Menulis merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dengan tulisan, maka kita menggoreskan sejarah dalam hidup.
Media untuk menulis pun sekarang sudah banyak macamnya. Kita bisa menggunakan buku harian ataupun kini lebih banyak orang yang menuangkan tulisannya ke berbagai media sosial, termasuk blog.
Saya pun mulai menulis baru sekitar 3 tahun ini. Bermula dari ketidaksengajaan dan kemudian belajar otodidak.
Lemah di bidang bahasa
Awalnya saya tidak pede dengan tulisan yang dibuat. Kadang saya hanya keep tulisan tersebut dan enggan memublikasikan. Ada perasaan takut tulisan tak bagus ataupun tidak memiliki kesan bagi orang lain.
Apalagi, saya termasuk orang yang lemah di bidang bahasa. Sejak SD, saya merasa pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran paling sulit dan membingungkan. Entah mengapa saya sulit mengerti.
Beranjak ke bangku SMA, dimana ada tes potensi akademik untuk persiapan penjurusan di kelas dua. Saat itu, nilai minat dan bakat bidang bahasa saya lebih rendah dibanding dengan nilai minat IPA dan IPS. Kondisi ini cukup membuat saya down, apalagi di salah satu aspek bahasa saya lemah dibandingkan dengan teman-teman sekelas.
Tak hanya pelajaran Bahasa Indonesia, dalam pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Perancis pun saya cukup lemah. Meski begitu, dulu saya ambil tantangan juga untuk melakukan conversation dengan orang Perancis. Hehe
Lebih suka bikin karya ilmiah
Memasuki masa perkuliahan, saya mengenal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Bermula dari coba-coba mendaftar program tersebut, hingga kemudian lolos pendanaan beberapa PKM setiap tahunnya.
Kecenderungan untuk menulis bidang non-fiksi, kemudian saya coba membuat esai sederhana. Termasuk dalam pembuatan artikel puasa sebagai salah satu artikel yang dibuat dari salah satu mata kuliah.
Hanya saja, saya sulit untuk mengasah tema yang akan dibuat. Jadi, untuk menulis pun hanya saat ada ide yang ingin ditulis dan kemudian dipublikasikan di catatan Facebook.
Saya cukup bersyukur saat kuliah sudah dikenalkan dengan blog oleh salah satu dosen. Jadi, dulunya tugas dikerjakan melalui blog untuk meminimalisir penggunaan kertas. Saya cukup senang, karena juga bisa menghemat biaya untuk print tugas.
Tak hanya dikenalkan cara memublikasi tulisan saja. Kami dulu pun dikenalkan beragam fitur blog. Meski kemudian harus belajar sendiri fitur blog hingga mengutak-atik template blog.
Vakum menulis
Masa vakum menulis saya cukup lama. Hampir sekitar 5 tahun, saya tidak lagi menulis dan itu cukup melemahkan ide tulisan juga. Hingga kemudian di tahun 2017, saya kembali menulis di Facebook dan cukup banyak diminati dan dibagikan.
Hingga kemudian, ada sesuatu hal yang membuat saya berhenti menulis dan enggan untuk menulis.
Beralih ke blog
Blog kemudian menjadi media saya untuk menulis apa yang saya pikirkan dan ingin berbagi dengan orang lain mengenai segala hal aktivitas sehari-hari. Blog menjadi media yang cukup privasi bagi saya. Yang penting saya bisa menulis tanpa harus ada orang lain yang membacanya.
Untuk menulis saya sendiri belajar otodidak. Prinsip saya, semakin terus diasah kemampuan menulis, maka akan semakin tajam. Dan hingga sekarang blog masih menjadi media menulis saya untuk berbagi.
Banyak pelatihan gratis
Untuk menjadi seorang yang ahli atau profesional, belajar sendiri ternyata tidak cukup. Kemudian saya pun mencari pelatihan gratis yang memberi saya ilmu di bidang menulis. Karena terkait budget juga, maka saya mencari yang gratis. Hehe
Beberapa pelatihan gratis, ternyata bisa didapatkan. Apalagi di masa pandemi seperti ini, saya pun bisa memanfaatkannya untuk belajar ilmu menulis dan mengikuti beberapa seminar gratis yang bisa dijadikan konten dalam blog ini.
Apapun keinginan kita untuk menjadi ahli di bidangnya, tak hanya belajar otodidak saja, tapi juga perlu mencari sumber lain untuk belajar.
Tidak ada komentar