Upaya Pelestarian Hutan Melalui Adopsi Hutan



Di saat musim kemarau biasanya kita akan disuguhkan dengan berita kebakaran hutan yang menimbulkan bencana polusi udara hingga ke negara tetangga. Selain dapat menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan, kebakaran hutan juga mengancam kelangsungan populasi flora dan fauna yang ada. Tentunya, hal ini perlu ditangani secara bersama-sama agar keanekaragaman hayati yang ada di hutan tetap lestari.

Saya pun merasa miris terhadap kebakaran hutan yang setiap tahunnya melanda hutan-hutan di Indonesia. Parahnya, kondisi ini juga dirasakan oleh penghuni hutan tersebut. 

Ditayangkan di channel YouTube Panji Petualang, Panji yang merupakan seorang pecinta reptil pernah melakukan vlogging di sebuah hutan yang tidak disebutkan nama daerahnya. Di hutan tersebut ternyata ada sumber api yang membakar pepohonan dan daun-daun kering yang ada di tanah. 

Mirisnya, meskipun secara langsung yang terdampak ada flora tersebut, ternyata fauna yang ada di hutan tersebut pun terkena dampaknya. Dalam vlog tersebut ada ular yang dehidrasi karena kondisi yang teramat panas, ditambah di hutan tersebut sumber air sangat jarang dengan kondisi daerah yang sudah mengalami kekeringan.

Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi kita untuk bisa melestarikan flora dan fauna yang ada di hutan. Adopsi hutan menjadi salah satu cara kita untuk bergotong royong mengembalikan fungsi hutan sebagaimana mestinya.

Hutan, Aset Kehidupan

Di tahun 2019 menjadi tahun yang kelam bagi hutan Indonesia. Adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hampir melanda di seluruh hutan di Indonesia. Dilansir dari liputan6.com, hutan yang terbakar di seluruh wilayah Indonesia mencapai 857 hektar.

Kejadian ini tentunya menjadi pembelajaran bagi kita. Apalagi hutan memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Penyebab karhutla sendiri diduga karena cuaca yang sangat panas. Selain itu, ulah manusia yang sengaja membakar hutan juga menjadi pemicunya.

Proses deforestasi banyak terjadi, karena lahan yang semakin sempit. Tak hanya untuk membuka pemukiman masyarakat, sebagian besar malah dipakai untuk perluasan perkebunan. Ah, andai mereka tahu dampak yang terjadi.

Tak hanya untuk menyimpan cadangan air dan membuat bumi hijau saja, keberadaan hutan diperlukan. Lebih jauh dari itu, dalam hutan tersimpan beragam flora dan fauna yang sangat kaya. 

Karena adanya deforestasi inilah, populasinya menjadi semakin menurun. Tak hanya karena diburu, beberapa mati karena tidak mampu hidup karena peristiwa karhutla ini. Beberapa spesies bahkan terancam punah. Miris memang, tapi inilah yang terjadi. Jika kita tidak menjaga hutan sejak sekarang ini, spesies tersebut tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya anak cucu kita hanya bisa memandanginya melalui gambar.

Adopsi Hutan, Cara untuk Menjaga Kelestariannya

Manusia hidup di muka bumi merupakan seorang khalifah. Tak hanya untuk memimpin diri sendiri saja, tetapi juga harus menjaga kelestarian alamnya.

Dokumentasi Pribadi (Wana Wisata Sreni, Jepara)

Memang banyak cara yang bisa kita lakukan. Salah satu caranya adalah dengan menjaga hutan agar tetap hijau. Selain bisa membuat bumi tetap hijau dan terhindar dari pemanasan global, menjaga hutan juga sama artinya dengan menjaga berbagai flora dan fauna yang hidup di dalamnya.

Meski kita tidak bertempat tinggal di sekitar ataupun dekat dengan hutan, kita pun bisa ikut menjaga kelestariannya dengan cara adopsi hutan.

Adopsi hutan merupakan suatu bentuk gotong royong untuk menjaga hutan beserta seluruh keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. 

Hutan tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah maupun masyarakat yang berada di sekitar hutan. Tetapi, kita juga memiliki peran yang penting dalam menjaga kelestariannya.

Beragam cara bisa kita lakukan untuk bergotong-royong melestarikan hutan. Terlebih pada tanggal 7 Agustus kemarin merupakan Hari Hutan Indonesia, dimana kita sebagai warga negara Indonesia perlu bergotong-royong dalam menjaga hutan dan isinya.

Dengan bersama-sama melakukan adopsi hutan, maka kita semua telah bergotong-royong dalam upaya pelestarian hutan. Bukan hanya kita saja yang akan memperoleh manfaatnya, tetapi kita juga turut berupaya dalam menjaga populasi flora dan fauna yang ada di dalam hutan.

'Tilik' dan Budaya Jawa



Bu Tedjo dalam film indie 'Tilik' kini menjadi perbincangan yang hangat di kalangan para pengguna media sosial. Menjadi trending di beberapa media sosial, tokoh Bu Tedjo menjadi ikonik bagi para emak-emak yang natural dan banyak ditemui di sekitar kita.

Alur cerita dalam film ini disuguhkan secara mengalir dengan jalan cerita yang mirip dengan aktivitas ibu-ibu sehari-hari. Tak hanya jalan ceritanya saja yang menarik, pemeran tokoh pada film ini juga benar-benar seperti nyata di kehidupan sebenarnya.

Berkisah tentang perjalanan untuk mengunjungi Bu Lurah yang tengah terbaring sakit di Rumah Sakit ini memiliki cerita yang unik. Para ibu yang berbondong-bondong mengunjungi rumah sakit ini mulai kasak-kusuk dalam perjalanannya. Meski hanya menaiki truk bak terbuka, suasana khas ibu-ibu kalau kumpul pun sangat terasa.

Hingga kemudian, Bu Tedjo memulai pembicaraannya untuk mengghibah salah satu warga desanya. Ternyata, jika hal tersebut juga ditimpali oleh ibu yang lain dan menjadi semakin panas karena beberapa ditunjukkan buktinya oleh Bu Tedjo.

Mengenai Kebiasaan Ibu-Ibu

Dalam film ini ternyata hampir sama kenyataannya dengan kondisi ibu-ibu yang sedang berkumpul bersama. Ketika sudah ada yang mengompori, ternyata banyak tanggapan beragam yang ditunjukkan. Dan ternyata hal ini juga terjadi di film 'Tilik' ini.

Meski dalam film ini hanya disajikan kurang lebih 30 menit saja, ternyata isi dalam film mencerminkan sikap sehari-hari kita. Apalagi yang namanya ibu-ibu kumpul pasti ada bumbu-bumbu yang membuat obrolan semakin panjang kali lebar.

Tak hanya urusan untuk ghibah saja yang menarik dalam film ini. Adanya solidaritas antar ibu pun cukup menarik untuk dijadikan pembelajaran. Apalagi jika ada yang sedang kesusahan, maka para ibu yang lain akan siap membantu.

Yang paling menarik dari film ini adalah saat truk yang dikendarai terkena tilang karena melanggar aturan lalu lintas. Bukan ibu-ibu jika tak ada cara yang unik untuk bisa lolos dari tilang. Nah, bisa dilihat ya filmnya? Pasti bikin ngakak.

Tentang Tilik

Tilik atau menjenguk dalam Bahasa Jawa menjadi salah satu budaya masyarakat yang masih melekat hingga sekarang. Meski beberapa orang kini lebih banyak yang menjenguk secara pribadi, budaya 'tilik' bersama-sama ini juga masih terjaga di beberapa daerah.

Salah satu hal yang menarik dalam budaya ini adalah mengenai persiapan pemberangkatan. Jika banyak yang bingung karena untuk meng-handle banyak orang sudah, budaya 'tilik' bisa dijadikan panutan.

Dalam budaya ini akan langsung terealisasi dengan cepat, karena metode 'getok tular' masih populer. Sehingga, meski direncanakan di pagi hari, maka bukan tak mungkin siangnya sudah bisa terlaksana.

Budaya ' tilik' juga menandakan masyarakat masih memiliki empati terhadap sesama. Meski kondisi kekurangan, jika ada warganya yang sakit, maka bisa langsung dijenguk tanpa harus memikirkan kondisi yang lain.

Nah, apakah budaya ini masih ada di daerahmu?

Bijak dan Cerdas Bermedia Sosial di Era Digital



Di zaman yang sekarang ini, seringkali kita mendengar pemberitaan mengenai kasus remaja yang terkena pidana akibat tindakan absurd-nya. Mungkin terdengar menggelikan bagi kita. Tetapi, justru aktivitas tersebut membuat para remaja tertantang untuk melakukan hal yang sama, hanya untuk membuat trending dan popularitas semata.

Selain karena adanya krisis idealisme remaja, perkembangan teknologi juga menjadi alasan untuk tetap tampil eksis. Apalagi, sekarang sudah banyak media sosial yang bisa digunakan sebagai ajang untuk tampil lebih populer. Kondisi ini tentunya perlu diluruskan. Apalagi kini banyak predator seks yang mengancam generasi muda melalui dunia digital.

Tanggal 14 Agustus 2020 lalu, saya berkesempatan mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Webinar ini mengusung tema "Mengisi Kemerdekaan dengan Postingan Positif" dengan narasumber, Kang Maman Suherman, Teh Ani Berta, dan Mbak Amy Kamila.



Media Sosial di Indonesia
Indonesia menjadi negara keempat dunia yang pengguna internetnya terbesar di dunia. Hal inilah juga yang mendasari kenaikan pertumbuhan media sosial dengan signifikan setiap tahunnya. 
Lemahnya literasi digital masyarakat Indonesia secara tak langsung berpengaruh pada masyarakat. 

Penggunaan media sosial di Indonesia sendiri sangat dipengaruhi oleh postingan para warga net yang cukup bebas dan sulit terkendalikan. Maka tak heran, banyak kasus pelecehan seksual, kecelakaan, hingga bunuh diri akibat penggunaan media sosial yang tak terkendali.

Maka dari itu, penguatan pengetahuan dan kemampuan literasi diperlukan untuk membudayakan postingan positif untuk Indonesia yang lebih maju. Hal ini tentunya harus dimulai dari diri sendiri sebagai upaya mengisi kemerdekaan Indonesia yang sudah susah payah diperjuangkan oleh para pahlawan nasional.

Cara Membuat Postingan Positif


Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan membuat postingan yang positif. Dengan adanya postingan positif yang telah kita buat, secara tidak langsung akan membuat orang lain terpengaruh dan bisa merasakan hal positif yang sudah kita ungkapkan.

Membuat postingan positif bukanlah hal yang sulit. Dengan mengasah daya kreativitas yang kita miliki sesuai dengan minat diri akan menghasilkan suatu karya yang unik. Dengan inilah kita bisa menjadi kreator yang membumikan semangat positif pada para audiensnya. Nah, berikut ini langkah yang bisa digunakan untuk membuat postingan positif.

1. Ide

Postingan yang positif tentunya harus dimulai dengan sebuah ide. Ide ini sendiri bisa didapatkan darimana pun. Jika masih buntu menemukan ide, cara paling mudahnya adalah dengan melihat yang ada di sekeliling dan adanya konflik atau masalah.

2. Alasan

Untuk membuat suatu postingan yang positif, pastinya kita membutuhkan alasan mengapa konten tersebut dibuat. Sebaiknya, untuk membuat postingan tersebut kita memulai dengan kebermanfaatan dari postingan yang dibuat.

3. Alur

Dalam membuat suatu postingan, ada baiknya untuk tidak memikirkan benar/salah ataupun akan trending/tidak. Yang terpenting dalam membuat postingan adalah selesai dan pembuat bertanggung jawab atas postingan yang sudah dibuat.

4. Media

Postingan yang dibuat sebaiknya sudah ditetapkan akan dipublikasi di media sosial mana.

Tips Membumikan Postingan Positif


Perkembangan media sosial yang sangat pesat di Indonesia membuat banyak penggunanya menjadi terlena dengan sikap konsumtifnya. Hal ini membuat perilaku sedentary menjadi gaya hidup sehari-hari dan menjadi kurang produktif dalam mengembangkan ide.

Padahal dengan waktu yang dimiliki, seharusnya bisa menjadi peluang untuk menggali ide dan dikembangkan menjadi sebuah postingan. Nah, agar waktu yang dimiliki tidak sia-sia, niat untuk menjadi lebih produktif harus dimantapkan. Dan jika perlu mencari komunitas untuk mengembangkan diri.

Maraknya postingan yang tidak bertanggungjawab ini juga memicu penyebaran berita bohong di masyarakat. Bahkan, ketika mendekati waktu pemilu, adanya berita bohong mudah sekali menyebar. Agar tidak termakan provokasi, ada baiknya untuk mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.

Membumikan postingan positif juga diperlukan untuk mengawal informasi yang beredar di masyarakat. Sepatutnya untuk memberikan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan dan ada baiknya dilengkapi dengan sumber yang dapat dipercaya.

Postingan positif juga lebih banyak dikaitkan dengan memberikan edukasi pada masyarakat. Terlebih sekarang media sosial banyak dijadikan acuan informasi terpercaya dari masyarakat. Agar tidak menimbulkan bias informasi, sebaiknya postingan yang dibuat memuat unsur edukasi dan tidak menyesatkan masyarakat.

Untuk membuat postingan yang edukatif, kita bisa ambil yang sesuai dengan minat kita sendiri. Misalnya, memberikan tutorial, tips, ataupun refleksi ilmu yang pernah didapatkan. Selain itu, jika kita mendapatkan suatu ilmu darimana pun, kita bisa memberikan wawasan yang sudah diperoleh kepada masyarakat.

Darurat Literasi 


Minimnya postingan positif yang ditemukan di media sosial menjadi pertanda rendahnya kemampuan literasi. Terlebih, minat baca di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Padahal, sejarah Indonesia mencatat Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan bangsa Indonesia mampu menginspirasi negara lain dalam bidang peningkatan pendidikan.

Untuk meningkatkan kemampuan literasi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Cara ini kemudian bisa disingkat dengan 5R:

1. Read 

Dengan membaca, wawasan kita menjadi lebih berkembang dan untuk bisa membuat postingan positif juga menjadi lebih banyak ide. Bahkan, Rasulullah diperintahkan untuk membaca dulu sebelum berdakwah kepada kaumnya.

2. Research

Melakukan riset perlu dilakukan untuk membuat postingan yang berkualitas. Melakukan riset bisa dilakukan dengan hal yang kecil, seperti membuat polling.

3. Reliable

Dalam membuat postingan diusahakan untuk tidak membuat sedikit kesalahan. Untuk itulah harus banyak membaca dan melakukan riset.

4. Reflecting

Membaca, wawancara, ataupun berdiskusi bisa memperkaya sudut pandang. Inilah yang diperlukan untuk membuat postingan positif dari berbagai sudut pandang, sehingga bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

5. wRite

Jika sudah memiliki ide, maka tulislah.

Membuat postingan positif sebenarnya bisa dilakukan oleh siapapun. Buatlah ide dari lingkungan sekitar dan bagikan kepada pendengar, agar bisa lebih bermanfaat untuk orang lain.

Upaya Mengenal Diri Sendiri, Merdeka Belajar


Setengah tahun ini adakah yang merasa kebingungan harus mengajar anak sendiri di rumah?

Meski saat pandemi covid-19 ini sistem pembelajaran diganti menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tetapi, beberapa orang tua banyak yang mengeluhkan bingung dan stres menghadapi tugas sekolah anak, terutama untuk orang tua yang memiliki anak usia SD.

Pada dasarnya sendiri, sistem pembelajaran di sekolah lebih banyak menguntungkan bagi anak dengan gaya belajar visual maupun auditori. Berbeda dengan anak yang cenderung memiliki gaya belajar kinestetik, ruangan kelas menjadi batas yang mengekang proses belajarnya.

Adanya pembelajaran jarak jauh seharusnya menjadi kesempatan bagi orang tua untuk menggali lagi diri anak mengenai gaya belajar hingga kecenderungan minat bakatnya. Terlebih bagi anak usia SD, momen ini agar dimaksimalkan karena menjadi masa emas untuk fitrah bakatnya.

Dengan belajar di rumah, sejatinya menjadi momen untuk merdeka belajar. Dalam artian, anak bebas menentukan metode belajar yang diinginkan hingga mengeksplorasi beragam kegiatan yang sesuai dengan minatnya.

Hanya saja, bagi anak yang masih mengikuti sekolah di lembaga formal harus mengikuti kurikulum dan materi yang diberikan oleh gurunya. Meski begitu, anak bebas menentukan bagaimana caranya belajar dengan tetap memperhatikan capaian belajar yang sudah ditentukan sekolah.

Berbeda bagi anak yang menjalani homeschooling, meski adanya libur sekolah karena pandemi covid-19 tidak akan menjadi hambatan. Sistem pembelajaran yang diterapkan masih sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan sendiri dengan tetap memperkaya aktivitas untuk anak.

Bagi orang tua siswa yang ingin memerdekakan belajar anak meski harus menjalani sistem pembelajaran jarak jauh di sekolah, ada beberapa tips yang bisa diterapkan.

  • Eksplorasi materi yang diberikan

Saat PJJ biasanya anak tetap mendapatkan materi pembelajaran dari guru. Meski begitu, biasanya materi yang diberikan hanya sekilas dan anak harus belajar secara mandiri.

Kondisi ini yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu konsep dari merdeka belajar. Anak bisa mengeksplorasi materi yang diberikan sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

Misalnya, saat belajar konsep gravitasi bumi. Jika anak bergaya belajar visual bisa diperlihatkan video mengenai gravitasi bumi yang ada di YouTube. Untuk anak bergaya belajar auditori bisa didongengkan. Sedangkan untuk anak yang cenderung kinestetik bisa diajak praktik melempar bola ke atas.

  • Tidak terpacu dengan diktat materi

Untuk mengembangkan kreativitas anak, ada baiknya untuk mengembangkan materi yang harus dicapai. Dengan melihat standar kompetensi yang diberikan, mengembangkan materi bisa dilakukan bagi anak yang benar-benar minatnya ada di mata pelajaran tersebut.

Pengembangan materi ini bisa saja dengan melatih secara lebih mendalam dengan soal-soal pengayaan. Selain itu, juga bisa meningkatkan materi yang diberikan satu tingkat di atasnya.

  • Menjadikan belajar serasa bermain

Belajar di rumah selayaknya anak juga harus belajar dengan cara yang menyenangkan. Meskipun pelajaran yang sedang dipelajari anak merupakan pelajaran yang serius. Misalnya saja, eksakta. Orang tua bisa berdiskusi ataupun bermain perumpamaan. Seperti bermain monopoli untuk melatih logika matematika anak.

Dengan belajar seperti halnya bermain akan membuat anak memiliki kesan mendalam terhadap proses belajar anak. Selain itu, kegiatan bermain sekaligus belajar ini juga lebih cepat diserap anak dibanding jika anak harus belajar dengan buku setiap harinya.

  • Memperbanyak aktivitas yang disukai anak

Meskipun anak harus tetap mengikuti kurikulum sekolah dan harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, waktu yang banyak dihabiskan anak di rumah ini bisa dimanfaatkan untuk mengasah bakat dan minat anak.

Hal ini tentunya harus dengan pendampingan oleh orang tua. Dan sebaiknya orang tua juga berdialog dengan anak mengenai kegiatan apa yang ingin dilakukannya.

  • Mendampingi anak saat belajar

Meskipun anak belajar mandiri di rumah, tetap harus ada pendampingan dari orang tua. Dengan adanya pendampingan dari orang tua, bonding anak menjadi lebih kuat. Selain itu, orang tua juga bisa mengetahui potensi anak dan keinginan belajar oleh anak.

Dengan memerdekakan cara belajar anak, secara tidak langsung kita sebagai orang tua juga menuntun anak untuk lebih mengenali dirinya sendiri. Selain itu, dengan tumbuhnya fitrah bakat anak, di saat dewasa kelak anak akan lebih mudah untuk menentukan jenis pekerjaan yang diinginkan. Bahkan ketika harus menjalani career break jika menjadi pilihannya.


Artikel ini diikut sertakan minggu tema komunitas Indonesian Content Creator.

MPASI Homemade vs MPASI Instan, Mana yang Lebih Baik?


Semakin berkembangnya teknologi ternyata banyak sekali media info yang bisa kita gunakan, termasuk salah satunya adalah penggunaan media sosial. Tetapi, ternyata jika tidak digunakan dengan bijak, media sosial bisa menjadi pemicu keretakan hubungan pertemanan bahkan persaudaraan. Hmmm....

Harusnya sih, semakin banyak ilmu yang kita dapet, pengetahuan juga makin bertambah. Tentulah, harusnya sih ya adab bermedia sosial perlu dikedepankan.

Tetapi, ternyata malah semakin banyak perseteruan di media sosial hanya karena salah satu isu. Nah, yang paling banyak disoroti oleh mamah-mamah muda adalah topik-topik yang bersinggungan dengan mom war.

Topik ini banyak sekali yang memperdebatkan. Mulai dari melahirkan normal vs melahirkan SC, working mom vs fulltime mom,  ASI vs sufor, MPASI homemade vs MPASI Instan, hingga pemilihan gendongan dan banyak yang menjadi tim A, tim B, ataupun tim-tim lainnya.

Saya sendiri sebenarnya heran, mengapa hal tersebut masih sering diperdebatkan hingga masa sekarang. Sepertinya memang topik ini tak ada yang pernah bosan membahas hingga memperdebatkannya.

MPASI Homemade vs MPASI Instan

Topik ini memang banyak sekali yang memperdebatkannya. Padahal yang harusnya dilakukan adalah mendalami ilmu mengenai MPASI dibandingkan hanya mempersoalkan debat kusir ini.

Salah satu topik ini memang berbeda dengan yang lain. Terlebih, ilmu MPASI ini selalu berkembang dengan banyaknya riset kesehatan yang dilakukan oleh para mahasiswa, akademisi, hingga para peneliti kesehatan.

MPASI Homemade

MPASI homemade atau MPASI rumahan sebenarnya yang lebih dahulu diperkenalkan orang tua di zaman yang perkembangannya masih belum secanggih sekarang. Membuat bubur untuk anak dulunya dilakukan hanya menggunakan tungku dengan cara mengaduk-aduk hingga beras berubah menjadi bubur.


Contoh Menu MPASI Rumahan (DokPri)

Nah, metode ini pun kini banyak yang masih menggunakannya. Bedanya, kini sudah banyak yang menggunakan slow cooker untuk menghemat tenaga. Meski begitu, bubur rumahan pun masih bisa dibuat menggunakan kompor. Dan saya lebih suka menggunakan kompor, karena sekalian untuk memasak sarapan dibandingkan dengan harus menyiapkan bahan di malam sebelumnya.

Beberapa orang berpendapat, bahwa MPASI homemade lebih sehat dibandingkan dengan MPASI instan. Hanya saja yang perlu digaris bawahi adalah jika nutrisi yang diberikan kepada anak melalui MPASI homemade seimbang dengan kebutuhan harian anak.

Keunggulan MPASI Homemade

Beberapa keunggulan MPASI homemade secara umum karena bahan MPASI adalah menggunakan bahan yang juga menjadi bahan masakan untuk keluarga. Otomatis, anak akan terlatih merasakan bahan-bahan masakan yang akan dimakannya kelak. Selain itu, tentunya bahan masakan untuk MPASI yang digunakan adalah bahan asli atau dengan kata lain bukan ekstrak atau rasa sintesis.

Hal ini tentunya akan membuat anak semakin kaya rasa dan lebih mengenal rasa alami makanan.

Selain itu, semakin berkembangnya usia anak, MPASI homemade juga lebih kaya akan tekstur. Orangtua lebih mudah mengenalkan anak ke tekstur yang lebih tinggi seiring berkembangnya kemampuan oro motorik dan pencernaan anak.

Meskipun terlihat lebih ribet, MPASI homemade lebih banyak diminati karena kini sudah banyak peralatan MPASI yang membuat memasak bubur menjadi lebih menyenangkan. Sebut saja, slow cooker. Peralatan untuk membuat bubur ini cukup mudah penggunaannya. Hanya tinggal memasukkan bahan dan air. Kemudian bisa ditunggu selama kurang lebih 4 jam, tergantung pada slow cooker yang digunakan. Hanya saja, penggunaan slow cooker tidak diperbolehkan untuk dibuka tutup karena akan menimbulkan kontaminasi mikroorganisme.

Selain slow cooker, jika dulu banyak yang terlalu ribet menggunakan saringan kawat. Kini juga sudah ada food processor untuk menghaluskan bubur. Biasanya ini digunakan pada usia anak 6 bulan awal. Selain digunakan untuk menghaluskan bubur, beberapa juga menggunakannya untuk membuat puree buah.

Dari sisi keterjaminan bahan pangan yang digunakan memang MPASI homemade lebih diunggulkan. Terlebih beberapa orang menyebutkan bahwa kecenderungan untuk anak menjadi picky eater bisa diminimalkan. Tentunya hal ini harus disesuaikan dengan menu variatif yang diberikan kepada anak ya?

Kekurangan MPASI Homemade

Pada dasarnya, MPASI diperlukan oleh anak karena kebutuhan nutrisi dari ASI tidak dapat dipenuhi kembali lagi. Nah, agar kebutuhan nutrisi harian anak terpenuhi, pastinya MPASI yang diberikan harus yang memenuhi standar nutrisi anak.

Hanya saja, ketika memutuskan untuk memilih MPASI homemade berarti harus siap konsekuensi untuk memilih bahan pangan dengan komposisi nutrisi untuk bayi.

Pada beberapa penelitian menunjukkkan bahwa anak dengan MPASI homemade lebih cenderung mengalami stunting dibandingkan dengan anak yang diberikan MPASI instan. Untuk data penelitiannya bisa dilihat di highlight IG dr Meta Hanindita.

MPASI Instan

MPASI instan atau MPASI terfortifikasi menjadi pilihan MPASI yang mudah dan cepat bagi para ibu yang ingin memberi nutrisi pendamping ASI.


Contoh MPASI Instan

Meskipun beberapa ada yang mendeskreditkan jenis MPASI ini karena cenderung bukan berasal dari bahan alami, tetapi karena adanya teknologi jenis MPASI ini dinilai sebagai MPASI yang mampu mencukupi kebutuhan gizi anak.

Kelebihan MPASI Instan

MPASI instan dianggap sebagai MPASI yang baik diberikan kepada anak yang baru memulai MPASI. Selain teksturnya yang masih lembek di awal MPASI, sekarang MPASI instan juga sudah banyak yang diperuntukkan per usia anak. Misal untuk 6 bulan, 8 bulan, dan 1 tahun untuk mengikuti perkembangan oromotorik anak.

Dibuat dengan teknologi yang canggih, MPASI instan dilengkapi dengan tambahan zat gizi lain atau sering disebut dengan prosies fortifikasi. Hal inilah yang membuat MPASI instan dianggap sebagai pilihan MPASI yang tepat. Penelitian yang dilakukan di wilayah Indonesia juga menyebutkan salah satu cara mengatasi stunting pada anak adalah dengan memberikan MPASI instan.

MPASI instan juga relatif memiliki proses pembuatan yang cepat dan mudah. Bahkan MPASI instan lebih banyak digunakan para ibu saat travelling.

Meskipun beberapa orang lebih banyak menyudutkan MPASI instan karena berpengawet, MPASI instan sebenarnya tidak memiliki daya penyimpanan yang panjang. Adanya masa penyimpanan yang panjang hanya dikarenakan proses pengolahannya yang relatif lebih panjang dan bahan dikeringkan agar tahan lama. 

Nilai tambah selain kaya nutrisi, MPASI instan cenderung lebih higienis.

Kekurangan MPASI Instan

Meskipun kaya gizi, untuk aturan penyajian harus sesuai dengan takaran yang disarankan pada kemasan. Jika cara pembuatan MPASI jenis ini tidak sesuai, tentunya nutrisi akan berkurang. Bahkan jika penyimpanannya salah akan mempengaruhi nilai gizi pada produk ini.

MPASI instan juga cenderung lebih sedikit rasa yang ditawarkan dibanding jika memilih MPASI rumahan. Selain itu, beberapa rasa dan aroma buah-buahan adalah ekstrak dan essence atau dalam kata lain bukan buah asli.

Dari sisi tekstur pun MPASI instan cenderung lebih flat dan hal ini akan menyulitkan orang tua yang ingin meningkatkan tekstur makanan pada anak.

Kesimpulan

Pada dasarnya, MPASI homemade dan MPASI instan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika sudah bisa menjamin nutrisi yang diberikan kepada anak cukup dari makanan di sekitar, MPASI homemade tentunya lebih disarankan dibandingkan jika harus memberikan MPASI instan.

Tetapi jika tidak bisa menjamin nutrisi anak, ada baiknya untuk memilih MPASI instan yang sudah diberikan tambahan mikronutrien. 

Intinya, jangan sekali-kali mengorbankan nutrisi anak hanya karena gengsi. Karena di usia 6-24 bulan merupakan golden age anak yang nantinya akan berpengaruh pada kehidupan anak kelak.

Rekomendasi Toko Kosmetik Lokal Shopee



Siapa yang lebih suka belanja online? Meskipun mudah, belanja online juga terkadang memiliki risiko barang yang didapat KW ataupun tidak original. Hal ini tentunya akan membuat kita kecewa, apalagi barang yang dibeli digunakan sehari-hari dan masuk ke dalam tubuh.

Saya pun termasuk orang yang suka berbelanja online. Tinggal rebahan dan barang akan datang di kemudian harinya. Apalagi beberapa barang, seperti kosmetik masih susah ditemukan di daerah saya.

Untuk mengantisipasi dapat barang yang KW, biasanya saya membeli kosmetik di website terpercaya, seperti Sociolla. Tetapi, terkadang kalau hanya butuh 1/2 produk, saya berbelanja di Shopee.

Dulunya, di Shopee masih sangat jarang official store beberapa merek yang ingin saya beli. Alhasil, saya membeli kosmetik di beberapa toko terpercaya di Shopee. Nah, inilah beberapa toko kosmetik lokal Shopee yang menjadi langganan saya yang berbelanja online.

Favor Beauty Supplies



Toko online ini menjual beragam merek kosmetik dengan harga murah. Berlokasi di Solo (Jawa Tengah), saya sering berbelanja di toko ini karena bisa lebih leluasa memilih berbagai merek yang ditawarkan.

Selain murah, banyak promo yang ditawarkan di toko ini. Meski hampir tak pernah mengadakan flash sale, harga di toko ini banyak yang di bawah harga di toko lain.

Cuman, untuk packing di toko ini sangat standar dan hanya dibungkus plastik. Agar packingan aman, harus order bubble wrap, karena toko tak menyediakan ya secara cuma-cuma. Untuk metode pengiriman juga hanya menawarkan jasa pengiriman JNE.

Sinar Kosmetik



Selain Favor, toko kosmetik yang ada di wilayah Karesidenan Solo lainnya yang sering menjadi tempat berbelanja saya adalah Sinar Kosmetik. 

Untuk harganya tidak jauh berbeda dengan Favor. Packingan di toko ini juga jauh lebih rapi dan perlu order bubble wrap agar packing lebih aman. Metode pengirimannya sudah sangat beragam dan sekarang bisa memilih pengiriman menggunakan jasa J&T.

Monita Salon Supplier



Toko kosmetik lain yang ada di Karesidenan Solo lain yang cukup trusted adalah Monita Salon Supplier. Meski produknya tidak sebanyak di Favor, saya cukup puas dengan harga yang ditawarkan. Toko online ini juga buka di Jalan Urip Sumoharjo No. 141, Solo.

Puspa Indah Kosmetik



Bagi yang berdomisili di Yogyakarta, pastinya tidak asing dengan toko Puspa Indah Kosmetik. Toko offline-nya berada di Jalan Jogonegaran, 24 dan beberapa produknya bisa dilihat di @puspaindahjogja.

Packing di toko ini sangat rapi dan biasanya di setiap orderan akan disertai dengan struk pembelian, seperti saat kita berbelanja langsung di toko offline-nya.

Jelita Cosmetic



Selain Puspa Indah Kosmetik, di Yogyakarta juga ada toko Jelita Cosmetic. Toko ini juga memiliki cabang di Surabaya dengan nama akun Shopee jelitacosmeticsby.

Selain murah, pelayanan di toko ini juga sangat ramah. Meski di marketplace bisa langsung order tanpa harus melakukan konfirmasi ke penjual, order di toko ini akan dilakukan konfirmasi oleh penjual sebelum barang dikirim.

Belia Cosmetic




Di Surabaya sendiri, toko kosmetik lokal yang sering menjadi tempat saya berbelanja adalah Belia Cosmetic. Produknya cukup lengkap dan 100% BPOM.

Di hari Jumat, Sabtu, Minggu juga bisa menggunakan promo cashback Shopee Barokah. Jadi, lebih hemat saat berbalanja di toko ini. Yang paling saya suka saat order, meski tidak menambahkan bubble wrap, packingnya sudah ditambah bubble wrap cukup tebal dan sangat rapi.

Mika Kosmetik



Untuk beberapa produk hair care, saya pernah berbelanja di Mika Kosmetik yang berlokasi di Bandung. Pelayanannya sangat memuaskan dan sangat cepat dalam pengemasan.

Sehat Kosmetik



Berlokasi di Mojokerto, toko Sehat Kosmetik juga menyediakan produk kosmetik lokal ORI dan sering mengadakan promo flash sale. Untuk harganya juga cukup bersaing meski bukan termurah. Yang paling saya suka adalah packingan yang rapi dengan kardus yang cukup tebal.

Beautycallindo



Yang suka nyari kosmetik lokal dan impor ori dalam satu toko, Beautycallindo bisa menjadi referensinya. Di toko ini menjual beragam produk kosmetik dan sering ada promo dengan harga yang sangat murah.

Punya rekomendasi toko kosmetik lengkap lainnya kah di Shopee? Kasih rekomendasinya, di kolom komentar ya?

All About MPASI (2)



Mengenai MPASI memang perlu update ilmu. Jika saat anak pertama banyak beredar info mengenai penggunaan garam dan gula, kini info MPASI pada anak kedua pun menjadi tambahan info MPASI agar anak terhindar dari malnutrisi.

Apakah menu tunggal dianjurkan untuk awal MPASI?


Saat anak pertama, saya menerapkan MPASI tunggal di 14 hari pertama MPASI. Dulunya saya tahu ini adalah anjuran dari WHO. Ternyata, hal ini tidak sepenuhnya benar.

Saat anak berusia 6 bulan, kebutuhan nutrisinya meningkat dan ASI tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan nutrisi harian. Satu-satunya cara untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi anak adalah dengan memberikan MPASI.

Kebutuhan nutrisi tersebut tentunya tidak bisa dipenuhi oleh MPASI menu tunggal. Dan anak sudah harus diberikan MPASI dengan nutrisi lengkap atau menu 4 bintang.

Apakah yang dimaksud dengan menu 4 bintang?


Jika pada orang dewasa berlaku 'piring makanku', pada anak usia 6-24 bulan berlaku menu 4 bintang. 

Pada dasarnya, konsepnya adalah sama dengan memperhatikan kebutuhan asupan nutrisi per harinya. Yang membedakan adalah komposisi dalam setiap sajiannya.

Jika pada orang dewasa, kebutuhan serat dan karbohidrat sangat diperlukan. Pada anak, justru kebutuhan protein dan lemak menjadi prioritas dalam menyajikan makanan sehat.

Menu 4 bintang yang dimaksud adalah porsi MPASI dengan memperhatikan sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayuran. Selain itu, ditambah dengan lemak tambahan dalam setiap porsi makan.

Lemak tambahan pada MPASI apa sajakah?


Jika lemak pada orang dewasa harus dihindari karena bisa memicu risiko penyakit degeneratif, justru pada anak lemak dibutuhkan untuk pertumbuhan sel-sel otaknya. Tentunya, lemak yang digunakan adalah lemak yang sehat.

Penggunaan lemak bisa dicampur dengan makanan saat pemasakan ataupun sebagai dressing.

Lemak tambahan pada MPASI bisa menggunakan minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak canola, EVOO, unsalted butter, hingga santan.

Bolehkan memberikan bubur instan pada anak?


Bubur instan atau bubur fortifikasi banyak sekali dijual di pasaran dengan berbagai merek dan rasa. Tentunya hal ini akan memudahkan bagi para orangtua untuk memberikan MPASI tanpa ribet.

Jika banyak orangtua yang khawatir dengan kandungan pengawet pada bubur instan, hal ini bisa diminimalisir dengan mengetahui informasi produknya. Jika produk bubur instan sudah memiliki ijin edar, tentunya bubur instan sudah layak dan tidak berbahaya untuk dikonsumsi oleh anak.

Selain itu, bubur instan juga sudah memiliki nutrisi tambahan yang diperlukan oleh anak untuk menunjang perkembangannya.

Hanya saja, bubur instan tidak memiliki rasa asli makanan. Sehingga jika anak mengonsumsi bubur instan tiap harinya tidak memiliki pengalaman makanan kaya rasa jika dibandingkan dengan anak yang diberikan MPASI rumahan.

Adakah pantangan untuk memberikan makanan pada anak?


Pada dasarnya, dalam MPASI tidak ada pantangan apapun untuk anak. Hanya saja, orangtua perlu memperhatikan risiko alergi makanan pada anak.

Orangtua bisa menghindarkan makanan yang memicu alergi saat orangtua mengonsumsinya. Hal ini bisa menjadi dugaan anak juga mengalami alergi jika memakannya. Selain itu, saat masa menyusui ibu juga perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Jika anak mengalami gejala alergi setelah meminum ASI, ibu bisa mengecek makanan yang dikonsumsi sebelum menyusui anak.

Adakah durasi makan untuk anak?


Agar anak tidak merasa bosan saat makan, orangtua perlu memperhatikan tanda anak sudah kenyang. Selain itu, durasi makan yang perlu diperhatikan adalah maksimal 30 menit dalam setiap kegiatan makan anak.