Tampilkan postingan dengan label Coretanku. Tampilkan semua postingan

Life Story-nya Amelia PH

Berbicara masalah blog, ada banyak alasan orang membuat blog. Bisa karena ingin berbagi, curcol, ataupun untuk meraup rupiah. Salah satu diantara banyak blog yang sudah saya kunjungi adalah setiap blog ada kemungkinan orang untuk mengungkapkan isi hatinya, bisa dengan menulisnya secara tersurat ataupun menuliskannya secara tersirat.

Pertama kali, membuat blog Mbak Amel aku kira isi blog mbak Amel seputar kehidupan mbak Amel, yang bisa dilihat di tajuk blognya 'life story'. Tapi setelah menelusurinya lebih jauh, ternyata tak hanya ku temukan mbak Amel yang sebenarnya, tapi karya fiksi yang sederhana dan enak dibaca. Ini karena saya belum kenal mbak Amel (peace mbak, kita kenalan dulu ✌). Tahu mbak Amel pun setelah mbak Amel salah masuk kamar ke kelas non fiksi ✌ dan baru sekarang bisa ngepoin blognya.

Tampilan blog khas default blogger pun paling ku suka (karena blogku pun memakai tema bawaan dari blogger). Selain tak perlu mencari-cari tema dan menghabiskan banyak waktu untuk mengganti tema, tampilan blog seperti ini sangat ramah dibuka. Warna biru pada tema blognya mbak Amel pun setidaknya bisa kita tebak seperti apa isi blognya mbak Arin. Hanya saja karena saya bukan psikolog apalagi peramal. Jadi saya hanya bisa menyimpulkan mbak Amel ini suka ketenangan seperti birunya laut. Ini terlihat dari isi blognya yang tidak banyak menimbulkan pro dan kontra saat membaca.

Dan dari blog ini, saya baru tahu kalau ternyata mbak Amel adalah seorang pelajar yang semangat juang menulisnya sangat tinggi. Dari awal tahun ini, mbak Amel tetap produktif menulis. Meski saya tahu, tugas pelajar sangatlah berat. Dan apalagi sekarang ditambah mbak Amel ikut RCO. Paket komplit rasanya.

Semoga tetap semangat menulis ya mbak Amel. Teruslah menulis hingga nanti kau bisa memperlihatkan karya-karya yang kau tulis pada anak cucumu

Aku Ingin Jadi Penulis

Dulu, aku tak yakin akan menuliskan sesuatu yang ada di dalam pikiran dan benakku. Bagiku, menulis itu rasanya seperti terjun ke laut. Menyeramkan.
Dulu, saat pelajaran bahasa Indonesia, pelajaran ini menurutku lebih sulit dari matematika. Dimana aku tak dapat menemukan jawabannya 100% benar. Bagiku lulus ujian nasional bahasa Indonesia dengan mendapatkan nilai 7 adalah sebuah kebanggaan bagiku.

Lemahnya saya di bidang linguistik membuatku tak mempunyai nyali dalam menulis. Dalam menulis jawaban ujian di bagian esay pun aku jawab dengan singkat, padat, dan tidak bertele-tele. Membuatku merasa minder jika nantinya aku mempunyai cita-cita sebagai penulis.

Tahun demi tahun terlewati, hingga saat aku masuk bangku perkuliahan. Menulis semacam menjadi ladang pencarian uang bagiku. Mencari ide melalui proposal, hingga menuliskannya dan ternyata didanai membuatku bersemangat saat itu. Hingga kemudian saat aku dibelikan laptop, aku berazzam bahwa laptopnya nanti akan aku gunakan untuk mencari uang. Namun sayang, umur laptopku tak sepanjang yang aku harapkan.

Setahun terakhir ini, aku mencoba mengikuti tes bakat di temubakat.com hingga kemudian hasilnya adalah salah satu kelebihanku di bidang journalist. Yang mana salah satu contohnya adalah penulis. 

Baca juga: Bakatku

Ya, hingga kemudian aku memutuskan untuk menulis apa yang ada dipikiran dan apa yang aku rasa di salah satu media sosial kepunyaanku. Karena kemampuan menulisku masih rendah, aku berusaha memperbaiki setiap tulisanku. Hingga kemudian aku bertemu dengan salah satu komunitas yang keren abiss. One day one post namanya. Sempat berpikiran untuk menyerah di awal. Tapi balik lagi ke niat dan komitmen awal untuk belajar, hingga akhirnya aku bisa lulus walau dengan merangkak.

Aku yang lemah pada imajinasi dan khayalan membuatku langsung memilih tanpa memikirkan lebih dalam lagi dalam memilih kelas lanjutan. Ya, saat itu aku hanya ingin belajar nonfiksi. Karena pilihan inilah yang 'aku banget'.

Selain di ODOP, akupun mulai ikut kelas-kelas menulis lainnya. Hingga kemudian lahirlah beberapa antologi, yang di dalamnya tentunya ada karyaku.


Siapa Aku?

Aku, sebuah kata yang mungkin paling sering aku ucapkan setiap hari. 
Aku, menjadi kata yang selalu menghubungkan antara bahasa persatuan Indonesia dan bahasa ibuku.
Aku, ternyata aku baru mengenalnya setelah lahir anak pertama.

Ya, karena untuk mencari siapa aku bukanlah perkara yang mudah.

 Zaman kecil yang tanpa beban, membuatku hanya mengenali rasa senang dan sedih. Saat itu aku pun tak tahu, siapa aku yang sebenarnya?

Lanjut ke masa remaja pun, aku hanya seorang perempuan alay di zamannya. Saat ngetik sms tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan mengetik suku kata 'nya' berubah menjadi 'x'. Sungguh masa muda yang sangatlah lebay.

Di masa peralihan menuju kedewasaan pun aku masih mencari jati diriku yang sebenarnya. Aku hanya tahu nama lengkapku Alif Kiky Listiyati, yang lebih sering dipanggil Kiki dan terkadang dipanggil Alif atau Alif Kiky. Dan dari namapun sampai sekarang aku belum tahu makna di balik namaku yang sekarang.

Baru setelah aku memiliki seorang putra, aku baru tahu siapa aku yang sebenarnya.

Baca juga : Potensi Diri

Di balik semua apa yang ada dalam diriku yang sebenarnya. Aku hanyalah seorang istri dan seorang ibu yang masih tercengkeram dengan inner child yang sering membuatku tersiksa. Sebuah perjuangan berat agar aku dapat melepaskannya dan tak akan menengok lagi ke belakang. Aku dengan segala kekurangan yang bukan dengan caraku menutupi, tapi aku harus mencari kelebihan diriku.

Masih teringat dengan kata-kata seorang psikiater saat aku tes kejiwaan untuk keperluan pembuatan NIDN. Saat itu beliau bilang bahwa diriku mempunyai kelebihan dan kelebihanku tertutup dengan kekurangan yang membuatku tak bisa berjalan ke depan. Disarankan untuk konseling, tapi entah mengapa aku tak menjalankan sarannya itu. Yang ada dibenakku, aku harus melakukan perubahan diri, mengenali diri, dan menyelesaikan semua yang membelenggu diri ini. 

Dan sekarang, aku hanyalah seorang wanita yang sedang memperbaiki diri. Memulai dari mengenali aku, menggali apa potensiku, menyadari kelemahanku. Karena tak ada manusia yang sempurna, yang ada hanyalah manusia yang mau memperbaiki diri dihadapanNya.

Ikut RCO (Lagi)

Membaca dulunya menjadi me time yang paling ku suka. Tentu saja sebelum punya anak. Karena zaman masih jomblo dulu mau baca buku sekaligus pun tak ada yang mengganggu. Sekarang, lagi pegang buku aja si anak sudah minta ditemeni, kadang minta dibacain juga isi bukunya. Alhasil, buku-buku di rumah kebanyakan buku parenting yang di dalamnya banyak gambar kegiatan anak atau gambar abstrak lainnya. Karena males baca buku, tahun kemarin nyaris tak membaca buku sampai tuntas. Hingga akhirnya ku temukan RCO batch #2.

Baca dulu:  Aku dan RCO 2

Program RCO yang merupakan singkatan dari Reading Challenge ODOP ini menurutku sangat membantu meningkatkan minat baca, meski awal-awal dipaksa. Tapi sih saya yakin dari suatu perilaku suka membaca ini akan menjadi kebiasaan membaca.

Untuk memulai memang terkadang berat, tapi kalau sudah challenge dan kita terlibat di dalamnya, pasti mau tak mau kita harus komitmen dengan keputusan yang sudah kita buat.

Karena di kelas RCO ini kita bersama-sama ada semacam suntikan semangat agar kita bisa menyelesaikan tantangan per periode, tentu saja agar tak dikick oleh pije. Hehe

Kenapa ikut lagi?

Semacam ketagihan ikut RCO batch 2 lalu, meski terkadang berat dengan tantangan. Tapi karena ada i-pusnas semuanya jadi mudah. Tak perlu repot mencari buku, tinggal pinjam di i-pusnas semuanya beres.

Alasan kedua, karena saya pun ingin konsisten lagi dalam membaca. Membaca paling hanya waktu libur setelah ikut RCO#2 dan dengan ikut RCO#3 ini ingin lebih konsisten lagi dalam membaca. Tentu membaca buku, bukan membaca status orang. Upps..

Alasan ketiga, karena dengan membaca akan menambah wawasan kita. Tentu saja akan menambah pengetahuan kita dalam mengembangkan tulisan. Hehe

Mungkin, cukup sekian mengapa saya harus ikut RCO lagi. Karena RCO ini program bagus bagi yang suka baca maupun yang gak suka baca.

#tantanganRCObatch3

Tikus yang Bau

Tiko, si tikus rumah kecil yang selalu riang dan gembira berjalan menyusuri dapur rumah yang berantakan.

"Aku harap aku menemukan makanan, meski cuma tulang ikan," batin Tiko.

Di dalam dapur ternyata ia tak menemukan satu makanan pun. Mungkin karena si empunya rumah sedang mudik. Sehingga bahan makanan yang ada di dalam rumah pun kosong. Tiko melangkah menuju keluar rumah. Baru pertama kalinya ia melihat matahari langsung.

" Bau apa ini?" Celetuk si ayam jantan

" Lihat, ada tikus kecil yang berlari. Sepertinya bau ini berasal darinya," jawab si ayam betina.

Kemudian, segerombolan bebek melewati tikus.

" Bau sekali," ucap si bebek

" Hei tikus, jangan kau keluar rumah. Membuatku ingin muntah," kata si bebek

Tiko tidak memperdulikan ucapan si bebek. Ia melanjutkan pencarian makan siangnya. Tak jauh dari gerombolan bebek. Ada seekor kucing yang hendak menerkamnya.

Tiba-tiba, si kucing pun terdiam dan mundur menjauh dari tikus. Tiko lega karena tak jadi santapan siang si kucing.

" Hai tikus, kau itu bau sekali. Mending kau tak usah keluar rumah. Sembunyilah di rumah sana," usir si burung dara.

Tiko sedih, kemudian Tiko berlari menuju rumah. Perut yang semula kosong sekarang menjadi kenyang. Ia menjadi tak nafsu makan.

Hari-hari Tiko diisinya dengan kemuraman. Hingga untuk makan pun sekarang ia harus menyelinap ke almari si pemilik rumah dan kemudian mulai mengerat pakaian yang ada di almari untuk bertahan hidup.

Hidup Tiko yang sendu membuatnya semakin kurus dan karena sedikit makanan yang masuk, Tiko pun meninggal dunia.

#kelasmenulisceritaanak
#bullying

Mars : Aku dan Kita

Mars, sebuah planet di tata surya yang terkenal dengan sebutan planet merah. Jika dalam bendera Indonesia, merah difilosofikan dengan kata berani.

Di planet inilah, kami menjadi sebuah keluarga, yang selalu berani menerima tantangan one day one post. Yang terkadang bikin pusing karena kehabisan ide, dan kadang pula bikin rindu karena kebersamaan di sana.



Aku dan Mars

Di tahun inilah saya memberanikan diri untuk menjadi salah satu pije kelas pra odop. Sebuah tantangan, amanah, dan pelecut bagi saya agar senantiasa konsisten menulis. Saya yang masih belajar menulis tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk terus belajar. Apalagi banyak teman-teman baru yang selalu bersemangat dalam menorehkan idenya.

Memperoleh kesempatan ini memang tidak saya sia-siakan. Akan tetapi, saya merasa kurang amanah dalam menjalankan tugas pije. Mulai dari terbatasnya jam online saya, karena anak susah me'lampu kuning'kan saat saya sedang memegang gawai. Dan juga amanah di kelas lain yang tidak bisa saya tinggalkan, dan sekarang pun alhamdulillah kelasnya masih ramai juga meski sering saya tinggalkan.

Dari belajar bahasa Arab, puisi, hingga pantun

Tak hanya belajar menulis, kami di sini pun juga pernah kursus bahasa Arab bersama salah satu peserta. Meski saat itu, saya pun juga gak mudeng-mudeng amat tentang bahasa Arab, tapi setidaknya memgobati rasa kangen sewaktu di madrasah dulu. 😁

Puisi dan pantun pun tak luput dari hiasan chat whatsapp di grup mars ini. Hingga dibawalah pantun khas anak Mars menuju grup ODOP 5. Semuanya mastah-mastah puisi dan pantun, kecuali saya yang mendapat tantangan puisi pun hanya bisa menyelesaikan 1 puisi saja. 🙈

Dari anak sekolah, anak kuliahan, pencari jodoh, hingga emak-emak

Dari bagian Indonesia Timur sampai bagian Indonesia Barat, semua bertemu menjadi satu dalam keluarga mars. Dari anak sekolah dan anak kuliah yang sibuk dengan tugas-tugasnya pun bersemangat dalam menulis apa yang dipikirannya, menuangkan idenya, walau mungkin tugas seambrek di belakang sana sudah nelambai-lambai memanggilnya. Pun tak luput para pencari jodoh bersemangat menggoreskan apa yang dirasa dan dengan ikhtiarnya berusaha menjemput jodohnya. Para emak-emak yang dilanda kesibukan rutinnya ditambah yang sambi bekerja pun semangatnya luar biasa dalam menulis apa yang dilihat, dirasakan, dan dialaminya.

Semuanya berkumpul menjadi satu dalam satu keluarga Mars..

Ketika satu per satu peserta tersisihkan

Menjadi sangat berat saat harus meremove peserta yang selama seminggu tidak setor tulisannya sebanyak minimal 3x. Sedih, karena harus kehilangan anggota keluarga lagi. Sedih lagi, karena dari 27 peserta, kini tinggal 11 doang.

Bukan tentang persaingan yang ada di sini, tapi tentang kekeluargaan yang akan selalu mengikat kita seperti terikatnya ide kita melalui tulisan.

Terima kasih semuanya,
Semangat menulis kawan...

Duo Minions : Hatrick di Awal Tahun 2018

The minions, sebutan untuk pemain bulu tangkis yang bernama Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pasangan ganda putra bulu tangkis asal Indonesia ini, kini meroket dengan menduduki peringkat pertama dunia dan di awal tahun ini sudah mencatatkan 3 kali kemenangan berturut-turut.




Marcus Fernaldi Gideon, mulanya berpasangan dengan Markis Kido, hingga kemudian di tahun 2015 dipasangankan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo yang sampai sekarang banyak menorehkan berbagai prestasi gemilang di jagad perbulutangkisan internasional.

Meski bertubuh kecil layaknya minion, sepanjang tahun 2017, pasangan ganda putra ini berhasil menjuarai 7 superseries:
1. All England (Maret 2017)
2. India Open (April 2017)
3. Malaysia Open (April 2017)
4. Jepang Open (September 2017)
5. China Open (November 2017)
6. HongKong Open (November 2017)
7. Superseries Final Dubai (Desember 2017)

Dan di awal tahun ini, mereka berhasil melantunkan lagu Indonesia Raya di tiga pertandingan:
1. Indonesia Master 2018 (Januari 2018)
2. India Open (Februari 2018)
3. All England (Maret 2018)

Indonesia Master 2018

Mengalahkan pasangan China Li Junhui - Liu Yuchen yang memaksanya bermain tiga set dengan skor akhir 11-21, 21-10, 21-16.

India Open 2018

Inilah hatrick pertama pasangan ganda putra Indonesia di ajang India Open, setelah berhasil menjuarai di tahun 2016 dan tahun 2017. Di tahun 2018, mereka mengulang kembali dengan menjuarai ganda putra di ajang India Open 2018.

Tak perlu waktu lama untuk bisa naik ke podium, hanya dengan dua set langsung melawan pasangan ganda putra Denmark,
Kim Astrup / Anders Skaarup Rasmussen dengan skor 21-14, 21-16. 

All England 2018


Menjadi title kedua pasangan ini, setelah tahun kemarin mereka berhasil mengalahkan pasangan ganda China Li Junhui- Liu Yuchen. Di tahun ini, mereka kembali mengharumkan bangsa Indonesia dengan menjuarai All England 2018. Mengalahkan pasangan nomor dua dunia asal Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan dua set langsung, 21-18, 21-17.

#JumatKulwapODOP : Ibuku adalah Sekolah Terbaikku

Di kulwap yang ketiga ini saya tergugah sekali untuk kembali menerapkan home education untuk anak saya. Sudah lama tak melihat panduan perkembangan anak dan mempelajari kembali fitrah based education. Bagai terkena siraman air hujan di kala panas menyerang, #JumatKulwapODOP ini menjadi oase menyejukkan bagi saya yang terlalu sibuk sendiri dengan aktivitas sehari-hari.



Bersama mbak Dian Kusumawardani, seorang wanita pembelajar asala Surabaya dengan segudang aktivitas. Seorang home educator di Omah Rame, penulis, pengajar, konselor laktasi, dan manager online IP Surabaya Raya.

Home Education

Home education merupakan kewajiban kita kepada anak, dimana rumah merupakan sekolah pertama bagi anak dan ibu adalah guru pertama dan guru terbaik bagi anak. Apapun peran ibu di ranah publik, tetap ibu adalah guru bagi anaknya saat berada di rumah. Dan melalaikan tugas sebagai home educator adalah kesalahan terbesar.

Bagaimana pun home education ini berbeda dengan home schooling. Saat home education langkah pertama untuk memulainya adalah dengan tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa), menundukkan segala ego, dan menyadari bahwa anak adalah anak yang akan dipertanggungjawabkan kelak.

Dengan prinsip, iqro' dan tholabul ilmi. Dengan dasar melihat fitrah anak, kemampuan orangtua, dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Yang terpenting adalah dalam menjalankan home education ini perlu bersinergi dengan pasangan. Melakukan evaluasi bersama, dan kuncinya amati, terlibat, lihat, dengar, dan catat.

Buku Ibuku adalah Sekolah Terbaikku

Mbak Dian menyelesaikan buku "Ibuku adalah sekolah Terbaikku" ini selama 6 bulan. Wow banget...

Selain itu, mbak Dian pun termasuk dalam kontributor beberapa buku, diantaranya:
1. Jibaku Post Power Syndrom Fulltime Mom
2. 33 Kisah Me Time Perjalanan Ibu Bahagia
3. My Long Distance Relationship
4. Jurnal Ibu Pembelajar
5. Ibuku adalah Sekolah Terbaikku

Gajah dan Burung Hantu



Alkisah di sebuah hutan, tinggal sekumpulan gajah yang hidup makmur. Setiap mereka ingin makan, maka habislah seluruh rumput dan dedaunan yang ada di sekeliling mereka. Hingga hewan-hewan yang berada di sekelilingnya menjadi kelaparan.

"Aku lapar, harus kemana lagi kita sa?" Tanya jerapah kepada rusa.
"Aku pun tak tahu pah, yang pasti jangan mengikuti jejak-jejak ini. Kita akan kehabisan makanan karena didahului oleh para gajah," jawab rusa

Kabar ini pun sampai juga di telinga sang raja hutan. Sang raja hutan pun memerintahkan ajudannya, si monyet. Si monyet diperintahkan oleh raja hutan untuk memanggil kepala suku gajah. Dengan sigap, si monyet pun mengayun-ayunkan ranting pohon agar cepat bertemu dengan gerombolan gajah.

Tak berselang lama, dari kejauhan monyet dapat melihat gerombolan gajah tersebut, sambil berteriak, "gajah.."

Gajah yang berjalan paling belakang pun menoleh sambil mengisyaratkan kepada temannya sambil berteriak, "kawan, ada yang memanggil,". Dan gerombolan gajah tersebut berhenti.

Di sisi lain, sang raja hutan memanggil kakek burung hantu yang terkenal bijaksana dan pintar. Kakek burung hantu dipanggil untuk menyelesaikan permasalahan di hutan ini.

Setibanya di tempat sang raja hutan, rombongan gajah yang diwakili kepala suku gajah berdiri di sebelah kiri sang raja hutan, sedangkan kakek burung hantu berdiri di sebelah kanan sang raja hutan.

Tanya jawab yang dilakukan kakek burung hantu ke gajah sangat alot. Hingga sang gajah mulai bercerita bahwa di tempat asalnya hutan sudah habis ditebang oleh manusia. Tak ada lagi pohon dan rumput, semua rata dengan tanah, sehingga rombongan gajah harus mencari tempat mencari makan. Sedangkan zebra dan kuda nil yang berusaha mempertahankan wilayah mereka harus tersingkir dan dibawa entah kemana oleh para manusia. "Mau tidak mau, kami harus mencari tempat baru untuk mempertahankan hidup," jelas si gajah.

#KelasMenulisCeritaAnak
#KelasMCA

#JumatKulwapODOP bersama Monika Puri Oktora

Jumat, 9 Februari 2018. Untuk pertama kalinya saya mengikuti #JumatKulwapODOP yang diselenggarakan oleh #odopfor99days. Di bulan ini memang saya baru pertama kali mengikuti grup #odopfor99days yang ada di grup whatsapp, dan saya seperti mendapat kejutan ketika di minggu pertama saya berkesempatan mendapatkan ilmu menulis dan menerbitkan buku di penerbit mayor bersama mbak Monika Puri Oktora.



Seperti seorang anak yang mendapat buku baru dari orangtuanya, banyak hal yang ingin saya kulik dari mbak Monika hari ini. Bagaimana tidak? Menulis menjadi satu hal yang sangat menyenangkan bagi saya, saat menulis banyak ribuan kata yang ingin ditorehkan meski hanya bermodalkan keyboard hp. Dan goal saya mempunyai karya yang bisa dinikmati dan bermanfaat bagi banyak orang. Dan dari #jumatkulwap ini saya seperti mendapat oase kesejukan dari mbak Monika.

Mbak Monika berhasil menyita perhatian saya dengan bukunya yang berjudul "Groningen Mom's Jurnal" diterbitkan oleh Elex Media dan berhasil menjadi buku bestseller di toko buku Gramedia. Dalam kuliah whatsapp ini selain kita tahu bagaimana perjalanan mbak Monika menulis hingga menerbitkan buku, kita pun tahu bagaimana cara mbak Monika mengatasi writer's block.


Dari #JumatKulwapODOP ada beberapa kesimpulan yang saya dapatkan dari sesi tanya jawab bersama mbak Monika:

1. Jangan malas dan konsistenlah dalam menulis

Malas menulis dan membuang waktu kerap sekali kita lakukan di saat waktu luang. Pergunakan dalam menulis dan konsistenlah.
Kuncinya menulis, menulis, menulis dan membaca, membaca, membaca.

2. Motivasi dalam menerbitkan sebuah karya

Mbak Monika memaparkan bahwa motivasinya dalam menerbitkan sebuah karya adalah kelak anak-anak dan cucu-cucunya bisa tetap menikmati karyanya. Selain itu, sebagai amal jariyah yang semoga pahalanya tak akan putus.

3. Menerbitkan buku ke penerbit mayor

Memang bukan dalam waktu singkat kita bisa menerbitkan sebuah buku, apalagi menerbitkan buku ke penerbit mayor dan menjadi buku bestseller. Membutuhkan ketekunan dan perjuangan yang tidak instan. Butuh waktu dalam menulis dan butuh waktu pula dalam mencari penerbit hingga melakukan editing.

#ODOPfor99Days
#JumatKulwap
#GroningenMomsJurnal
#MonikaPuriOktora
#GiveawayGMJ

Konsisten Membaca bersama RCO

Seharusnya, membaca merupakan hal yang menyenangkan. Tak hanya untuk menambah wawasan kita, membaca juga menjadi ajang dalam melepaskan kepenatan kita selepas beraktivitas. Apalagi yang sedang dilanda rindu, setelah baca Dilan jadi bertambah rindunya. Eaaa...

Kalau bagi saya sendiri, membaca merupakan sarana saya dalam menjaga kewarasan di rumah. Biasanya saya membaca di waktu senggang, saat anak dan suami tidur. Saat itulah saya benar-benar bisa meresapi apa yang ada dalam bacaan, meski yang saya baca adalah buku non fiksi yang bahasanya berat.

Bergabung di RCO (Reading Challenge ODOP) #2

Setelah mempunyai anak, saya agak kesulitan dalam membagi waktu. Biasa saya suka membaca buku, terutama buku-buku fiksi dan buku kuliah. Tapi, sejak punya anak saya khawatir buku-buku yang saya baca akan disobek-sobek. Jadilah saya vakum membaca selama 2 tahun, itupun saya hanya baca buku untuk kelanjutan tesis saya.

Bergabung di RCO, membuat saya menemukan 'ini loh saya yang sebenarnya'. Membaca menjadi asyik karena ada motivasi dari kawan-kawan lainnya. Dan pastinya saya hampir menerapkan 90 hari membacs dengan konsisten, yang semoga akan menjadi deep habit saya ke depan.

Meski terkadang tantangan agak memberatkan buatku. Terutama tantangan membaca buku selain buku berbahasa Indonesia. Yang saat itu, saya pilih buku berbahasa Jawa. Meski saya wong jowo, saya berat sekali baca bukunya. Karena bahasa yang dipakai bahasa yang tidak saya pakai sehari-hari. Dan itu yang membuat saya agak pening, karena untuk tahu isi bacaan harus tanya suami terlebih dahulu.

Apapun tantangan yang diberikan oleh pije-pije cantik RCO, saya paling suka saat dikasih ebook gratisan. Jadi nambah lagi koleksi ebook di hape. Dan juga dari grup ini saya tahu adanya aplikasi i-pusnas, yang koleksi bukunya banyak banget dan bisa diakses dimanapun dan kapanpun, tanpa kita harus repot pergi ke perpustakaan.

Bahwa untuk menulis, kita harus memperbanyak bacaan

Apapun yang ada di RCO, saya suka. Suka dengan tantangannya, suka dengan kawan-kawannya, dan suka dengan atmosfer semangatnya.

#RCO
#tantanganRCO

Surat Untuk Ayah

Pagi ini, kutuliskan semua apa yang aku rasakan. Berharap ayah di sana akan mengetahui isi hatiku. Meski hanya kutulis di sebuah diary usang pemberiannya. Ini semua akan menjadi kenangan indah buatku.

Kamis, 25 Januari 2018

Ayah, bolehkan aku berbicara padamu?
Sebenarnya ada banyak yang ingin aku ungkapkan, tapi entah mengapa lidah ini kelu, susah sekali mengungkapkannya.
Maaf ya yah, apabila aku hanya menuliskannya saja..

Meski kita tak dekat, tapi aku selalu merasakan engkau selalu dekat denganku yah. Apakah engkau merasakan seperti yang aku rasakan? Mungkin jawabannya, "lebih nak"

Ayah, aku ingin mengatakan kepadamu, meski engkau selalu sibuk dengan duniamu sendiri. Tapi aku rindu yah, rindu saat engkau mengajakku memancing bersama ataupun saat engkau menjadi kuda-kudaan dan aku menaiki punggungmu. Aku merindukannmu yah..

Ayah....
Aku merindukanmu
Di saat kini usiamu tak lagi muda. Putih ubanmu mulai menghiasi rambutmu.
Tapi aku ingin kau tahu yah,
Bahwa kaupun terlihat masih muda. Masih sama seperti apa saat kita melakukan aktivitas bersama..

Ayah...
Kau tak hanya sekedar ayah bagiku. Tak hanya pelindung, pendidik, dan pembawa nafkah bagiku.
Kau pun ibu bagiku
Pendidik, penyayang, dan segudang aktivitas lain yang lazim seorang ibu kerjakan..

Aku kini bukan lagi anak-anak yah,
Aku sudah tumbuh dewasa. Yang kelak akan menikah dan memberikanmu kebahagiaan baru datangnya seorang  cucu..

Aku akan selalu mendoakanmu yah..
اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا

Dari anakmu yang selalu merindukanmu


#tantanganRCO
#day9
#30harimenulis

Tentang Kucing

Kucing merupakan salah satu jenis hewan peliharaan manusia yang dapat ditemukan di seluruh belahan dunia. Pertama kali dijinakkan sekitar 3500 SM oleh bangsa Mesir Kuno untuk mengusir hama tikus.

Meski kucing sering dianggap sebagai vektor penyebab penyakit, tapi tak menyurutkan minat untuk memelihara kucing di seluruh dunia. Sebagimana telah dikisahkan dalam shirah Nabi Muhammad SAW, beliau pun mempunyai kucing bernama Muezza. Bahkan saat Rasulullah ingin mengambil jubah yang sedang ditiduri Muezza, Rasulullah tidak membangunkannya, tetapi memotong belahan lengan yang sedang ditiduri Muezza.

1. Kucing pun suka rumput
Kucing termasuk salah satu binatang yang berjenis karnivora ataupun binatang pemakan daging. Akan tetapi, dibalik garangnya kucing dan tajamnya gigi taring kucing. Kucing pun ternyata menyukai rerumputan. Bahkan tanaman berjenis Acalypha indica atau sering disebut suweng-suwengan diyakini sebagai jamu untuk para kucing.



2. Lidah kucing untuk membersihkan diri
Pappilae merupakan lapisan dari lidah kucing, yang saat iya menjulurkan lidahnya seperti ada benjolan-benjolan kecil. Salah satu fungsi dari kucing menjilati tubuhnya adalah untuk mmebersihkan diri dari kotoran yang menempel pada tubuh kucing. Sehingga, kalau diperhatikan lebih detail tubuh kucing sebenarnya lebih bersih dibandingkan dengan tubuh binatang lain.

3. Pupil kucing bisa membesar
Salah satu keistimewaan pupil kucing adalah bisa membesar jika berada di tempat yang kekurangan cahaya dan mengecil jika berada di tempat yang banyak cahaya. Ini karena mata kucing memiliki jaringan khusus yang dinamakan tapetum lucidum.

4. Spraying
Kebiasaan aneh yang dimiliki oleh kucing jantan adalah dengan buang air kecil sembarang dengan menyemprotkan sedikit urinnya di tempat-tempat tertentu, yang dinamakan spraying. Hal ini bertujuan untuk menandai wilayah kekuasaannya.

5. Dengkuran kucing
Kucing mendengkur memiliki banyak arti. Pertama, untuk mencari perhatian. Kedua, sarana menenangkan diri. Dan ketiga, bisa saja kucing mendengkur karena kucing tertekan dan sakit

6. Mengeong
Mengeong merupakan tanda komunikasi kucing kepada manusia ataupun sesama kucing. Mengeong kepada manusia salah satu cara kucing untuk mendapat perhatian.

7. Ekor kucing
Ekor kucing identik dengan emosi kucing. Kita dapat mengenali emosi kucing apakah sedang senang, waspada, bahkan marah hanya dengan melihat bentuk ekor kucing.

Sumber:
Buku Panduan Orang Tua Seri Dunia Binatang

Di Saat Aku Lelah Menulis

Menulis, bagiku merupakan sebuah kegiatan mengalirkan apa saja yang sedang aku rasakan tapi susah aku ungkapkan. Menulis merupakan ungkapan jiwa, dimana saat menulis ada rasa yang tak mampu diungkapkan melalui kata-kata. Menulis pula bagi saya adalah sebuah pikiran, pendapat yang tak harus berupa sesuatu yang serius, terkadang menulis pun merupakan salah satu me time yang mewaraskan pikiran saya sebagai emak.

Ada kalanya saat menulis, saya mengalami kebingungan, kehabisan tema untuk menulis, ataupun malas menulis. Padahal saya sudah mentargetkan paling tidak dalam seminggu saya produktif mengolah kata-kata menjadi tulisan. Karena tanpa menulis, maka akan mengulang kembali dari nol untuk mencapai kenikmatan menulis.



Hal-hal yang menjadi motivasi saya dalam menulis:

1. Komitmen
Komitmen saya adalah saya ingin terus menerus belajar menulis. Komitmen ini saya pegang semenjak saya ikut one day one post, yang mana saya sering mengalami rasanya putus asa dan mencoba mundur. Tapi dengan komitmen awal yang saya pegang, bahwa menulis adalah keterbutuhan, bukan sebuah pemaksaan. Aku terus berusaha menulis, meski ide mandeg ataupun rasa malas yang menghampiri. Hingga sekarang aku berada di program #30harimenulis dan menuliskan postingan ini di dalam blog.

2. Berkumpul dengan Komunitas Menulis
Berkumpul dengan orang-orang yang sevisi-misi dengan minat kita bisa menumbuh semangat kita untuk terus mengasah minat kita. Saling memberi semangat, bahkan dengan blogwalking pun kita bisa meningkatkan semangat dalam menulis.

3. Menambah Bacaan
Menambah porsi membaca dapat meningkatkan ide kita dalam menulis, mendapatkan suntikan semangat, dan merupakan me time ketika aku sudah jenuh menghadapi rutinitas sehari-hari.

4. Berlibur
Satu cara ampuh bagikj menghilangkan rasa lelah  ketika menulis adalah dengan liburan. Biasa keluargaku memilih wisata alam sebagai tujuan wisata. Selain untuk menambah jam keluarga, juga untuk menyegarkan pikiran.

#day5
#30harimenulis
#onedayonepost

Kehidupan Wanita yang Penuh Kontroversi

Wanita lebih sering diidentikkan dengan orang yang lemah lembut dan penuh kesabaran. Dengan perasaan yang lebih sensitif dibandingkan dengan akal, terkadang membuat para wanita menjadi salah satu makhluk paling baper dibandingkan yang lain. (Hehehehe)

Apalagi saat si wanita tersebut sudah menjadi milik suaminya dan memiliki anak. Jiwa idealis seorang wanita tentu saja bisa bertahan bisa tidak. Bisa jadi karena kurangnya penguatan dari keluarga, terutama dari suami. Ataupun karena adanya penambahan ilmu yang telah diterima oleh seorang wanita yang berubah peran menjadi seorang ibu. Tentu saja, kondisi tiap wanita itu berbeda dan kewarasan seorang wanita sangatlah penting, karena wanita merupakan jantungnya rumah tangga.

1. Periksa Kehamilan di Bidan vs di Dokter Kandungan

Momen bahagia seorang wanita adalah ketika dirinya mendapatkan tanda garis dua dari sebuah testpack. Dimana akan ada makhluk mungil nan lucu tengah tumbuh bersama di rahimnya.

Pertumbuhan dan perkembangan janin bayi tentu menjadi prioritas utama seorang calon ibu yang tengah mengandung. Memilih tenaga kesehatan yang sesuai dengan kondisi keuangan keluarga dan akses mendapatkan layanan kesehatan tersebut menjadi prioritas utama seorang ibu memeriksakan kehamilannya di tenaga kesehatan. Tentu memenuhi minimal 4 kali kunjungan ke tenaga kesehatan.

Tak perlu adanya kontroversi apakah dengan memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan akan berdampak positif bagi seluruh keluarga dibanding hanya memeriksakan kandungan di bidan desa.

Tentu semua orang punya preferensi masing-masing

2. Melahirkan Normal vs Sesar

Melahirkan menjadi salah satu momen mendebarkan saat penantian sang buah hati. Persiapan kelahiran anak sudah pasti telah dipersiapkan dengan matang. Mulai dari pakaian anak hingga dekor ruangan kamar anak. Terlebih saat penantian anak pertama akan menjadi heboh.

Memilih cara melahirkan memang bukan hal mudah. Karena tidak semua wanita mempunyai riwayat kehamilan yang sehat. Adakalanya keinginan memilih proses persalinan sesuai keinginan terhambat karena kondisi ibu dan bayi yang tidak memungkinkan.

3. ASI vs Sufor

ASI merupakan cairan emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pastinya jika dibandingkan dengan susu formula. ASI jauh lebih baik.

Tapi adakalanya kondisi ibu tidak memungkinkan untuk memberikan ASI. Seperti ibu dengan HIV-AIDS. Dikhawatirkan dengan memberikan ASI akan menularkan HIV kepada sang anak.

Dan penggunaan sufor ini pun harus dengan indikasi medis. Bukan hanya untuk sekedar mengikuti tren.


4. MPASI Homemade vs MPASI Pabrikan

MPASI merupakan lanjutan dari pemberian nutrisi anak setelah lulus ASI eksklusif. Pemberian makanan dengan gizi seimbang pastinya jauh lebih baik dibanding dengan hanya memberikan makan sekedar untuk penghilang rasa lapar.

#day3
#30harimenulis
#onedayonepost

Akulah Kucing



Perkenalkan, namaku kucing dan majikanku suka memanggilku dengan sebutan "pus". Entah mengapa majikanku hingga sekarang tak pernah memberi nama khusus untukku, layaknya panggilan "Tom" seperti pada kartun 'Tom and Jerry'.

Sungguh, sebenarnya aku ingin dipanggil dengan nama yang tidak biasa seperti panggilan kucing-kucing yang lain. Tau kan, kalau majikanku memanggil 'pus', maka yang lain pun ikut menyahut ingin diberikannya ikan ataupun tulang ayam.

Saat ini, aku masih balita. Kira-kira seumuran dengan majikan kecilku. Aku suka bermain-main di luar rumah, mengejar ayam, atau sekedar berlari-lari di sekitar rumah. Tapi itu sangat membuatku bahagia dibanding ketika aku dimasukkan ke dalam kandang.

Aku selalu ingin melepaskan diri saat sudah masuk kandang. Bagiku kandang itu sempit, aku tak suka. Sering kali aku mencoba melarikan diri agar aku bisa bebas. Sebebas burung yang terbang di angkasa.

Ternyata majikanku mengerti apa yang ku mau. Aku sudah tidak lagi dimasukkan kandang dan dimasukkan ke dalam kamar mandi saat malam tiba. Aku bisa tidur dengan alas yang hangat dan empuk dengan mengambil pakaian kotor milik majikanku yang sudah ditumpuk. Aku pun bisa merasakan sejuknya mesin pendingin ruangan yang ada di kamar majikan kecilku.  Hingga saat malam tiba, aku pun terlelap dengan mimpi yang indah. Dan aku baru terbangun jika majikanku sudah bangun.

Awalnya aku memang bukan bagian dari keluarga ini. Aku diberikan oleh majikan lamaku ke majikan baruku yanh sekarang ini. Saat itu, aku masih kecil. Masih ingin menyusu kepada ibuku yang mungkin saat itu ibuku harus mengandung adik-adikku. Sedih sekali berpisah dengan ibuku. Karena bagiku ibuku adalah segalanya untukku. Tapi aku bahagia dengan keluarga baruku. Meski awalnya aku diberikan susu oleh majikanku tapi entah rasanya susu khusus untukku ini rasanya aneh bagiku. Dan hingga kini majikanku sudah tak pernah lagi memberikan susu itu kepadaku.

Di sini pun aku menemukan teman sesama kucing. Tapi entah kenapa teman baruku ini agak kurang bersahabat denganku. Mungkin karena aku dari jenis yang berbeda dengannya. Dan di situ aku merasa sedih, karena aku tak punya teman sesama kucing di sini. Aku hanya ingin berteman akrab, bermain bersama, dan berjalan-jalan bersama-sama. Tapi dia tak bersedia menjadi temanku.

Aku pun pernah dianggap hilang oleh majikanku karena aku tak pulang selama sehari. Jujur saat itu, aku bingung karena kehilangan arah. Umurku yang masih muda ini harus kembali ke rumah, tapi aku tak menemukan rumahku. Hingga saat siang hari, aku merasa bahagia karena sudah kembali ke rumah.

Kisahku memang tak banyak, karena aku masih mencari pengalaman. Tapi aku merasa bahagia ada di sini

Salam,

Kucing Kecil

#day2
#30harimenulis
#onedayonepost

Jika Kamu Adalah Seorang Wanita Multitasking


Saat seorang wanita telah beralih status dari lajang menjadi sudah menikah. Maka, tugas yang diembannya pun menjadi bertambah. Meski kewajiban saat menjadi istri tidaklah serumit kewajiban seorang laki-laki yang telah menjadi seorang suami.  Hanya saja, dalam kebudayaan di negara ini, justru pihak wanita yang lebih  banyak menanggung aktivitas kerumahtanggan dibandingkan oleh pihak laki-laki. Setelah seorang wanita beralih perab sebagai seorang ibu pun tugas rumah tangga yang diembannya menjadi semakin bertambah. Mulai dari pekerjaan rumah tangga hingga mengurus serta mendidik anak.

Di sisi lain, adanya peran wanita di ranah publik terkadang membuat waktu yang ia miliki seperti berkurang dengan cepat. Waktu yang dihabiskan di tempat kerja harus ditebus dengan mahal dengan minimnya waktu yang dimiliki saat berada di dalam rumah. Padahal saat berada di rumah, banyak pihak yang membutuhkan perhatian darinya. Apalagi jika tak ada asisten rumah tangga yang membantunya.

Multitasking, merupakan suatu upaya mengerjakan pekerjaan sekaligus. Meski istilah ini seringkali digunakan dalam ilmu perkomputeran/gadget, istilah ini seringkali diumpamakan dengan aktivitas seorang wanita yang sangat banyak, sehingga dimungkinkan untuk melakukan pekerjaan sekaligus.



Memang tak semua wanita mampu melakukan pekerjaan sekaligus, ibarat sekali merekuh dua tiga pulau terlampaui. Ada batasan-batasan yang harus disadari dan lalu bagilah tugas yang dimiliki dengan anggota keluarga lain atau delegasikan dengan yang lebih ahli. Dengan cara seperti itu, maka sedikit ada kewarasan yang masih bersisa dalam diri seorang wanita. Sehingga, kelangsungan hidup keluarga dan keharmonisannya dapat terjaga. Hingga ada sebuah nasehat,

Jika kau ingin menghancurkan sebuah keluarga, hancurkanlah dulu ibunya.

Betapa sungguh berharga peran seorang wanita dalam sebuah rumah tangga. Memang tidak semua anggota keluarga mampu membantu ataupun tak ada dana lebihan jika kita mendelegasikan pekerjaan rumah tangga kepada orang lain. Tetapi, ada cara lain untuk kita bisa bermultitasking dengan tetap menjaga kewarasan diri.

1. Kenali Kondisi Diri Sendiri
Kondisi tiap individu pasti berbeda. Ada yang masih kuat saat pekerjaan rumah tangga menumpuk. Ada yang sudah lelah fisik dan batin saat pekerjaan mulai menumpuk. Satu-satunya jalan ya tetap menyicil pekerjaan sambil tetap dijaga kewarasannya.

2. Lakukan Me Time
Seringkali kita lupa melakukan me time. Tak harus yang mengeluarkan banyak uang. Bahkan saat kita bisa melakukan multitasking antara pekerjaan rumah dan me time ala kita, pekerjaan rumah jadi lebih cepat terselesaikan. Misalnya nih, kita suka menonton tutorial memasak/make up via youtube. Daripada sambil menonton kita tidak melakukan apapun, bisa kita siasati dengan melakukan pekerjaan rumah tangga sembari menonton video di youtube. Contohnya saja, sambil menyetrika baju/melipat baju bisa digabungkan dengan acara me time kita.

3. Melakukan Multitasking dengan Aman dan Nyaman
Seringkali kita membawa gadget ataupun handphone saat memasak. Padahal sinyal yang terpancar melalui gadget atau handphone bisa menyebabkan meledaknya tabung gas elpiji. Meski kita diharuskan multitasking karena harus menjawab pesan customer, misalnya. Kita pun harus tetap berhati-hati dan tetap waspada saat menggunakan gadget ataupun handphone saat berada dekat dengan benda-benda yang memicu sebuah ledakan.

Apapun peran yang kau emban, tetaplah bersyukur maka kau akan merasa menjadi orang paling bahagia

#30harimenulis
#day1
#onedayonepost

Me Time dengan Membaca

Buku adalah jendela dunia

Sebuah ungkapan yang menunjukkan bahwa dari buku kita bisa tahu segala apa yang ada di dunia. Membaca, menjadi salah satu cara kita untuk memperoleh jendel dunia itu.

Membaca yang dulunya menjadi habit. Sehari satu buku. Menjadi kebiasaanku saat menjalani masa putih abu-abu. Tentu komitmen ini aku laksanakan saat tidak ada ujian ataupun ada ulangan harian. Karena aku harus fokus belajar. Sehingga, saat aku memaksakan diri untuk membaca buku-buku fiksi, akupun tak menikmatinya.

Akhir-akhir ini, aku sering mengabaikan minat membaca yang dulunya aku sering menghabiskan buku hingga larut malam. Karena sudah ada anak, membaca hanya sekadarnya saja. Hanya untuk mencari pengetahuan tentang perkembangan anak ataupun untuk mencari bahan presentasi saat mengajar.

Membaca adalah sebuah kenikmatan. Itulah yang aku rasakan. Belajar dari para penulis yang kemampuannya sudah tak diragukan lagi. Hingga terkadang gaya penulisan saya pun berubah.

Membaca buku-buku fiksi bagiku adalah sebuah me time. Dimana saat membaca cerita fiksi, aku ikut terbawa hanyut dalam cerita. Merasakan bagaimana  apa yang dirasakan tokoh dalam cerita. Sungguh, saya selalu berpikir para penulis dengan apik menuliskan apa yang ada di kepalanya hingga aku pun selalu hanyut dalam semua sudut tulisannya.

Bagiku, membaca santai adalah suatu me time tersendiri. Hingga aku menemukan me time dengan buku "Pelangi Musim Semi". Ini novel pertama sejak aku memutuskan lama tak baca novel. Tujuh tahun, selama tujuh tahun aku tak lagi menyentuh novel. Terlalu banyak aktivitas dan membaca bacaan non fiksi yang terkadang membuatku pening. Aku mencoba mengurangi membaca novel. Hingga saat ada event Big Bad Wolf (BBW) di Surabaya tahun ini, aku memcoba membeli novel.





Pertama kali membaca novel ini, aku tak merasa tertarik untuk melanjutkan. Seperti belum mendapat feel dari novel yang aku baca. Perlahan sambil mengatur waktu agar tak diributi anak. Aku mendapat feel membaca yang aku rindukan dulu. Me time dengan membaca. Menjadi hal yang paling menyenangkan, setelah seharian sibuk dengan aktivitas rumah tangga yang terkadang pun harus ke kampus saat ada panggilan membuat pikiranku agak keruh. Membaca novel ini serasa me time tersendiri bagiku.

Membaca novel ini, serasa makan permen nano-nano. Ada banyak rasa yang aku rasakan selama membaca novel ini. Ikut merasakan menjadi muslim di negara dengan kaum muslim minoritas. Merasakan pula bagaimana saat berada di tanah Palestina. Seakan-akan aku pun berada di Palestina yang selalu dalam kondisi waspada. Dan yang menjadi fell saya selanjutnya adalah saat menjadi istri dari suamiku, suami yang selalu berada dekat denganku. Membaca novel ini, aku merasa harus siap dengan keadaan suami apapun kondisinya, menerima setiap keputusannya. Karena bagaimanapun saat sudah berumah tangga bukan lagi berbicara kau dan aku. Tapi KITA.

Memang bukan novel pertama yang bisa menyentuhku. Novel karya Mira W. pun sangat menyentuh. Hanya saja di novel "Pelangi Musim Semi" ini, aku merasa tersentuh dengan nasib saudara muslim di Palestina, negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali. Tapi, justru mereka sedang berusaha melepaskan jerat keserakahan Israel. Membacanya serasa pedih, penganiayaan yang dialami tokoh. Bahkan saat terakhir nafasnya berhembus sangat memilukan. Dengan sukses, berhasil membuatku merinding dan merasa tubuh ini pun ikut sakit.

Semoga saudara muslim di Palestina segera mendapatkan kebebasannya.

#onedayonepost
#nonfiksi
#tantangan

Tahu Bulat Sebabkan Kebakaran SPBU


Rabu malam, 8 November 2017 dikabarkan terjadi sebuah kebakaran di SPBU Atlantis desa Sengonbugel kecamatan Mayong. Namun, hal ini ditepis oleh kapolsek Mayong, AKP Karman. Beliau mengadakan penyidikan kebenaran kabar dari dunia maya tersebut. Menurutnya, memang benar terjadi kebakaran di SPBU Atlantis Mayong, tapi hanya membakar terpal bagian atas mobil penjual tahu bulat.

Kronologisnya, mobil penjual tahu bulat sedang melakukan pengisian bahan bakar berjenis pertalite. Saat bahan bakar diisikan ke mobil, tiba-tiba api menyala membakar terpal atas mobil. Dengan sigap, petugas keamanan berhasil memadamkan api. Diduga, api berasal karena kompor yang digunakan untuk menggoreng tahu bulat masih menyala. Dengan cepat, saat bahan bakar diisikan ke mobil uapnya menyebar membakar terpal mobil.


Tentang Menulis dan ODOP

Menulis bagi saya adalah sebagai keterikatan. Dimana saat ada ilmu baru yang saya dapatkan harus segera ditulis. Karena ilmu tanpa ditulis bagai angin lalu. Terhempas dan hilang, bahkan menimbulkan bahaya.

Seringkali yang saya tulis adalah tulisan untuk melampiaskan emosi, tak memperhatikan tata kalimat, tanda baca, alir, dan aturan dalam menulis. Bahkan seringkali menggunakan kata-kata tak baku.

Mengingat pelajaran Bahasa Indonesia, yang terakhir saya dapatkan sekitar 8 tahun yang lalu. Dimana menggunakan bahasa Indonesia yang baik harus sesuai aturan, dalam hal ini Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan menggunakan kata baku, seperti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Baru mulai sekarang ini, saya kembali membuka wawasan saya tentang menulis yang baik. Bukan sekedar menulis untuk melampiaskan emosi. Harus ada kata bermakna dan saya agak kesulitan menemukan ide tulisan setiap harinya.

Dari ODOP, saya belajar kembali bagaimana aturan menulis yang baik, harus tahu kata bakunya. Dan lebih dari itu, ada materi yang belum saya dapatkan sebelumnya, terutama untuk materi fiksi. Dulu kalau diminta menulis cerita fiksi, saya lebih baik angkat tangan. Tapi alhamdulillah, sekarang malah menikmati menulis cerita fiksi.

Bagaimanapun, mempunyai ilmu untuk menulis harus sering-sering dipraktikkan.

Karena kunci menulis adalah latihan, latihan, dan latihan.