Maksimalkan Ibadah Saat di Rumah Aja



Adanya himbauan dari pemerintah dan MUi untuk beribadah di rumah saja, jangan dijadikan alasan untuk menurunkan kuantitas ibadah saat Ramadhan ini. Justru, dengan adanya himbauan ini malah menjadikan kita lebih giat untuk beribadah karena juga bisa memotivasi anggota keluarga yang lain.

Agar ibadah menjadi lancar, ada beberapa tips yang bisa dipraktikkan saat Ramadhan di rumah saja seperti ini.

1. Tetapkan Target


Agar ibadah menjadi lebih maksimal, target saat Ramadhan harus dibuat bersama-sama anggota keluarga yang lain. Hal ini untuk memotivasi keluarga yang lain agar lebih giat beribadah. Selain itu, juga untuk pengingat jika tiba-tiba kita merasa lemah saat sedang beribadah.

2. Hias Rumah


Menghias rumah dengan pernak-pernik Ramadhan akan membuat suasana rumah menjadi lebih bersemangat untuk menjalani Ramadhan. Selain itu, projek ini juga bisa menjadi projek keluarga, dimana akan ada kerjasama yang baik untuk para anggota keluarga.

3. Ajak Anggota Keluarga Lain


Agar lebih bersemangat dalam beribadah, ada baiknya untuk mengajak beribadah anggota keluarga yang lain. Bisa tilawah bersama hingga tarawih bersama di rumah.

Jaga Kewarasan Saat Diam di Rumah



Adanya peraturan pemerintah yang membuat sekolah libur cukup lama tentunya menjadi momok sendiri bagi orang tua. Selain harus mengatur ulang jadwal untuk mengajar anak sendiri di rumah, pekerjaan rumah pun tak tertinggal untuk dikerjakan.

Agar kewarasan di rumah tetap terjaga, ada nih tips yang bisa diterapkan.

1. Patuhi Jadwal


Agar aktivitasmu lebih terjaga, tetapkan jadwal terlebih dahulu. Buat bagan aktivitas sesuai dengan skala prioritas untuk mempermudah dalam penentuan jadwal.

Agar jadwal yang dibuat bisa dipenuhi, jangan terlalu memaksakan diri untuk beraktivitas penuh. Sempatkan untuk menulis waktu beristirahat ataupun melakukan aktivitas hobi.

2. Sekali-Kali Me Time


Agar kewarasan tetap terjaga. Setidaknya lakukan me time minimal seminggu sekali. Hal ini untuk mengurangi kepenatan saat menjalani WFH.

Meskipun hanya sebentar, me time dapat merefresh otak, sehingga tak perlu keluar agar tidak terjangkiti covid-19.

3. Ajak Anak Bermain


Meskipun sebagian besar mengartikan bahwa sekolah harus belajar dan duduk tenang. Kini, karena adanya aturan yang mengharuskan diam di rumah tidak lantas menyamakan belajar di rumah seperti belajar di sekolah pada umumnya. Agar anak dan orang tua tidak bosan, bisa sekali-kali untuk mengajak anak bermain.


Diam di Rumah Bikin Mager, Coba Aktivitas Berikut



Sudah hampir 2 bulan diberlakukan pembatasan sosial yang berakibat diliburkannya sekolah dan bekerja harus dari rumah. Bagi yang suka berada di luar rumah, tentu saja hal ini akan membuat jenuh saat berada di rumah.

Meski anjuran dari pemerintah itu baik , kita masih bisa melakukan beberapa hal yang bermanfaat dari dalam rumah. Misalnya bekerja ataupun belajar secara online.

Tetapi, jika aktivitas yang dijalani tidak sepadat biasanya dan masih banyak waktu luang. Maka, ada beberapa aktivitas agar tidak bosan di rumah.

Beribadah


Hal pertama yang perlu ditingkatkan saat berada di rumah adalah ibadah. Karena bulan Ramadhan merupakan bulan yang kaya pahala. Memperbanyak ibadah, apalagi sekarang dianjurkan untuk beribadah di rumah tidak akan mengurangi khusyuknya ibadah di masjid atau musholla .

Mengembangkan Hobi


Jika saat hari biasa, hobi tidak dapat dikembangkan, saat seperti ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengembangkan hobi. Apalagi jika hobi yang dikembangkan bisa menghasilkan uang, sungguh nikmat bukan?

Ikut Kelas Online


Agar semakin produktif, mengikuti beberapa kelas online bisa menjadi alternatif kegiatan yang dilakukan dari dalam rumah saja. Sekarang banyak lembaga yang membuat kelas online, bahkan beberapa bisa diakses secara gratis.

Beraktivitas dengan Keluarga


Agar semakin dekat dengan keluarga, manfaatkan untuk melakukan aktivitas bersama-sama keluarga. Selain dapat mempererat bonding, juga dapat menjadi pengisi waktu Ramadhan.

Kalau kamu, ada tipsnya lagi gak?

Tampil Cantik Saat Diam di Rumah




Pernahkah berpikir bahwa di rumah saja membuat bosan? Apalagi jika biasanya harus bekerja di luar rumah yang menuntut tampil menarik.

Nah, jika hal tersebut terjadi pada kita, bisa nih saat masa pandemi covid-19 ini kita mulai merawat diri di rumah. Selain bisa menjadi aktivitas yang menghibur diri, merawat diri juga sekaligus untuk memanjakan diri sendiri.

Agar perawatan wajah di rumah menjadi rangkaian perawatan diri yang menyenangkan, ada beberapa hal yang perlu diketahui untuk diperhatikan:

Jangan Lupa Gunakan Sunscreen


Meski harus berdiam diri di rumah bukan berarti harus men-skip penggunaan sunscreen ya dear? 

Berada di rumah sinar UV A masih tetap bisa masuk ke dalam rumah melalui ventilasi, jendela, dan pintu rumah. Tak menggunakan sunscreen berarti perlindungan dari sinar UV A akan berdampak pada kulit wajah. Dampak yang paling mengerikan adalah terjadinya penuaan dini ataupun bertambahnya keriput di wajah.

Jangan Malas untuk Menggunakan Masker


Meskipun menggunakan masker sedikit menyulitkan. Ternyata menggunakan masker bisa jadi relaksasi untuk diri sendiri.

Pilih jenis masker yang sesuai kebutuhan. Jika ingin menghidrasi kulit, pilih sheet mask. Jika ingin membersihkan wajah bisa pilih jenis clay mask atau peel off.

Selain bisa membeli masker di toko. Membuat masker sendiri juga bisa menjadi sebuah ide untuk mengisi aktivitas saat PSBB ini.

Double Cleansing Tak Boleh Ketinggalan


Meski tidak menggunakan make up tebal saat di dalam rumah, jangan lupa untuk melakukan double cleansing. Hal ini karena sebelumnya sudah menggunakan sunscreen saat pagi hingga sore, sehingga residu yang ada di kulit wajah Tidka akan menutupi pori-pori wajah yang berdampak timbulnya jerawat.





Jangan Diskriminasi Pasien Covid-19



Mungkin dari kita sering mendengar adanya perlakuan tidak manusiawi terhadap pasien positif covid-19. Hal ini tentu saja akan berdampak menurunnya kekurangpercayaan diri dari pasien covid-19 yang tentu saja akan berdampak pada menurunnya imunitas tubuh pasien. Padahal salah satu penyembuhan yang efektif dari penyakit ini adalah imunitas tubuh yang kuat.

Tak hanya pasien yang masih hidup saja yang banyak mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari masyarakat di sekitarnya. Bahkan, pasien yang sudah meninggal pun banyak yang ditentang pemakamannya di TPU sekitar warga.

Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan. Meskipun pasien covid-19 yang sudah meninggal dikebumikan dengan cara yang sesuai dengan pedoman kesehatan, masyarakat banyak yang masih khawatir virusnya akan menyebar di sekitar pemukiman masyarakat.

Lalu bagaimana jika para tenaga kesehatan yang terkena dampak covid-19 ini?

Ternyata banyak masyarakat yang masih menganggap covid-19 merupakan penyakit yang berbahaya, sehingga pasiennya harus dijauhi bahkan perlu diusir dari pemukimannya. 

Kurangnya pengetahuan dan sosialisasi di masyarakat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan diskriminasi pasien covid-19. selain menimbulkan dampak ketakutan di masyarakat, ada pula yang menganggap sepele penyakit yang satu ini. Padahal sudah jelas bahwa penyakit ini sangat cepat penularannya meski angka CFRnya lebih rendah dibandingkan dengan SARS ataupun flu burung.

Pandemi Covid-19 Saat Ramadhan



Ramadhan merupakan bulan yang ditunggu oleh umat Islam se-dunia. Tak hanya karena kenikmatan saat bulan Ramadhan tidak bisa disamakan dengan buka -bulan lainnya.

Tak hanya bisa berlama-lama bermunajat denganNya, bulan Ramadhan juga sarana menjadi lebih baik dan berbuat baik kepada sesama.

Tetapi ternyata Ramadhan ini harus diselimuti dengan virus yang sudah mendunia. Ya, itulah covid-19 yang merupakan penyakit yang penularannya sudah mendunia.

Jika pada Ramadhan sebelumnya tarawih, buka bersama, dan kajian menjadi agenda rutin yang sangat dinanti. Kini aktivitas tersebut agak susah untuk dinikmati.

Adanya himbauan untuk tetap diam di rumah menjadi salah satu pencegahan yang dianggap efektif untuk menanggulangi pandemi ini. Memang tidak semuanya patuh, tetapi setidaknya diri ini sudah berusaha untuk menahan diri agar tidak keluar rumah

Lantas, bagaimana dengan beribadah di rumah ? Apakah esensi dari Ramadhan tetap terjaga?

Sebisa mungkin ibadah dilakukan di rumah. Perbanyak dzikir ataupun tilawah di rumah. Sinari rumah dengan tilawah Al-Quran yang akan membuat keluarga menjadi tenang.

Tambah Penghasilan Saat Pandemi Covid-19



Meski perekonomian saat pandemi covid-19 mulai goyah, kita tetap harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Terlebih saat Ramadhan dan menjelang lebaran ada banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.

Untuk menambah penghasilan sehari-hari, ada beberapa pekerjaan yang bisa dilakukan hanya di rumah saja. Yuk intip pekerjaan tambahan saat pandemi covid-19.

  1. Jual Pulsa


Meski harus diam di rumah, komunikasi harus tetep jalan dong ya. Nah, untuk mengakomodir kebutuhan komunikasi pastinya butuh pulsa dan paket data. Kita bisa nih memanfaatkan kondisi ini untuk menambah penghasilan dari hasil jual pulsa.

2. Jual Online


Menjelang lebaran pastinya baju lebaran banyak diburu masyarakat. Momen ini memang selalu ada di tiap tahunnya. Pusat perbelanjaan pastinya akan penuh sesak dengan orang yang ingin pakai baju baru.

Tetapi kondisi ini tentunya berbeda dengan tahun lalu. Kita bisa memanfaatkan dengan berjualan baju secara online agar kebutuhan baju baru lebaran terpenuhi.

3. Manfaatkan Medsos


Medsos seperti Instagram dan YouTube banyak yang menghasilkan uang. Saat Ramadhan kita bisa membuat konten menarik yang akan menambah followers dan subscribers. Dengan adanya penambahan followers dan subscribers inilah yang nantinya akan menambah penghasilan kita saat masa ini.

4. Katering dan Kue Kering


Bagi yang suka memasak dan baking, ramadhan bisa jadi penghasil pundi-pundi uang. Selain bisa menciptakan makanan untuk berbuka puasa, bagi yang suka baking juga bisa menerima pesanan kue kering untuk lebaran.

Mengapa Muncul Pandemi Covid-19?

Pandemi merupakan suatu kejadian penyakit yang secara meluas penyebarannya dan menjangkiti masyarakat secara global. Kondisi ini tentu saja menimbulkan berbagai dampak, terutama di sekitar wilayah penderita.

Nah, kini dunia sedang digemparkan oleh satu virus yang konon katanya berasal dari kelelawar dan hewan buas lain yang dikonsumsi dalam kondisi hidup di Wuhan, Cina. 

Covid-19 namanya..



Penyakit yang muncul dan mewabah di Cina akhir tahun 2019 ini ternyata sudah menyebar ke seluruh wilayah dunia. Bahkan beberapa negara menerapkan kebijakan untuk menutup wilayahnya.

Penyebarannya yang sangat cepat tak lain karena transmisi penyakit covid-19 bisa terjadi karena kontak langsung. Apalagi beberapa penderitanya tidak mengalami gejala tapi bisa menularkan yang membuat banyak penderita covid-19 menyebar ke seluruh dunia.

Selain itu, kondisi tubuh manusia yang berbeda daya tahan tubuhnya juga mempengaruhi masuknya mikroorganisme ini ke dalam tubuh. Ditambah dengan perilaku yang kurang sehat menyebabkan penularan penyakit terus menerus terjadi dan tanpa mengenal status.

Meski beberapa kebijakan pemerintah digalakkan. Ternyata banyak masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit ini sangat sepele dan dianggap sebelah mata. Hingga banyak pula diskriminasi pada penderita yang membuat banyak orang enggan berkata jujur mengenai kondisinya.

Meski orang lanjut usia merupakan golongan yang rentan terhadap penyakit ini, ternyata justru paramedis lah yang menjadi kelompok risiko tinggi tertular penyakit. Selain karena ketidakjujuran pasien, faktor APD juga menjadi penyebabnya.

Agar pandemi segera berlalu, mari bersama-sama untuk tidak egois dan mementingkan kepentingan sendiri tanpa melihat orang lain.

Cegah Covid-19 dengan Aiken Hand Sanitizer



Siapa yang menyangka jika covid-19 merupakan penyakit yang penularannya sangat cepat. Bahkan penyakit ini hampir seluruh negara di bumi sudah terjangkit dan beberapa negara harus menutup wilayahnya.

Tak hanya melalui droplet, covid-19 juga bisa ditularkan melalui sentuhan ataupun barang yang pernah disentuh oleh penderita. Parahnya, beberapa penderita tidak menampakkan gejalanya dan terlihat seperti orang yang sehat. 

Nah, untuk memutus rantai penularan penyakit ini, pemerintah menetapkan kebijakan sesuai dengan wilayahnya. Beberapa wilayah menerapkan kebijakan lockdown dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hingga presiden pun menginstruksikan kepada masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Selain itu, cara efektif untuk mencegah penularan penyakit ini adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Hanya saja saat berada di luar rumah, mencuci dengan sabun agak sulit dilakukan. Sehingga diperlukan hand sanitizer agar tangan tetap higienis.

Hanya saja karena permintaan yang meningkat, harga hand sanitizer cukup mahal di pasaran. Tetapi, tak perlu khawatir karena ada hand sanitizer yang masih terjangkau di kantong.



Aiken Hand Sanitizer


Produk hand sanitizer yang diproduksi oleh PT Unza Vitalis. Produk ini diklaim dapat membunuh mikroorganisme, seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aerugiosa, Salmonella thypimurium, dan Staphylococcus aureus.



Selain itu, formula dari hand sanitizer ini juga ramah di telapak tangan, cepat kering, dan tidak lengket.

Dengan kandungan bahan aktif 70% alkohol inilah yang membuat hand sanitizer ini cocok digunakan sehari-hari. Selain alkohol, kandungan dari hand sanitizer ini adalah air, propylene glycol, dan glycerin.

Terbuat dari bahan plastik yang ringan, untuk ukuran 50 ml ini membuat hand sanitizer Aiken mudah dibawa kemanapun, termasuk untuk disimpan di dalam kantong. Selain itu, tutup botolnya yang flip top juga membuat isinya aman sehingga gelnya tidak akan mudah keluar.

Bagi yang suka hand sanitizer tanpa aroma, Aiken sangat cocok karena tak ada tambahan bahan lain yang akan membuat tangan gatal. Selain itu, formulanya yang cepat kering juga akan membantu melakukan aktivitas lain setelah menggunakannya.

Saya sendiri mendapatkan produk Aiken Hand Sanitizer ini di official store Wipro Unza (Shopee). Untuk kemasan 50 ml, bisa dibeli dengan harga Rp9.999 saja.

Ini Dia Kandungan Makanan Penangkal Covid-19



Salah satu cara untuk mencegah tubuh terjangkit virus corona adalah dengan memperkuat imunitas tubuh. Selain harus beristirahat dan melakukan aktivitas fisik, asupan makanan juga perlu diperhatikan agar kondisi tubuh tidak gampang turun.

Karena wabah covid-19 sudah sangat menyebar, kita perlu menjaga asupan makanan, meski terdapat pembatasan sosial. Tak bisa dipungkiri dengan adanya pembatasan sosial ini, ruang gerak kita menjadi tidak bebas, terutama untuk membeli bahan makanan yang diinginkan.

Nah, agar tubuh tetap terjaga, ada beberapa asupan makanan yang perlu dikonsumsi saat kondisi seperti ini.


Vitamin C


Seperti yang kita ketahui bahwa vitamin C merupakan mikronutrien yang baik untuk menjaga imunitas tubuh. Bahkan beberapa multivitamin yang beredar di pasaran mengangkat vitamin C sebagai suplemen penjaga daya tahan tubuh.

Biasanya vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan berasa masam. Tetapi, beberapa diantaranya yang mengandung vitamin C yang tinggi, seperti jambu biji yang memiliki kandungan vitamin C lebih besar dibandingkan dengan jeruk.

Vitamin E


Vitamin E merupakan mikronutrien yang kaya akan antioksidan. Kandungan antioksidan inilah yang mampu melawan radikal bebas dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

Makanan yang mengandung vitamin E diantaranya taoge, alpukat, asparagus, dan biji bunga matahari.

Vitamin A


Vitamin A juga merupakan mikronutrien yang kaya akan antioksidan. Selain itu, vitamin A juga baik untuk memelihara kesehatan mata. Makanan yang kaya akan vitamin A diantaranya buah dan sayur yang berwarna jingga.



Atasi Bosan Saat Pandemi Covid-19, Ini Cara Asyiknya!


Di saat pandemi covid-19 seperti ini, tentunya kita harus tetap waspada agar tidak ikut tertular virus. Proses penularannya yang cukup cepat, mungkin akan membuat kita worry dan harus menjaga diri sebaik mungkin.

Seperti anjuran pemerintah tentang program #DiRumahAja. Anjuran seperti ini memang terbilang sepele, tetapi harus tetap dilakukan untuk meminimalisir penambahan kasus baru covid-19. Meski sebagian orang menganggap bahwa diam di rumah merupakan hal yang biasa, bukan tak mungkin hal tersebut akan membuat rasa bosan.

Jika biasanya rekreasi atau sekedar jalan keluar rumah bisa mengatasi rasa bosan. Tentunya jika dalam kondisi seperti ini hal tersebut tidak bisa dilakukan. 

Meski harus tetap berada di rumah, ada beberapa cara asyik yang saya terapkan selama pandemi covid-19 ini berlangsung. Salah satu tujuannya tidak lain hanyalah untuk mencegah kontak dengan penderita, baik yang gejalanya terlihat maupun yang tidak terlihat.

Selain itu, pastinya harus menjaga imunitas diri. Dimana saat imun kita meningkat, maka kondisi tubuh kita juga akan lebih kebal dengan serangan virus yang ada di lingkungan sekitar. Maka dari itu, beberapa aktivitas berikut saya lakukan agar tetap waras dengan cara #DengarkanHatimu.

Dengan berbagai aktivitas yang saya lakukan sesuai dengan hati inilah yang membuat saya bahagia. Dimana berdasarkan jurnal PNI (Psiko-Neuro Imun), yaitu ilmu mengenai pikiran, otak, dan imunitas.

Dalam jurnal tersebut menyatakan bahwa ketika seseorang bahagia, maka tubuh akan menekan produksi hormon adrenalin, kortisol, dan epinefrin.

Hormon tersebut biasanya akan meningkat saat seseorang sedang marah atau kondisi emosional lain (stres, khawatir, takut). 

Rasa bahagia dalam tubuh akan meningkatkan produksi hormon serotonin, dopamin, oksitosin, dan relaksin.

Saat hormon-hormon tersebut masuk ke dalam darah, hormon tersebut akan mengirim sinyal agar tubuh memproduksi lebih banyak sel imun, dalam hal ini adalah sel darah putih. Seperti yang kita ketahui bahwa sel darah putih merupakan sel darah dalam tubuh yang berperan penting dalam melawan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.

Nah, agar tubuh tetap sehat. Tentunya ada berbagai aktivitas nih yang paling suka saya lakukan selama pandemi covid-19 ini. 

  1. Lakukan Hal Produktif


Bukan berarti selama masa pandemi tidak bisa produktif di rumah. Jika seorang working mom akan memindah suasana kerjanya di dalam rumah. Hal ini tentunya tidak sama dengan full time mom yang sehari-harinya bekerja di rumah.

Saya yang full time mom pun tidak masalah jika ada program bekerja dari rumah, karena memang selama ini bekerjanya dari rumah. Selain mengerjakan pekerjaan rumah, saya pun mengambil pekerjaan sampingan sebagai content writer.



Hal inilah yang membuat saya tetap produktif dan pastinya akan membuat saya bahagia, karena menulis merupakan hobi saya, apalagi jika ada bayarannya. Hehe

2. Family Time


Nah, kondisi seperti inilah yang cukup membuat saya bahagia. Selain karena suami juga libur dan hanya mengerjakan pekerjaan di rumah, kondisi seperti ini juga menjadi ajang memperkuat bonding keluarga sekaligus untuk membuat family project.

Meski family project di keluarga kami cukup sederhana, yaitu membuat rumah nyaman. Ternyata hal tersebut cukup menyita tenaga dan waktu, apalagi ada bayi. 




Sebagai ketua project, ayah membuat rencana dan saya sebagai bendahara dan penyedia barang, sedangkan sulung ikut bantu-bantu. Sebagai penyedia barang tentunya membuat saya senang, karena ada waktu untuk memilih barang di market place. Selain cuci mata, tentunya sekalian shopping dong.

Nah, berhubung family project kami waktunya cukup panjang. Jadi sudah hampir 1 bulan ini, project keluarga masih belum selesai juga. 

3. Kembangkan Hobi


Hobi akan membuat diri menjadi lebih bahagia. Melakukan aktivitas berdasarkan hobi bisa menjadi cara asyik atasi bosan saat pandemi covid-19 ini.

Saya sendiri selain menulis sebagai hobi, mencoba kembali bertanam hidroponik sayuran. Selain bisa menambah bahan pangan selama masa pandemi ini, cara ini cukup membuat saya bahagia karena bisa merasakan sayuran fresh dan tanpa obat kimia.

Metode hidroponik sendiri saya pilih karena tidak ribet harus menyiram tanaman. Selain itu, hasilnya juga lebih bersih dan tahan dari hama.

Untuk hasil panennya juga cukup cepat. Saya sendiri sudah panen kangkung yang rasanya lebih renyah dibanding harus beli di tukang sayur. Selain kangkung, saya pun menanam pakcoy. Meski beberapa gagal karena benihnya cukup lama. Tapi hasilnya kalau sudah panen cukup puas. Dan kini tinggal satu bibit saja yang masih hidup. Semoga bulan Ramadhan bisa dipanen buat jadi menu sahur.




4. Manjakan Diri


Selain istirahat, tentunya memanjakan diri sendiri juga perlu. Selain untuk me-refresh otak dan tubuh, cara ini juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena diri menjadi lebih bahagia.

Salah satu yang saya lakukan adalah dengan merawat diri. Selain melakukan lebih intens perawatan wajah di rumah, saya juga melakukan berbagai treatment sendiri di rumah agar lebih segar dan tentunya tetap cantik alami di depan suami.

Untuk perawatan wajah, saya mengusahakan untuk lebih rajin menggunakan skincare. Terlebih untuk menggunakan masker yang hampir tiap hari, dengan selang-seling antara clay mask dan sheet mask. Selain membuat tubuh menjadi lebih rileks, maskeran juga membuat wajah menjadi lembab dan pastinya mood menjadi meningkat setelah menggunakan masker.



Selain wajah yang harus dirawat, tubuh tentunya perlu juga dirawat. Salah satunya adalah saat mandi. Selain untuk membersihkan badan, mandi juga akan membuat pikiran lebih rileks.

Keramas, menjadi salah satu hal yang paling aku tunggu-tunggu. Selain meringankan rambut karena lepek akibat pakai hijab, keramas juga membuat rambut lebih segar dan wangi.

Salah satu sampo andalan yang sudah saya gunakan bertahun-tahun adalah Emeron. Sampo ini cukup mudah ditemukan, apalagi daerah saya yang tergolong desa, sampo Emeron bisa dibeli dengan harga yang sangat murah. 



Selain itu, salah satu kelebihan dari sampo Emeron adalah sudah adanya logo halal dari MUI. Pastinya, tak ragu lagi bukan dengan bahan yang digunakannya?

Nah, salah satu varian yang paling saya suka adalah Emeron Soft dan Smooth. Selain baunya wangi, varian ini juga membuat rambut lebih lembut dan terasa lebih ringan setelah penggunaannya. 

Nah, itulah cara saya menjaga asyik agar tetap waras dan terhindar dari risiko covid-19. Kalau kamu, ada tidak cara asyik selama di rumah aja?

Madsaz, Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi



Bagi seorang bayi, menangis menjadi cara berkomunikasi yang bisa dilakukannya. Tetapi ternyata anggapan masyarakat yang mengatakan bahwa saat bayi menangis,  bayi dianggap sedang lapar dan perlu disusui.

Pada kenyataannya, bayi yang menangis tidak hanya karena rasa lapar. Ada beberapa hal lain yang menjadi penyebab bayi menangis.

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat banyak terobosan yang memudahkan kehidupan seseorang. Salah satunya adalah adanya pendeteksi tangisan bayi

Aplikasi Madsaz




Aplikasi Madsaz menjadi sebuah terobosan bayi ibu yang ingin mengetahui arti dari tangisan sang bayi. Aplikasi ini dikembangkan oleh Medhanita yang sudah melakukan riset mulai dari skripsi hingga jenjang magisternya.

Untuk mengujinya, mbak Medha mencoba kepada keponakan dan beberapa teman yang memiliki bayi.

Dalam aplikasi ini terdapat 5 jenis tangisan bayi:

1.  Neh berarti lapar
2. Owh berarti bayi mengantuk
3. Eh berarti bayi ingin bersendawa
4. Eairh berarti perut bayi kembung
5. Heh berarti bayi sedang tidak nyaman (udara panas, popok basah).

Dulunya aplikasi ini mulai dikembangkan tahun 2013 dengan versi dekstop. Hingga kemudian di bulan Oktober 2018, aplikasi ini sudah ada versi Android yang kini sudah diunduh oleh beberapa penggunanya di dunia.

Untuk mempermudah penggunanya, aplikasi ini sudah memiliki fitur bahasa, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. selain itu, hanya ada 1 fitur yang berfungsi untuk merekam tangisan bayi beserta analisisnya.



Dari hasil penggunaan aplikasi Madsaz selama kurang lebih 3 bulan ini, saya cukup puas dengan analisanya. Saya sendiri sambil mempelajari arti dari tangisan bayi menggunakan aplikasi ini. Dan ternyata cukup mudah jika mengerti kunci dari tangisan bayi.

Secara penggunaannya, aplikasi Madsaz ini cukup simpel. Hanya tinggal membuka aplikasi dan tekan tombol REKAM. Tak perlu waktu lama, maka arti dari tangisan bayi akan keluar.

Dengan sistem kerja yang cukup sederhana ini saya tidak perlu repot saat bayi menangis dan ingin mengetahui arti tangisannya.

Hanya saja, aplikasi ini hanya bisa digunakan sampai usia bayi 3 bulan saja. Tetapi, cukup membantu bukan bagi ibu baru?