Tampilkan postingan dengan label IIP. Tampilkan semua postingan

Membagi Jadwal

Setiap orang pasti memiliki kegiatan yang membuatnya berbinar-binar dan membuat dirinya menjadi lebih produktif. Meskipun harus menyisihkan waktu produktifnya, waktu untuk keluarga pun harus diutamakan.


Dari tugas materi ketiga di kelas Ruang Berkarya Ibu, saya membagi waktu harian saya menjadi tiga:
1. Waktu di ranah domestik
2. Waktu di ranah produktif
3. Waktu di ranah keluarga

Untuk jadwal, memang saya tak membuatnya secara rinci dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Tapi saya membuat menjadi kandang waktu. Secara prinsip, saya lebih memilih Result based Organization, dimana saya fokus pada hasil yang ingin dicapai, sehingga saya tidak terlalu terbebani dengan aktivitas rutinitas yang terkadang membuat saya menjadi tidak produktif.

Memang ada beberapa aktivitas insidental dalam kehidupan saya, seperti saat ada jam mengajar ataupun saat ada kegiatan di luar (seperti ke rumah orangtua ataupun kegiatan offline komunitas ibu profesional Jepara). Sehingga, saya menetapkan jadwal berdasarkan kandang waktu saya.

1. Ranah Keluarga

Jadwal untuk keluarga saya fokuskan pada hari libur. Dimana saat hari libur, saya agak selo dengan kegiatan online dan sebagian aktivitas offline. Sehingga, saat libur merupakan saat paling tepat bagi saya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.

Selain saat libur, setiap sore ataupun malam hari pun kami menikmati kebersamaan bersama keluarga. Entah menonton televisi bersama ataupun pergi keluar membeli makanan.

2. Ranah Produktif

Untuk aktivitas produktif, biasanya saya ambil saat anak sedang tidur siang ataupun saat malam hari, ketika anak dan suami sudah tidur. Saat inilah saya bisa menuangkan gagasan saya dalam sebuah tulisan, baik yang saya posting di blog ataupun di media sosial.

Untuk waktu, seperti saat harus mengajar. Maka saya harus membereskan kegiatan saya sebelum saya pergi mengajar. Untuk waktu di PAUD pun saya berusaha semaksimal mungkin sekitar jam 07.30 - 10.00. Sebisa mungkin saya selesaikan tugas yang ada di PAUD secepat mungkin, karena terkadang bersentuhan dengan masyarakat, maka saya pun mensiasatinya dengan menyekesaikan tugas domestik terlebih dahulu.

3. Ranah Domestik

Pekerjaan ibu memang tidak akan ada habisnya. Maka saya menetapkab waktu domestik saya adalah saat di pagi hari. Dari selesai beribadah hingga sekitar pukul 06.30. Sehingga saat pekerjaan domestik sudah selesai, naka saya bisa melanjutkan aktivitas-aktivitas lainnya.

#RuangBerkaryaIbu
#ProyekDua
#TugasMateriTiga
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu

Saat Aku Menjadi Fasilitator Matrikulasi IIP SJS #5

Pertama kali melihat namaku lulus sebagai fasilitator rasa nano-nano kembali menyelimuti. Kembali ke training fasilitator yang bagiku masih belum maksimal saat mengikuti hingga ke managemen gawai yang mulai tahun ini aku aplikasikan. Tentu saja agar waktu produktif dan waktu untuk keluarga bisa seimbang.



Menjadi fasilitator kelas matrikulasi IIP ini rasanya seperti saat pertama kali ikut kelas matrikulasi batch #3. Saat itu pertama kalinya aku ikut kelas daring. Dan dari matrikulasi ini baru aku tahu siapa diriku sebenarnya.

Menjadi fasilitator merupakan periode remidi di kelas matrikulasi bagiku. Di sini aku mulai belajar kembali dari nol tentang materi yang ada di kelas matrikulasi. Dan ternyata menjadi fasilitator menjadikanku belajar banyak hal.

Tak Boleh Baper

Aku yang bertipe wanita baper, seringkali baper saat materi matrikulasi dari awal hingga akhir. Terutama saat materi ketiga. Entah mengapa banyak sekali kebaperan dalam hidupku. Terutama tentang inner child yang sampai sekarang masih menggelayuti kehidupanku sehari-hari.

Materi di kelas matrikulasi benar-benar materi paling 'nyess' di hati, apalagi untuk bisa merubah lingkungan, diri sendiri lah yang terlebih dahulu harus dirubah.

For things to change, I must change first

Bertemu dengan perempuan hebat di wilayah Semarang, Jepara, Salatiga

Salah satu hal yang paling istimewa saat menjadi fasilitator adalah saat kita banyak bertemu dengan orang lain di luar sana. Banyak peran unik yang dimiliki tiap orang yang berbeda dengan orang lain.

Melalui program Inspiring Queen of The Day inilah kami mengenal para peserta matrikulasi SJS yang jumlahnya sebanyak 52 orang. Mengenal kehidupan dan kegiatan sehari-harinya yang memberikan banyak inspirasi untuk kita semua. Rasa terima kasih sebesar-besarnya untuk para perangkat kelas yang dengan kerja kerasnya saling bahu membahu berkoordinasi untuk program ini.

Sharing Peserta

Sharing peserta seringkali kami lakukan, yang pakar homeschooling banyak memberikan pengalaman dan pengetahuannya untuk kami. Dan kami pun mengadakan sharing tentang bahasa bakat yang dikomandoi oleh salah satu peserta di kelas matrikulasi SJS ini.



Dan di minggu depan, kami pun mengadakan pertukaran pelajar yang diprakarsai oleh teman-teman dari tim classmeeting.

Awards di Akhir Kelas

Agenda terakhir yang ada di kelas adanya awards dari kami, untuk kami, dan bagi kami.

Karena meskipun kami dari berbagai daerah di wilayah Jawa Tengah, kami sudah merasa sebagai keluarga. Meski tak pernah berjumpa tapi hati kami selalu tertaut.

Belajar Kreativitas di Kelas Bunsay Jogja Jateng

Bulan ini merupakan bulan dimana kami tengah belajar tentang kreativitas. Dimana saat akan diaplikasikan untuk anak dan kehidupan sehari-hari kita, tentu saja kita harus paham apa itu kreativitas.

Sebelumnya, kami disuguhkan sebuah materi yang sangat membuat kita tercengang. Dimana saat diri kita hanya terpenjara dalam pikiran yang biasa-biasa saja atau pikiran yang lazim kita temukan di kehidupan kita. Kita lupa bahwa sebenarnya ada ruang dalam otak kita yang sebenarnya bisa membuat kita berpikir out of the box.

Jadi, kreativitas adalah kemampuan dari dalam diri untuk menciptakan sesuatu.

Dalam diskusi kami, memang fssilitator tidak secara gamblang menjelaskan apa itu kreativitas dan juga bagaimana kita menggali kreativitas tersebut. Jadi, kami diajak berpikir kreatif tentang materi kita yang sekarang ini. Bagaimana proses kita berpikir kreatif, hingga kita hanya sempat berucap, "oh, ternyata begitu ya"


Banyak dari kami yang berpikiran tulisan tersebut adalah BE CREATIVE. Padahal sebenarnya potongan tulisan tersebut merupakan tulisan


Selain itu, kami pun diberikan game lagi tentang pemecahan masalah.


Hubungkan 9 titik dengan hanya tiga garis tanpa putus. Banyak dari kami yang mencoba, hasilnya lebih banyak dari 5 garis. Padahal jika kami berpikir kreatif, maka hasilnya hanya seperti ini


Jadi, saat kita menerapkan materi ini, jangan terburu-buru membuat sebuah asumsi kepada anak kita. Seringlah bertanya pada mereka. Karena akan memancing rasa ingin tahu mereka untuk membuat mereka berpikir kreatif.


Menjadi orangtua tentu saja bukan menjadi orangtua rata-rata yang memenjarakan mereka hanya sebatas pada pengalaman dari dalam diri kita. Mereka memiliki dunia mereka sendiri, lingkungan mereka pun berbeda dengan lingkungan kita. So, jangan penjarakan pikiran mereka dengan pikiran kita. Mereka berhak untuk meningkatkan kreativitas mereka sendiri.

Hingga nanti mereka bisa menciptakan benda yang akan membuat kita kagum padanya


Karena proses kreativitas seseorang pun bertahap..


Memang proses kreativitas orang berbeda dengan yang lain:
1. Faktor lingkungan
2. Pola asuh orangtua
3. Cara pandang
4. Pengalaman

Sehingga, sebagai orangtua kita harus menyadari bahwa

Anak-anak secara fitrah sudah lahir kreatif, kitalah yang harus mengubah diri agar layak mendampingi para creator di jamannya nanti (Ratna Palupi)

Sumber:
Materi ke-8 Kelas Bunda Sayang batch 2 IIP
Diskusi materi ke-8

#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkCreative

Misi Spesifik Hidup

Minggu ke delapan adalah minggu dimana kita merencanakan sebuah tujuan dari kegiatan apa yang kita suka dan kita bisa. Meski mulai sepi dengan sedikitnya pertanyaan saat diskusi materi dan NHW, tapi saya senang karena peserta mulai menemukan 'aha'nya di kelas matrikulasi ini. Apalagi jumlah yang setor NHW di materi ini lumayan banyak.

Penyegaran-penyegaran ke peserta pun mulai berdatangan, dengan adanya aliran rasa dari peserta yang tinggal 1 kali lagi materi yang tersisa hingga pada semangat dari peserta sendiri di sesi Inspiring Queen of the Day (IQOTD) , sebuah program yang digagas oleh perangkat kelas yang setiap harinya kita akan disuguhi bintang tamu dari kalangan peserta matrikulasi sendiri.

Apalagi minggu kemarin sempat ikut kuliah whatsapp dari kelasnya mbak Siwi. Alhamdulillah jadi pemantik buat kami untuk menjalankan pendidikan berbasis fitrah. Sebelumnya saya share materi dan diskusi tanya jawabnya, dan ini yang membuat salah satu peserta menunjukkan taringnya karena merupakan penggiat homeschooling, langsung tanpa ba-bi-bu, sharing tentang homeschooling pun dimulai.

Tentang Misi Spesifik Hidup

Bukan bagaimana kita harus menghasilkan uang di kehidupan kita, tapi tentang bagaimana kita menjadi ibu produktif.
Seorang ibu yang tahu apa bakat yang ia miliki, sehingga ia dapat merumuskan misi spesifik dalam hidupnya. Tak hanya akan bermanfaat bagi dirinya, keluarganya pun dapat ikut mencicipi manisnya buah dari keproduktifan sang ibu.

Menjadi profesional, maka tugas kita adalah menjemput rezeki tersebut. Bukan tentang untuk meluapkan ambisi, tapi untuk menyalurkan apa yang kita miliki. Sehingga, be professional, rezeki will follow.

Sumber:
Materi dan review NHW materi ke-8 matrikulasi IIP #5
Diskusi materi ke--8 matrikulasi IIP #5 SJS

Ruang Bakatku

Dari tugas yang pertama untuk mengidentifikasi bakat berdasarkan 34 tema bakat dan ST30 sudah terlewati.

Baca : Mengidentifikasi Potensi Diri

Berdasarkan 7 tema bakat dominan dan 6 kekuatan saya, maka saya memetakan ruang bakat saya sebagai berikut:

1. Activator
Saya akan memberi ruang saat program Sabun Wangi yang berada dalam kegiatan online. Dimana saat tidak ada moderator dalam acara tersebut, saya akan mengambil bagian menjadi moderator.

2. Analitycal
Di bagian ini, saya akan mengambil ruang sebagai seorang peneliti. Dimana setiap tahun sudah terselenggara bantuan penelitian. Saya akan mengambil ruang untuk mencari data yang sebenar-benarnya saat mengajukan proposal penelitian.

3. Input
Guna mendukung passion saya dalam menulis non fiksi, saya membutuhkan berbagai informasi yang akan saya tulis sebagai rujukannya.

4. Focus
Saya selalu fokus dalam mengerjakan apapun. Saya akan memberikan ruangan ini pada tanggung jawab saya di kelas non fiksi komunitas one day one post, yang mana saat kelas pra odop, saya kurang fokus menjadi penanggungjawab grup kecil.

5. Connectedness
Segala sesuatu pasti ada sebabnya, dan pasti akan berkaitan satu sama yang lain. Saya akan memberikan ruang berkarya saya setelah saya mengikuti leader camp untuk lebih mandiri dan mengkaryakan ruang saya sebagai manager online komunitas ibu profesional Jepara.

6. Harmony
Saya kurang menyukai konflik. Jadi saya akan memberikan ruang ini saat saya menjalani aktivitas saya di dunia online.

7. Ideation
Memiliki ide baru harus saya kembangkan, saya akan memberikan ruang untuk memiliki ide baru di dunia menulis saya


Sedangkan, untuk 7 kekuatan saya berdasarkan ST30, saya akan memberikan ruang:

1. Arranger
Saya akan memberikan ruang ini untuk program-program yang ada di divisi online komunitas ibu profesional.

2. Communicator
Karena saya seorang dosen, saya akan memberikan ruang ini untuk mendidik mahasiswa.

3. Educator
Sama seperti di bagian communicator, saya akan memberi ruang ini saat memberikan edukasi tentang kesehatan kepada mahasiswa.

4. Creator
Selain untuk membuat proposal penelitian, saya akan memberikan ruang creator untuk berkarya dalam tulisan.

5. Journalist
Saya suka mencari informasi yang akan berguna dalam saya membuat sebuah tulisan.

6. Selector
Dalam divisi online komunitas ibu profesional, saya akan mencoba memberikan ruang dalam memilih member untuk berpartisipasi dalam program-program online.

Mungkin seperti itu, bagian bakat dan ruangnya yang akan saya jadikan panduan dalam mengelola ruang bakatku.

#RuangBerkaryaIbu
#Proyek2
#TugasMateriDua
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu

Mengenali Potensi Diri

Sesuai hastag Ruang Berkarya Ibu Jilid 2 ini, Kenali Potensimu Ciptakan Ruang Berkaryamu. Saya mencoba untuk lebih mengenali potensi yang ada dalam diri saya saat ini. Meskipun passion saya saat ini adalah menulis, memungkinkan pula saya memiliki potensi lain selain menulis. Hehe

Pertama, saya berada dalam kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional batch 3, setahun yang lalu. Saya berkenalan dengan sebuah tools assesment tentang pemetaan bakat yang bernama ST30. Dimana dalam assesment tersebut kita harus menjawab pertanyaan yang paling sesuai dengan diri kita. Dan setelah saya bandingkan dengan hasil yang sekarang memang beda. Hanya saja tetap ada potensi yang benar-benar dari dahulu tidak berubah, yaitu communicator, creator, dan journalist.

Berikut saya tampilkan hasil ST30 saya yang terbaru.



Arranger

Berdasarkan deskripsi di lembar ST30

Arranger : mengatur orang untuk bekerjasama dalam melaksanakan suatu tugas.

Awal mula tipologi arranger saya berada di warna putih. Setelah saya mulai memberanikan diri mengambil peran di komunitas ibu profesional Jepara. Kolom arranger saya berubah menjadi merah. Dan sesuai dengan kemampuan saya yang membuat saya berbinar-binar adalah saat saya mengatur jadwal Sabun Wangi (Sapa Bunda, Wajah Minggu Ini) yang menjadi program favorit di WaG IP Jepara. Dimana saya jadi lebih kenal sesama member IP Jepara. Dan yang terbaru adalah saat saya mengajak member ibu profesional dari daerah lain untuk menjadi narasumber di Kuliah Whatsapp. Dan seperti diberikan kemudahan, saya selalu berbinar-binar saat mengajak kerjasama orang lain.


Communicator

Communicator: menyampaikan informasi secara lisan dengan cara yang mudah dimengerti.

Dengan peran saya sebagai dosen di sebuah stikes, saya menyadari bahwa potensi ini harus saya miliki. Entah saya sudah berhasil atau belum, karena di sana, saya hanya sebagai dosen tidak tetap. Meski angka bertanya saat sesi pertama saya mengajar tidak terlalu banyak, mungkin bisa dikategorikan ucapan saya bisa dimengerti oleh para mahasiswa. Meski saya tidak mengevalusi secara pribadi, saya hanya menanyakan kata kunci yang telah saya berikan, dan Alhamdulillah mahasiswanya dapat menjawab.

Creator

Creator : menggunakan suatu imajinasi untuk menemukan suatu rancangan, produk, atau layanan terbaru.

Saat menjadi mahasiswa saya memang suka dan selalu berbinar-binar saat ada program inovasi untuk mahasiswa. Saat itu, memang saat ada pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) saya ikut andil mengikutinya. Meski hanya sampai tahap pendanaan, tapi saya bersyukur atas pencapaian saya.

Educator

Educator : mengajar, menyampaikan, melatih ilmu dan atau ketrampilan agar bisa dipahami oleh orang lain.

Ini sama seperti peran saya di ranah publik, yaitu sebagai dosen, yang harus mendidik para mahasiswa agar memiliki ilmu pengetahuan dan pastinya memiliki adab dan akhlak yang baik.

Journalist

Journalist: menulis artikel, ide, dokumen, cerita, atau alat bantu pendidikan.

Entah, dari semua kekuatan yang saya miliki berdasarkan hasil ST30, ini yang paling 'gue banget'. Meski belum sampai ke earn. Tapi setidaknya setelah melewati KM 0, saya jadi mempunyai mental untuk melewati tahap earn. Sekarang masih proses dalam pembuatan beberapa antologi yang semoga tahun ini bisa terbit.

Selector

Selector : memilih dan merekrut seseorang menjadi pekerja atau anggota

Potensi ini belum jalani secara langsung, tapi saya yakin saya mempunyai potensi ini.

Mengenali bakat diri sendiri pun tidak lepas dari mengobservasi diri sendiri.

Kedua, saya mencoba mengobservasi 34 tema bakat yang ada di pandu 45.



Dari ke-34 tema bakat, saya mencoba
Mengobservasi bahasa bakat saya:
1. Activator
Seseorang yang tak sabar menunggu, ingin segera bertindak, dan melompat dulu sebelum melihat.
2. Analitycal
Seseorang yang hanya percaya dan suka apabila ada data dan angka yang diberikan.
3. Input
Seseorang yang suka mengumpulkan berbagai informasi atau koleksi barang.
4. Focus
Seseorang yang memerlukan sasaran sebelum bekerja dan tidak mau diganggu selama itu.
5. Connectedness
Seseorang yang yakin segala sesuatu ada sebabnya, karena adanya saling berkaitan.
6. Harmony
Seseorang yang tidak menyukai konflik dan tidak suka berkonfrontasi.
7. Ideation
Seseorang yang selalu memiliki ide baru

Dari ke-7 bahasa bakat saya, maka yang paling dominan adalah ranah thinking, dimana saya termasuk tipe orang yang senang berpikir.

#RuangBerkaryaIbu
#Proyek2
#TugasMateriSatu
#KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu

Apa Bakat Saya?

Di pekan ketujuh, kami belajar tentang Rezeki itu Pasti, Kemuliaanlah yang harus dicari.

Tentang bagaimana kita menempuh langkah menjadi bunda produktif. Dimana kita akan menemukan maksud dari penciptaan kita di bumi. Tentang bagaimana diri kita dan apa kelebihan yang ada pada diri kita ini. Sehingga ada sebuah ikhtiar dalam kita menjemput rezeki.

Di pekan ketujuh memang sudah tak banyak lagi pertanyaan yang masuk, sehingga saya agak bisa selonjoran kaki sambil minum teh. Hehe. Akan tetapi, saat pengerjaan NHW banyak sekali waprian tentang ST30, sehingga saya pun memberanikan diri untuk menjelaskan sekilas tentanh ST30, sebelum salah satu member yang pernah belajar talents mapping bersama kang Firman menjelaskan. Oke, saya jelaskan sekilas tentang ST30. Meski masih ada yang bingung dengan bakatnya, ternyata ada pula yang sudah mengenali bakat dalam dirinya.

Rezeki, bukan hanya soal materi

Bahwa rezeki yang kita peroleh tidak melulu tentang jumlah uang yang kita terima. Sebagaimana kata bu Septi, bahwa bunda produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses menemukan 'misi penciptaan' dirinya di muka bumi ini. Dan saat kita berbinar-binar dalam melakukan aktivitas dan muncul semangat luar biasa dalam menjalani peran kita sebagai istri dan ibu. Bunda produktif tidak selalu dikaitkan dengan mencari pekerjaan di luar rumah, produktif itu yang mampu meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak, dan keluarga.

Pemetaan Bakat dengan ST30



ST30 hanyalah sebuah assesment yang belum tentu 100% sesuai dengan potensi yang ada dalam diri kita.  Memulainya dengan mengunjungi www.temubakat.com dan mengisi assesment yang paling sesuai dengan diri kita. Memang yang paling tahu tentang potensi diri adalah diri kita sendiri. Dan harus dikembangkan berdasarkan milestone yang kita buat, dan tentu saja aktivitas ini cenderung berada di kuadran suka dan bisa.

Memperbanyak macam-macam aktivitas yang kita jalani akan mempermudah kita menemukan aktivitas yang membuat kita berbinar-binar.

Sumber:
Materi dan Review NHW sesi ketujuh matrikulasi IIP batch 5
Diskusi kelas matrikulasi IIP batch 5 SJS

Menjadi Manager Keluarga Handal

Memasuki pekan ke-enam, saya suprised dengan peserta matrikulasi ibu profesional batch #5 kelas SJS (Semarang, Jogja, Salatiga). Mulai bersemangat lagi mengerjakan NHW dan dihari ini meski beberapa ada yang telat setor linknya sudah hampir full warna di form rekapitulasi NHW.

Entah mengapa, materi ini mungkin bisa menjawab kegalauan peserta matrikulasi yang bimbang antara perannya sebagai ibu rumah tangga ataupun ibu pekerja. Dan di materi ini mungkin merasa 'jleb' dan 'aku banget'.

Ibu Bekerja

Sejatinya, seorang ibu semuanya adalah bekerja. Yang membedakan, yang satu bekerja di ranah domestik atau yang sering kita konotasikan dengan ibu rumah tangga. Dan satunya lagi memilih bekerja di ranah publik atau yang lebih sering dikenal dengan working mom.

Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sebelum melakukan aktivitas di dunia luar

Menjalankan setiap peran dan mengorganisasikannya dalam lingkup terendah, rumah tangga. Hingga nantinya kita akan menjadi semakin cekatan dalam mengelola rumah tangga.

Kita managernya, dan pasangan kita sebagai leadernya. Sebagai manager yang hanya kita seorang yang memegang jabatan tersebut, haruslah kita membagi waktu yang kita punya. Dengan harapan kita bisa membagi peran kita.

Membagi Aktivitas dalam 4 Kuadran

Seringkali waktu kita habis hanya untuk aktivitas yang tidak penting dan tidak mendesak. Stalking, berseluncur di media sosial hanya membuang-buang waktu kita tanpa kita melihat aktivitas lain yang butuh perhatian kita secara khusus.



Time Based Organization vs Result Based Organization

Memilih bagaimana cara kita mengatur dan membagi waktu sangatlah penting bagi kita. Jangan sampai hanya membuang-buang waktu saja. Atur waktunya, sesuaikan dengan diri sendiri.

Jika menginginkan hidup kita teratur dan melatih kedisiplinan kita, pilihlah time based organization. Dimana jadwal keseharian kita dijadikan patokan kita dalam menjalani rutinitas sehari-hari.

Jika menginginkan kewarasan diri, bisa memilih result based organization. Dimana kita berorientasi pada proses.

Sumber:
Materi dan Review NHW 6 MIIP batch #5
Diskusi sesi 6 MIIP#5 SJS

Belajar Bagaimana Caranya Belajar

Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda, ada yang bertipe visual, auditory, ataupun kinestetik. Di pekan kelima ini, kami belajar tentang design pembelajaran ala kita sendiri. Bagaimana keefektifan pembelajaran kita selama ini, hingga kemudian akan mengantarkan kita sebagai si ahli di bidangnya. Tentu saja setelah melewati beberapa milestone yang sudah kita buat sebelumnya.

Mendalami Passion 

Sebelum mendalami passion anak, terlebih dahulu kita harus tahu passion kita. Apa yang membuat kita berbinar-binar dan mungkin bisa jadi itulah misi kehidupan kita.

Membuat BISA itu mudah, tapi membuat SUKA baru tantangan.

Menetapkan milestone yang sudah kita susun akan mempermudah kita dalam menapaki ilmu-ilmu yang akan kita pelajari. Tentu saja agar tidak terjadi tsunami informasi yang akan membuat kita tidak menjadi sang ahli di bidangnya. Alih-alih mengerti segala informasi, tetapi kita akan kebingungan dengan informasi yang masuk, sehingga kita pun bingung dengan kegiatan yang membuat kita berbinar-binar.

Melakukan sesuatu dengan mudah dan hasilnya maksimal, meski tenaga yang dikeluarkan hanya sedikit, dan apalagi saat kita bisa mendulang rezeki dari aktivitas kita. Bisa saja itu merupakan passion kita.

Be professional, Rezeki will follow

Meskipun banyak tools yang dapat memahami minat bakat kita, tapi tidak semuanya akurat 100% itu merupakan sesuatu yang gue banget. Hanya dengan pengamatan dari diri kita sendirilah, kita dapat mengerti apa sebenarnya yang menjadi passion kita.

Meninggikan gunung, bukan meratakan lembah

Dalam pembelajaran kita, terutama untuk anak-anak, kita cenderung meratakan lembah. Anak kita tak suka matematika, karema tuntutan harus lulus sekolah dengan mata pelajaran tersebut. Mau tidak mau, terkadang kita malah menambah jam terbang anak agar lulus dalam pelajaran tersebut. Meski terkadang kita terlalu memaksa anak, bukan anak menjadi anak dengan keunikan menonjol, tapi anak kita menjadi anak rata-rata. Kalaupun anak tidak menyukai pelajaran tersebut dan si anak mendapatkan nilai maksimal, itu hanyalah sebuah bonus.

Bukan hasil yang maksimal yang kita dapatkan, tapi proses yang tak instan yang senantiasa kita nikmati.

Antisipasi Saat Berganti Haluan

Adakalanya kita berganti haluan metode ataupun ilmu yang sedang kita pelajari. Maka saat membuat design pembelajaran kita sendiri, kita harus menyiapkan exit procedure sebagai alternatif kita. Bagaimana strategi kita dan apa resiko yang akan kita ambil karena kita pindah haluan tersebut.


Karena bagaimanapun, saat kita berada ditingkat paling teratas dari segala ilmu, kita selalu merasa haus akan ilmu dan menjadi orang yang tidak tahu apa-apa.

Sumber:
Materi dan Review NHW sesi 6 Matrikulasi IIP batch 5
Diskusi Materi dan Review NHW MIIP#5 SJS

Melatih Kecerdasan Finansial Sejak Dini

Kecerdasan finansial merupakan kemampuan mendapatkan dan mengelola keuangannya sendiri. Kemampuan ini baiknya dilatihkan sejak dini, karena ada beberapa hal yang musti dipahamkan terlebih dahulu oleh anak-anak.

Rezeki kita berasal dari Allah

Hal pertama yang saya pahamkan kepada anak adalah tentang rezeki kita. Bahwa rezeki tidak selalu tentang uang, rezeki bisa berupa kemudahan kita melakukan sesuatu, ataupun rezeki yang melalui tangan orang lain.

Untuk melatihkan hal ini bukan berarti kita langsung memahamkan bahwa rezeki kita berasal dari Allah. Tapi kita harus melatih terlebih dahulu konsep diri pada anak. Siapa Tuhan si anak? Bukan hal yang singkat memahamkan hal ini kepada anak. Biasanya saya menggunakan kejadian alam ataupun buku sebagai medianya. Dengan harapan anak paham dan untuk memulai memahamkan anak pada rezeki pun tidak mengalami kendala.

Kebutuhan vs Keinginan

Hal ini tidak hanya dipahamkan kepada anak, diri kita sendiri pun harus mengaca diri bahwa kebutuhan dan keinginan adalah sesuatu yang berbeda. Yang harus ditekan ego kita agar kita tidak keblabasan dalam memuaskan keinginan diri sendiri. Karena terkadang, anak pun kurang bisa memilah antara kebutuhan dan keinginan, karena orangtua beranggapan bahwa semua keinginan anak merupakan kebutuhan anak juga.

Membuat Mini Budget

Untuk anak yang sudah mengenal dan mengerti jumlah nominal uang sudah bisa diajarkan kepada anak. Tetapi untuk anak saya yang belum mengenal nominal uang, hal ini menjadi tugas saya membuat mini budget untuknya. Berapa uang sakunya? Untuk apa saja dan dihabiskan apa saja? Dan tentunya hal ini masih berkaitan dengan kebutuhan vs keinginan.

Mengelola Pendapatan berdasarkan Ketentuan yang Diyakini Keluarga Kita

Hal ini belum saya latihkan dalam game level 8 kepada anak. Karena untuk memahamkan rezeki masih menjadi proses dan membuat mini budget masih dalam bimbingan saya, orangtuanya.



Karena bagaimanapun, kemuliaanlah yang kami cari. 

Rezeki itu pasti, kemuliaanlah yang dicari

Sumber:
Materi ke-8 Bunda Sayang Institut Ibu Profesional batch 2

Menjadi Ibu Kebangaan Keluarga

Materi pekan kedua di kelas matrikulasi adalah bagaimana kita menjadi ibu profesional, ibu kebanggaan keluarga.

Di sesi ini, peserta matrikulasi kelas SJS (Semarang, Jepara, Salatiga) mulai ramai. Dari mengalirkan rasanya ketika membuat checklist profesiolisme. Terlebih harus menerapkan jurus komunikasi produktif ke pasangan dan anak. Banyak yang sudah berbagi bagaimana caranya membuat list indikator. Bahkan sudah banyak yang menerapkannya di kehidupan sehari-harinya.

Komitmen dan Konsisten
Menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menyusun checklist dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hingga nanti setelah 21 hari sudah konsisten terhadap satu perilaku tertentu akan menjadi habit.

Shallow Work
Aktivitas yang sering menghabiskan waktu kita dengan sia-sia. Terkadang kita tak sadar aktivitas itu hanya membuang energi tanpa ada hasil. Menjadikan aktivitas yang paling sering kita lakukan tiap hari dan justru mengurangi kebersamaan kita bersama keluarga.

Ibu Bekerja
Sejatinya semua ibu berkerja. Hanya saja ada yang memilih bekerja di ranah publik dan bekerja di ranah domestik. Apapun pilihan yang kita pilih, jadikan semuanya sebagai amal. Kerjakan semaksimal mungkin.

Be professional, rezeki will follow


Mengisi dengan Ilmu
Menjadi ibu kebanggaan keluarga yang senantiasa mencari ilmu. Memilah ilmu sesuai dengan kebutuhan dan prioritas ilmu yang kita pilih.

Menarik, tapi tidak tertarik

Tidak semua ilmu dapat kita terima. Memilahnya dan menjadikan kita expert di bidangnya.

Adab sebelum ilmu, ilmu sebelum amal



Kejadian di awal bulan ini yang menimpa pak guru Budi sangatlah tragis, dimana ada seorang murid yang tega menghakimi gurunya sendiri hanya lantaran karena kesal pipinya dicoret dengan cat air, hingga guru tersebut meregang nyawa. Potret tragis untuk pendidikan di Indonesia, dimana adab sudah tidak nampak lagi melekat di generasi muda Indonesia.

Adab sebelum ilmu

Seharusnya menjadi hal pertama yang wajib dipahamkan oleh anak. Bahkan sebelum anak tersebut memperoleh ilmu selanjutnya. Saat usia dini, memahamkan pentingnya adab haruslah dimulai. Bisa memulainya dengan tiga kata ajaib, maaf, terima kasih, dan tolong. Sederhana memang. Ketiga hal inilah yang menjadi pondasi anak menjadi generasi yang beradab.

Menginjak usia anak pra sekolah, anak lebih tinggi diajarkan tentang adab. Bagaimana adab menghormati orangtua dan orang yang lebih tua darinya. Karena masa ini merupakan masa dimana anak umumnya lebih banyak bersosialisasi dengan keluarga. Hingga saat anak memasuki bangku pendidikan formal, memjadi sangat penting untuk mengajarkan adab dengan ilmu, pendidik, dan adab diri sendiri ketika akan menuntut ilmu.

Mengikhlaskan Diri

1. Meluruskan niat, bersihkan niat dalam hati kita untuk menuntut suatu ilmu semata2 demi meningkatkan derajat kemuliaan hidup, maka mencari ilmu dengan cara2 yg mulia.

2. Mengosongkan kepala dengan ilmu2 yang telah kita pelajari sehingga memiliki rasa ingin tahu yang besar.

3. Fokus dan percaya diri terhadap ilmu yang sedang kita cari

4. Belajar mendengarkan dengan sepenuh hati ketika ilmu disampaikan

5. Ikhlas dengan menghilangkan dendam dan luka lama sehingga kita bisa tulus dalam ilmu demi kerahmatan semesta bukan untuk kepentingan tertentu.

Cara agar kita bisa ikhlas antara lain : 
Dengan melakukan tazkiyatun nafs dan latih terus menerus. Hilangkan semua dendam yang dirahmati Sang Maha Guru, Pemilik Ilmu.

Hati yang tidak bersih ketika menuntut ilmu bisa diibaratkan dengan orang yang mau makan, tapi tangannya kotor, maka bisa dua-duanya, langsung makan tanpa cuci tangan dengan resiko sakit perut. Atau menunda nafsu makannya dulu, untuk mencuci tangan sebentar, baru makan.
Menuntut ilmu juga sama, ketika pikiran sedang penat, sedang malas, maka lebih baik, switch terlebih dahulu ke pikiran jernih, dan semangat, baru menuntut ilmu.
Jangan sampai menuntut ilmu dijadikan pelampiasan rasa, jadinya kita tidak dapat apa-apa selain rasa yang sesaat hilang.

Bergegas dalam mencari ilmu

Bergegas dalam menuntut ilmu bisa diumpamakan menjadi yang pertama. Dalam sebuah hadist, "berlomba-lombalah dalam kebaikan"

Karena menuntut ilmu merupakan suatu kebaikan. Meskipun berlomba di sini bukan dimaksudkan dengan bersaing dengan yang lain, tetapi berlomba untuk mendapat ilmu. Dan pastikan bahwa semua kewajiban kita sudah tertunaikan dahulu, termasuk meminta ridho dari keluarga.

Menempatkan Sumber Ilmu di Tempat yang Layak

Membiarkan buku berserakan, tidak menempatkan di tempat yang layak merupakan suatu tindakan yang kurang beradab bagi sumber ilmu. Apalagi jika yang ditempatkan dengan kurang layak adalah sebuah kitab suci.

Adab menggandakan sebuah buku untuk literasi belajar antara lain dengan meminta ijin ke penerbit atau penulisnya jika hendak difotokopi atau diperbanyak dan sebaiknya buku yang kita miliki adalah yang asli meskipun bekas. Karena ada penulis buku yang hanya hidup dari royalti buku yang ditulis

Untuk penerbit yang melarang adanya memperbanyak isi buku tanpa izin tertulis, berarti penerbit/penulis tidak mengijinkan diperbanyak secara ilegal. Jika dalam buku tidak tercantum disclaimer, diharapkan untuk menanyakan ke penerbit. Bisa kontak melalui web. Karena bagaimanapun, keberkahan ilmu yang didapat tergantung dari ridha dimana ilmu itu didapat. Dan prinsip dalam melakukan pencarian ilmu itu bertujuan mendapatkan kemuliaan, maka carilah dg cara-cara yang mulia.

Tidak mempercayai berita 100%

Cara menerima informasi yang belum diketahui kebenarannya apakah itu hoax atau fakta adalah dengan menerapkan prinsip Skeptical thingking yaitu

Tidak mudah percaya 100% berita yang masuk dengan menyetting rasa tidak percaya di otak sebelum menemukan kebenarannya

Menanyakan, bukan mempertanyakan kebenaran dari sumber yang valid dengan menanyakan ke pembuat berita darimana berita tersebut bersumber dan jika berhubungan dengan lembaga sebaiknya dikroscek. Jika ternyata berita tersebut tidak benar atau hoax maka kita boleh menegur tapi bukan di hadapan umum demi menjaga kemuliaan pembawa berita

Sumber:
Materi 1 Matrikulasi IIP batch 5
Diskusi peserta matrikulasi batch 5 SJS

Anakku, Bintang Keluargaku

Anak merupakan anugerah Tuhan yang dititipkan kepada kita, orangtuanya. Selayaknya, titipan Tuhan kita harus menjaga dan mendidiknya sepenuh hati.

Setiap anak adalah unik, anak yang satu berbeda dengan anak yang lain. Bukan dengan membandingkan anak kita dengan anak yang lain, tapi bandingkanlah anak kita sekarang dengan anak kita yang dulu, apakah sudah ada perkembangan atau belum? Karena tugas kita adalah memantau dan menstimulasi perkembangan anak sesuai fitrahnya.

Sebulan ini, kami belajar tentang mencari potensi anak.

Karena semua anak adalah bintang

Karena anak saya masih berumur kurang dari 3 tahun. Saya menstimulasinya dengan checklist perkembangan anak 2-3 tahun. Meskipun sudah banyak yang terlampaui, tapi masih banyak hal yang harus kami evaluasi dan rencanakan kegiatannya.

Membuat mata anak berbinar-binar
Di setiap kegiatan kami selalu  mengamati perilaku dan binar mata anak. Memang bukan hal yang mudah melihat binar mata anak, tapi setidaknya kami tahu apa kesukaan dan minat anak

1. Punya kemampuan cerdas interpersonal
Kami melihatnya sebagai pengamatan kami selama ini. Dimana anak kami mudah bergaul dengan siapapun, punya empati kepada orang lain.

2. Berbinar-binar saat diajak memasak bersama
Memasak identik dengan kegiatan anak perempuan, tapi kenyataannya banyak chef yang berparas ganteng. Setiap mengajak adek ke dapur, rasa ingin tahunya sangat tinggi. Mulai dari bertanya bumbu dapur dan mulai menggunakan pisau dan menggoreng sosis.

3. Berbinar-binar saat menonton wayang kulit
Hal ini kami amati saat adek baru bisa berbicara. Kala itu, ayah sedang menonton wayang tengah malam, tak disangka adek ikut bangun dan ikut menonton sambil memberikan komentar. Dan sekarang kalau ada gambar ataupun acara pertunjukkan wayang kulit, matanya langsung berbinar-binar.



#aliranrasa
#level7
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Aku dan Ibu Profesional (part matrikulasi)

Bermula dari sebuah postingan seorang teman di salah satu media sosial yang paling sering saya akses. Beliau sering mengupload tugas dan terakhir mengupload sertifikat tanda lulus di kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP).

Seperti oase, karena saat itu saya sudah menyelesaikan tesis saya dan saya tidak mempunyai kegiatan apapun selain mengabdikan diri di rumah. Ada kekosongan hati dan pikiran saat tidak ada yang saya kerjakan lagi selain aktivitas rumah tangga.

Tepat di awal tahun 2017, ketika ada pengumuman pembukaan kelas matrikulasi IIP batch #3, tanpa berpikir panjang dan tanpa diskusi alot kepada suami, saya memutuskan untuk mendaftar matrikulasi IIP. Dan saat mendaftar pun, saya tidak tahu ternyata di kota saya sudah ada komunitas ibu profesional, Jepara.



Dengan tekad dan niat untuk menuntut ilmu, saya masuk ke kelas matrikulasi batch #3 SSJP (Semarang, Salatiga, Jepara, dan Pekalongan). Pertama yang saya rasakan pastinya deg-degan, apalagi ada tugas yang bernama nice homework yang harus diselesaikan tiap minggunya. Berbekal keyakinan diri akan mengerjakan tugas tepat waktu dan lulus, saya meminjam hp suami untuk keperluan mengerjakan tugas.

Karena tak ada yang tak mungkin,
Semua tergantung niat dan usaha

Banyak pelajaran yang saya ambil dari kelas matrikulasi ini:

1. Meluangkan waktu untuk hadir saat materi diberikan
Saat kelas matrikulasi dimulai memang saya tidak sesibuk yang sekarang, sehingga waktu yang saya miliki saya curahkan setiap ada materi ataupun diskusi dengan fasilitator.

2. Berperan aktif dalam kegiatan diskusi terjadwal ataupun diskusi santai dengan peserta lain
Menjadi seorang silent reader mungkin lebih cocok untuk saya, karena saya bertipe introvert yang agak kurang terasah kecerdasan interpersonalnya.
Karena dari awal sudah dijelaskan tentang adab menuntut ilmu, sedikit demi sedikit saya mencoba membuka diri, bersosialisasi, dan sekarang berperan aktif di kegiatan Ibu Profesional Jepara.

3. Publikasi bermartabaat
Materi yang diberikan di kelas matrikulasi sangatlah aplikatif, sangat bagus jika dishare kepada orang lain. Tapi karena saya sudah mempelajari adab menuntut ilmu terlebih dahulu, saya menjadi tahu batasan share artikel dan bagaimana mengolah tulisan yang tidak sepenuhnya mengutip ataupun mengcopy.

4. Apapun peranmu, kembalikan fitrahmu saat berada di rumah
Inilah yang sekarang saya rasakan. Merasakan menjadi working mom, yang kemudian saat di rumah harus memakai jabatan tertinggi sebagai kepala ibu rumah tangga membuat saya harus menyiapkan energi ekstra saat berada di dalam rumah.

#day6
#30harimenulis
#onedayonepost

Matrikulasi IIP, Tonggak Awal No Gaptek

Perkembangan teknologi yang semakin canggih terkadang membuat kita, para perempuan terlebih yang sudah mempunyai anak menjadi tertinggal. Tertinggal di sini adalah tertinggal dalam mengikuti laju perkembangan zaman karena teknologi semakin meningkat. Mulai dari yang dulunya membeli baju harus pergi ke toko atau pasar, sekarang tinggal pencet dan klik, barang sampai di rumah.

Dan sekarang metode belajar ala belajar zaman sekolah pun bisa kita dapatkan melalui aplikasi google classroom.

Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 5

Matrikulasi Institut Ibu Profesional merupakan pintu masuk menuju kelas belajar di Institut Ibu Profesional. Program ini merupakan penyetaraan ilmu sebelum melanjutkan langkah menimba ilmu di kelas selanjutnya. Kelas matrikulasi ini merupakan kelas persiapan bagi ibu dan calon ibu yang ingin bergabung di komunitas ibu profesional.

Program matrikulasi Institut Ibu Profesional dilaksanakan selama kurang lebih 10 minggu. Dengan pemberian 9 materi dan mengerjakan 9 NHW (Nice Home Work). Program ini dilaksanakan melalui pembelajaran online dan pembelajaran offline. Pembelajaran online dilaksanakan melalui whatsapp group yang sudah dibagi per wilayah komunitas ibu profesional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri.

Terdaftar ada 3.500 ibu dan calon ibu pembelajar di seluruh Indonesia dan liar negeri yang mengikuti kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional.

Metode pengumpulan nice home work di batch ini berbeda dengan batch-batch sebelumnya. Sebelumnya pengumpulan nice homework dikirimkan peserta melalui thread yang disediakan di grup facebook. Dan sekarang pengumpulan nice homework dilakukan di sebuah aplikasi atau layanan google yang bernama google classroom.



Google Classroom

Atau ruang kelas google. Merupakan suatu layanan dari google bidang pendidikan yang mengkombinasikan ruangan kelas di dunia maya, dengan sistem ada guru dan ada murid.

Fitur dalam google classroom:
1. Stream (aliran)
Media komunikasi antara peserta dengan fasilitator, yaitu materi, resume, tugas ada di sini plus bisa diskusi di sini juga
2. Teman sekelas
3. Tentang
Deskripsi kelas, daftar guru, daftar tugas, timeline (kalender)

Kelebihan:
1. Mempermudah dalam pengumpulan tugas
2. Tidak menyebabkan badai chat
3. Informasi yang dibutuhkan dapat dicari dengan mudah, karena adanya tread informasi
4. Bisa diakses menggunakan aplikasi smartphone ataupun melalui website
5. Terkoneksi langsung dengan gmail, gdrive, dan gdocs

Untuk saat ini, saya belum mengalami kendala dalam penggunaan google classroom.

#day4
#30harimenulis
#onedayonepost

Si Jago Masak

Beberapa kali adek terlihat agak tantrum dan sering terbangun tengah malam dan menjerit-jerit. Saya mencoba menerka, ada apa gerangan dengan si adek. Lalu saya teringat bahwa ketika adek sedang on, saya tidak boleh melakukan apa-apa selain menemaninya.

Fix, mulai dari memasak bahkan hingga akan beribadah pun saya sangat sulit. Hingga akhirnya saat saya hendak memasak. Saya ajak adek ke dapur. Ada yang bikin saya bangga dengannya adalah ketika saya melihat binar matanya yang selalu ingin tahu tentang bumbu dapur.

Awalnya mata hanya tertuju pada sebuah cobek yang saya letakkan di bawah. Otomatis adek meminta cobek dan kacang. Kacang versi adek adalah ketumbar. Padahal bentuk juga beda dengan kacang. Saya mencoba menjelaskan sambil memberi bau ketumbar pada adek. Selain itu, adek juga merasakan garam itu asin dan gula itu manis.


#day13
#level7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Kreatif dengan Buku

Berkreativitas dengan benda yang ada di sekitar merupakan salah satu bentuk dari kecerdasan anak. Membuat bangunan dan jalan, bermain lego, membentuk sesuatu dari pasir kinetik ataupun playdough.



Hari ini adek sedang suka-suka berkreasi dengan buku. Mungkin karena bukunya sudah tamat dibaca, adek malah membuat jalan dari buku dan membuat bangunan dari buku.


Menghargai apa yang anak lakukan akan memancing diri anak untuk lebih bisa melakukan hal yang terbaik untuk dirinya.

Terkadang apa yang dilakukan anak sangat menjengkelkan bagi kita, orangtuanya. Tetapi di balik itu semuanya kreativitasan anak mulai diuji. Sebagai orangtua baiknya kita harus mendukung, bukan mencibir, mentertawakan, atau mencemoohnya.

Menghargai segala jerih payah anak akan membawanya kepada semangat belajar yang sangat tinggi.

Yuk, temani anak, dampingi anak, dan rangkul anak-anak kita. 😁🤗😀

#day10
#level7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Story Telling

Mengembangkan imajinasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tentunya jika usia anak masih batita harus ada pendampingan dari orangtua. Mengamati dan melihat gaya belajar anak akan menjadi tambahan amunisi bagi orangtua dalam mengembangkan imajinasi anak.

Mencoba lagi untuk meminta adek mengembangkan imajinasinya. Biasanya adek suka membaca buku dengan gaya membacanya sendiri. Entah kami mudeng apa tidak mendengarkan. Dengan antusias dia akan membaca hingga akhir cerita.

Adakalanya anak suka berimajinasi sesuai dengan kemampuan visualnya. Dengan hanya obyek satu benda saja, anak yang sudah terlatih imajinasinya akan mengembangkan kata-kata menjadi panjang.

Meski belum bisa membaca, tetapi anak sudah bisa bercerita tentang apa yang dilihatnya, meski juga mereka terbatas dengan kosakata yang baru mereka kuasai.

#day9
#level7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Doa

Doa merupakan salah satu bentuk ibadah kita kepada Sang Pencipta. Mengajarkan anak tata cara beribadah dan adab berdoa bisa dilakukan sejak dini saat anak mulai tumbuh fitrah keimanannya.

Di setiap melakukan aktivitas awalnya saya selalu meminta adek untuk berdoa. Dengan sedikit rasa was-was saya saat mengajarkan doa sehari-hari karena bukan termasuk bahasa ibu.

Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu ternyata adek bisa dan hafal doanya. Dan terkadang mengajari kami dengan bacaan yang nyaris sempurna.


Memang adakalanya mengajarkan bahasa yang bukan bahasa ibu butuh kesabaran dan ketenangan, termasuk juga dalam mengaplikasikan komunikasi produktif ini. 🤗

Membaca doa bagi seorang muslim merupakan sebuah adab, sebuah penghambaan kepadaNYA, bahwa diri kita tidak bisa apa-apa tanpaNya.

Bagaimanapun memiliki anak tidak hanya yang memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional saja. Memiliki kecerdasan spiritual sangat penting bagi anak. Selain untuk menumbuhkan fitrah keimanan anak. Juga dapat menanamkan adab dan akhlak terpuji kepada anak sejak dini.

#day7
#level7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Belajar Karate

Anak umur 2 tahun paling suka dengan apa yang dilihat, yang kemudian akan bertambah rasa ingin tahunya. Tugas orangtua menemani dan berusaha ikut mencari tahu apa yang ingin anak ketahui. 😄

Seperti saat adek sedang melewati kantor kecamatan. Kebetulan di sana ada latihan karate. Spontan kami pun langsung membelokkan kendaraan kami menuju kantor kecamatan.



Terlihat adek senang sekali melihat kakak-kakak sedang latihan karate. Sambil memperhatikan adek pun dengan gayanya sendiri mengikuti gerakan kakak-kakak yang sedang latihan. Hingga saat ada instruksi untuk split, adek pun mengikutinya. Dan BISA.

Waktu kami untuk melakukan tour de talents memang terbatas. Selain karena keterbatasan jangkauan kami. Kami juga hanya menyediakan apa yang ada di lingkungan sekitar kami. Supaya anak mengerti dan paham tentang keadaan sekitarnya. Jadi, rencana tour de talents kami sangat sederhana. Sesederhana hanya keluar gang dan melihat kakak-kakak berlatih karate.

Juga saat kami sedang jalan-jalan mengendarai sepeda motor. Jika ada sesuatu yang kami anggap menarik. Kami akan berhenti dan memberikan kesempatan adek untuk mengamati. Sambil mengamati kami pun bercerita tentang apa yang dilihat. Seperti saat jalan-jalan dan melihat kandang bebek di tepi jalan. Kami turun dan mengajak adek melihat bebek serta bertanya-tanya pada penunggu kandang.

Selain kegiatan ini bermanfaat bagi adek, juga untuk menambah sedikit pengetahuan kami tentang dunia luar.


#day6
#level7
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga