Rumahku, Sekolahku

Rumah, menjadi salah satu dasar paling pokok dalam perkembangan anak. Mengasah, mengasuh, dan mengasihi anak dimulai dari rumah. Karena rumah merupakan perwujudan peradaban pertama manusia.

Sekolah pertama anak adalah rumah
Rumah menjadi tempat perkembangan dan pendidikan anak yang pertama. Mulai dari anak lahir, anak telah menjadi murid kesayangan orang tuanya. Anak akan mengalami perkembangan-perkembangan yang tentu saja ada stimulasi dari orangtuanya hingga perkembangan anak menjadi kian bertambah.

Rumah pula menjadi sarana anak mendapatkan kebutuhannya, mulai dari kebutuhan sandang dan kebutuhan pangan yang telah disediakan oleh orangtuanya. Dan nantinya anak akan belajar mandiri dalam pemenuhan kebutuhannya sendiri.

Orangtua adalah guru pertama
Apapun posisi dan peran orangtua di ranah publik, kewajiban orangtua tetaplah menjaga amanah dariNya untuk tetap mendidik dan merawat amanahNya. Meskipun orangtua sibuk di luar rumah, orangtua tetap harus mendampingi anak hingga anak memasuki usia aqil baligh (15 tahun). Sosok orangtua tidak boleh hilang sepanjang masa mendidik anak. 

Bukan tugas ibu saja dalam merawat dan mendidik anak, ayah memegang andil yang cukup besar dalam proses pendidikan anak di dalam rumah. Bagi anak perempuan, jadilah cinta pertama untuk anak perempuanmu. Untuk anak laki-laki, jadilah penguatnya.

Dalam perannya di dalam rumah, ibu memang lebih banyak perannya dibanding oleh seorang ayah.

Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya

Tetapi, tugas ayah dalam pendidikan anak pun sebenarnya lebih besar dibanding dengan peran ibu. Jika ibu adalah guru anak di dalam rumah, maka ayah adalah kepala sekolahnya. Layaknya seorang kepala sekolah, ayah harus mempunyai visi dan misi keluarga yang jelas untuk menyusun kurikulum pendidikan bagi keluarga.

Inside out, bukan outside in
Pendidikan anak bukanlah pendidikan yang menjejalkan (outside in) keinginan orangtua kepada anak. Tetapi menggali fitrah anak, sehingga anak menjadi manusia seutuhnya saat memasuki usia aqil baligh.

Menahan keinginan orangtua kepada anak agar anak menjadi apa yang dimau orangtua tanpa melihat fitrah perkembangan anak akan merusak fitrah anak sejak dini.

Sumber:
Materi Matrikulasi HeBAT

Anakku, Bintang Keluargaku

Anak merupakan anugerah Tuhan yang dititipkan kepada kita, orangtuanya. Selayaknya, titipan Tuhan kita harus menjaga dan mendidiknya sepenuh hati.

Setiap anak adalah unik, anak yang satu berbeda dengan anak yang lain. Bukan dengan membandingkan anak kita dengan anak yang lain, tapi bandingkanlah anak kita sekarang dengan anak kita yang dulu, apakah sudah ada perkembangan atau belum? Karena tugas kita adalah memantau dan menstimulasi perkembangan anak sesuai fitrahnya.

Sebulan ini, kami belajar tentang mencari potensi anak.

Karena semua anak adalah bintang

Karena anak saya masih berumur kurang dari 3 tahun. Saya menstimulasinya dengan checklist perkembangan anak 2-3 tahun. Meskipun sudah banyak yang terlampaui, tapi masih banyak hal yang harus kami evaluasi dan rencanakan kegiatannya.

Membuat mata anak berbinar-binar
Di setiap kegiatan kami selalu  mengamati perilaku dan binar mata anak. Memang bukan hal yang mudah melihat binar mata anak, tapi setidaknya kami tahu apa kesukaan dan minat anak

1. Punya kemampuan cerdas interpersonal
Kami melihatnya sebagai pengamatan kami selama ini. Dimana anak kami mudah bergaul dengan siapapun, punya empati kepada orang lain.

2. Berbinar-binar saat diajak memasak bersama
Memasak identik dengan kegiatan anak perempuan, tapi kenyataannya banyak chef yang berparas ganteng. Setiap mengajak adek ke dapur, rasa ingin tahunya sangat tinggi. Mulai dari bertanya bumbu dapur dan mulai menggunakan pisau dan menggoreng sosis.

3. Berbinar-binar saat menonton wayang kulit
Hal ini kami amati saat adek baru bisa berbicara. Kala itu, ayah sedang menonton wayang tengah malam, tak disangka adek ikut bangun dan ikut menonton sambil memberikan komentar. Dan sekarang kalau ada gambar ataupun acara pertunjukkan wayang kulit, matanya langsung berbinar-binar.



#aliranrasa
#level7
#kuliahbunsayiip
#bintangkeluarga

Surat Untuk Ayah

Pagi ini, kutuliskan semua apa yang aku rasakan. Berharap ayah di sana akan mengetahui isi hatiku. Meski hanya kutulis di sebuah diary usang pemberiannya. Ini semua akan menjadi kenangan indah buatku.

Kamis, 25 Januari 2018

Ayah, bolehkan aku berbicara padamu?
Sebenarnya ada banyak yang ingin aku ungkapkan, tapi entah mengapa lidah ini kelu, susah sekali mengungkapkannya.
Maaf ya yah, apabila aku hanya menuliskannya saja..

Meski kita tak dekat, tapi aku selalu merasakan engkau selalu dekat denganku yah. Apakah engkau merasakan seperti yang aku rasakan? Mungkin jawabannya, "lebih nak"

Ayah, aku ingin mengatakan kepadamu, meski engkau selalu sibuk dengan duniamu sendiri. Tapi aku rindu yah, rindu saat engkau mengajakku memancing bersama ataupun saat engkau menjadi kuda-kudaan dan aku menaiki punggungmu. Aku merindukannmu yah..

Ayah....
Aku merindukanmu
Di saat kini usiamu tak lagi muda. Putih ubanmu mulai menghiasi rambutmu.
Tapi aku ingin kau tahu yah,
Bahwa kaupun terlihat masih muda. Masih sama seperti apa saat kita melakukan aktivitas bersama..

Ayah...
Kau tak hanya sekedar ayah bagiku. Tak hanya pelindung, pendidik, dan pembawa nafkah bagiku.
Kau pun ibu bagiku
Pendidik, penyayang, dan segudang aktivitas lain yang lazim seorang ibu kerjakan..

Aku kini bukan lagi anak-anak yah,
Aku sudah tumbuh dewasa. Yang kelak akan menikah dan memberikanmu kebahagiaan baru datangnya seorang  cucu..

Aku akan selalu mendoakanmu yah..
اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا

Dari anakmu yang selalu merindukanmu


#tantanganRCO
#day9
#30harimenulis

Tentang Kucing

Kucing merupakan salah satu jenis hewan peliharaan manusia yang dapat ditemukan di seluruh belahan dunia. Pertama kali dijinakkan sekitar 3500 SM oleh bangsa Mesir Kuno untuk mengusir hama tikus.

Meski kucing sering dianggap sebagai vektor penyebab penyakit, tapi tak menyurutkan minat untuk memelihara kucing di seluruh dunia. Sebagimana telah dikisahkan dalam shirah Nabi Muhammad SAW, beliau pun mempunyai kucing bernama Muezza. Bahkan saat Rasulullah ingin mengambil jubah yang sedang ditiduri Muezza, Rasulullah tidak membangunkannya, tetapi memotong belahan lengan yang sedang ditiduri Muezza.

1. Kucing pun suka rumput
Kucing termasuk salah satu binatang yang berjenis karnivora ataupun binatang pemakan daging. Akan tetapi, dibalik garangnya kucing dan tajamnya gigi taring kucing. Kucing pun ternyata menyukai rerumputan. Bahkan tanaman berjenis Acalypha indica atau sering disebut suweng-suwengan diyakini sebagai jamu untuk para kucing.



2. Lidah kucing untuk membersihkan diri
Pappilae merupakan lapisan dari lidah kucing, yang saat iya menjulurkan lidahnya seperti ada benjolan-benjolan kecil. Salah satu fungsi dari kucing menjilati tubuhnya adalah untuk mmebersihkan diri dari kotoran yang menempel pada tubuh kucing. Sehingga, kalau diperhatikan lebih detail tubuh kucing sebenarnya lebih bersih dibandingkan dengan tubuh binatang lain.

3. Pupil kucing bisa membesar
Salah satu keistimewaan pupil kucing adalah bisa membesar jika berada di tempat yang kekurangan cahaya dan mengecil jika berada di tempat yang banyak cahaya. Ini karena mata kucing memiliki jaringan khusus yang dinamakan tapetum lucidum.

4. Spraying
Kebiasaan aneh yang dimiliki oleh kucing jantan adalah dengan buang air kecil sembarang dengan menyemprotkan sedikit urinnya di tempat-tempat tertentu, yang dinamakan spraying. Hal ini bertujuan untuk menandai wilayah kekuasaannya.

5. Dengkuran kucing
Kucing mendengkur memiliki banyak arti. Pertama, untuk mencari perhatian. Kedua, sarana menenangkan diri. Dan ketiga, bisa saja kucing mendengkur karena kucing tertekan dan sakit

6. Mengeong
Mengeong merupakan tanda komunikasi kucing kepada manusia ataupun sesama kucing. Mengeong kepada manusia salah satu cara kucing untuk mendapat perhatian.

7. Ekor kucing
Ekor kucing identik dengan emosi kucing. Kita dapat mengenali emosi kucing apakah sedang senang, waspada, bahkan marah hanya dengan melihat bentuk ekor kucing.

Sumber:
Buku Panduan Orang Tua Seri Dunia Binatang

Aku dan Ibu Profesional (part matrikulasi)

Bermula dari sebuah postingan seorang teman di salah satu media sosial yang paling sering saya akses. Beliau sering mengupload tugas dan terakhir mengupload sertifikat tanda lulus di kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP).

Seperti oase, karena saat itu saya sudah menyelesaikan tesis saya dan saya tidak mempunyai kegiatan apapun selain mengabdikan diri di rumah. Ada kekosongan hati dan pikiran saat tidak ada yang saya kerjakan lagi selain aktivitas rumah tangga.

Tepat di awal tahun 2017, ketika ada pengumuman pembukaan kelas matrikulasi IIP batch #3, tanpa berpikir panjang dan tanpa diskusi alot kepada suami, saya memutuskan untuk mendaftar matrikulasi IIP. Dan saat mendaftar pun, saya tidak tahu ternyata di kota saya sudah ada komunitas ibu profesional, Jepara.



Dengan tekad dan niat untuk menuntut ilmu, saya masuk ke kelas matrikulasi batch #3 SSJP (Semarang, Salatiga, Jepara, dan Pekalongan). Pertama yang saya rasakan pastinya deg-degan, apalagi ada tugas yang bernama nice homework yang harus diselesaikan tiap minggunya. Berbekal keyakinan diri akan mengerjakan tugas tepat waktu dan lulus, saya meminjam hp suami untuk keperluan mengerjakan tugas.

Karena tak ada yang tak mungkin,
Semua tergantung niat dan usaha

Banyak pelajaran yang saya ambil dari kelas matrikulasi ini:

1. Meluangkan waktu untuk hadir saat materi diberikan
Saat kelas matrikulasi dimulai memang saya tidak sesibuk yang sekarang, sehingga waktu yang saya miliki saya curahkan setiap ada materi ataupun diskusi dengan fasilitator.

2. Berperan aktif dalam kegiatan diskusi terjadwal ataupun diskusi santai dengan peserta lain
Menjadi seorang silent reader mungkin lebih cocok untuk saya, karena saya bertipe introvert yang agak kurang terasah kecerdasan interpersonalnya.
Karena dari awal sudah dijelaskan tentang adab menuntut ilmu, sedikit demi sedikit saya mencoba membuka diri, bersosialisasi, dan sekarang berperan aktif di kegiatan Ibu Profesional Jepara.

3. Publikasi bermartabaat
Materi yang diberikan di kelas matrikulasi sangatlah aplikatif, sangat bagus jika dishare kepada orang lain. Tapi karena saya sudah mempelajari adab menuntut ilmu terlebih dahulu, saya menjadi tahu batasan share artikel dan bagaimana mengolah tulisan yang tidak sepenuhnya mengutip ataupun mengcopy.

4. Apapun peranmu, kembalikan fitrahmu saat berada di rumah
Inilah yang sekarang saya rasakan. Merasakan menjadi working mom, yang kemudian saat di rumah harus memakai jabatan tertinggi sebagai kepala ibu rumah tangga membuat saya harus menyiapkan energi ekstra saat berada di dalam rumah.

#day6
#30harimenulis
#onedayonepost

Dilema Saat Waktunya Menyapih

Menyapih merupakan salah satu proses orang tua dalam hal memandirikan anak. Sebagaimana dalam firman Allah SWT

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan," 
(QS al-Baqarah [2]: 233). 

Perintah menyusui anak adalah selama dua tahun, dan setelah dua tahun anak harus disapih. Bukan perkara mudah dalam menyapih anak. Karena bonding yang sudah melekat kuat antara si anak dan sang ibu. Menyusui menjadi hal terbaper bagi ibu-ibu yang menyempurnakan penyusuannya. Bahkan, ada juga ibu yang tidak rela menyapih anaknya, hingga saat anaknya berumur 5 tahun, anak tersebut masih menyusu sang ibu.


Menyapih dengan Cinta

Bukanlah perkara yang mudah bagi seorang ibu. Dibutuhkan keikhlasan dan kerelaan seorang ibu untuk melepaskan romantisme menyusui dengan si anak.

Bukan pula menyapih anak dengan membawanya ke tempat orang pintar yang kemudian si anak dijampi-jampi agar tak mau menyusu lagi pada sang ibu. Atau mengelabui si anak dengan memberikannya paitan atau obat merah agar si anak merasa jijik dan tidak mau menyusu kembali pada sang ibu.

Beberapa tips yang saya saring dari beberapa rekan yang berhasil menyapih dengan cinta:

1. Niat
Niat untuk menyapih dengan cinta kepada anak hendaknya dimulai sejak anak baru mulai menyusui. Karena tantangan untuk tetap menyusui sangatlah banyak, mulai dari tidak adanya dukungan keluarga hingga iklan susu formula dengan bonus hadiah yang menggiurkan. Pun ketika hendak menyapih. Budaya masyarakat yang kental dengan menyapih dengan jampi-jampi orang pintar ataupun dengan mengelabui anak menjadi tantangan saat hendak menyapih anak dengan cinta. So, tetapkan niatmu untuk menyapih dengan cinta.

2. Menetapkan keikhlasan dan kerelaan kepada anak
Menyapih merupakan bonding terkuat antara anak dengan ibu. Tak jarang banyak ibu yang mengeluhkan anak tak mau disapih karena tidak adanya keikhlasan dan kerelaan dari sang ibu.

3. Sounding sejak dini
Memberikan kata-kata positif ataupun meminta anak untuk tidak menyusui harus dilakukan sejak dini, yaitu jauh sebelum anak berusia 2 tahun. Karena proses menyapih anak dengan cinta bukanlah proses yang instan. Butuh waktu bagi si anak menerima dan mengikhlaskan saat tidak menyusu pada sang ibu.

4. Tidak menyusukan saat anak tak meminta
Inilah hal yang paling sulit dilakukan oleh ibu, apalagi saat anak tantrum dan menangis. Menyusui adalah senjata terampuh untuk menenangkan anak. Sehingga saat sebenarnya anak tak ingin menyusu, tapi sang ibu memaksa untuk menyusui menjadikan anak terus menerus bergantung pada sang ibu.

5. Melatih anak tidak menyusu saat akan tidur
Menyusui sebelum anak tidur merupakan cara ampuh sang ibu agar anak cepat terlelap dan ibu bisa merampungkan pekerjaannya yang tertunda. Tapi apabila anak terus-menerus diberikan umpan menyusu akan menjadikannya tidak mandiri sebelum ia tidur. 

6. Bersabar
Sabar dalam menyapih adalah hal yang paling penting. Karena,


Menyapih merupakan suatu proses yang tak instan




#day6
#30harimenulis
#onedayonepost

Di Saat Aku Lelah Menulis

Menulis, bagiku merupakan sebuah kegiatan mengalirkan apa saja yang sedang aku rasakan tapi susah aku ungkapkan. Menulis merupakan ungkapan jiwa, dimana saat menulis ada rasa yang tak mampu diungkapkan melalui kata-kata. Menulis pula bagi saya adalah sebuah pikiran, pendapat yang tak harus berupa sesuatu yang serius, terkadang menulis pun merupakan salah satu me time yang mewaraskan pikiran saya sebagai emak.

Ada kalanya saat menulis, saya mengalami kebingungan, kehabisan tema untuk menulis, ataupun malas menulis. Padahal saya sudah mentargetkan paling tidak dalam seminggu saya produktif mengolah kata-kata menjadi tulisan. Karena tanpa menulis, maka akan mengulang kembali dari nol untuk mencapai kenikmatan menulis.



Hal-hal yang menjadi motivasi saya dalam menulis:

1. Komitmen
Komitmen saya adalah saya ingin terus menerus belajar menulis. Komitmen ini saya pegang semenjak saya ikut one day one post, yang mana saya sering mengalami rasanya putus asa dan mencoba mundur. Tapi dengan komitmen awal yang saya pegang, bahwa menulis adalah keterbutuhan, bukan sebuah pemaksaan. Aku terus berusaha menulis, meski ide mandeg ataupun rasa malas yang menghampiri. Hingga sekarang aku berada di program #30harimenulis dan menuliskan postingan ini di dalam blog.

2. Berkumpul dengan Komunitas Menulis
Berkumpul dengan orang-orang yang sevisi-misi dengan minat kita bisa menumbuh semangat kita untuk terus mengasah minat kita. Saling memberi semangat, bahkan dengan blogwalking pun kita bisa meningkatkan semangat dalam menulis.

3. Menambah Bacaan
Menambah porsi membaca dapat meningkatkan ide kita dalam menulis, mendapatkan suntikan semangat, dan merupakan me time ketika aku sudah jenuh menghadapi rutinitas sehari-hari.

4. Berlibur
Satu cara ampuh bagikj menghilangkan rasa lelah  ketika menulis adalah dengan liburan. Biasa keluargaku memilih wisata alam sebagai tujuan wisata. Selain untuk menambah jam keluarga, juga untuk menyegarkan pikiran.

#day5
#30harimenulis
#onedayonepost