Mencari Tempat Berbuka Puasa dengan Keluarga



Keluarga merupakan orang terdekat dan orang yang mengerti tentang kehidupan kita. Adakalanya di bulan Ramadhan ini bagi yang jauh dari keluarga ingin sesekali merasakan buka bersama dengan keluarga. Nah, jika merasa bosan buka bersama di rumah. Boleh nih mencari tempat buka puasa di luar. Nah, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan jika berbuka puasa dengan keluarga di luar rumah:

Cari Tempat Makan

Hal pertama yang harus dilakukan pastinya mencari tempat makan dong ya. Bisa di rumah makan, lesehan, ataupun kedai fast food. Usahakan untuk memilih tempat makan yang menunya cocok di lidah keluarga.

Booking Tempat Terlebih Dahulu

Agar proses buka bersama keluarga berjalan lancar. Ada baiknya booking tempat makan terlebih dahulu sebelum datang di tempat. Dengan booking tempat, akan mempermudah kita untuk mencari tempat duduk tanpa harus menghabiskan waktu untuk mencari tempat makan yang kosong.

Pilih Tempat Makan yang Nyaman 

Tempat makan yang nyaman bukan berarti tempat makan yang memiliki harga menu yang setinggi langit. Kenyamanan tempat makan tergantung pada pilihan keluarga masing-masing. Bisa memilih tempat makan yang menyediakan lesehan, ataupun tempat makan yang menggunakan kursi dan meja untuk menyantapnya.

Pilih Tempat yang Menyediakan Tempat Ibadah 

Waktu berbuka puasa sangat identik dengan waktu Maghrib. Meskipun berbuka di luar, ada baiknya memperhatikan ibadah sholat maghrib agar tidak ketinggalan waktunya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat buka bersama di luar adalah mencari tempat makan yang menyediakan ruang ibadah ataupun jika memilih makan lesehan, usahakan letaknya yang dekat dengan tempat ibadah.

Utamakan Ibadah Bukan untuk Bersenang-Senang

Terkadang berbuka puasa bersama menjadikan kita lalai dengan ibadah kita. Terlebih ketika berbuka puasa bertepatan dengan waktunya shalat magrib, agar ibadah shalat magrib kita tidak terlewatkan, ada baiknya untuk tidak melalaikan ibadah sholat magrib yang dilanjutkan dengan ibadah sholat isya dan sholat tarawih setelahnya.

Nah, itulah hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berbuka puasa dengan keluarga. Kalau kamu biasanya buka puasa bareng keluarga dimana?

Make Up Natural Saat Lebaran



Lebaran menjadi momen spesial untuk bertemu dengan sanak saudara, teman, ataupun kolega. Untuk menunjangnya, bisa lah dengan menggunakan make up saat lebaran. Tapi, bagi yang tak ingin terlihat seperti memakai make up yang tebal, bisa nih memiliki look natural. Berikut ini tips make up natural saat lebaran

Jangan Lupa untuk Menghidrasi Kulit

Agar make up lebih menempel dan tahan lama di wajah kita. Jangan lupa menggunakan toner dan moisturizer sebelum mengaplikasikan make up. Bagi pengguna face mist, bisa juga mengaplikasikan sebelum make up ataupun setelah make up agar make up tak cepat luntur.

Gunakan Sunscreen

Lebaran identik dengan berjalan keluar rumah. Agar kulit wajah terlindungi dari sinar UV A ataupun UV B, jangan lupa untuk menggunakan sunscreen yang cocok untuk wajah kita.

Pilih Warna Foundation atau Bedak yang Sama dengan Skintone ataupun yang Lebih Gelap

Agar make up tak terlihat bold ataupun skintone wajah terlihat lebih putih. Gunakan foundation yang sama dengan kulit wajah. Foundation yang lebih terang atau tak sesuai dengan skintone wajah akan membuat wajah berubah menjadi lebih abu-abu. Jika menggunakan foundation ataupun BB Cream /cushion dengan warna yang lebih terang di kulit, agar tidak nampak wajah keputihan, gunakan bedak dengan warna lebih gelap dari skintone wajah.

Gunakan Salah Satu : Eyeliner ataupun Maskara

Agar terlihat natural. Pilih salah satu make up eyeliner ataupun Maskara. Sebisa mungkin hindari untuk menggunakan eye lash, agar make up terlihat lebih natural.

Eye shadow dengan Warna Nude

Pilih eye shadow dengan warna nude ataupun eye shadow dengan warna yang sesuai dengan warna hijab ataupun baju yang dipakai 

Gunakan Kontur

Agar tampilan make up terlihat lebih natural, gunakan kontur wajah agar wajah terlihat lebih tirus tapi tetap natural.

Rapikan Alis

Agar tak terlihat acak-acakan, rapikan alis dengan eye brow.

Tidak Terlalu Banyak Menggunakan Blush On

Blush on akan membuat wajah terlihat lebih segar. Jika terlalu banyak menggunakan blush on ataupun blush on yang digunakan terlalu pigmented, akan membuat tampilan make up terlihat lebih tebal.

Gunakan Highlighter agar Make Up Terlihat Lebih Glowing

Bagi yang suka look wajah lebih glowing, aplikasikan highlighter ke wajah. Terutama di bagian tulang hidung, dagu, dan tulang pipi.

Gunakan Lipstik Nude atau Ombre Lipstik

Gunakan lipstik atau lipcream dengan warna nude. Bagi yang suka menggunakan lip tint pilih warna lip tint yang mendekati warna bibir. Bagi yang bibirnya ingin terlihat lebih segar, bisa mengontrol lipstik nude dengan lipstik bold.

Gunakan Make Up dengan Hasil Matte

Menggunakan make up dengan hasil matte (terutama untuk kulit yang berminyak) akan membantu make up lebih natural dan terhindar dari make up yang seperti berkilang minyak.

Balita Puasa?



Usia di bawah 5 tahun merupakan usia emas dalam kehidupan manusia. Usia ini menjadi masa emas dari fitrah keimanan yang harus dipupuk dan distimulasi sejak dini. Salah satu cara untuk menumbuhkan fitrah keimanan anak di bulan Ramadhan adalah dengan mengenalkan dan melatih anak berpuasa.

Tips berpuasa untuk anak kecil memang tidak bisa secara langsung diterapkan. Tetapi harus dilatih dan dipahaminya tentang ibadah puasa.

Ibadah puasa Ramadhan menjadi salah satu rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh umat muslim di dunia. Nah, berhubung bulan Ramadhan menjadi bulan dimana umat muslim berpuasa, ada baiknya juga mengenalkan dan mengajarkan anak balita berpuasa.

Beberapa tips mengenalkan balita berpuasa untuk memupuk fitrah keimanannya adalah:

Tidak Tidur Terlalu Malam

Ada kalanya anak meminta tidur terlalu malam. Segera kondisikan anak untuk segera tidur. Beri beberapa stimulasi yang menjadi kebiasaan anak akan tidur. Bisa dengan dongeng, membacakan buku, dan hindarkan anak dari paparan gadget sebelum tidur. Ketika anak tidur tidak terlalu malam akan membuat anak lebih mudah bangun ketika waktu sahur.

Membangunkan Anak Saat Sahur

Meskipun anak belum wajib berpuasa, membangunkan anak saat sahur akan melatih anak untuk terbiasa bangun pagi dan menanamkan kerinduan anak pada bulan Ramadhan. Bangunkan anak dengan kasih dan cinta, sehingga anak semangat untuk ikut melakukan sahur.

Tidak Membiarkan Anak Makan di Depan Umum

Salah satu cara melatih anak berpuasa di bulan Ramadhan adalah dengan cara menghormati orang lain yang berpuasa. Caranya dengan mengajak anak ke dalam rumah untuk makan dan tidak membiarkan anak jajan ataupun makan di luar rumah.

Setiap keluarga memiliki visi misi yang berbeda dengan keluarga yang lain. Alangkah baiknya mengajarkan balita berpuasa disesuaikan dengan visi misi keluarga dan kemampuan pemahaman anak mengenai apa itu puasa.

Memang pada dasarnya, balita berpuasa belum diwajibkan oleh syariat. Tetapi dengan mengajarkan balita berpuasa sejak dini akan menanamkan fitrah keimanan anak, sehingga saat berumur 7 tahun kelak anak sudah siap dan paham tentang arti puasa.



Aplikasi yang Sering Dibuka Saat Ramadhan



Beragam aplikasi tersedia di Playstore yang dapat diunduh secara gratis ataupun berbayar. Selain mempermudah beragam aktivitas sehari-hari, penggunaan aplikasi Android juga bisa berfungsi sebagai hiburan menunggu waktu berbuka. Nah, di Ramadhan kali ini saya sering banget buka hape sambil menanti buka puasa, ada beberapa aplikasi yang digunakan selama Ramadhan ini.

Media Sosial



Media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Telegram menjadi aplikasi medsos yang sering saya gunakan. Selain untuk berkomunikasi, terkadang aplikasi tersebut juga sebagai hiburan saat mager.

TroveSkin



Di Ramadhan kali ini saya berkesempatan mencoba tantangan Ramadhan #OlayXTroveSkin. Nah, Ramadhan kali ini saya dapat 2 produk Olay yang harus dicek kondisi kulit menggunakan aplikasi TroveSkin. Selain itu, aplikasi ini juga ada beberapa kuis berhadiah, rekomendasi skincare, dan beberapa info menarik lain tentang dunia kecantikan.

YouTube



Sebelum tidur biasanya saya sering membuka YouTube. Berhubung mendapat kuota unlimited YouTube tak mau dianggurin dengan sia-sia kan.

Google



Sebagai mesin pencarian, Google menjadi aplikasi yang sering saya buka setiap saat. Selain itu, menulis blog ini saya juga lebih nyaman menggunakan website dibandingkan dengan versi aplikasinya.

Muslim Pro



Aplikasi ini menurutku cukup lengkap. Selain ada pengingat adzan, terutama adzan Maghrib yang sering telat, ada beberapa menu dzikir dan Al Qur'an yang bisa dibuka kapanpun.

Edit Foto



Untuk menunjang blog dan kiriman instagram, saya menggunakan aplikasi edit foto PicsArt dan Canva. Hanya saja Ramadhan ini saya lebih sering menggunakan Canva karena lebih mudah untuk menjadi template gambar.

Alarm



Agar tak kesiangan bangun buat masak sahur, pastinya alarm harus terus disetel. Meski terkadang sempet gak denger bunyi alarm, karena adanya pengulangan alarm cukup membantu biar masih ada waktu masak.

Aplikasi Belanja



Saya seorang ibu yang lebih sering belanja melalui online. Di Ramadhan ini ada banyak sekali aplikasi belanja yang menawarkan promo yang aduhai bikin kalap. Nah, salah satu aplikasi belanja yang saya gunakan adalah Shopee. Karena di Ramadhan ini ada promo Big Sale Ramadhan Shopee dengan gratis ongkir minimal 0 rupiah. Lumayan banget juga para sellernya juga bikin promo yang bikin saya puas. Salah satu yang bikin saya puas banget karena saya menemukan makanan kucing 1 kg yang dijual dengan harga 10 ribuan.

Game



Terkadang sambil menanti buka puasa, saya sering memainkan beberapa game yang sebenarnya cukup menguras otak. Tapi entah mengapa setelah main game bukannya lapar tapi malah bikin ketagihan.

Review : 30 Hari Berburu Berkah



Judul Buku    : 30 Hari Berburu Berkah
Penulis           : Zaim El Mubarok
Penerbit         : Mashun
Tebal Buku    : viii + 184 hlm; 20,5 cm

Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan Rahmat. Di bulan ini, umat muslim di seluruh dunia diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan. Agar semakin berkah, maka ada beberapa amalan puasa yang harus dilaksanakan agar ibadah puasa di bulan Ramadhan semakin berkah. 

Dalam buku ini dijelaskan adanya keutamaan Ramadhan, khutbah Nabi menjelang Ramadhan, dan yang spesial adanya langkah-langkah selama 30 hari berburu keberkahan. 

Hari 1   : Mencari keberkahan
Hari 2   : Bulan penuh Rahmat
Hari 3   : Bulan penuh ampunan
Hari 4   : Menahan haus dan lapar
Hari 5   : Bersedekah kepada fakir miskin
Hari 6   : Birrul walidain
Hari 7   : Menyayangi yang lebih muda
Hari 8   : Menjaga hubunganny keluarga/ persaudaraan
Hari 9   : Menjaga lisan
Hari 10 : Menjaga pandangan dari yang diharamkan Allah
Hari 11 : Menjaga pendengaran dari yang diharamkan Allah
Hari 12 : Mengasihi anak yatim
Hari 13 : Bertobat kepada Allah
Hari 14 : Senantiasa berdoa kepada Allah
Hari 15 : Mohon ampun/istighfar
Hari 16 : Bersujudlah dengan baik
Hari 17 : Memberi makan kepada yang berbuka puasa
Hari 18 : Membahayakan akhlak di bulan Ramadhan
Hari 19 : Meringankan beban sesama
Hari 20 : Menahan kejelekan pada bulan Ramadhan
Hari 21 : Memuliakan anak yatim
Hari 22 : Menyambung tali silaturahim
Hari 23 : Bahaya memutuskan tali silaturahmi
Hari 24 : Mendirikan solat fardhu
Hari 25 : Menjalankan sholat sunah disampingnya solat fardhu
Hari 26 : Memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad SAW
Hari 27 : Membiasakan qiraat Al Qur'an di bulan Ramadhan
Hari 28 : Sebab dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka
Hari 29 : Dibelenggunya setan
Hari 30 : Menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah

Dibuku ini sangat gamblang dijelaskan beragam amalan puasa yang akan membantu kita menggapai keberkahan. Sehingga setelah Ramadhan, amalan di bulan Ramadhan tetap melekat di bulan-bulan berikutnya. Tak hanya dijelaskan mengenai sebab-sebabnya saja, tetapi juga dituliskan ayat Al Qur'an dan beragam kisah sahabat Nabi yang akan membuat iman kita semakin kuat.

Hanya saja dalam buku ini tidak ada pemisah antar sub bab, sehingga ketika ingin menemukan tema yang dimaksud harus berulang kali membuka daftar isi.


Cerita Mudik



Mudik menjadi salah satu tradisi menjelang lebaran menuju kampung halaman. Mudik menjadi semacam pelepas rindu kepada keluarga setelah setahun merantau ataupun mencari penghasilan yang layak untuk keluarga. Tak jarang ketika mudik tiba, banyak oleh-oleh yang harus dipersiapkan untuk dipersembahkan kepada keluarga.

Beberapa orang mungkin merasakan nikmatnya mudik. Mencari tiket kendaraan yang terjangkau jauh-jauh hari sebelum Ramadhan. Bahkan beberapa ada yang berburu mudik gratis yang disediakan oleh beberapa instansi ataupun perusahaan di ibu kota. Jalanan pun terus diperbaiki hingga masa mudik tiba, sehingga para pemudik dapat menikmati mudik dengan aman dan selamat sampai tujuan.

Jika tahun-tahun kemarin pernah diributkan oleh masalah banyaknya pemudik yang meninggal di jalan, sekarang mungkin lebih banyak diributkan oleh tiket pesawat yang cukup mahal. Terutama bagi masyarakat luar pulau Jawa yang ingin melakukan mudik ke tanah Jawa. Alternatif lain adalah menggunakan kendaraan kapal. Hanya saja kendala lama di perjalanan mungkin menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan, mengingat mudik dilakukan ketika orang tengah berpuasa. Meskipun begitu, musafir diperbolehkan untuk tidak berpuasa bukan?

Nah, saya sendiri bukanlah golongan dari orang-orang yang harus mudik ke kampung halaman. Karena selama ini lebih dekat dengan orang tua. Bahkan ketika kuliah pun, jarak tempuh kampus dengan rumah hanya memakan waktu maksimal 2 jam perjalanan. Hal ini tentu saja tidak pernah memberatkan saya, lha wong terkadang saya pun nglaju dari rumah ke kampus.

Tapi menariknya, meskipun jarak rumah dengan kampus lumayan dekat. Perjalanan pulang ke rumah cukup menyenangkan. Terlebih jika bertemu dengan teman yang tengah melakukan mudik. Ya, karena kendaraan umum yang ada hanya bisa dengan kapasitas sekitar 30 orang. Maka tak jarang ketika saya pulang ke rumah harus berdiri selama kurang lebih 1,5 jam.

Salah satu cerita mudik yang tak pernah aku lupain saat mudik dulu adalah ketika saya naik bis di menjelang petang dan bus dalam keadaan penuh, saat itu saya tak dapat tempat duduk dan harus berdiri sampai rumah. Di tengah perjalanan, ada seseorang yang sengaja melempari batu ke kaca bis. Saat itu kaca bagian samping terkena lemparan batu dan seketika pecahan kaca berceceran di bangku penumpang. Memang tak ada yang luka sih dan saat itu bis melanjutkan perjalanan karena penumpang penuh dan tak menghiraukan si tersangkanya. Saat itu agak deg-degan juga sih saya dan ingatan tentang mudik kali itu masih membekas.

Ramadhanku Saat Kecil



Ngomongin tentang Ramadhan saat masa kecil, Ramadhanku dulu sebenarnya tak ada yang istimewa. Seingatku dulu saat SD, Ramadhan full sekolah libur dan tugasnya diminta belajar kelompok keliling. Ya, zaman dulu Ramadhan masih di musim penghujan, tepatnya di bulan Januari yang tiap hari pasti hujan. So pastinya tiap mau belajar kelompok harus bawa payung.

Hari-hari pun berjalan seperti biasa. Puasa dan tarawih. Dan senangnya aku dulu, dapat jajan setelah tarawih. Jadi setelah tarawih bisa dimakan dulu jajannya karena perut sudah keroncongan. Selepas buka puasa pun yang paling aku suka banyak orang jualan jajan yang lewat depan rumah. Dan salah satu jajan favoritku adalah es tung-tung, sejenis es krim tradisional dengan rasa kelapa yang bikin nagih. Dan es krim yang dijual bebas dari pemanis buatan, jadi aman dimakan tiap habis buka.

Selain itu, ada sebuah tradisi premanan atau pasar Ramadhan yang digelar di desa tetangga. Zaman dulu sepanjang jalan tersebut ramai dipakai orang berjualan. Ada yang jualan baju, tas, sepatu, mainan, makanan, boneka, dan lain sebagainya. Ada juga pasar malam yang banyak sekali wahananya. Dan tiap dari sana pasti belinya arum manis.

Dan sekarang tradisi tersebut masih ada. Hanya saja lebih banyak penjual makanan jadi, takjil, Snack dibanding dengan perlengkapan lain. Pasar malam kayak bianglala sekarang pun tak ada. Ini karena adanya kebijakan dari desa yang tak memperbolehkan tim bianglala tersebut tampil. Mungkin karena perawatan setelah adanya bianglala selama sebulan itu lebih banyak dibandingkan dengan uang sewanya kali ya. Karena tak hanya sampah yang bertebaran, rumput lapangan pun menjadi rusak dan tak lagi berwarna hijau.

Salah satu hal yang paling kuingat adalah berjalan bareng-bareng setelah tarawih ke tempat premanan. Meskipun biasanya jam 9 malam tempat tersebut sudah sepi, tapi jika ada premanan bisa sampai tengah malam, bahkan saat malam lebaran biasanya full buka sampai pagi dan setelah itu selesai. Dan sekarang tak ada lagi anak yang berjalan menyusuri jalanan tersebut. Jika dulunya jalanan tersebut penuh dengan orang tanpa boleh membawa kendaraan, kini sudah tak ada lagi pejalan kaki dan berganti dengan kendaraan ringan. Sangat disayangkan juga sih. Apalagi sekarang lebih banyak pedagang makanan, kalau sering terkena asap kendaraan dan dikonsumsi pasti akan berdampak juga kan untuk kesehatan?

Nah, inilah Ramadhan masa kecilku. Kalau cerita Ramadhanmu seperti apa? Share ya