahimnya.

Pertumbuhan dan perkembangan janin bayi tentu menjadi prioritas utama seorang calon ibu yang tengah mengandung. Memilih tenaga kesehatan yang sesuai dengan kondisi keuangan keluarga dan akses mendapatkan layanan kesehatan tersebut menjadi prioritas utama seorang ibu memeriksakan kehamilannya di tenaga kesehatan. Tentu memenuhi minimal 4 kali kunjungan ke tenaga kesehatan.

Tak perlu adanya kontroversi apakah dengan memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan akan berdampak positif bagi seluruh keluarga dibanding hanya memeriksakan kandungan di bidan desa.

Tentu semua orang punya preferensi masing-masing

2. Melahirkan Normal vs Sesar

Melahirkan menjadi salah satu momen mendebarkan saat penantian sang buah hati. Persiapan kelahiran anak sudah pasti telah dipersiapkan dengan matang. Mulai dari pakaian anak hingga dekor ruangan kamar anak. Terlebih saat penantian anak pertama akan menjadi heboh.

Memilih cara melahirkan memang bukan hal mudah. Karena tidak semua wanita mempunyai riwayat kehamilan yang sehat. Adakalanya keinginan memilih proses persalinan sesuai keinginan terhambat karena kondisi ibu dan bayi yang tidak memungkinkan.

3. ASI vs Sufor

ASI merupakan cairan emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pastinya jika dibandingkan dengan susu formula. ASI jauh lebih baik.

Tapi adakalanya kondisi ibu tidak memungkinkan untuk memberikan ASI. Seperti ibu dengan HIV-AIDS. Dikhawatirkan dengan memberikan ASI akan menularkan HIV kepada sang anak.

Dan penggunaan sufor ini pun harus dengan indikasi medis. Bukan hanya untuk sekedar mengikuti tren.


4. MPASI Homemade vs MPASI Pabrikan

MPASI merupakan lanjutan dari pemberian nutrisi anak setelah lulus ASI eksklusif. Pemberian makanan dengan gizi seimbang pastinya jauh lebih baik dibanding dengan hanya memberikan makan sekedar untuk penghilang rasa lapar.

#day3
#30harimenulis
#onedayonepost

Akulah Kucing



Perkenalkan, namaku kucing dan majikanku suka memanggilku dengan sebutan "pus". Entah mengapa majikanku hingga sekarang tak pernah memberi nama khusus untukku, layaknya panggilan "Tom" seperti pada kartun 'Tom and Jerry'.

Sungguh, sebenarnya aku ingin dipanggil dengan nama yang tidak biasa seperti panggilan kucing-kucing yang lain. Tau kan, kalau majikanku memanggil 'pus', maka yang lain pun ikut menyahut ingin diberikannya ikan ataupun tulang ayam.

Saat ini, aku masih balita. Kira-kira seumuran dengan majikan kecilku. Aku suka bermain-main di luar rumah, mengejar ayam, atau sekedar berlari-lari di sekitar rumah. Tapi itu sangat membuatku bahagia dibanding ketika aku dimasukkan ke dalam kandang.

Aku selalu ingin melepaskan diri saat sudah masuk kandang. Bagiku kandang itu sempit, aku tak suka. Sering kali aku mencoba melarikan diri agar aku bisa bebas. Sebebas burung yang terbang di angkasa.

Ternyata majikanku mengerti apa yang ku mau. Aku sudah tidak lagi dimasukkan kandang dan dimasukkan ke dalam kamar mandi saat malam tiba. Aku bisa tidur dengan alas yang hangat dan empuk dengan mengambil pakaian kotor milik majikanku yang sudah ditumpuk. Aku pun bisa merasakan sejuknya mesin pendingin ruangan yang ada di kamar majikan kecilku.  Hingga saat malam tiba, aku pun terlelap dengan mimpi yang indah. Dan aku baru terbangun jika majikanku sudah bangun.

Awalnya aku memang bukan bagian dari keluarga ini. Aku diberikan oleh majikan lamaku ke majikan baruku yanh sekarang ini. Saat itu, aku masih kecil. Masih ingin menyusu kepada ibuku yang mungkin saat itu ibuku harus mengandung adik-adikku. Sedih sekali berpisah dengan ibuku. Karena bagiku ibuku adalah segalanya untukku. Tapi aku bahagia dengan keluarga baruku. Meski awalnya aku diberikan susu oleh majikanku tapi entah rasanya susu khusus untukku ini rasanya aneh bagiku. Dan hingga kini majikanku sudah tak pernah lagi memberikan susu itu kepadaku.

Di sini pun aku menemukan teman sesama kucing. Tapi entah kenapa teman baruku ini agak kurang bersahabat denganku. Mungkin karena aku dari jenis yang berbeda dengannya. Dan di situ aku merasa sedih, karena aku tak punya teman sesama kucing di sini. Aku hanya ingin berteman akrab, bermain bersama, dan berjalan-jalan bersama-sama. Tapi dia tak bersedia menjadi temanku.

Aku pun pernah dianggap hilang oleh majikanku karena aku tak pulang selama sehari. Jujur saat itu, aku bingung karena kehilangan arah. Umurku yang masih muda ini harus kembali ke rumah, tapi aku tak menemukan rumahku. Hingga saat siang hari, aku merasa bahagia karena sudah kembali ke rumah.

Kisahku memang tak banyak, karena aku masih mencari pengalaman. Tapi aku merasa bahagia ada di sini

Salam,

Kucing Kecil

#day2
#30harimenulis
#onedayonepost

Jika Kamu Adalah Seorang Wanita Multitasking


Saat seorang wanita telah beralih status dari lajang menjadi sudah menikah. Maka, tugas yang diembannya pun menjadi bertambah. Meski kewajiban saat menjadi istri tidaklah serumit kewajiban seorang laki-laki yang telah menjadi seorang suami.  Hanya saja, dalam kebudayaan di negara ini, justru pihak wanita yang lebih  banyak menanggung aktivitas kerumahtanggan dibandingkan oleh pihak laki-laki. Setelah seorang wanita beralih perab sebagai seorang ibu pun tugas rumah tangga yang diembannya menjadi semakin bertambah. Mulai dari pekerjaan rumah tangga hingga mengurus serta mendidik anak.

Di sisi lain, adanya peran wanita di ranah publik terkadang membuat waktu yang ia miliki seperti berkurang dengan cepat. Waktu yang dihabiskan di tempat kerja harus ditebus dengan mahal dengan minimnya waktu yang dimiliki saat berada di dalam rumah. Padahal saat berada di rumah, banyak pihak yang membutuhkan perhatian darinya. Apalagi jika tak ada asisten rumah tangga yang membantunya.

Multitasking, merupakan suatu upaya mengerjakan pekerjaan sekaligus. Meski istilah ini seringkali digunakan dalam ilmu perkomputeran/gadget, istilah ini seringkali diumpamakan dengan aktivitas seorang wanita yang sangat banyak, sehingga dimungkinkan untuk melakukan pekerjaan sekaligus.



Memang tak semua wanita mampu melakukan pekerjaan sekaligus, ibarat sekali merekuh dua tiga pulau terlampaui. Ada batasan-batasan yang harus disadari dan lalu bagilah tugas yang dimiliki dengan anggota keluarga lain atau delegasikan dengan yang lebih ahli. Dengan cara seperti itu, maka sedikit ada kewarasan yang masih bersisa dalam diri seorang wanita. Sehingga, kelangsungan hidup keluarga dan keharmonisannya dapat terjaga. Hingga ada sebuah nasehat,

Jika kau ingin menghancurkan sebuah keluarga, hancurkanlah dulu ibunya.

Betapa sungguh berharga peran seorang wanita dalam sebuah rumah tangga. Memang tidak semua anggota keluarga mampu membantu ataupun tak ada dana lebihan jika kita mendelegasikan pekerjaan rumah tangga kepada orang lain. Tetapi, ada cara lain untuk kita bisa bermultitasking dengan tetap menjaga kewarasan diri.

1. Kenali Kondisi Diri Sendiri
Kondisi tiap individu pasti berbeda. Ada yang masih kuat saat pekerjaan rumah tangga menumpuk. Ada yang sudah lelah fisik dan batin saat pekerjaan mulai menumpuk. Satu-satunya jalan ya tetap menyicil pekerjaan sambil tetap dijaga kewarasannya.

2. Lakukan Me Time
Seringkali kita lupa melakukan me time. Tak harus yang mengeluarkan banyak uang. Bahkan saat kita bisa melakukan multitasking antara pekerjaan rumah dan me time ala kita, pekerjaan rumah jadi lebih cepat terselesaikan. Misalnya nih, kita suka menonton tutorial memasak/make up via youtube. Daripada sambil menonton kita tidak melakukan apapun, bisa kita siasati dengan melakukan pekerjaan rumah tangga sembari menonton video di youtube. Contohnya saja, sambil menyetrika baju/melipat baju bisa digabungkan dengan acara me time kita.

3. Melakukan Multitasking dengan Aman dan Nyaman
Seringkali kita membawa gadget ataupun handphone saat memasak. Padahal sinyal yang terpancar melalui gadget atau handphone bisa menyebabkan meledaknya tabung gas elpiji. Meski kita diharuskan multitasking karena harus menjawab pesan customer, misalnya. Kita pun harus tetap berhati-hati dan tetap waspada saat menggunakan gadget ataupun handphone saat berada dekat dengan benda-benda yang memicu sebuah ledakan.

Apapun peran yang kau emban, tetaplah bersyukur maka kau akan merasa menjadi orang paling bahagia

#30harimenulis
#day1
#onedayonepost

Kreatif dengan Buku

Berkreativitas dengan benda yang ada di sekitar merupakan salah satu bentuk dari kecerdasan anak. Membuat bangunan dan jalan, bermain lego, membentuk sesuatu dari pasir kinetik ataupun playdough.



Hari ini adek sedang suka-suka berkreasi dengan buku. Mungkin karena bukunya sudah tamat dibaca, adek malah membuat jalan dari buku dan membuat bangunan dari buku.


Menghargai apa yang anak lakukan akan memancing diri anak untuk lebih bisa melakukan hal yang terbaik untuk dirinya.

Terkadang apa yang dilakukan anak sangat menjengkelkan bagi kita, orangtuanya. Tetapi di balik itu semuanya kreativitasan anak mulai diuji. Sebagai orangtua baiknya kita harus mendukung, bukan mencibir, mentertawakan, atau mencemoohnya.

Menghargai segala jerih payah anak akan membawanya kepada semangat belajar yang sangat tinggi.

Yuk, temani anak, dampingi anak, dan rangkul anak-anak kita. 😁🤗😀

#day10
#level7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Story Telling

Mengembangkan imajinasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tentunya jika usia anak masih batita harus ada pendampingan dari orangtua. Mengamati dan melihat gaya belajar anak akan menjadi tambahan amunisi bagi orangtua dalam mengembangkan imajinasi anak.

Mencoba lagi untuk meminta adek mengembangkan imajinasinya. Biasanya adek suka membaca buku dengan gaya membacanya sendiri. Entah kami mudeng apa tidak mendengarkan. Dengan antusias dia akan membaca hingga akhir cerita.

Adakalanya anak suka berimajinasi sesuai dengan kemampuan visualnya. Dengan hanya obyek satu benda saja, anak yang sudah terlatih imajinasinya akan mengembangkan kata-kata menjadi panjang.

Meski belum bisa membaca, tetapi anak sudah bisa bercerita tentang apa yang dilihatnya, meski juga mereka terbatas dengan kosakata yang baru mereka kuasai.

#day9
#level7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga