Kesan Membaca : 35 Kisah Terbaik Rasulullah dan Sahabat

Sepuluh hari ada ada tantangan menarik dari RCO batch 2, yaitu membaca buku sejarah, buku bahasa selain bahasa Indonesia, dan kumpulan puisi. Awalnya saya memilih buku sejarah kesehatan Indonesia, karena bukunya tebal dan harus dengan konsentrasi penuh saat membaca akhirnya saya putuskan memilih buku anak yang berjudul "35 Kisah Terbaik Rasulullah dan Sahabat".



Buku milik anak saya ini merupakan buku cerita berima dan hard cover. Jadi saya tidak perlu khawatir bagian cover rusak ataupun robek, dengan bagian dalam berupa kisah Rasulullah dan sahabat lengkap dengan ilustrasinya. Bagian dalam buku dominan dengan warna putih, abu-abu, hitam, dan kuning. Meski bukan full colour, tapi tak membosankan untuk membaca buku ini. Ditambah ukuran font yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, buku ini ramah untuk dibaca dewasa atau oleh anak yang baru saja belajar membaca.

Buku yang ditulis oleh Anis SN ini bercerita kisah Rasulullah dan Sahabat Rasul yang syarat akan makna dan ibroh yang bisa diambil bersama anak-anak kita. Bahasanya ringan, dimulai dari pengenalan sahabat Rasul di kisah yang menceritakan sahabat Rasul membuat kita tahu ternyata yang bernama sahabat Ali bin Abi Thalib, anak pertama yang masuk islam. Ataupun kisah Halimatus Sa'diyah, ibu susu dari Rasulullah.

Gaya bahasa yang ditampilkan khas gaya bahasa anak-anak. Ringan dibaca dan isi ceritanya terstruktur dengan baik. Model cerita dengan rima seperti pada buku ini biss untuk dibacakan kepada anak mulai dari 0 tahun. Dengan membacakan nyaring kepada anak sejak dini dapat menstimulasi anak sejak dini dan mengembangkan ketrampilan berbahasa anak.

Buku terbitan Al Kautsar Kids ini tidak terlalu panjang dalam satu kisahnya dan cocok untuk menemani anak ketika hendak tidur.

#tantanganRCO

Adab sebelum ilmu, ilmu sebelum amal



Kejadian di awal bulan ini yang menimpa pak guru Budi sangatlah tragis, dimana ada seorang murid yang tega menghakimi gurunya sendiri hanya lantaran karena kesal pipinya dicoret dengan cat air, hingga guru tersebut meregang nyawa. Potret tragis untuk pendidikan di Indonesia, dimana adab sudah tidak nampak lagi melekat di generasi muda Indonesia.

Adab sebelum ilmu

Seharusnya menjadi hal pertama yang wajib dipahamkan oleh anak. Bahkan sebelum anak tersebut memperoleh ilmu selanjutnya. Saat usia dini, memahamkan pentingnya adab haruslah dimulai. Bisa memulainya dengan tiga kata ajaib, maaf, terima kasih, dan tolong. Sederhana memang. Ketiga hal inilah yang menjadi pondasi anak menjadi generasi yang beradab.

Menginjak usia anak pra sekolah, anak lebih tinggi diajarkan tentang adab. Bagaimana adab menghormati orangtua dan orang yang lebih tua darinya. Karena masa ini merupakan masa dimana anak umumnya lebih banyak bersosialisasi dengan keluarga. Hingga saat anak memasuki bangku pendidikan formal, memjadi sangat penting untuk mengajarkan adab dengan ilmu, pendidik, dan adab diri sendiri ketika akan menuntut ilmu.

Mengikhlaskan Diri

1. Meluruskan niat, bersihkan niat dalam hati kita untuk menuntut suatu ilmu semata2 demi meningkatkan derajat kemuliaan hidup, maka mencari ilmu dengan cara2 yg mulia.

2. Mengosongkan kepala dengan ilmu2 yang telah kita pelajari sehingga memiliki rasa ingin tahu yang besar.

3. Fokus dan percaya diri terhadap ilmu yang sedang kita cari

4. Belajar mendengarkan dengan sepenuh hati ketika ilmu disampaikan

5. Ikhlas dengan menghilangkan dendam dan luka lama sehingga kita bisa tulus dalam ilmu demi kerahmatan semesta bukan untuk kepentingan tertentu.

Cara agar kita bisa ikhlas antara lain : 
Dengan melakukan tazkiyatun nafs dan latih terus menerus. Hilangkan semua dendam yang dirahmati Sang Maha Guru, Pemilik Ilmu.

Hati yang tidak bersih ketika menuntut ilmu bisa diibaratkan dengan orang yang mau makan, tapi tangannya kotor, maka bisa dua-duanya, langsung makan tanpa cuci tangan dengan resiko sakit perut. Atau menunda nafsu makannya dulu, untuk mencuci tangan sebentar, baru makan.
Menuntut ilmu juga sama, ketika pikiran sedang penat, sedang malas, maka lebih baik, switch terlebih dahulu ke pikiran jernih, dan semangat, baru menuntut ilmu.
Jangan sampai menuntut ilmu dijadikan pelampiasan rasa, jadinya kita tidak dapat apa-apa selain rasa yang sesaat hilang.

Bergegas dalam mencari ilmu

Bergegas dalam menuntut ilmu bisa diumpamakan menjadi yang pertama. Dalam sebuah hadist, "berlomba-lombalah dalam kebaikan"

Karena menuntut ilmu merupakan suatu kebaikan. Meskipun berlomba di sini bukan dimaksudkan dengan bersaing dengan yang lain, tetapi berlomba untuk mendapat ilmu. Dan pastikan bahwa semua kewajiban kita sudah tertunaikan dahulu, termasuk meminta ridho dari keluarga.

Menempatkan Sumber Ilmu di Tempat yang Layak

Membiarkan buku berserakan, tidak menempatkan di tempat yang layak merupakan suatu tindakan yang kurang beradab bagi sumber ilmu. Apalagi jika yang ditempatkan dengan kurang layak adalah sebuah kitab suci.

Adab menggandakan sebuah buku untuk literasi belajar antara lain dengan meminta ijin ke penerbit atau penulisnya jika hendak difotokopi atau diperbanyak dan sebaiknya buku yang kita miliki adalah yang asli meskipun bekas. Karena ada penulis buku yang hanya hidup dari royalti buku yang ditulis

Untuk penerbit yang melarang adanya memperbanyak isi buku tanpa izin tertulis, berarti penerbit/penulis tidak mengijinkan diperbanyak secara ilegal. Jika dalam buku tidak tercantum disclaimer, diharapkan untuk menanyakan ke penerbit. Bisa kontak melalui web. Karena bagaimanapun, keberkahan ilmu yang didapat tergantung dari ridha dimana ilmu itu didapat. Dan prinsip dalam melakukan pencarian ilmu itu bertujuan mendapatkan kemuliaan, maka carilah dg cara-cara yang mulia.

Tidak mempercayai berita 100%

Cara menerima informasi yang belum diketahui kebenarannya apakah itu hoax atau fakta adalah dengan menerapkan prinsip Skeptical thingking yaitu

Tidak mudah percaya 100% berita yang masuk dengan menyetting rasa tidak percaya di otak sebelum menemukan kebenarannya

Menanyakan, bukan mempertanyakan kebenaran dari sumber yang valid dengan menanyakan ke pembuat berita darimana berita tersebut bersumber dan jika berhubungan dengan lembaga sebaiknya dikroscek. Jika ternyata berita tersebut tidak benar atau hoax maka kita boleh menegur tapi bukan di hadapan umum demi menjaga kemuliaan pembawa berita

Sumber:
Materi 1 Matrikulasi IIP batch 5
Diskusi peserta matrikulasi batch 5 SJS

Yang Ibu Butuhkan Saat Musim Penghujan Tiba

Wilayah Indonesia yang terletak di garis katulistiwa membuat Indonesia mengalami dua musim, musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau identik dengan kebingungan para petani padi karena sawah mengering dan butuh ekstra tenaga dan biaya untuk mengalirkan air ke sawahnya. Sedangkan musim penghujan, identik dengan para ibu yang kebingungan karena banyak aktivitas yang menghambat pekerjaan domestiknya.

Berikut hal yang paling ibu butuhkan saat musim penghujan tiba:

1. Suplemen Makanan
Musim penghujan, dimana curah hujan tinggi dan angin bertiup kencang. Berbagai masalah kesehatan pun timbul, mulai dari masuk angin, flu karena seringnya kehujanan, diare saat datang banjir, dan banyak permasalahan lain yang tentu akan menggangu kinerja ibu dalam menjalani pekerjaan domestiknya sehari-hari. Akibatnya, pekerjaan domestik menjadi terbengkalai, bahkan anak suami menjadi tak terurus.

Salah satu cara mencegahnya adalah dengan pemberian suplemen makanan. Tak harus membeli suplemen makanan yang harganya mahal. Bisa menikmati makanan dengan gizi seimbang pun bisa menjadi cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit.

2. Sinar Matahari
Musim penghujan menjadi sangat bermasalah bagi ibu yang mencuci pakaiannya menggunakan tenaga tangannya. Sinar matahari yang intensitasnya tak menentu, ditambah lagi hasil perasan yang tak sempurna membuat cucian menjadi lama kering.

Adanya sinar matahari menjadi salah satu jalan satu-satunya agar cucian lebih cepat kering, tidak berbau apek, dan tidak berjamur.

3. Baju Baru
Karena cucian menumpuk dan tak lekas kering. Salah satu cara untuk bisa memakai baju tanpa kepikiran cucian yang tak kering adalah membeli baju baru. 😁

Karena musim penghujan membutuhkan banyak baju, apalagi saat sering keluar rumah, baju menjadi basah dan harus ada ganti baju yang lain.

4. Stok Makanan
Musim penghujan membuat tubuh enggan keluar rumah. Apalagi di saat hari-hari penuh dengan hujan berintensitas tinggi. Rasanya mager, tak ingin kemana-mana selama musim penghujan.

Padahal selama musim penghujan, tubuh membutuhkan asupan energi agar tubuh tetap hangat dan fit. Sehingga saat musim penghujan dan mager kemana-mana, salah satu yang paling utama dibutuhkan adalah stok makanan dalam jangka waktu yang cukup panjang. 😂

5. Kewarasan
Bagaimanapun seorang ibu paling membutuhkan yang namanya kewarasan. Entah apapun yang dilakukan yang penting happy. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh para ibu, terutama kegiatan yang bisa dilakukan di rumah tanpa harus kehujanan di luar. 

[Book Review] Membacakan Nyaring



Judul Buku   : Membacakan Nyaring
Penulis          : Roosie Setiawan
Penerbit        : Noura ( PT Mizan Publika)
Tebal Buku   : viii + 127 hlm
Tahun Terbit: September 2017 (Cetakan ke-1)
ISBN                : 978-602-385-275-8

Memberikan asupan bagi anak tidak melulu dengan memberikan makanan bergizi seimbang. Menstimulasi dengan berbagai macam kegiatan pun menjadi salah satu cara kita mengasah pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan umurnya. Di 1000 hari pertama anak merupakan masa emas dalam memberikan stimulasi yang akan berkembang setelah anak berusia lebih dari dua tahun. Di 1000 hari pertama kehidupan anak dimulai saat masih berada dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.

Buku "Membacakan Nyaring" ini berisi tentang cara mengasah ketrampilan literasi bayi berumur 0-24 bulan dan mengembangkan literasi usia dini, yaitu ketika anak masih berada dalam kandungan. Terbukti bahwa dengan membacakan nyaring dapat memaksimalkan perkembangan otak dan merangsang imajinasi bayi, mempererat ikatan orangtua dan bayi, melatih daya ingat dan konsentrasi, melatih kemampuan mendengar dan berbicara, dan menanamkan kecintaan membaca sejak dini.
Dalam buku ini dijelaskan tahap ketrampilan literasi anak, yang meliputi:
1. Tahap mendengar (0-2 bulan)
2. Tahap mengamati (2-4 bulan)
3. Tahap bergumam (4-8 bulan)
4. Tahap berceloteh (8-12 bulan)
5. Tahap membuat kata (12-18 bulan)
6. Tahap mengucapkan kalimat (18-24 bulan)
Di dalam buku juga  dijelaskan tentang perkembangan bayi sesuai tahapannya, pilihan kegiatan bersama bayi, dan cara memulai dan mengakhiri stimulasi membaca bersama bayi disertai tantangannya.

Buku yang disajikan full colour ini menampilkan dengan apik tahapan membacakan nyaring bagi bayi, yang mana banyak diantara ibu-ibu menundanya hingga anak bisa membaca. Padahal dari manfaat yang bisa kita petik sangatlah banyak. Penggunaan bahasa yang ringan dan mudah dipahami tidak membuat buku ini berat dibaca, sehingga untuk melakukan praktek langsung kepada bayi sangat mudah diaplikasikan.

Tak hanya ringan dibaca untuk para ibu. Adanya contoh buku dan contoh gambar mempermudah ibu dalam memberikan dan menyediakan buku yang sesuai dengan tahapan umur bayi.  Contoh gambar bisa langsung dipraktekkan bersama anak. Kertas berwarna, lebih dominan gambar dibanding tulisan membuat bayi bisa melihat dan ikut membaca buku ini. Hanya saja, karena kertas dalam buku ini gampang sobek, harap berhati-hati saat bayi mengeksplor buku ini.

Secara umum, buku ini sangat rekomen bagi para ibu yang ingin mencetak seorang  pejuang literasi.

Ikon Wisata Jepara: Jepara Ourland Park

Jepara Ourland Park atau yang lebih dikenal dengan nama JOP menjadi salah satu destinasi wisata yang layak dikunjungi saat berada di kota ukir, Jepara. Dan JOP ini merupakan wisata bahari terbesar dan terlengkap di Jawa Tengah.

baca juga : Sindu Kusuma Edupark


Jepara Ourland Park


Berdiri di lahan seluas 11 ha, JOP mampu menampung pengunjung sebanyak 20.000 pengunjung. Desain arsitektur yang bertema istana Eropa dan Timur Tengah ini menyedikan berbagai macam wahana permainan, mulai dari anak-anak hingga dewasa dengan jam buka setia

Si Jambul, si icon JOP

Berlokasi di desa Mororejo kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara, saat menuju JOP dapat ditempuh kurang dari 10 km dari pusat kota. Meskipun berlokasi di sebuah desa, akses menuju lokasi pun sangat mudah dicapai karena kondisi jalan yang sangat bagus dan sudah ada papan penunjuk jalan menuju lokasi wisata ini.

JOP dibuka saat ulang tahun kota Jepara pada tanggal 10 April 2016. Menyedikan berbagai macam wahana permainan dan water sports. Dan di dalam JOP ini juga tersedia berbagai fasilitas pendukung lain  untuk liburan keluarga.

Peta Lokasi Wahana di JOP

Hanya dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 60.000,00 (weekday) dan Rp 75.000,00 (weekend), kita bisa menikmati kolam renang dan fasilitasnya (pelampung dan ban renang), akses masuk ke pantai Mororejo, dan berbagai wahana permaian (flying elephant, kereta mini mall, kora-kora). Sedangkan untuk wahana outbond, wahana air (banana boat, jetski), berkunjung ke pulau Panjang, dan JOP airlines (pesawat terbang JOP) dikenakan biaya tambahan.

Berbagai fasilitas pun disediakan di JOP, ada mushola, tempat bilas, toilet, gazebo, dan loker barang. Untuk gazebo dikenakan biaya sewa sebesar Rp 100.000,00 dan loker dikenakan biaya Rp 10.000,00 per loker. Selain itu disediakan pula restorant, stand mie sedap, dan cafe yang dapat melepaskan lapar dahaga setelah bermain-main di JOP.

JOP Airlines
Dengan uang sebesar Rp 20.000,00 kita dapat masuk ke pesawat yang berada di depan gedung utama di JOP. Terdapat empat buah simulator untuk menerbangkan pesawat terbang yang dapat dimainkan selama 10 menit.

Simulator JOP Airlines

Kolam Renang
Ada tiga jenis kolam renang di JOP ini, yaitu:
1. Kiddy Pool
Kolam renang yang berada paling dekat dengan pintu masuk ini diperuntukkan untuk anak-anak. Dengan kedalaman antara 0-50 cm, anak-anak pun dimanjakkan dengan berbagai perosotan, ember tumpah, dan istana dengan berbagai boneka patungnya. Uyntuk anak di bawah 6 tahun, diharapkan tetap didampingi orangtuanya ya.

Kiddy Pool di Sisi Sebelah Kanan


2. Lazy River
Pintu Masuk Lazy River

Kolam dengan bentuk seperti sungai memutar dan merupakan wahana kolam renang yang paling luas dibanding dengan yang lain. Dengan kedalaman air antara 100-120 cm menjadi kolam renang yang diperuntukkan bagi semua keluarga.

Lazy River


Di sini ada perosotan yang lumayan memacu adrenalin. Cukup dengan menaiki tangan di lantai 2 dan lantai 3, kita bisa menikmati wahana seru pemacu adrenalin di JOP.

baca juga : Air Terjun Dong Paso

Yang Seru di JOP


3. Olympic Pool
Kolam dengan kedalaman 150 cm ini diperuntukkan bagi yang sudah mahir berenang. Terletak di belakang lazy river dan di dekat pantai, membuat kolam renang ini terlihat sangat tenang dan patut dicoba bagi yang ingin berlatih menghadapi perlombaan renang.

Olympic Pool


Wahana Permainan Anak
Banyak wahana permainan anak yang ditawarkan. Ada gokart, flying elephant, kora-kora, kereta api mini.

Flying elephant


Pantai Mororejo
Kondisi pantai yang tenang dan ada berbagai wahana air yang ditawarkan seperti berlayar ke pulau Panjang, banan boat, jetski. Untuk bisa menikmati wahana air tersebut dikenakan biaya mulai dari 20 ribu hingga 110 ribu.

Kondisi pantai saat ombak besar


Fasilitas Pendukung Lainnya
Ada berbagai macam fasilitas yang ditawarkan di JOP ini. Ada resto, cafe, stand mie sedap, minimarket yang akan memanjakan lidah pengunjung saat lapar dan dahaga menyerang setelah berenang.

Restoran di JOP


Selain itu, ada toko oleh-oleh souvenir sebagai buah tangan setelah berkunjung di sini. Bagi ibu menyusui tak perlu khawatir karena sudah disediakan ruang menyusui yang terletak di bawah tangga masuk JOP.

Ruang Menyusui


 Fasilitas lain seperti gazebo, loker, dan sepeda disediakan dengan tarif yang sudah tersedia.

Secara keseluruhan, JOP termasuk tempat wisata yang recomended saat kita berkunjung di Jepara. Bisa untuk wisata bersama anak. Lokasi yang masih asri, dengan banyaknya persawahan dan dekat dengan pantai membuat kita bisa melepaskan penat setelah lama beraktivitas.

Untuk masuk tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman dari luar. Jadi siap-siap merogoh kocek lebih untuk bisa berlama-lama di JOP. Selain itu, untuk biaya sewa gazebo yang lumayan mahal, bagi yang membawa keluarga besar harap siap dengan uang tambahan.


Mengapa Anak Tidak Bisa Membaca?

Di usia menjelang anak akan menapaki tingkat pendidikan dasar, ada kegelisahan dari para orangtua yang akan memasukkan anaknya ke sekolah dasar. Apalagi jika sekolah yang akan ditujunya mensyaratkan anak harus bisa calistung (baca, tulis, dan hitung). Kepayahan orangtua karena anak tidak diajarkan calistung saat duduk di TK/PAUD, membuat orangtua harus memberi tambahan pelajaran ataupun mendelegasikan tugas mengajari calistung ke anak melalui sebuah lembaga ataupun les privat.

Memang untuk membuat anak bisa membaca lebih mudah dibanding membuat anak suka membaca

Tapi kenyataannya tidak semua kemampuan anak untuk bisa membaca bisa disamaratakan. Saya mempunyai murid dengan beragam latarbelakang, dan hanya satu yang sama yaitu umur yang berdekatan. Tetapi, kemampuan membaca mereka pun berbeda-beda. Ada yang cepat tanggap, ada yang susah mengenali huruf.

Tapi di balik semua itu, setiap anak mempunyai kelebihan sendiri-sendiri

Lalu, bagaimana jika saat anak saya sudah menjalani pendidikan dasarnya tapi masih kesulitan untuk membaca?

Dalam istilah dikenal dengan nama disleksia, suatu spesifik disability yang berkaitan dengan neurologi. Dimana karakteristik anak yang terkena disleksia adalah kesulitan secara akurat dan atau mengenal kata secara lancar dan buruknya kemampuan pengucapan dan mengurai kode. Kesulitan di sini bermakna sulit dalam kemampuan kognitif dan memahami instruksi kelas. Sehingga ada konsekuensi yang harus dihadapi, yaitu permasalahan bahasa akan menjadi sangat komprehensif dan orangtua harus mereduksi pengalaman baca yang dapat memperkaya kosakata dan ilmu pengetahuan anak.

Karakteristik secara umum:
1. Kesulitan dalam membaca kata-kata
2. Kesulitan mengkode kata yang tidak familiar
3. Kesulitan membaca lantang
4. Kesulitan dalam pengucapan

Sedangkan kesulitan membaca adalah:
1. Segmentasi, blending, memanipulasi suara dengan kata (fonem)
2. Kesulitan menamakan huruf-huruf dan mengasosiasikannya dalam suara
3. Menyimpan informasi tentang suara dan kata dalam memori (memori fonologi)
4. Menyebutkan berulang kali nama dari obyek, warna, atau huruf dari alfabet yang dikenali

Lihatkan perkembangan anakmu sesuai dengan tahap usianya. Jadikan masalah menjadi tantangan. 

Sumber:
Kuliah Whatsapp "Diskusi Emak Kekinian" dengan Judul "Anak dengan Disleksia" oleh Firnasyifa

Rumahku, Sekolahku

Rumah, menjadi salah satu dasar paling pokok dalam perkembangan anak. Mengasah, mengasuh, dan mengasihi anak dimulai dari rumah. Karena rumah merupakan perwujudan peradaban pertama manusia.

Sekolah pertama anak adalah rumah
Rumah menjadi tempat perkembangan dan pendidikan anak yang pertama. Mulai dari anak lahir, anak telah menjadi murid kesayangan orang tuanya. Anak akan mengalami perkembangan-perkembangan yang tentu saja ada stimulasi dari orangtuanya hingga perkembangan anak menjadi kian bertambah.

Rumah pula menjadi sarana anak mendapatkan kebutuhannya, mulai dari kebutuhan sandang dan kebutuhan pangan yang telah disediakan oleh orangtuanya. Dan nantinya anak akan belajar mandiri dalam pemenuhan kebutuhannya sendiri.

Orangtua adalah guru pertama
Apapun posisi dan peran orangtua di ranah publik, kewajiban orangtua tetaplah menjaga amanah dariNya untuk tetap mendidik dan merawat amanahNya. Meskipun orangtua sibuk di luar rumah, orangtua tetap harus mendampingi anak hingga anak memasuki usia aqil baligh (15 tahun). Sosok orangtua tidak boleh hilang sepanjang masa mendidik anak. 

Bukan tugas ibu saja dalam merawat dan mendidik anak, ayah memegang andil yang cukup besar dalam proses pendidikan anak di dalam rumah. Bagi anak perempuan, jadilah cinta pertama untuk anak perempuanmu. Untuk anak laki-laki, jadilah penguatnya.

Dalam perannya di dalam rumah, ibu memang lebih banyak perannya dibanding oleh seorang ayah.

Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya

Tetapi, tugas ayah dalam pendidikan anak pun sebenarnya lebih besar dibanding dengan peran ibu. Jika ibu adalah guru anak di dalam rumah, maka ayah adalah kepala sekolahnya. Layaknya seorang kepala sekolah, ayah harus mempunyai visi dan misi keluarga yang jelas untuk menyusun kurikulum pendidikan bagi keluarga.

Inside out, bukan outside in
Pendidikan anak bukanlah pendidikan yang menjejalkan (outside in) keinginan orangtua kepada anak. Tetapi menggali fitrah anak, sehingga anak menjadi manusia seutuhnya saat memasuki usia aqil baligh.

Menahan keinginan orangtua kepada anak agar anak menjadi apa yang dimau orangtua tanpa melihat fitrah perkembangan anak akan merusak fitrah anak sejak dini.

Sumber:
Materi Matrikulasi HeBAT