Wisata Alam : Air Terjun Montel Kudus

Saat berkunjung ke gunung Muria tak lengkap rasanya jika tak berkunjung ke salah satu wisata alamnya yang ngehits banget sejak zaman dulu. Yup, namanya AIR TERJUN MONTEL.

Air terjun Montel ini berada di kecamatan Dawe kabupaten Kudus, tepatnya berada di desa Colo. Daerah ini lebih terkenal dengan wisata religinya, yaitu makam Sunan Muria atau Raden Umar Said.

Karena letaknya di daerah gunung Muria dan akses jalan terbatas, berliku, dan sedikit menanjak. Jadi, saat hari libur biasanya area jalan menuju Colo agak macet karena rombongan bis para peziarah. Meski jalan agak menanjak, tetapi akses jalan amat nyaman, tak ada lubang jalan, dan pemandangan di kanan kiri jalan tak sepi karena banyak pemukiman penduduk.

Berada di gerbang masuk, akan ada petugas dari dinas pariwisata yang akan menarik retribusi biaya masuk menuju lokasi wisata. Meski lebih terkenal wisata religinya, yang ingin menikmati wisata alam juga dikenakan biaya. Tak terlalu mahal, cukup merogoh kocek sebesar 5 ribu rupiah saja, kita bisa masuk ke kawasan wisata desa Colo ini.

Menuju Air Terjun Montel

Ada dua jalur menuju air terjun montel. Pertama melalui jalan setapak yang berada di samping tempat pemancingan. Dan kedua berada di terusan jalan dari makam Sunan Muria.

Kali ini, saya dan keluarga memilih jalan pertama. Melewati jalanan milik warga desa, akses menuju air terjun cukup aman dan nyaman. Ada jalan setapak yang cukup luas dan jika membawa anak, anak cukup aman saat berjalan atau berlari.  Di sisi sebelah ada tebing dan jurang dan banyak pipa air yang tersambung. Jadi harus ekstra hati-hati saat berjalan, jangan sampai menginjak pipa, karena sambungan pipa bisa terputus dan airnya muncrat. Di sisi jurang pun sudah ada pembatas, meski terbuat dari bambu, tapi lumayan aman buat berjalan bersama-sama. 

Melalui jalan pertama ini, jarak tempuh menuju air terjun tak terlalu jauh, tak sampai 1 kilometer, kita akan menemukan air terjun yang cukup asri. Sambil berjalan menikmati pemandangan alam gunung Muria, saat capek mulai menyerang sudah tersedia bangku pelepas lelah sekaligus bisa dijadikan tempat berfoto yang ciamik. Sayang, di kesempatan kali ini saya tak mengabadikan jalanan dan tempat istirahatnya.

Oya, saat berada di akses menuju air terjun, kita akan ditarik retribusi sebesar tujuh ribh lima ratus rupiah per orang. Dan tiketnya tidak boleh langsung dibuang karena akan diperiksa petugas saat memasuki kawasan air terjun. Meski terbilang lebih mahal dibanding wisata air terjun lainnya di sekitar Kudus, tiket ini juga berfungsi sebagai asuransi keselamatan jiwa saat berkunjung di air terjun Montel.



Mitos Air Terjun Montel

Sejak aku kecil dulu ada mitos yang berkembang jika berkunjung dengan mengajak pasangan (a.ka pacar). Menurut mitos yang berkembang saat itu, jika mengunjungi air terjun montel bersama pasangan, maka setelah berkunjung ke montel akan berpisah (a.ka putus dengan sang pacar). Jadi, dulu di tempat ini jarang dijadikan tempat pacaran oleh para kawula muda yang sedang dilanda virus merah jambu. Mungkin karena perkembangan zaman sekarang, mitos ini lama kelamaan mulai luntur dan sudah banyak para pasangan muda belum halal berkunjung berduaan di tempat ini. 

Air Terjun Montel

Keindahan air terjun ini sudah tak diragukan lagi. Tinggi air terjun yang lumayan dan kolam yang tak terlalu dalam cukup membuat lelah selepas perjalanan terobati. Meski cukup ramai pengunjung yang berasal dari berbagai daerah, suasana asri khas pegunungan tak pernah hilang dari tempat ini.

Bagi yang lapar dan haus selepas perjalanan, banyak warung yang buka di kawasan air terjun ini. Mulai dari mie instan hingga kuliner khas Muria, sate pentol Muria yang harganya murah meriah dan rasanya yang lezat.



Hanya saja di tempat ini tidak tersedia spot foto khas yang menggambarkan air terjun ini ataupun spot foto kekinian dari bambu yanh dihiasi bunga-bunga. Meski begitu, di sini kita bisa berfoto dengan background air terjun yang memanjakan mata.




Pembelajaran dengan Metode Andragogi



Pembelajaran dengan metode andragogi erat kaitannya dengan metode belajar orang dewasa. Seperti arti kata secara harfiah, andro berarti orang dewasa dan agagos yang berarti memimpin. Sehingga dapat diartikan sebagai seni dan ilmu yang membantu orang dewasa belajar.

Diagnosa Kebutuhan Belajar (Learning Needs)

Sebagai seorang yang sudah berkembang menjadi orang dewasa, kita harus bisa mendiagnosa kebutuhan belajar kita. Apa yang sebenarnya kita butuhkan. Sehingga tidak semua yang menarik untuk dipelajari, menarik pula untuk kita pelajari. Selain agar tidak terjadi tsunami informasi karena berbagai ilmu yang telah dipelajari, juga agar kita bisa menjadi seorang ahli di bidang ilmu yang menarik bagi kita.

Dalam kelas bunda sayang, sudah terdapat kurikulum yang tersedia. Kita tinggal mempelajari dan mengaplikasikan ilmu yang ada. Sehingga proses pembelajaran dalam satu kurikulum menjadi terarah.

Merumuskan Tujuan Belajar

Dalam setiap pembelajaran kita harus mempunyai tujuan untuk apa kita belajar. Sehingga ilmu yang kita dapatkan bisa kita terima, aplikasikan, bahkan dapat kita tularkan ke orang lain. Sehingga ilmu yang kita peroleh menjadi ilmu yang bermanfaat.

Dalam kelas bunda sayang, sudah dijelaskan tujuan awal dalam belajar, yaitu untuk mendidik anak lebih baik. Sehingga urusan kita dengan anak menjadi beres.

Juga tujuan belajar di masing-masing materi sudah dijelaskan secara rinci. Seperti di materi "Menumbuhkan Fitrah Seksualitas Anak". 

Mengidentifikasi resources (baik dalam hal manusia maupun material) dalam belajar

Dalam setiap pembelajaran, kita harus mengetahui sumber daya apa yang harus kita siapkan. Seperti waktu yang kita miliki, akses menuju ilmu yang akan kita dapatkan (jika luring, bagaimana transportasi menuju sumber ilmu, jika daring bagaimana medianya, apakah kita bisa mengaksesnya).

Selain itu, kita juga harus siap dengan material yang kita gunakan dalam sistem pembelajaran andragogi. Perlu buku catatankah? Atau bisa dengan catatan yang tersemat dalam gawai.

Dalam kelas bunda sayang sudah dipaparkan sejak awal bahwa yang saya ikuti adalah kelas daring. Sehingga pemanfaatan gawai harus dimaksimalkan, terlebih lagi dalam hal data internet. Yang paling menguras data internet kartu saya adalah saat harus mengunduh file yang lumayan menyedot kuota data internet saya.

Memilih dan Mengimplementasikan Strategi Belajar

Dalam menyerap ilmu yang sudah dimiliki tidak semua orang memiliki cara belajar yang sama. Ada yang bertipe kinestetik, visual, ataupun auditori. Mengimplementasikan strategi belajar tentu saja harus disesuaikan dengan gaya belajar kita. Selain ilmu dapat terserap sempurna, juga akan mempermudah kita dalam hal menyerap ilmu. Sehingga saat kita belajar mata kita terus berbinar-binar karena mengetahui sesuatu yang terkadang dianggap sulit ternyata mudah.

Karena saya cenderung bertipe visual. Pembelajaran melalui diskusi whatsapp sangat membantu saya dalam mengetahui lebih lanjut tentang fitrah seksualitas anak. Terlebih lagi ketika tantangan kali ini membuat review, membuat saya makin berbinar-binar. Karena salah satu cara belajar saya adalah dengan membaca dan menuliskannya kembali menggunakan kata-kata saya sendiri.

Mengevaluasi Hasil Belajar

Setiap proses akan menghasilkan sebuah hasil. Entah itu memuaskan atau kurang. Baik hasil yang memuaskan atau tidak, baiknya kita harus senantiasa mengevaluasinya lebih lanjut.

Hampir sama dengan tantangan level 11 ini. Ada hasil yang lulus tantangan, ada pula yang gagal. Alhamdulillah, kali ini saya berhasil.


Bagaimanapun juga, hasil tidak akan mengkhianati sebuah proses. Apapun metode pembelajaran yang dipelajari, baik metode andragogi, pedagogi, ataupun heutagogi semuanya memiliki plus minusnya.

Sumber:
padepokanmargosari.com

Membangun Kepercayaan pada Diri Anak



Orangtua harusnya memberikan perlindungan dan kenyamanan pada diri anak. Sehingga anak merasa aman dan nyaman saat berada di sisi anak. Anak akan mengenal dekat orangtua, sehingga saat dewasa kelak anak tak menghindar dari orangtua. 

Bonding yang Kuat kepada Anak

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memperkuat ikatan dengan anak. Meskipun banyak cara, tetaplah menggunakan  berbagai cara tersebut semuanya dalam memperkuat bonding anak. Dan untuk memperkuat bonding anak harus dilakukan sejak dini.

1. Menyusui Langsung
Menyusui langsung terbukti dapat memperkuat bonding anak dan orangtua. Meski hanya berlangsung selama 2 tahun, bonding yang dihasilkan akan melekat hingga anak dewasa dan menikah.

2. Menghabiskan Waktu Bersama
Menghabiskan waktu bersama bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Selain untuk memperkuat bonding, menghabiskan waktu bersama juga sebagai stimulus perkembangan anak.

Banyak kegiatan yang bisa kita lakukan bersama anak. Bisa dengan mengikutkan kegiatan kita yang ramah anak. Atau dengan merencanakan kegiatan khusus untuk anak.

3. Reading Aloud
Membacakan nyaring selain untuk menambah kosakata anak, juga untuk mrnambah khazanah pengetahuan anak. Membacakan nyaring juga tak hanya dilakukan saat anak belum bisa membaca. Membacakan nyaring bisa dilakukan orangtua kepada anak saat anak sudah dewasa. Dengan membacakan nyaring ini secara tidak langsung timbul ikatan antara anak dan orangtua.

Memberikan Emosi Positif kepada Anak

Mungkin banyak orangtua yang memiliki emosi naik turun bak roller coaster saat mendidik dan mendampingi anak. Tidak mengikuti emosi akan berdampak positif bagi perkembangan anak hingga anak dewasa.

1. Memberikan Penghargaan
Anak juga ingin diberikan penghargaan atas segala apa yang sudah dicapainya. Tak hanya berupa materi, anak juga membutuhkan motivasi dan dorongan dari orangtuanya. Sehingga secara psikis, anak merasa bahagia dan terlindungi.

2. Menjalin Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang krusial dalam kehidupan anak. Komunikasi yang buruk akan berdampak negatif pada kehidupan anak kelak.

3. Tidak Memaksakan Kehendak
Adakalanya saat menjadi orangtua banyak hal yang ingin kita inginkan dari anak kita. Menuntut mereka agar menjadi seperti yang kita inginkan menjadi kondisi psikis anak menjadi mengkerut. Sehingga anak tidak mengenal siapa diri mereka sebenarnya.

Mendidik anak merupakan sebuah seni. Antara satu orang dengan orang lain tidaklah sama. Menjadi orangtua terbaik bagi anak merupakan hal yang anak inginkan dari kita. Mari bersama-sama menjadi orangtua yang bahagia, sehingga kebahagiaan kita akan tertular kepada anak kita.

Dukungan Pemerintah dalam Pendidikan Seksualitas Anak



Pendidikan seksualitas yang merupakan salah satu program kesehatan reproduksi menjadi salah satu prioritas program pemerintah. Berbagai instansi pemerintah memberikan program kesehatan reproduksi bagi remaja.

Meskipun pemerintah sudah memiliki program, tetap orangtua memberikan stimulus pada anak. Dengan menjadi teman anak yang mengasyikkan bisa menjadi salah satu pemupuk fitrah seksualitas anak di masa remajanya.

Beberapa program pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan seksualitas di antaranya:

1. BKR (Bina Keluarga Remaja)

Program atas kerjasama BKKBN dengan pemerintah desa ini merupakan kegiatan kelompok keluarga dimana orangtua akan mendapatkan informasi mengenai tumbuh kembang, reproduksi sehat, pembinaan anak, pemanfaatan 8 fungsi keluarga, peran orangtua, gerakan pembangunan keluarga sejahtera, dan pengelolaan program BKR.

Program ini bertujuan agar orangtua mendapatkan informasi dalam meningkatkan bimbingan dan pembinaan tumbuh kembang anak secara baik dan terarah dengan bantuan fasilitator dan kader desa. Program ini dapat diikuti oleh orangtua yang memiliki anak usia 6-21 tahun.

2. PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)

Program ini merupakan program untuk remaja yang diampu oleh dinas kesehatan kota/kabupaten yang pelaksanaan diselenggarakan oleh puskesmas.

Program ini memberikan layanan preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif. Kegiatannya meliputi kegiatan konseling yang biasanya ditujukan kepada remaja yang mengalami kehamilan dan konseling kepada remaja yang membutuhkan. Selain konseling, kegiatan PKPR ini juga memberikan informasi kepada remaja tentang kesehatan reproduksi dan ketrampilan hidup sehat.

Selain itu, PKPR yang ada di puskesmas jyga harus memiliki 1 sekolah yang wajib dibina dan menelurkan beberapa konselor sebaya.

Hanya saja, karena jam operasional program ini berada pada jam operasional puskesmas dan tidak bisa dilayani setiap hari, maka akses remaja (terutama yang masih bersekolah) agak sedikit terhambat.

3. PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling-Kesehatan Reproduksi Remaja)

Merupakan program dari BKKBN yang sasarannya adalah remaja. Meskipun dari BKKBN, program ini meluas dan bersinergi dengan beberapa instansi. Bisa dengan pemerintah desa melalui karang taruna, melalui instansi pendidikan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler ataupun adanya konselor sebaya.

Program ini bertujuan untuk memberikan kesadaran sejak dini akan pentingnya pendewasaan usia pernikahan dan menjaga kesehatan reproduksinya sendiri sehingga remaja mampu membentuk sebuah keluarga yang sehat dan berkualitas.

Program PIK-KRR ini memuat triad KRR, yaitu seksualitas, HIV/AIDS, dan NAPZA. Kegiatan ini dilakukan dengan berbagai pendekatan melalui informasi, komunikasi, dan edukasi permasalahan remaja masa kini. Dan tentunya dikemas menarik menurut versi remaja.

4. Kurikulum Mata Pelajaran

Waktu yang dihabiskan oleh para remaja mungkin jika ditilik akan lebih besar berada di sekolah daripada di rumah. Adanya kurikulum yang mendukung pemberian informasi bagi para siswanya akan membantunya dalam memahami peran seksualnya dan fungsi alat reproduksinya.

Berbagai mata pelajaran sudah disisipkan materi seksualitas, HIV/AIDS, maupun NAPZA. Misal, seperti biologi yang menjelaskan secara detail fungsi alat reproduksi dan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dan juga penjasorkes yang lebih memberikan informasi bagaimana siswa menjaga kesehatan fisik dan mentalnya, dengan menjauhi virus AIDS dan ketercanduan NAPZA.

Meski banyak mata pelajaran yang telah disisipkan kurikulum pendidikan seksualitas, akan tetapi banyak siswa yang belum mengerti. Jadi, meski sudah ada pelajarannya, siswa juga harus berperan aktif mencari informasi yang shahih mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas.


Meski banyak program di luar yang akan mendukung pemberian pendidikan seksualitas kepada anak. Seperti beberapa LSM yang konsen dengan kesehatan reproduksi. Misalnya, PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia). Tetaplah orangtua yang harus memupuk fitrah seksualitas anak sejak dini. Karena bagaimanapun, orangtua tidak bisa berlepas tangan setelah anak memasuki jenjang pendidikan sekolah. Meski sudah bersekolah, tetap rumah adalah sekolah bagi anak.

Menyusui dan Menyapih



Menyusui dan menyapih merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Meskipun banyak yang mengatakan bahwa menyusui hanya bermanfaat bagi kesehatan psikis dan fisik anak dan ibu, menyusui pun bisa bermanfaat pada pendidikan ibu kepada anak sejak dini.

1. Menyusui Mengajarkan Anak tentang Jerih Payah

Dengan menyusui, anak akan diajarkan tentang bagaimana bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sehingga saat dewasa kelak, anak mengerti dan paham bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan harus ada jerih payah yang dikeluarkan. 

Menyusui akan membuat anak menjadi kebal dengan gemerlapnya dunia. Secara tidak langsung akan ada antibodi dalam diri anak yang akan terpatri dan melekat sampai anak tumbuh dewasa.

2. Menyusui Mengajarkan Anak pada Pendidikan Seksualitas

Dengan menyusui anak akan belajar tentang kenikmatan saat menghisap ASI.  Di sinilah fitrah seksualitas anak mulai terbentuk.

Selain anak bisa mengecap kenikmatan untuk pertama kalinya. Secara tak langsung, anak juga belajar tentang rasa malu. Ini juga harus melibatkan ibu sebagai pemain utamanya. Ibu harus mengajarkan bagaimana menutup aurat dengan sempurna saat menyusui. Sehingga hanya ibu dan anak yang berinteraksi.

Baca juga: Batasan Aurat Anak

3. Menyusui Mengajarkan Anak pada Adab

Menyusui akan mengajarkan anak tentang adab. Bagaimana cara berpakaian dan terutama bagaimana cara menutup aurat yang seharusnya. Sehingga di usia dewasanya anak sudah memiliki imunitas yang kuat untuk tetap menutup aurat dengan sempurna.

4. Menyusui dan Menyapih Mengajarkan Anak kepada Tauhid

Mengajarkan tauhid adalah hal yang paling utama dalam hidup anak. Melalui menyusui dan menyapih inilah pendidikan tauhid anak yang pertama diterimanya. Sehingga apapun yang akan terjadi pada anak, anak sudah memiliki pondasi yang kuat untuk melangkah.

Pergaulan Anak dan Seksualitas

Pergaulan anak di masa sekarang ini mungkin dirasa sangat terlalu bebas. Akibatnya jika anak kurang bisa menjaga pergaulannya, timbullah berbagai masalah. Misal, narkotika ataupun kehamilan di luar nikah.



Untuk mengantisipasi adanya ancaman pergaulan anak, orangtua wajib mendidik anak dan memberikan informasi yang tepat kepada anak.

1. Menutup Aurat Anak
Mengajarkan untuk menutup aurat anak harus dilakukan sejak dini. Selaib untuk mengenalkan  perbedaan laki-laki dan perempuan. Menutup aurat anak juga mendidik anak agar kelak anak terbiasa dengan pakaian yang dikenakannya. Sehingga anak sudah mengenal identitas seksualnya sejak dini.

Baca juga: Batasan Aurat Anak

2. Memberikan Informasi kepada Anak sebelum Anak Mengalami Haid/Mimpi Basah
Memberikan informasi yang tepat pada anak akan membantu anak saat anak mengalami haid atau mimpi basah. Anak tidak akan merasa ketakutan atau bingung saat fenomena pertama ini terjadi padanya. 

Berikan juga pemahaman kepada anak tentang haid atau mimpi basah dan kaitannya dengan perkembangan organ reproduksi anak. Jangan lupa untuk menginformasikan kepada anak tentang cara mandi wajib yang benar.

3. Mengajarkan Adab Berteman
Bagi anak berteman tidak boleh pilih-pilih. Meskipun begitu, tetapi berikan pemahaman bahwa saat anak sudah baligh, anak harus membatasi pergaulannya dengan lawan jenis.

Mengajarkan untuk selalu menundukkan pandangan mungkin dirasa paling tepat. Terutama saat anak mengalami masa puber dan gejolak cinta sedang menggebu-gebu. Bukan berarti membatasi jumlah teman, tetapi untuk menjaga diri anak.

4. Memupuk Rasa Malu
Malu itu sebagian dari iman (al Hadist).

Sebuah hadist yang menjadi pegangan bagi kita dan anak kita, bahwa kita harus mempunyai rasa malu kepada makhluk Allah dan kepada Allah. Menjaga apa yang diberikan Allah kepada kita dan bertanggungjawab dengan apa yang dimiliki.

Berbagai cara bisa dilakukan, yaitu dengan menutup aurat secara sempurna, meningkatkan keimanan anak, serta menjaga pandangan anak.

Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam mendidik anak.

Pendidikan Seksual Usia Dini

Banyak kasus tentang kekerasan, eksploitasi anak, dan kejahatan seksual pada anak. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan memberikan pendidikan seksual sejak dini kepada anak.

Pendidikan seksualitas pada anak mempunyai harapan agar kelak anak dapat menjaga apa yang menjadi kehormatannya, terlebih bagi anak perempuan.

Orangtua seharusnya tidak apatis dan lebih peduli pada lingkungan dimana anak tinggal. Orangtua harus bersikap aktif dalam memberikan pendidikan seksual pada anak.

Karena kurangnya pengetahuan orangtua menyebabkan orangtua tidak memberikan informasi yang pasti kepada anak, sehingga anak mencari sendiri informasi dan kebanyakan mendapat informasi yang tidak 100% benar.

Pendidikan seksualitas harus didapatkan sejak dini oleh orangtua, sehingga anak tidak mencari sumber informasi yang salah. Peran lembaga pendidikan pun sangat dominan dalam memberikan pendidikan seksual kepada siswanya. Adanya kurikulum yang tersemat dalam mata pelajaran harus diajarkan kepada siswa dan tidak ada yang ditutup-tutupi.