Pendidikan Seksual Usia Dini

Banyak kasus tentang kekerasan, eksploitasi anak, dan kejahatan seksual pada anak. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan memberikan pendidikan seksual sejak dini kepada anak.

Pendidikan seksualitas pada anak mempunyai harapan agar kelak anak dapat menjaga apa yang menjadi kehormatannya, terlebih bagi anak perempuan.

Orangtua seharusnya tidak apatis dan lebih peduli pada lingkungan dimana anak tinggal. Orangtua harus bersikap aktif dalam memberikan pendidikan seksual pada anak.

Karena kurangnya pengetahuan orangtua menyebabkan orangtua tidak memberikan informasi yang pasti kepada anak, sehingga anak mencari sendiri informasi dan kebanyakan mendapat informasi yang tidak 100% benar.

Pendidikan seksualitas harus didapatkan sejak dini oleh orangtua, sehingga anak tidak mencari sumber informasi yang salah. Peran lembaga pendidikan pun sangat dominan dalam memberikan pendidikan seksual kepada siswanya. Adanya kurikulum yang tersemat dalam mata pelajaran harus diajarkan kepada siswa dan tidak ada yang ditutup-tutupi.

Bencana Pornografi Era Digital



Pornografi mungkin menjadi momok bagi sebagian besar orangtua. Fokus orangtua bukan saja hanya pada paparan pornografi saja, tetapi mengupayakan kepada anak untuk memiliki daya tahan terhadap paparan pornografi

Cara menghadapi Paparan Pornografi

1. Belajar kepemilikan
Agar anak belajar bertanggungjawab terhadap apa yang dimilikinya dan dimiliki orang lain. Sehingga saat ada orang yang ingin melihat aurat anak, anak sudah bisa menjawab dengan tegas.

2. Belajar tanggungjawab
Bertanggungjawab terhadap kesehatan dan kebersihan diri sendiri.

3. Belajar malu
Anak terbiasa menutup aurat dengan sempurna.

4. Belajar tentang batasan bercanda
Anak belajar membatasi diri.

Fakta tentang Pornografi

1. Anak Indonesia usia 0-19 tahun menjadi generasi digital nasive . Dan sebagian besar mengalami BLAST
Bored : bosan
Lonely : kesepian
Angry : marah
Afraid : takut
Anxious : cemas
Stressed : tertekan
Tired : kelelahan

2. Memasukkan anak ke lembaga pendidikan terlalu dini bisa menyebabkan adanya bullying pada anak

3. Bagi sebagian orangtua, dengan memberikan hp ke anak, anak menjadi lebih tenang

Permainan Ular Tangga Edukasi Fitrah Seksualitas

Media efektif untuk menciptakan agar pemahaman seksualitas dalam koridor yang tepat.


Review: Fair & Lovely 2 in 1 Cream Powder

Memiliki kulit wajah yang sehat dan cerah merupakan dambaan sebagian besar wanita. Pengaruh sinar UV dan polusi di luar rumah menjadi tantangan terbesar sebagian wanita yang ingin kulit wajahnya tampak lebih flawless.

Bagiku, memiliki wajah flawless tanpa make up tebal pastinya menjadi misi dalam melakukan perawatan wajah. Meski seharian lebih banyak di rumah, terkadang banyak masalah ketika memakai krim pagi. Terutama wajah menjadi tampak berminyak dan terlihat kusam. Memiliki wajah yang halus tanpa memakai make up menjadi keinginan saya, karena selain lebih ringkas juga akan mempersingkat waktu saat berdandan.

Alhamdulillah, saya berkesempatan untuk mencoba sebuah produk yang bernama Fair & Lovely 2 in 1 Powder Cream dari yukcoba.in



Mengikuti gaya hidup konsumen dan lingkungan yang terus berkembang membuat kebutuhan konsumen berubah, termasuk dalam hal perawatan wajah. Krim pencerah biasa kini hanya mampu membuat wajah cerah di pagi hari. Tapi, karena aktivitas di luar rumah yang banyak terpaparan polusi dan sinar UV akan menyebabkan wajah tampak lebih berminyak dan lengket.

Untuk itu, Fair & Lovely menciptakan terobosan baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yaitu dengan mengeluarkan produk Fair & Lovely 2 in 1 Powder Cream .

Fair & Lovely 2 in 1 Powder Cream menggabungkan manfaat krim pencerah multivitamin terdepan dan bedak halus yang mencerahkan. Dan diklaim dapat memberikan wajah tampak lebih cerah dan bebas kilap seperti memakai bedak selama 14 jam.

Fair & Lovely 2 in 1 Powder Cream terdiri dari dua ukuran, yaitu berukuran 20g dan 40g. Ukuran 20g inilah cocok bagi kamu yang ingin mencoba produk ini. Dikemas cantik dalam sebuah dus khas produk Fair & Lovely lainnya mungkin akan membuat kamu sedikit kebingungan dengan varian Fair & Lovely Multivitamin. Hanya satu yang membedakan di bagian tengah dus, terdapat stiker merah muda bertuliskan 'SENTUH DI SINI'.

Kandungan niacinamide berfungsi mencerahkan wajah dan terdapat kandungan titanium dioxide yang aku tahu berfungsi sebagai physical sunscreen. Hanya saja dalam produk tidak ada klaim, produk ini mengandung anti UV. Sehingga, setelah pakai produk ini, tetap harus pakai sunscreen atau sunblock.

Memiliki bentuk tube ulir yang tak akan membuat isi tumpah saat memencet tube dan aman saat dibawa travelling membuatku suka banget dengan produk ini.



Saat dibuka, aroma wangi produk ini langsung terasa. Karena wajahku tidak alergi dengan parfum, saat memakai produk ini, kulit wajah nampak fine-fine saja. Krim ini memiliki tekstur kental mirip seperti krim multivitaminnya dan berwarna putih bersih. Tak perlu ragu saat mengaplikasikan krim ini ke wajah, karena sangat mudah pengaplikasiannya. Cukup dengan jari, maka krim akan teraplikasikan dengan mudah.



Cara memakainya hanya seujung jari dan cukup untuk pemakaian di seluruh wajah. Hasil yang didapat cukup matte, kulit wajah terasa halus, dan terlihat natural. Hanya saja, krim ini tidak terlalu berefek seperti memakai bedak di kulit wajah saya. Yang aku suka memang tak bikin adanya whitecast di wajah saya, tetapi juga tidak terlihat seperti orang memakai bedak. Cuman kelebihan yang aku suka, setelah pemakaian 2 jam lebih, tidak bikin kulit wajah berminyak dan tidak terlihat kusam.

Overall, aku suka dengan produk Fair & Lovely 2 in 1 Powder Cream karena setelah pemakaian selama 1 minggu, tone kulit wajahku naik dan tidak terlihat kusam lagi. Dan kemasannya yang travel friendly, jadi aman jika dibawa saat travelling atau saat beraktivitas di luar.

Bagi temen-temen yang ingin mencoba produk krim wajah dan ingin tampak flawless, bisa mencoba Fair & Lovely 2 in 1 Powder Cream. 

Repurchase: maybe YES




#Fair&Lovely2in1PowderCream
#yukcobainchallenge

Mengenalkan Batasan Aurat Sejak Dini

Mengenalkan batasan aurat pada anak bisa dimulai sejak anak dilahirkan. Sehingga saat dewasa nanti, anak sudah paham batasan aurat dan tidak mengumbarnya seperti pada kebanyakan orang.

Mengenalkan batasan aurat anak bisa dilakukan dengan berbagai cara:

1. Saat menyusui
Saat anak menyusui, anak hanya diperbolehkan melihat aurat ibunya. Anak tidak diijinkan melihat aurat ibunya selain bagian atas.

Penting bagi orangtua untuk selalu menjaga aurat di depan anak. Karena di masa inilah anak menyerap banyak informasi dari apa yang dilihat dan didengar. Sehingga, menjadi teladan bagi anak harus dimulai sejak dini.

Ketika menyusui juga, hanya anak yang disusui yang diperbolehkan melihat aurat bagian atas ibunya. Kakak si adik tidak diijinkan melihat aurat ibu. Sehingga hubungan anak yang disusui dengan ibu menjadi semakin dekat.

2. Menjaga Aurat Anak di Depan Umum
Sering kita melihat terbukanya aurat anak di depan umum. Terutama saat di kolam renang atau di pantai.

Sejak dini, ajarkan anak kita untuk menjaga auratnya di depan umum, dengan tidak mengumbar di depan umum atau dengan tidak mengajarkan membuang air selain di kamar mandi.

Dengan pengajaran sejak dini nanti, anak akan terbiasa saat dewasa .

3. Mengajarkan anak menutup aurat
Mengajarkan anak menutup aurat bisa dimulai dengan cara memilihkan pakaian yang sopan untuk anak.

Memang bagi sebagian orang, saat anak perempuan kita masih kecil mengajarkan untuk menutup aurat dengan sempurna takut kepanasan. Sehingga banyak orangtua yang enggan memakaikan pakaian panjang atau jilbab bagi anak. Padahal sejak anak masih kecil inilah nantinya anak terbiasa dengan pakaian yang dikenakannya sejak masa kecil.




Mendidik Anak Perempuan

Kita harus memahami kualitas wanita sebagai ibu agar kelak generasi yang kita wariskan bisa berkualitas.




Mendidik fitrah seksualitas
adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gender nya, yaitu bagaimana seorang laki-laki berpikir, bersikap, bertindak & merasa sebagaimana laki-laki, dan sebaliknya demikian juga bagaimana seorang perempuan berpikir, bersikap, bertindak & merasa sebagai seorang perempuan.

1. Mengajarkan Agama Kepada Mereka
Ajarkan kepada anakmu, tauhid dengan mengesakan Allah. Mengajarkan ibadah dan kalimah thoyyibah. Dan jangan lupa untuk senantiasa mengajarkan adab dan sopan santun.

2. Memupuk Kesadaran mereka sebagai seorang perempuan
Sejak awal, kita harus mendidik anak agar tidak tassyabuh (menyerupai lawan jenisnya).

3. Membiasakan mereka dengan adab yang mulia

4. Membiasakan berpakaian sesuai syariat
Membiasakan anak agar mereka menutup aurat dari kecil. Sehingga ketika sudah dewasa mereka sudah membiasakan. Dan ajarkan anak rasa malu. Karena malu adalah sebagian dari iman.

5. Mengajarkan berbagai ketrampilan rumah tangga
Ajarkan secara bertahap. Agar kelak nanti jika mereka sudah berumah tangga sendiri sudah mampu menjadi manager bagi keluarganya sendiri.

6. Bersikap lemah lembut terhadap anak perempuan

Peran Ayah dan Ibu dalam Pendidikan Seksualitas



Peran ayah dan peran ibu sangat berpengaruh terhadap kehidupan seksualitas anak. Mereka bukan hanya paham terhadap jenis kelamin yang dimiliki, tetapi mereka juga mampu menjadi ibu dan ayah bagi anaknya kelak.

Peran ayah dan peran ibu tak dapat ditukar. Ayah berperan sebagai orang yang maskulin dan ibu cenderung feminin. Memang dalam masyarakat banyak kasus yang tertukar peran dalam rumah tangganya. Maka dari itu penting bagi orangtua untuk mendidik anaknya sejak dini, agar mereka siap menjadi ayah atau ibu kelak.

Ketika belum bisa berperan sebagai ayah/ibu

1. Kita sadar bahwa kita belum menjalankan. Menyadari ini penting, krn sebagai titik awal kita utk berbenah diri. 

Jika kita tidak menyadari bahwa belum berjalan dg baik peran ayah dan ibu, maka kesempatan utk berbenah diri juga tidak akan muncul.

2. Berdiskusi intens dengan pasangan, menggali kembali peran2 yang bisa dimainkan dalam keluarga, sambil menimba ilmu. Bisa bersilaturahim dengan orang2 yang kita anggap sudah benar2 menjalankan peran ayah dan bunda.

Tiap hari ngobrol sambil bawa camilan tentang berbagi peran dalam mendidik anak, sesuai perannya.

3. Terus berdoa dan memohon pada Allah agar diberikan petunjuk dan dimudahkan untuk menemukan dan menumbuhkan fitrah anak-anak serta menjalankan peran kita sesuai dengan yang telah Allah instalkan pada kita.

Ibu si Raja Tega

Menurut ust Harry Santosa
, ayah dan ibu tetap harus berperan sesuai dengan fitrah perannya, dan tidak bisa ditukar. Baik ayah maupun ibu sudah ada pembagian perannya masing-masing dalam menumbuhkan fitrah anak-anaknya. Tentunya apabila ada ketimpangan, fitrah anak-anakpun tidak tumbuh optimal.

untuk mengembalikan peran ayah dan Ibu, saran beliau adalah mencari guru atau mentor yang feminin bagi ibu, dan yang maskulin bagi ayah. Harapannya kita dapat belajar menjadi lebih feminin atau maskulin sesuai dengan fitrah kita sehingga sifat keibuan dan keayahan pun dapat terbentuk.

Tentunya hal ini harus dikomunikasikan dengan baik kepada pasangan, karena tidak mungkin kita berubah sendirian.

Tidying - Komono

Menurutku, beberes yang paling butuh tenaga ekstra setelah beberes pakaian adalah beberes komono. Bukan lagi tentang suka-tidak sukanya dengan pernak-pernik. Tapi, karena pernak-pernik di rumah banyak banget. 

Saking banyaknya, terkadang sampai menyatukan dua benda yang berbeda dalam satu wadah. Alhasil saat memerlukan benda tersebut harus mengacak-acak ruang penyimpanannya.

Baca juga: Buku Konmari

Satu-satunya yang harus saya lakukan adalah membereskan pernak-pernik tersebut berdasarkan kategorinya dan menyimpannya di tempat yang berbeda.

Dan dari sekian banyak pernak-pernik yang saya miliki, saya hanya berhasil di empat kategori. Sementara yang lain seperti bros dan VCD alhamdulillah sudah stay di tempatnya.

1. Skincare dan Make Up
Di bagian ini, saya memberikan dua tempat yang berbeda. Karena make up jarang di pakai saya sendirikan dengan produk skincare.



2. Kabel
Kabel ini yang biasanya paling susah rapi,  terutama kabel charger hp yang setiap hari harus dipakai. Meski sudah memiliki rumah sendiri, tetap saja kabel-kabel ini selalu berantakan.



3. Alat Tulis
Alat tulis menjadi momok bagi keluarga saya. Terlebih sering hilangnya pulpen di rumah. Entah ketlingsut ataupun diambil anak dan dilempar entah kemana. Jadi, setiap pagi, suami sering menanyakan dimana pulpennya. Dan sekarang untuk tempat pulpen semuanya saya taruh di kaleng.



4. Piring dan Gelas
Sebenarnya bagian dapur ini yang paling kompleks. Tak hanya dengan piring dan gelas, perkakas memasak, ataupun letak kompor. Tapi bagaimana managemen penyimpanan bumbu dan bahan makanan. Jadi, saya fokus dulu pada bagian piring dan gelas karena digunakan sehari-hari.


Seperti inilah hasil konmari saya di bagian pernak-pernik ini. Ada kalanya malas akan menambah beban tenaga di kemudian harinya, untuk itu jangan tunda pekerjaanmu meski hanya sedikit.