RASA YANG TERPENDAM

Matahari perlahan naik ke tempat peraduannya. Sesekali cahayanya yang berkilau membangunkanku untuk tetap fokus pada tujuan utamaku. Ya, hari ini aku harus lulus ujian skripsi, setelah sekian lama tertunda karena cintaku kembali ke pangkuanNya.

****

Sore itu, aku berkenalan dengannya. Saat orientasi kampus telah usai.
"Hai", sapanya
"Eh, iya. Hai juga", aku kaget disapanya

Dia, kakak angkatanku. Lelaki yang menjadi idola kampusku ini. Lelaki tinggi dengan tubuh yang proporsional, ramah, dan tak galak pada mahasiswa baru sepertiku ini.

"Sendirian, yuk bareng", ajaknya
"Nggak kak, kakak duluan aja. Ini lagi nunggu temen dari jurusan sebelah", jawabku

Tak lama kemudian, sahabatku datang. Yani namanya.

"Aih, lama amat. Sampai jamuran nih", kataku sambil tersenyum
"Maaf neng, tadi tugasnya banyak banget harus nulis apa aja tugasnya nih", jawab Yani

Yani, sahabat terbaikku. Dari SMP aku berkenalan dengannya, dan sampai sekarang kami masih bersahabat. Tiap ada kejadian apa aja kami selalu cerita. Kalau mau tahu aku, tanya Yani. Begitupun sebaliknya.

****

Sudah empat semester, aku belajar di kampus ini. Aktivitas belajar dan berorganisasi aku lakukan dengan tanpa hambatan. Mulus.

Hingga suatu pagi, saat reorganisasi lembaga kampus aku sedang berlangsung. Kak Candra, ketua lembaga kampus ini menyatakan cintanya padaku.

Deg, jantungku berdegup kencang. Tak tahu harus berkata apa. Dan akupun hanya diam saja.

****

Hari berganti hari, tak ku jawab pertanyaannya. Tetapi hubungan kami berdua melebihi sebelumnya. Yang sebelumnya hanya sebatas hanya antara ketua dan sekretaris. Sekarang sudah seperti sepasang kekasih. Bukan sepasang kekasih, tapi hanya teman dekat.

Hingga Yani pun bertanya, "Yes, ngapain kamu cuma diam dengan status kalian seperti ini. Kalau emang suka, yaudah iya-in aja"

Lagi-lagi aku hanya tersenyum kecut.

****

Sampai sekarang memang hidupku aku fokuskan pada kuliah. Karena aku ingin setelah kuliah ini akan melanjutkan lagi ke jenjang lebih tinggi. Itulah impianku.

Hingga kak Candra kini sudah fokus mengerjakan skripsi pun, tiap hari selalu perhatian kepadaku. Tak hanya pesan singkat romantis yang tiap hari aku terima. Terkadang bingkisan lucu yang sering membuatku tertawa pun ia berikan kepadaku. Hingga muncul benih-benih cinta.

Munculnya benih cinta ini masih membuatku terdiam untuk membalas cintanya. Sikapku yang dingin dan cuek tak lantas membuat kak Candra berhenti begitu saja memberikan kejutan menarik.

Sikapnya yang begitu hangat dan tatapannya yang menawan selalu ditunjukkan kepadaku setiap kali kita bertemu. Ya, kita memang sering bertemu untuk sekedar makan bersama di kantin. Atau saat kak Candra mengajakku nonton bioskop.

Begitu perhatiannya dia, tapi tak pernah ku balas kata-kata cintanya. Kak Candra memang tak pernah memaksaku untuk menjawab, "iya". Dia akan selalu menungguku kapanku aku siap untuk menerima cintanya.

****

Hingga suatu pagi, saat kak Candra akan pergi ke kampus untuk ujian skripsi juz. Kejadian malang yang menimpanya tak dapat terelakkan. Motor yang dikendarainya ditabrak sebuah elf yang sedang melaju kencang dari arah berlawanan.

Kaki kak Candra berdarah. Darah mengalir begitu deras hingga kemudian kak Candra pun jatuh pingsan.

Aku, yang sudah dari pagi telah menunggu kak Candra untuk memberikan semangat dan membawakannya sebuah hadiah kecil sebagai ucapan kesuksesannya dalam ujian skripsi. Kemudian menjadi seperti batu saat teman kak Candra memberitahuku bahwa kak Candra tengah tergolek di rumah sakit.

Seketika itu, aku pun langsung menuju rumah sakit. Ku lihat kak Candra tengah terbaring. Wajahnya yang teduh berubah pucat. Ingin sekali aku menyentuhnya. Ah, tak boleh. Dia hanya kakak kelasku, tak lebih, pikirku.

Celakanya, dokter memberitahu bahwa kak Candra mengalami benturan yang keras. Kemungkinan dia koma.

****

Sudah sebulan kak Candra tak juga siuman. Tiap hari aku datang, melihatnya kemudian pulang. Tak lebih dari itu. Aku tak ada keberanian untuk mengungkapkan cintaku padanya. Aku memendamnya hingga saat yang tiba nanti.

Keputusanku untuk memendam rasa ini ternyata berlanjut. Hingga aku mendapat kabar bahwa kak Candra meninggal dunia.

Tangisku pecah.
Kini tak ada lagi perhatian lebih dari kak Candra.
Sudah tak ku lihat lagi raut wajah teduhnya.
Senyumnya yang menawan.
Dan suara yang begitu lembut saat dia memanggilku.


****

Kini, aku telah lulus dan diwisuda. Aku masih teringat kak Candra, aku menangis, teringat kalau ternyata sudah tak ada lagi lelaki ramah itu.

Hidup harus berlanjut,
Kemudian, aku mendaftar kerja di suatu perusahaan. Dan aku lolos.

Keesokan paginya, aku hendak pulang ke rumah. Seperti ku lihat seseorang mirip kak Candra, menghampiriku dan berkata.

" Sendirian, yuk bareng"

Dan dalam benakku berkata, "Tuhan, jangan Kau jadikan lagi kisah ini seperti yang dulu"

#day8
#onedayonepost

Mengenal Nasionalisme

Dulu, zaman saat masih SD ada pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dimana dalam pelajaran tersebut ada pelajaran tentang moral, adab, dan tentang pancasila. Dan cinta tanah air salah satunya. Tetapi, sekarang pelajaran tersebut berubah yang namanya pendidikan kewarganegaraan. Yang isinya tentang teori-teori. Jujur, saat menerima pelajaran ini saya sudah SMA, dan agak memahami lah kalau ini diberikan untuk anak SMA.

Lanjut ke pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang menurut saya lebih cocok diberikan untuk anak sekolah lanjut, bukan dari anak sekolah dasar. Yang menurut saya, untuk anak sekolah dasar lebih diberikan pelajaran untuk dasar dia lebih mengerti adab dan lebih mencintai negaranya.

Hal serupa saya ajarkan ke anak saya. Memang untuk awal saya cenderung memberikan pendidikan tauhid ke anak, sambil berjalannya waktu, saya berikan pula pendidikan pancasila agar kelak dia akan mencintai negaranya, bisa membela negaranya di atas agama Islam.

Memang untuk awal, saya hanya memberikan pendidikan melalui lagu-lagu. Seperti lagu Indonesia Raya dan garuda pancasila. Sambil terus memberikan stimulasi yang lain, seperti saat menonton pertandingan olahraga, dengan meneriakkan In-do-ne-sia.

Cukup sederhana, tapi semoga ini bisa jadi landasan untuk anakku untuk tetap mencintai Indonesia, tanah airnya.

#day7
#onedayonepost

Micin

Hayo, siapa yang kalau masak suka pakai micin?

Micin, yang biasa sering disebut masyarakat adalah golongan penyedap masakan berjenis monosodium glutamat (msg). Micin, si pembuat masakan agar bertambah lezat lazim dipakai untuk menambah cinta rasa masakan, khususnya masakan Indonesia yang terkenal memiliki cita rasa yang kuat.

Sekarang banyak nih penyedap masakan selain yang mengandung MSG, adapula kaldu ayam/sapi yang yang bisa menambah cita rasa masakan agar tetap maknyus.

Tetapi, terkadang banyak rumor yang beredar di masyarakat bahwa micin bisa menyebabkan kebodohan ataupun meninggalnya seseorang karena kanker. Benar tidaknya mungkin tergantung pula cara kita mengkonsumsinya, berlebihan atau sewajarnya.

MSG salah satu zat aditif/bahan tambahan makanan merupakan salah satu sintesis kimia, yang mungkin dapat kita ganti dengan penyedap alami. Misalnya dengan takaran yang pas bisa diganti dengan campuran gula dan garam dalam masakan.

Apapun pilihan kita, mau pakai licin atau pakai penyedap alami, jangan sampai kita melupakan kebutuhan nutrisi kita tiap harinya. Tentu dengan mengkonsumsi makanan gizi seimbang.

Salam sehat

#day6
#onedayonepost

DON'T TEACH ME, I LOVE TO LEARN


Mengenal gaya belajar anak menjadi tantangan kami di bulan ini. Meski belum bisa disimpulkan gaya belajar apa yang paling mendominasi. Masih terus digali, digali, dan digali lagi. Karna sudah menjadi tugas kami untuk tetap mendampingimu nak.

Di usiamu yang kini beranjak 2 tahun, gaya belajarmu memang paling dominan dengan kinestetik. Tapi belum bisa kami simpulkan bahwa gaya belajarmu masuk ke jenis kinestetik. Karna kami menyadari bahwa seusiamu engkau masih belajar secara langsung dengan melibatkan seluruh tubuh dan panca inderamu.

#aliranrasa
#gayabelajaranak
#gamelevel4
#bundasayang
#iip
#kuliahbunsayiip

TENTANG BUKU DAN BBW



Big Bad Wolf atau yang sering dikenal dengan nama BBW. Menjadi salah satu pameran buku import terbesar di Indonesia yang kini hadir di kota Surabaya. Segala macam buku tersedia dan yang paling menakjubkan diskonnya sungguh menguras isi dompet.

Event seperti ini menjadi salah satu agenda belanja buku anak bagi saya. Sudah jadi rencana tersendiri tiap ada BBW ini harus ada buku yang dibeli, meski harus nabung dulu setengah tahun yang lalu.

Bercerita tentang BBW, saya memang tak langsung datang ke TKP alias memakai jasa titip (jastip). Dan saya memakai jastip ini dengan teman sendiri, yang sudah akrab atau teman satu tim Book Advisor.

Ada banyak sekali pertimbangan saat membeli buku lewat jastip ini, terutama tidak mudah kalap saat buku-buku mulai di upload di grup. Target buku yang mau dibeli harus direncanakan, kalau tidak bisa minus saldo ATMnya. Selain itu, membeli buku yang belum saatnya diberikan ke anak pun jadi prioritas saya untuk membeli buku ke anak, kecuali buku limited edition yang kabarnya harga akan naik/sudah tidak diproduksi lagi. Hal semacam ini yang membuat anggaran beli buku harus ada cadangannya.

Lalu, kenapa buku anak saja yang jadi prioritas utama saya saat belanja buku di BBW?

Yah, karna buku di sana berbahasa Inggris, saya agak roaming kalau baca buku luar yang tulisannya agak banyak gitu. Kalau untuk anak masih mending, karna lebih dominan gambar dibanding tulisan.

Ya, intinya sih tetap menjaga keuangan keluarga tetap stabil dan tetap berusaha memberikan nutrisi otak yang terbaik buat anak.

#day4
#onedayonepost

Tempat Memotivasi untuk "One Day One Post"

Pertama kali mendengar ya odop dari teman yang ngeshare informasi pembukaan odop di grup. Lalu, kepo-lah saya tentang odop. Saya buka fanspagenya dan kemudian saya tertarik untuk bergabung.

"One Day One Post" menurut saya adalah tempat dimana kita bisa mengungkapkan ide-ide ataupun pengalaman kita melalui tulisan, dan dimana banyak teman dari berbagai daerah di Indonesia yang saling memotivasi agar tercipta "One Day One Post"

Baru sekitar 8 bulan ini saya mencoba menulis kembali. Meski  tulisan saya masih amburadul, saya tetap memposting tulisan saya melalui facebook dan instagram, dengan harapan ada informasi dan motivasi buat teman-teman di social media. Terkadang pula saya menulis dengan tujuan merefleksikan diri ataupun pelecut untuk terus berusaha belajar dan banyak membaca. Kemudian saya pun kembali menulis di blog meski pula sebagai tulisan bahan tugas di kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Masih terbata-bata pula dalam saya menulis, tapi saya ingat kata senior bahwa menulis butuh latihan, latihan, dan latihan agar terampil dalam mengolah kata.

Melalui komunitas "One Day One Post" ini saya berharap bisa konsisten dalam menulis dan lebih dapat mengembangkan ide-ide saya meskipun terkadang susah diungkapkan lewat kata.

ALIRAN RASA GAME LEVEL 3




Family project menjadi salah satu tantangan besar dalam keluarga kami.

Dimana komunikasi harus terus dilatih guna menjadi komunikasi produktif, ada aksi dan ada reaksinya. Tentunya, reaksi yang diharapkan pun harus reaksi yang positif

Dimana setiap anggota keluarga mempunyai tugas sendiri-sendiri. Dan semuanya diperlukan inisiatif demi kemandirian yang berakhir pada project yang sukses

Karna family project bukan sekedar untuk menyelesaikan suatu tantangan saja

Lebih dari itu,
Family project adalah suatu wadah komunikasi agar lebih produktif. Tak hanya komunikasi ke anak tapi komunikasi ke pasangan  yang punya FoE dan FoR yang jelas berbeda dengan kita

Family project adalah ajang kesolidan sebuah keluarga sebagai satu team. Yang pastinya tujuan utama tak hanya sukses dalam projectnya, tapi bagaimana kita bisa belajar mengenali karakter dan gaya belajar pada masing-masing anggota belajar

Family project adalah sebuah ketercapaian dimana anggota keluarga mendapatkan stimulasi berbagai kecerdasan, mulai dari kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, dan kecerdasan menghadapi tantangan

Karna semua yang ada dalam kegiatan family project adalah tantangan, yang harus diselesaikan bukan dibiarkan berlarut-larut